Anda di halaman 1dari 22

CEMARAN KIMIA LOGAM BERAT

Sumber Pencemaran logam Berat terhadap ternak


Pakan( rumput, konsentrat, biji-bijian)
Air minum
obat dalam bentuk salep
pupuk
pestisida
cat kandang
Toksisitas logam berat berpengaruh terhadap produksi
terjadinya penurunan berat badan
hambatan pertumbuhan
peka terhadap penyakit infeksi
kematian
Derajat keracunan logam berat dapat bersifat

Akut : terjadi bila ternak mengkonsumsi pakan yang mengandung logam berat yang berkadar tinggi

kronis : terjadi bila logam berat yang termakan dalam dosis rendah dikonsumsi dalam waktu yang lama dan terus menerus
Kelompok logam berat termasuk elemen mikro yang tidak mempunyai fungsi biologik sama sekali. Logam yang sangat berbahaya dan dapat menyebabkan keracunan pada makhluk hidup, yaitu :
Timbal (Pb)
Merkuri (Hg)
Arsen (As)
Kadmium (Cd)
Alumunium (Al)
Logam berat masuk kedalam tubuh manusia melalui
Sistem pencernaan (makanan yang terkontaminasi alat masak, wadah minuman/makanan kaleng) dan
Pernapasan (asap pabrik, proses industri dan buangan limbah)
Toksisitas logam pada manusia
kerusakan jaringan detoksikasi dan ekskresi (hati dan ginjal)
karsinogenik
teratogenik
 
Cd, Pb dan Hg mempunyai daya toksisitas yang hampir sama. Pada toksisitas akut organ yang menderita kerusakan adalah hati. Pada toksisitas kronis yang menderita adalah ginjal .
Kasus keracunan logam pada manusia
Plumbism
Itai-itai disease
Minamata disease
 
Timbal (Pb)
Keracunan timbal (Plumbism) terjadi sejak 2000 tahun yang lalu.
Absorpsi, distribusi dan ekskresi
Timbal masuk dalam tubuh melalui saluran pencernaan dan saluran pernapasan . Pada orang dewasa Pb yang masuk melalui saluran pencernaan akan diserap usus 5-10%, kekurangan Ca dan Zn akan menaikan absorpsi Pb sehingga
toksisitas Pb meningkat.
Timbal yang masuk melalui saluran pencernaan akan didistribusikan ke dalam jaringan melalui darah. Logam dapat terdeteksi dalam tiga jaringan utama :
dalam darah Pb terikat dalam sel darah merah dan mempunyai waktu paruh sekitar 25-30 hari.

dalam jaringan lunak (hati dan ginjal) mempunyai waktu paruh sekitar beberapa bulan)
tulang, gigi, tulang rawan, 90-95% Pb dalam tubuh terdapat dalam tulang dengan waktu paruh 30-40 tahun.
Pada manusia Pb diekskresikan melalui air seni, tinja, keringat dan air susu ibu serta didepositkan dalam rambut dan kuku.
 
Gejala khas keracunan Pb ada tiga bentuk
Gastro-enteritis
Anemia
Ensepalopati
 
 Merkuri (Hg)
Kasus keracunan Hg pada ruminansia terjadi waktu ternak diobati dengan preparat merkuri pada kasus ringworm(jamur kulit) dan merkuri digunakan sebagai fungisida.

