Anda di halaman 1dari 60

MATERI INTI 1

ASPEK HUKUM & ETIKA KTP/A, TERMASUK TPPO

DIREKTORAT KESEHATAN USIA PRODUKTIF DAN LANJUT USIA

Pelatihan Pelayanan Kesehatan Bagi Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak (KtP/A)
dan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) Online
2023
TUJUAN PEMBELAJARAN

UMUM
• Setelah mengikuti materi, peserta memahami aspek hukum dan etik KtP/A termasuk TPPO.

KHUSUS
• Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu:
1. Menjelaskan aspek hukum kekerasan terhadap perempuan
2. Menjelaskan aspek hukum kekerasan terhadap anak
3. Menjelaskan aspek hukum tindak pidana perdagangan orang
4. Menjelaskan aspek etik pemberian informasi dan perlindungan saksi pada kasus KtP/A termasuk TPPO
SISTEMATIKA PENYAJIAN

• Pokok Bahasan 1. Aspek hukum kekerasan terhadap perempuan


• Pokok Bahasan 2. Aspek hukum kekerasan terhadap anak
• Pokok Bahasan 3. Aspek hukum tindak pidana perdagangan orang
• Pokok Bahasan 4. Etika pemberian informasi dan perlindungan saksi pada kasus
KtP/A termasuk TPPO
PROSES PENANGANAN PERKARA
KTP/A DI KEPOLISIAN
MEKANISME PELAPORAN KASUS KTA, KTP DAN TPPO

UPTD PPA, P
P2TP2A, 1.MEDIASI E
2.KONSELING
UPT/UPTD BID L
SOS/ LBH/LSM
A
Asessment Kebutuhan korban Y
1
PELAYANAN RS. Bhayangkara, RSUD, A
MEDIS Puskesmas, RS Swasta
1. KORBAN
PELAYANAN PsiPol, P2TP2A/UPTD PPA,
N
2. MASY 2 PSIKOLOGIS
3. TENAKES
Pengada layanan yg ditunjuk A
4. PEKSOS ADUAN/ KONSULTASI
3 PENDAMPING
UPTD PPA/P2TP2A, LPSK,
UPT/D SOS, LBM, PSIKOLOG,
N
5. PSIKOLOG LAPORAN/ UPPA/UNIT
Peksos/TKS, LBH.
6. PSIKIATER INFORMASI TPPO PELAYANAN
7. BP2MI/KEMLU 4
RMH AMAN
Dinsos, P2TP2A/UPTD PPA,
LPSK
T
PENERJEMAH
Dinsos, SLB, Lembaga Swasta
E
5 Penyandang
Disabilitas dll R
P
BHABINKAMTIBMAS Membantu pelapor/korban menentukan A
UU/Pasal yg dilanggar D
U
BUAT LP REKOMENDASI
JPU SIDIK LIDIK VISUM DI SPKT PEMBUATAN LP
5
PROSES
PENANGANAN UPTD PPA,
UPT BID
1.MEDIASI
2.KONSELING
PERKARA
SOS, LBM

1. MASYARAKAT RUJUKAN

KTP/A 2.
3.
LBM
KEMLU
KONSULTASI
UPPA/UNIT
1.RS
2.SHELTER
4. BP2MI TPPO 3.P2TP2A
5. TENAKES 4.DINSOS
5.LPSK
 KOORD UTK PENDAMPINGAN
KORBAN BUAT LP HON VISUM (VeR/
 KOORD DGN PEKSOS HON LAPSOS
 KOORD DGN BAPAS HON LITMAS
DI SPKT VeR PSIKIATRIKUM)

 PELINDUNGAN SEMENTARA

DEMI HUKUM
TIDAK
(Delik Aduan,
CUKUP
RJ, Diversi,
BUKTI
PK)

