Anda di halaman 1dari 15

GASTROENTEROLOGI

DR LUSI
DISPEPSIA
• sekumpulan gejala nyeri, perasaan tidak enak pada perut bagian atas
yang menetap, atau berulang
• disertai dengan gejala lainnya seperti rasa penuh saat makan, cepat
kenyang, kembung, bersendawa, nafsu makan menurun, mual,
muntah, dan dada terasa panas,
• berlangsung sejak 3 bulan terakhir, dengan awal gejala timbul 6 bulan
sebelumnya
GEJALA
1.Perut kembung
2.Sensasi panas di dada atau heart burn, biasanya terjadi tepat setelah makan dan dapat bertahan selama
beberapa jam. Rasa nyeri ini akan bertambah ketika pasien berbaring atau membungkuk
3.Nyeri bagian ulu hati
4.Sering bersendawa, yang disebabkan oleh naiknya asam lambung, sering menyertai nyeri ulu hati
5.Sensasi panas pada perut
6.Sering merasa lapar
7.Nafsu makan menurun diakibatkan rasa panas di bagian dada dan perut, serta asam lambung naik, yang
menekan keinginan untuk makan
8.Perut mual
9.Cepat kenyang saat makan
10.Muntah
11.Keluarnya cairan dari lambung (regurgitasi)
12.Berat badan menurun
PENYEBAB
1.Peningkatan asam lambung, adanya masalah pada aliran makanan di dalam usus,
adanya perlukaan pada lambung atau yang berada pada usus halus bagian awal,
bahkan hadirnya suatu keganasan pada lambung.
2.Pada kelompok orang dengan intoleransi laktosa dalam susu ataupun produk susu
(mayoritas orang Asia) hal serupa juga akan dialami. Gejala yang sama pun akan
tampak pada seseorang yang mengalami gangguan psikologis berupa kecemasan
dan depresi.
3.Peminum alkohol, atau penikmat kopi serta pada pasien yang sedang
mengkonsumsi obat-obatan seperti aspirin, antibiotik, dan beberapa jenis obat
lainnya.
4.Peradangan pada kantung empedu (kolesistitis) atau nyeri yang berkaitan dengan
kantung empedu ataupun salurannya (nyeri bilier).
FAKTOR RESIKO
• Merokok.

• Konsumsi obat-obatan tertentu.

• Sering mengonsumsi makanan pedas dan berlemak dan minuman soda


atau berkafein.
• Makan terlalu banyak atau makan terlalu cepat

• Konsumsi makanan yang terlalu berlemak, berminyak, dan pedas.

• Konsumsi terlalu banyak kafein, alkohol, cokelat, dan minuman bersoda

• Merokok

• Rasa cemas.

• Beberapa antibiotik dan obat penghilang rasa nyeri.


DIAGNOSIS
• ANAMNESA
• PEMERIKSAAN DARAH USG ABDOMEN

KOMPLIKASI
• TIDAK ADA KOMPLIKASI SERIUS
TERAPI
• MODIFIKASI GAYA HIDUP
• SIMPTOMATIK
• ANTASID
• OBAT PENGHAMBAT PRODUKSI ASAM LAMBUNG
• OBAT ANTI ANSIETAS
GASTRITIS
• penyakit lambung yang disebabkan karena dinding lambung mengalami
peradangan/ Inflamasi pada mukosa atau submucosa gaster.
• Kondisi ini tidak berbahaya dan dapat disembuhkan dengan pengobatan
tertentu
• Pada dinding lambung atau lapisan mukosa lambung manusia terdapat
kelenjar yang menghasilkan asam lambung dan enzim pencernaan yang
bernama pepsin. Agar lapisan mukosa lambung tidak cepat rusak akibat
asam lambung, dinding lambung dilapisi oleh lendir (mukus) yang tebal.
pada gastritis, mukus tersebut sudah rusak, sehingga dinding lambung
mengalami peradangan.
GEJALA
• Nyeri dan ada sensasi panas di perut bagian ulu hati.
• Perut kembung.
• Mual.
• Muntah.
• Cegukan
• Hilang napsu makan.
• Cepat merasa kenyang saat makan.
• Buang air besar dengan tinja berwarna hitam.
• Muntah darah.
PENGOBATAN
1. Obat antibiotik. Obat ini diresepkan untuk pengidap gastritis yang disebabkan oleh infeksi bakteri,
yaitu Helicobacter pylori.
2. Obat anti-diare. Obat ini sangat membantu untuk mengatasi gejala diare yang dialami pengidap gastritis.
3. Obat antasida. Obat ini sangat cocok dikonsumsi oleh pengidap gastritis akut karena efektif meredakan gejala
nyeri ulu hati secara cepat dengan cara menetralisir lambung.
4. Obat penghambat histamin 2 (H2 blocker). Obat ini bekerja dengan cara menurunkan produksi asam di
lambung, sehingga gejala gastritis yang muncul dapat mereda secara bertahap.
5. Obat penghambat pompa proton (PPI). Sebenarnya obat ini punya fungsi yang sama dengan obat H2 blocker,
yaitu menurunkan produksi asam lambung, tapi mekanisme kerjanya berbeda.

• PERUBAHAN POLA HIDUP


KOLITIS
PANKREATITIS
DIARE

Anda mungkin juga menyukai