Anda di halaman 1dari 36

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

DAN KEDOKTERAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2022

LAPORAN KUNJUNGAN
INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA)
DANAU LAGUNA DI KAWASAN
PDAM KOTA TERNATE

Dian Cahyani Putri Sangadji (10119200005)


Mudrika Bakri (10119200010)
Siti Isyanti Mokodompit (10119200018)
Yudistira Putri Pertiwi (10119200021)
Julia Lorensa Latumakulita (10119200027)
LATAR BELAKANG
• Setiap tahunnya terjadi ribuan kecelakaan di tempat kerja yang menimbulkan korban jiwa, kerusakan
materi, dan gangguan produksi. Di samping itu ada lebih dari 250 kecelakaan di tempat kerja,
mengakibatkan setidaknya 160 juta pekerja menderita kerugian karena kecelakaan tersebut, dan 1,2
juta diantaranya meninggal dunia

• Sistem Manjemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) sangat penting, bukan saja untuk
mengendalikan risiko kecelakaan kerja, terlebih-lebih dikaitkan dengan kondisi perekonomian

• Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan salah satu unit usaha milik daerah, yang bergerak dalam
distribusi air bersih bagi masyarakat umum.

• Kota Ternate Maluku Utara, sumber-sumber air baku yang dimanfaatkan oleh PDAM terdiri dari 50 sumber
air tanah dan 1 sumber air permukaan. Sedangkan untuk pengolahannya, PDAM mempunyai sistem
pengolahan lengkap salah satunya pengolahan air permukaan di Kelurahan Ngade Kota Ternate Selatan.

• PDAM kota Ternate yang memiliki risiko pada bidang kesehatan dan keselamatan yaitu pada bagian
produksi, yang dalam pekerjaannya dilapangan sering berhadapan dengan bahan-bahan kimia dan
perbaikan mesin, serta pada bagian jaringan perpipaan yang bekerja dilapangan
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana mengidentifikasi risiko-risiko K3 di IPA Danau Laguna ?

Apa saja masalah kesehatan yang dapat terjadi pada pekerja IPA
Danau Laguna ?

Bagaimana Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di


IPA Danau Laguna ?

Bagaimana penerapan K3 di IPA Danau Laguna ?

Jelaskan solusi yang dapat diberikan akibat masalah kesehatan dan


risiko kecelakaan kerja di IPA Danau Laguna ?
TUJUAN

01 02 03
Mengidentifikasi risiko-risiko K3 Mengetahui masalah kesehatan Mengetahui Sistem Manajemen
di IPA Danau Laguna yang dapat terjadi pada pekerja IPA Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Danau Laguna IPA Danau Laguna

04 05
Mengetahui penerapan K3 di Memberikan solusi terhadap masalah
IPA Danau Laguna kesehatan dan risiko kecelakaan kerja di
IPA Danau Laguna
MANFAAT
Bagi Penulis

• Mengetahui permasalahan kesehatan dan risiko kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh
proses pengelolaan air bersih
• Mendapat kesempatan untuk melakukan observasi lapangan terhadap proses
pengelolaan air bersih
• Mendapat kesempatan dalam menyusunl aporan kerja praktek mengenai SMK3

Bagi Perusahaan

• Mendapatkan informasi dan solusi terhadap masalah kesehatan dan risiko kecelakaan
akibat kerja di IPA Danau Laguna

Bagi Institusi

• Menjalin Kerjasama yang baik antara Universitas Khairun dengan PDAM kota Ternate
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
• Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga
kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya
menuju masyarakat makmur dan sejahtera.

• Pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam
usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

• Pengertian sehat senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan
sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan
melainkan juga menunjukkan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan dan
pekerjaannya.
Status Kesehatan menurut Blum (1981)
Lingkungan

• Fisik (alami, buatan)


• Kimia (organik/anorganik, logam berat, debu)
• Biologik (virus, bakteri, mikroorganisme) dan
• Sosial budaya (ekonomi, pendidikan, pekerjaan)

Perilaku

• sikap, kebiasaan, tingkah laku

Pelayanan

• kesehatan berupa promotif, perawatan, pengobatan, pencegahan kecacatan, rehabilitas

Genetik
B. Potensi Bahaya dan Risiko Terhadap
Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Potensi Bahaya adalah sesuatu yang berpotensi untuk terjadinya insiden yang
berakibat pada kerugian.