TERPENUHI UNSUR
SP3 9
(PASAL 184
UPPA BARESKRIM POLRI KUHAP)
MEKANISME PENANGANAN KASUS KTP & KTA
TINDAK PIDANA YG BERHUBUNGAN DGN P&A
 Kekerasan fisik.  Kekerasan Seksual
• Penganiayaan 1. Perkosaan
• Pembunuhan 2. Perbuatan cabul
• Aborsi 3. Persetubuhan, perbuatan cabul, & eksploitasi seksual thd Anak
• Penculikan 4. Perbuatan melanggar kesusilaan yg bertentangan dg kehendak Korban
• Melarikan perempuan/anak 5. Pornografi yg melibatkan Anak / pornografi yg scr eksplisit
• Penggunaan Tenaker PA (perburuhan) memuat kekerasan & eksploitasi seksual;
• KDRT 6. Pemaksaan pelacuran
• Perdagangan/Penyelundupan Manusia 7. TP Perdagangan Orang yg ditujukan utk eksploitasi seksual
8. Kekerasan seksual dlm lingkup rumah tangga
 Kekerasan Psikis. 9. TP Pencucian Uang yg TP asalnya merupakan TPKS; & TP lain yg dinyatakan
• Penghinaan secara tegas sebagai TPKS sbgmn diatur dlm ketentuan perUU
• Perbuatan tidak menyenangkan 10. Pelecehan Seksual Nonfisik
• Pengancaman 11. Pelecehan Fisik,
• Pornografi dan Pornoaksi 12. Pemaksaan Kontrasepsi,
• Penelantaran 13. Pemaksaan Sterilisasi,
• Penggunaan Tenaker PA (perburuhan) 14. Pemaksaan Perkawinan,
• KDRT 15. Penyiksaan Seksual,
• ITE 16. Eksploitasi Seksual,
• Penelantaran 17. Perbudakan Seksual,
• Perdagangan Org/Lundup Manusia 18. Kekerasan Seksual Berbasis Elektronik
POKOK BAHASAN 1:

ASPEK HUKUM
KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN
SUMBER HUKUM UTAMA
PENGERTIAN

• Pengertian kekerasan terhadap perempuan tercakup dalam pengertian


kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)
• Kekerasan dalam rumah tangga:

“Setiap perbuatan terhadap seseorang, terutama perempuan yang


berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual,
psikologis, dan/atau penelantaraan rumah tangga, termasuk ancaman untuk
melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara
melawan hukum dalam lingkup rumah tangga”
• Sanksi pidana berupa: pidana penjara, denda
LINGKUP RUMAH TANGGA
KEKERASAN FISIK
• Kekerasan fisik yang dapat dikenakan sanksi hukum:
KEKERASAN PSIKIS

• Kekerasan psikis adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya
kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dan/atau penderitaan psikis berat pada seseorang
• Kekerasan psikis yang dapat dikenai sanksi hukum:
KEKERASAN SEKSUAL

• Kekerasan seksual • Kekerasan seksual yang dapat dikenai sanksi hukum:


meliputi:
• Mendapat luka yang
• Pemaksaan tidak memberi harapan
hubungan seksual akan sembuh sama
yang dilakukan sekali;
terhadap orang • Mengalami gangguan
yang menetap daya pikir atau
dalam lingkup kejiwaan sekurang-
rumah tangga kurangnya selama 4
tersebut; atau (empat) minggu terus-
• Pemaksaan menerus atau 1 (satu)
hubungan seksual tahun tidak berturut-
turut;
terhadap salah
seorang dalam • Gugur atau matinya
lingkup rumah janin dalam
tangganya dengan kandungan; atau
orang lain untuk • Mengakibatkan tidak
tujuan komersial berfungsinya alat
dan/atau tujuan reproduksi.
tertentu
PENELANTARAN
DELIK ADUAN PADA KASUS KDRT

Ketika korban datang


ke tenaga kesehatan
meminta dilakukan
pengobatan apakah
termasuk “penyakit”?

Apakah menimbulkan
gangguan untuk
menjalankan mata
pencaharian atau
kegiatan sehari-hari?

Jika “YA” artinya


bukan delik aduan
SANKSI HUKUM KUHP
NO KETERANGAN PIDANA DENDA
1  Penganiayaan Biasa (Psl 351 ayat (1))  Paling lama 2 tahun 8 bulan Paling banyak Rp. 4500
 Luka berat (Psl 351 ayat (2))  Paling lama 5 thn
 Korban meninggal (Psl 351 ayat (3))  Paling lama 7 thn
2 Penganiayaan Ringan (tidak sebabkan sakit dan tdk halangi Selama-lamanya 3 bln Paling banyak Rp. 4500
pekerjaan) (Psl 352)
3  Penganiayaan yg direncanakan (Psl 353 ayat (1))  Paling lama 4 thn -
 Penganiayaan Berat (Psl 353 ayat (2))  Paling lama 7 thn
 Korban meninggal (Psl 353 ayat (3)  Paling lama 9 thn
4 Perkosaan (Psl 285) Paling lama 12 thn -
5 Bersetubuh dg wanita yang sedang pingsan atau tdk berdaya Paling lama 9 thn -
(Psl 286)