Merkuri masuk kedalam tubuh hewan biasanya melalui saluran pernapasan dan saluran pencernaan.
Sapi yang menjilati salep, setelah 5 minggu menderita diare dan menunjukkan gejala sakit yaitu kelumpuhan bagian tubuh belakang, tremor otot, kontraksi rumen terhenti, batuk setelah minum dan akhirnya mati. Ternyata dalam ginjal mengandung Hg 28-116 ppm (normal 0,01 ppm)
 
Toksisitas merkuri tergantung pada bentuk kimianya yaitu :
1. Murni : mudah menguap, sangat beracun bila terhisap tetapi tidak beracun jika termakan. Apabila terhisap diabsorpsi seluruhnya dalam paru-paru dan didistribusi ke otak melalui darah dan menyebabkan gangguan pada system saraf pusat. Gejala keracunan uap
merkuri : pneumonia, oedema paru, tremor, salivasi
2. Anorganik : sejumlah kecil didistribusikan pada otak. Gejala yang menonjol adanya rasa sakit pada saluran pencernaan dan ginjal, keracunan melalui makanan. Dalam bentuk akut dan subakut gejalanya adalah : stomatitis, salivasi,
muntah, radang, perdarahan pada usus, anoreksia, lemah, urine mengandung gukosa, protein dan darah serta gagal ginjal.
3. Organik : yang paling toksik ialah bentuk alkyl-merkuri yaitu metal dan etil merkuri. Banyak digunakan dalam bidang pertanian mencegah tumbuhnya jamur. Alkil merkuri diserap secara sempurna pada dinding saluran pencernaan dan terikat dalam sel darah merah didistribusikan kedalam sistim saraf pusat menyebabkan kerusakan
permanen. Biasanya terakumulasi dalam hati dan ginjal. Keluar dari tubuh melalui urine dan feses dengan waktu paruh ( biological half life) 70 hari. Gejala yang timbul gangguan saraf, peka, kebutaan, koma dan kematian.
 
 

ARSEN (AS)
Arsen yang meracuni hewan biasanya dalam bentuk trivalent. Arsen biasanya terdapat dalam pengawet kayu, pestisida dan herbisida. Keracunan dapat terjadi melalui saluran pencernaan. Pada semua spesies gejala oligoria (kencing sedikit) merupakan gejala awal dari keracunan arsen. Gejala keracunan dapat akut yang
menyebabkan kematian dan kronis.
Kadmium (Cd)
Masuk ke dalam tubuh hewan melalui dua jalan yaitu saluran pencernaan dan saluran pernapasan. Pada penderita Itai-itai disease menunjukkan pada waktu Cd menempel pada dinding usus dalam konsentrasi tinggi akan merusak usus dan mengganggu transportasi Cd. Absorpsi Cd dari usus dipengaruhi oleh protein, kalsium,
besi dan seng.
Inhalasi Cd biasanya relative kecil pada hewan dan manusia kecuali perokok berat. Cd diabsorpsi dalam tubuh kemudian didistribusikan oleh darah ke berbagai jaringan seperti paru, pakreas, usus, testis, otak, limpa, jantung, otot dan jaringan lemak, terutama terakumulasi dalam hati dan ginjal sebesar 50%.
Sekali Cd tertimbun dalam jaringan biasanya sangat lambat untuk dilepas kembali, dengan waktu paruh 5-10 tahun dalam hati dan 16-33 tahun dalam ginjal.
Keracunan akut terjadi jika ternak termakan/terminum bahan yang tercemar Cd dalam dosis tinggi dengan gejala : mual, muntah, diare, kejang perut, pusing dan hipersalivasi.
 
Keracunan kronis (sedikit tetapi dalam waktu lama) terjadi di lapangan hanya pada manusia erat hubungannya dengan kualitas lingkungan yang menurun, gejala baru terlihat pada umur 50 tahun.
Hubungan antara Cd dan Ca sangat erat dengan adanya gejala itai-itai disease pada manusia. Gejala ini berhubungan dengan adanya gangguan pada tulang berupa osteomalasea, cirri khas adalah terganggunya kalsifikasi pada tulang, rasa sakit pada tulang belakang dan kerapuhan pada tulang kaki.
 
Kadmium merupakan logam penyebab toksisitas yang kronis biasanya terakumulasi di ginjal. Keracunan Cd dalam jangka waktu lama bersifat toksik terhadap paru-paru, tulang, hati dan ginjal.

Anda mungkin juga menyukai