Risiko adalah kombinasi dan konsekuensi suatu kejadian yang berbahaya dan peluang
terjadinya kejadian tersebut. Kondisi fisik lingkungan tempat kerja di mana para pekerja
beraktivitas sehari-hari mengandung banyak bahaya, langsung maupun tidak langsung
bagi pekerja.

Bahaya-bahaya tersebut dapat diklasifikasikan sebagai bahaya getaran, kimia,


radiasi, pencahayaan, dan kebisingan.
Bahaya faktor fisik

Bahaya faktor
kimia

Bahaya faktor
biologi

Faktor
psikologis

Ergonomi
Bahaya Faktor
Kebisingan
Fisik
Radiasi Faktor fisik adalah faktor di dalam
tempat kerja yang bersifat fisika antara
lain kebisingan, penerangan, getaran,
iklim kerja, gelombang mikro dan sinar
ultra ungu.
Kebisingan
Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau
alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran

Suara keras, berlebihan atau berkepanjangan dapat merusak jaringan saraf sensitif di telinga, menyebabkan
kehilangan pendengaran sementara atau permanen.

Suara keras, berlebihan atau berkepanjangan dapat merusak jaringan saraf sensitif di telinga, menyebabkan
kehilangan pendengaran sementara atau permanen.

Batasan pajanan terhadap kebisingan ditetapkan nilai ambang batas sebesar

85 dB selama 8 jam sehari.


Radiasi
Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk
pana, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya dari sumber radiasi.

Efek somatik

Efek genetik

efek radiasi yang


dirasakan oleh individu
yang terpapar radiasi
efek yang dirasakan
oleh keturunan dari
Gejala segera individu yang terkena
epilasi, eritema, luka Gejala Tahunan paparan radiasi.
bakar, dan penurunan Katarak dan kanker
jumlah sel darah.
Bahaya Faktor Kimia
1. Inhalasi (Menghirup)  Serat / Fiber
2. Pencernaan (menelan)  Makanan yang
terkontaminasi
3. Peneyerapan kulit  Zat yang masuk
melalui luka lecet / suntikan

Bahaya Faktor Biologi


Penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh
virus, bakteri, jamur
Bahaya Faktor Ergonomi
Prinsip ergonomi adalah mencocokan pekerjaan untuk pekerja. Ini berarti mengatur
pekerjaan dan area kerja untuk disesuaikan dengan kebutuhan pekerja, bukan
mengharapkan pekerja untuk menyesuaikan diri.

Risiko potensi bahaya ergonomi akan


meningkat :
• Dengan tugas monoton, berulang atau kecepatan tinggi;
• Dengan postur tidak netral atau canggung;
• Bila terdapat pendukung yang kurang sesuai;
• Bila kurang istirahat yang cukup.
C. Jenis Pengamatan
1. Data Profil
Instalasi pengolahan air bersih (IPA) Danau Laguna di Kelurahan Ngade memanfaatkan air danau
Laguna melalui saluran terbuka (intake) kemudian air masuk ke bak pengumpul dan dipompakan
ke instalasi pengolahan air yang berada pada elevasi 134 m dari permukaan laut.
.
Air baku diambil dari danau Laguna dengan menggunakan 1 unit saluran terbuka
dengan ukuran sebagai berikut:
• Panjang Intake = 12,72 m
• Lebar atas = 4,73 m
• Lebar bawah = 2,50 m
• Tinggi = 1,30 m

Dari data diatas, didapatkan kapasitas tampung untuk intake sebesar 41,34 m³
2. Waktu Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan di tempat Pengolahan Air Baku Permukaan di
Kelurahan Ngade pada tanggal 14 Maret 2022.

3. Beban Kerja
Total jumlah petugas 8 orang dengan jam kerja dibagi menjadi 3 shift dalam
24 jam.

4. APAR
Pemasangan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) merupakan bagian dari
sistem tanggap darurat kebakaran. PDAM perlu dilengkapi dengan
pemasangan APAR di ruangan yang mengandung risiko kebakaran.
5. Asuransi
Asuransi PDAM Kota Ternate telah bekerja sama dengan BPJS
Ketenagakerjaan dalam mendukung kesehatan pekerjanya, dan telah berjalan
dengan baik.
Program BPJS Ketenagakerjaan adalah program jaminan sosial yang diberikan
bagi pekerja. Berdasarkan Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2011 tentang Badan Penyelanggara Jaminan Sosial mengatur bahwa program
jaminan BPJS Ketenagakerjaan yaitu jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari
tua, jaminan pensiun dan jaminan kematian.
PEMBAHASAN
Masalah kesehatan yang dapat terjadi di IPA Danau Laguna yang mengakibatkan dampak risiko
jangka panjang pada kesehatan dan akan muncul apabila seseorang kontak dengan sesuatu yang
dapat menyebabkan gangguan/kerusakan bagi tubuh ketika terjadi pajanan (“exposure”) yang
berlebihan.