6 Dg kekerasan atau ancaman kekerasan cabul terhadap Paling lama 9 thn -


wanita (Psl 289)
7 Pembunuhan (Psl 338) Paling lama 15 thn -
8 Pembunuhan yg direncanakan (Psl 340) Hukuman mati atau penjara seumur -
hidup atau 20 thn
SANKSI HUKUM PKDRT
No Keterangan Pidana Denda No Keterangan Pidana Denda

1 Kekerasan fisik Paling lama 5 Paling Banyak 7 Kekerasan Paling lama Paling banyak
tahun Rp.15.000.000 seksual 12 tahun Rp.36.000.000

2 Luka berat Paling lama 10 Paling banyak 8 Memaksa orang Paling singkat Paling sedikit
tahun Rp.30.000.000 melakukan 4 tahun dan Rp.12.000.000
hubungan paling lama 15
dan paling
3 Korban Paling lama 15 Paling banyak seksual tahun
banyak
meninggal tahun Rp.45.000.000
Rp.300.000.000
4 Kekerasan psikis Paling lama 3 Paling banyak
tahun Rp.9.000.000 9 Luka permanen, Paling singkat Paling sedikit
gangguan jiwa, 5 tahun dan Rp.25.000.000
5 Penyakit yang Paling lama 4 Paling banyak keguguran, tidak paling lama 20 dan paling
menggangu bulan berfungsinya alat tahun banyak
Rp.5.000.000
kegiatan sehari- reproduksi Rp.500.000.000
hari 10 Menelantarkan Paling lama 3 Paling banyak
6 Kekerasan psikis Paling lama 4 Paling banyak orang lain tahun Rp.15.000.000
yang tidak bulan Rp.3.000.000
menimbulkan
penyakit
TUGAS TENAGA KESEHATAN
POKOK BAHASAN 2:

ASPEK HUKUM
KEKERASAN TERHADAP ANAK
SUMBER HUKUM

• UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, beserta perubahannya, yaitu:

o UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

o UU No. 17 tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1 Tahun

2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
Menjadi Undang-Undang

• UU No. 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (UU PKDRT)

• Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), khususnya Pasal 305-308


PENGERTIAN
LINGKUP TERKAIT PERLINDUNGAN ANAK
JENIS KEKERASAN TERHADAP ANAK

Perlakuan terhadap anak yang dapat dianggap melanggar perlindungan anak sebagaimana diatur dalam UU
Perlindungan Anak meliputi:

Kekerasan seksual,
Penculikan, penjualan,
Perlakuan Perlakuan salah dan Perlakuan meliputi persetubuhan
dan/atau perdagangan
diskriminatif penelantaran kekerasan fisik atau perbuatan cabul
anak

Penghalangan praktik Libatkan anak dalam


Pembiaran anak tanpa Eksploitasi secara
berbudaya, beragama, Perekrutan untuk penyalahgunaan,
perlindungan jiwa ekonomi dan/atau
dan/atau berbahasa kepentingan militer produksi NAPZA
seksual

Transplantasi/jual beli Aborsi dengan alasan dan tata


cara yang tidak dibenarkan
organ/jaringan tubuh peraturan perundang-undangan
anak
KEKERASAN FISIK
• Kekerasan yang mengakibatkan cedera fisik nyata ataupun potensial terhadap anak sebagai akibat dari interaksi
atau tidak adanya interaksi yang layaknya ada dalam kendali orangtua atau orang dalam hubungan posisi
tanggung jawab, kepercayaan atau kekuasaan
KEKERASAN PSIKIS
• Perbuatan terhadap anak yang mengakibatkan atau sangat mungkin akan mengakibatkan gangguan kesehatan
atau perkembangan fisik, mental, spiritual, moral dan sosial.
• Kekerasan psikis dapat berupa pembatasan gerak, sikap tindak yang meremehkan, mencemarkan,
mengkambinghitamkan, mengancam, menakut-nakuti, mendiskriminasi, mengejek atau menertawakan anak, atau
perlakuan kasar lain atau penolakan
KEKERASAN SEKSUAL
• Kekerasan seksual merupakan pelibatan anak dalam kegiatan seksual, dimana ia sendiri tidak sepenuhnya
memahami atau tidak mampu memberi persetujuan, yang ditandai dengan adanya aktivitas seksual antara anak
dengan orang dewasa atau anak lain dengan tujuan untuk memberikan kepuasan bagi orang tersebut
PENELANTARAN
• Penelantaran merupakan kegagalan dalam menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk
tumbuh kembang anak yang bukan disebabkan oleh karena keterbatasan sumber daya.
• Berdasarkan Permenkes 68/2013, jenis penelantaran dapat berupa:
SANKSI HUKUM