Potensi bahaya kesehatan yang biasa di tempat


kerja juga dapat berasal dari lingkungan kerja
antara lain:
Faktor Kimia
Faktor Fisik
Faktor Biologi
Faktor Ergonomis
Faktor Psikologi.
Faktor Kimia
Para pekerja IPA Danau Laguna berhubungan langsung dengan bahan-bahan kimia
khususnya untuk meningkatkan kualitas air sebelum akhirnya disalurkan kepada
pelanggan. Bahan kimia yang digunakan yaitu NaOCl, NaOH, Clorin, dan Citric Acid
merupakan bahan berbahaya yang dapat menyebabkan dermatitis kontak iritan, luka
bakar dan iritasi mata, bahkan sampai menyebabkan kerusakan kornea.

PDAM Kota Ternate dinilai sudah cukup baik memberikan pengetahuan kepada para
pekerja. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara para pekerja dimana mereka sudah
mengetahui dampak buruk dari paparan bahan-bahan kimia tersebut.

Sedangkan dari hasil observasi lapangan masih terdapat masalah dalam pelabelan
tabung bahan kimia yang belum sesuai dengan aturan Pedoman Nasional Tentang
Pelabelan ataupun Sistim Global Harmonisasi (GHS) dan para pekerja tidak selalu
menggunakan APD saat proses pencampuran bahan kimia yang telah disediakan oleh
perusahaan berupa wearpack, helm, sarung tangan, dan masker.
Ruangan Pembubuhan Kimia Pelabelan HCS

Proses pencampuran bahan kimia


Faktor Fisik
• Faktor fisik yang terdapat pada lingkungan kerja IPA Danau Laguna yakni getaran, bunyi
bising, listrik serta radiasi dari alat-alat panel. Kebisingan suara bersumber dari alat-alat
kerja yang digunakan. Suara keras, berlebihan atau berkepanjangan dapat merusak
jaringan saraf sensitif di telinga, menyebabkan kehilangan pendengaran sementara atau
permanen. Kebisingan yang didapatkan di lapangan yaitu bersumber dari mesin pompa
angin yang berkekuatan 8 bar

• Hal ini sering menjadi salah satu bahaya fisik utama karena batasan pajanan terhadap
kebisingan untuk pekerja sesuai dengan SK MENAKER No.099 dimana batas legal bunyi
ditempat kerja sampai 80 db apabila lebih dari 80 db maka akan menimbukan gangguan
pendengaran sehingga pekerja harus memakai pelindung telinga, sedangkan pada ruangan
IPA Danau Laguna belum pernah dilakukan pengukuran tentang ambang batas suara

Saat ini alat pelindung telinga sudah tersedia namun rendahnya kesadaran para pekerja mengenai
pentingnya penggunaaan APD untuk pencegahan guna meminimalisir terjadinya penyakit akibat
kerja menyebabkan pelaksanaan dilapangan belum baik. Beberapa pekerja mengaku setelah mereka
bekerja IPA Danau Laguna, volume suara mereka menjadi lebih keras dibanding biasanya
Mesin Pompa Angin Alat panel

Faktor fisik lainnya yaitu radiasi. Pengaruh radiasi berasal dari alat-alat panel listrik yang terdapat
diruangan monitor yang terdiri dari 3 pompa dengan tegangan listrik 400 volt (extra high voltage)
tiap pompanya. Menurut pakar, batas aman seseorang berada di dekat sumber tegangan listrik
berada pada jarak kurang lebih 3 meter dari sumber tegangan listrik selama 4 jam.