Sanksi hukum bagi pelaku kekerasan terhadap anak meliputi:


•Pidana penjara

•Denda

•Pemberatan hukuman, meliputi:


SANKSI HUKUM
SANKSI HUKUM

No Keterangan Pidana Denda No Keterangan Pidana Denda

1 Kekerasan fisik paling lama 3 Paling banyak 6 Penculikan, paling singkat 3 Paling banyak
tahun 6 bulan Rp 72.000.000 penjualan,dan/ atau tahun dan paling Rp 300.000.000
Perdagangan anak lama 15 tahun
2 Kekerasan fisik paling lama 5 Paling banyak
menyebabkan luka tahun Rp 100.000.000 7 Perlakuan salah paling lama 5 Paling banyak
berat dan Penelantaran tahun Rp 100.000.000
Kekerasan fisik paling lama 15 Paling Banyak anak
3
menyebabkan tahun Rp 8 Eksploitasi seksual Paling Lama 10 Paling banyak
kematian 3.000.000.000 Tahun Rp 200.000.000
4 Kekerasan seksual paling singkat 5 Paling Banyak
9 Jual beli organ paling lama 15 Paling banyak
(Persetubuhan dan tahun dan paling Rp
tubuh anak tahun Rp 300.000.000
Pencabulan) lama 15 tahun 5.000.000.000
5 Kekerasan seksual Pidana Mati, 10 pengambilan organ paling lama 10 Paling banyak
(Persetubuhan) seumur hidup tubuh tahun Rp 200.000.000
korban lbh dari 1, atau Pidana
sebabkan luka Penjara paling
berat, gangguan singkat 10 tahun
jiwa, penyakit dan paling lama
menular, 20 tahun
terganggu/hilangnya
fungsi reproduksi,
meninggal
SANKSI HUKUM

1. Semua Pelaku kekerasan Seksual (Persetubuhan dan Pencabulan) yang dapat dikenakan pidana tambahan
berupa pengumuman identitas;
2. Pelaku kekerasan Seksual (Persetubuhan dan Pencabulan) yang dapat dikenakan Tindakan berupa kebiri
kimia dan pemasangan alat pendeteksi elektronik adalah:
a. Kekerasan seksual yg dilakuk oleh orang tua, wali, keluarga, pengasuh, pendidik, aparat perlindungan anak,
pelaku berkelompok lebih dari satu orang, atau pelaku berulang/Residivis;
b. korban lbh dari 1, sebabkan luka berat, gangguan jiwa, penyakit menular, terganggu/hilangnya fungsi
reproduksi, meninggal dunia.
3. Tindakan diputuskan bersama-sama dengan pidana pokok dan dilaksanakan setelah menjalani pidana
pokok. Tindakan tersebut dikenakan untuk jangka waktu paling lama 3 tahun.
4. Pelaku Anak tidak dikenakan pidana tambahan maupun Tindakan.
SANKSI HUKUM
• Sanksi bagi anak yang berkonflik
dengan hukum (telah mencapai usia
12 (dua belas) tahun tetapi belum
berumur 18 (delapan belas) tahun
yang diduga melakukan tindak pidana)
diatur dalam Undang-undang Nomor
11 Tahun 2012 tentang Sistem
Peradilan Pidana Anak (SPPA).
• Diversi yaitu pengalihan penyelesaian
perkara Anak dari proses peradilan
pidana ke proses di luar peradilan
pidana.
• Diversi bertujuan untuk: (Ketentuan
Pelaksanaan Diversi dapat dilihat pada
UU nomor 11 tahun 2012)
TUGAS TENAGA KESEHATAN