Dalam observasi lapangan di dapatkan bahwa selain menjadi ruangan monitor, ruangan tersebut
juga menjadi ruangan tempat istirahat para pekerja, hal ini dapat dibuktikan dengan terdapatnya
kasur di dalam ruangan sebanyak 2 buah dengan jarak kurang lebih 1 meter dari alat panel. Ini
dapat meningkatkan resiko terpapar radiasi dan kebakaran yang besar karena mengingat jadwal
petugas yaitu selama 8 jam per shift.
Faktor Biolgi
• Para pekerja melakuan pembersihan bak
tiap 3 bulan sekali → terpapar
microorganisme

• Observasi lapangan, para pekerja


tampak tidak menggunakan masker dan
tidak mengikuti protokol → Covid-19
Faktor Psikologi

• Kejenuhan dan stres akibat kerja yang dapat


mengurangi produktivitas kerja.
• Para pekerja terbagi dalam 4 tim, dimana 1 tim terdiri
dari 2 orang.
• Selama 24 jam terjadi pertukaran shift sebanyak 3 kali
dengan 3 tim yang berbeda.

Faktor Ergonomi

• Tidak terlalu intens dihadapi oleh pekerja pada IPA


Danau Laguna
Aspek Risiko K3
Bangunan/
No Risiko K3 Berdasarkan
Ruangan
Hasil Observasi Kebakaran yang dapat bersumber dari alat-
SMK3

yang dilakukan alat bertekanan listrik tinggi yang ada di


ruangan tersebut dan tidak tersedianya

risiko-risiko K3 IPA APAR sebagai alat pemadam api.


Kebisingan bersumber dari alat-alat kerja
Danau Laguna 1.
Ruang
yang digunakan. Beberapa pekerja
mengaku setelah mereka bekerja ditempat Fisik
monitor ini, volume suara mereka menjadi lebih
keras dibanding biasanya.
Radiasi yang di paparkan oleh alat-alat
panel di ruangan monitor yang cukup tinggi
tetapi pekerja tidak menggunakan alat
pelindungi diri dan pekerja menggunakan
ruangan tersebut sebagai tempat beristirahat.
Terkena cairan kimia berbahaya dengan
dampak yang berbe-dabeda. Contohnya
Sodium Hipoklorit (NaOCl), Larutannya
Ruang membakar kulit dan menyebabkan kerusakan
2 Pembubuhan mata, Natrium Hidroksida (NaOH) Kimia
Kimia menyebabkan iritasi atau sensasi terbakar
kulit dan kehancuran jaringan. Sensasi licin
pemutih pada kulit merupakan akibat dari
proses ini.
Risiko terpapar mikroorganisme pada saat
Bak
bekerja melakukan pembersihan bak
3. penampungan Biologi
penampungan karena tidak menggunakan
200 m3
alat pelindungi diri.
Alat-alat yang di gunakan menggeluarkan
4. Mesin suara bising terus-menerus sehingga para Fisik
pekerja terpapar kebisingan yang dapat
menyebabkan gangguan pendengaran.
Upaya Pencegahan
Pencegahan untuk mengurangi penyakit akibat kerja
dengan Penemuan dini kasus penyakit dan penilaian
status kesehatan yang dilakukan melalui:
a. Pemeriksaan kesehatan pra penempatan atau
sebelum bekerja
b. Pemeriksaan kesehatan berkala → paling
sedikit 1 (satu) kali setahun
c. Pemeriksaan kesehatan khusus, dan
d. Pemeriksaan kesehatan pra pensiun.
Upaya Pencegahan Untuk Bahaya Faktor Kimia

• Semua bahan kimia harus dianggap sebagai sumber potensi bahaya sampai
dampak bahan kimia tersebut sepenuhnya diketahui;

• Wujud bahan kimia selama proses kerja→untuk menentukan bagaimana kontak


atau masuk ke dalam tubuh dan bagaimana paparan dapat dikendalikan;

• Mengenali, menilai dan mengendalikan risiko kimia → memasang peralatan


pembuangan (exhaust) pada sumber polutan, menggunakan rotasi pekerjaan
untuk mempersingkat pajanan pekerja terhadap bahaya;

• Jenis APD yang diperlukan untuk melindungi pekerja → respirator dan sarung
tangan ;

• Mengikuti sistem komunikasi bahaya bahan kimia yang sesuai melalui lembar
data keselamatan (LDK) dan label dan bagaimana menginterpretasikan LDK
dan label tersebut.
Upaya Pencegahan Untuk Bahaya
Faktor Biologi
• Imunisasi pemberian baik vaksinasi atau
suntikan, mutlak dilakukan
• Imunisasi tersebut berupa :
• imunisasi dengan vaksin cacar terhadap
variola, dan dengan suntikan terhadap kolera
• imunisasi terhadap TBC dengan BCG
• imunisasi terhadap difteri, tetanus, batuk
• vaksinasi di era Covid-19
Upaya Pencegahan Untuk Bahaya Faktor Fisik

• Utama → Kebisingan
• Identifikasi sumber umum penyebab kebisingan
• Melakukan inspeksi tempat kerja untuk pajanan kebisingan.
• Terapkan 'rule of thumb' sederhana jika sulit untuk melakukan
percakapan
• Tentukan sumber kebisingan berdasarkan tata letak dan
identifikasi para pekerja yang mungkin terekspos kebisingan
• Identifikasi kontrol kebisingan yang ada dan evaluasi efektivitas
pengendaliannya
• Setelah tingkat kebisingan ditentukan → penggunaan earplug dan
earmuff
• Dalam kebanyakan kasus, merotasi pekerjaan juga dapat
membantu mengurangi tingkat paparan kebisingan
KESIMPULAN
• Potensi bahaya kesehatan yang biasa terjadi di tempat kerja berasal dari
lingkungan kerja antara lain faktor kimia, faktor fisik, faktor biologi, faktor
ergonomis dan faktor psikologi. Hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah
kesehatan akibat kerja di IPA Danau Laguna

• Kurangnya pengetahuan pekerja di IPA Danau Laguna mengenai Penyakit


Akibat Kerja (PAK) dan Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK) hal ini dapat
dilihat dari kurangnya kedisiplinan setiap pekerja untuk menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD)

• Para pekerja IPA Danau Laguna belum ada yang mengikuti pelatihan K3

• Banyak panel yang memiliki tegangan listrik yang tinggi tidak didukung dengan
ketersediaan fasilitas pemadam kebakaran seperti APAR
SARAN
PDAM kota Ternate sebaiknya memberikan pengertian dan kesadaran kepada para pekerja untuk selalu
mengenakan APD ditempat kerjanya, selain itu perlu pengawasan ketat dari perusahaan dalam hal
pemakaian APD ini. IPA Danau Laguna sebaiknya menjaga kesinambungan pelaksanaan MK3 yang telah ada
di perusahaan, sehingga senantiasa diperoleh tempat kerja yang aman, sehat dan nyaman.

• Melakukan pembinaan dan pelatihan K3 di pekerja IPA Danau Laguna untuk meningkatkan
kualitas pekerja

• Perlu dilakukan pemeriksaan secara berkala untuk mengetahui Penyakit Akibat Kerja (PAK)
dan Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK)

• Perlu dilakukan pengukuran ambang suara di IPA Danau Laguna untuk mencegah penyakit
akibat bising

• Perlu dilakukan pengaturan mengenai penempatan istirahat pekerja agar terpisah dari
ruang monitor

• Perlunya tinjauan kembali untuk pengadaan fasilitas pemadam kabakaran seperti APAR.
TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA
1. Kurniawidjaja. L. Meily.. Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. Jakarta: penerbit Universitas
Indonesia (UI Press) TEX Industries Semarang. (Jurnal Studi Manajemen Organisasi &Vol. 7
No. 1) . 2016
2. ILO. “Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Sarana Untuk Produktivitas)”.2013
3. Dameyanti, Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3, Jakarta: PT.
Gramedia. 2018
4. Kemenkes RI. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta. 2016
5. Nurmala, N. Nani, A. Chairul. Tinjauan Instalasi Pengolahan Air Bersih PDAM Di Danau
Ngade. Volume 07 Nomor 14 September 2017. ISSN : 2088-2076
6. Wijaya PGI, Darmada, Rusyati LMM. Edukasi dan penatalaksanaan dermatitis kontak iritan
kronis di rsup sanglah denpasar bali TAHUN2014/2015. E-JURNAL MEDIKA. Universitas
Udayana. 2016.
7. Eryani YM. Wibowo CA. Saftarina F. Faktor Risiko Terjadinya Gangguan Pendengaran Akibat
Bising. Journal: Jurnal Medula Medula Volume 7, Nomor 4, Tahun 2017.
8. Perdoski.Panduan Praktik Kllinis.2017

Anda mungkin juga menyukai