APABILA PETUGAS KESEHATAN MENEMUKAN ADANYA DUGAAN TINDAK PIDANA KEKERASAN


TERHADAP ANAK, MAKA TENAGA KESEHATAN SESUAI DENGAN PERMENKES NO 68 TAHUN 2013
BERTUGAA UNTUK :

Memberikan Menjelaskan kepada orangtua Melakukan rujukan apabila


Memberikan konseling
pertolongan awal anak ttg keadaan anak dan diperlukan
pertama dugaan penyebabnya, serta
mendiskusikan langkah-
langkah ke depan

Melakukan pencatatan
Memastikan keselamatan Memberikan informasi
lengkap di dalam rekam
anak kepada kepolisian
medis serta siap untuk
membuat Visum et
Repertum apabila diminta
secara resmi
POKOK BAHASAN 3:

ASPEK HUKUM
TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG
SUMBER HUKUM
PENGERTIAN

• Perdagangan orang adalah tindakan:


MODUS OPERANDI TPPO

1. Pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman KEGIATAN LAIN YANG MENDUKUNG
kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, TERJADINYA
penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan
kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau TPPO, misal:
memberi bayaran atau manfaat walaupun memperoleh •Menggerakkan orang lain supaya melakukan TPPO
persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang
lain, untuk tujuan mengeksploitasi orang tersebut •Membantu atau melakukan percobaan untuk melakukan
TPPO
2. Kegiatan memasukkan orang ke wilayah Indonesia dengan
maksud untuk dieksploitasi di wilayah Indonesia atau •Merencanakan atau melakukan permufakatan jahat untuk
dieksploitasi di negara lain melakukan TPPO

3. Kegiatan membawa warga negara Indonesia ke luar •Menggunakan atau memanfaatkan korban TPPO dengan cara
wilayah Indonesia dengan maksud untuk dieksploitasi di melakukan persetubuhan atau perbuatan cabul lainnya dengan
luar wilayah Indonesia korban, mempekerjakan korban untuk meneruskan praktik
eksploitasi, atau mengambil keuntungan dari hasil TPPO
4. Pengangkatan anak dengan menjanjikan sesuatu atau
•Memberikan atau memasukkan keterangan palsu pada
memberikan sesuatu dengan maksud untuk dieksploitasi
dokumen negara atau dokumen lain atau memalsukan
5. Pengiriman anak ke dalam atau ke luar negeri dengan cara dokumen negara atau dokumen lain, untuk mempermudah
apapun yang mengakibatkan anak tersebut tereksploitasi terjadinya TPPO
SANKSI HUKUM

Sanksi pemberatan hukuman dapat


dikenakan pada kasus:
• TPPO yang mengakibatkan korban menderita
luka berat, gangguan jiwa berat, penyakit
menular lainnya yang membahayakan jiwanya,
kehamilan, atau terganggu atau hilangnya
fungsi reproduksinya.
• TPPO yang mengakibatkan kematian korban
• Penyelenggara negara yang
menyalahgunakan kekuasaan yang
PERAN TENAGA KESEHATAN mengakibatkan terjadinya TPPO
UU TPPO mewajibkan petugas kesehatan untuk: • TPPO yang dilakukan oleh korporasi
• Memberikan rehabilitasi kesehatan • TPPO yang dilakukan oleh kelompok
• Memberikan pertolongan pertama paling lambat terorganisasi
7 (tujuh) hari setelah permohonan diajukan • TPPO yang dilakukan terhadap anak
POKOK BAHASAN

ASPEK HUKUM
TINDAK PIDANA KEKERASAN
SEKSUAL
SUMBER HUKUM

1. UU NO 12 TAHUN 2022 TTG TINDAK PIDANA KEKERASAN SEKSUAL

2. UU NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK, BESERTA PERUBAHANNYA, YAITU:

o UU NO. 35 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UU NO. 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN
ANAK

o UU NO. 17 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-


UNDANG NO. 1 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN
2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK MENJADI UNDANG-UNDANG

3. UU NO. 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (UU PKDRT)

4. KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP) PASAL 285, PASAL 286, PSL 289

5. UU PORNOGRAFI
PENGERTIAN DAN JENIS TPKS
TPKS adalah segala perbuatan yang memenuhi unsur tindak pidana sebagaimana diatur dalam UU TPKS
& perbuatan kekerasan seksual lainnya sebagaimana diatur dalam UU ditentukan dalam Undang-Undang ini

9 JENIS TPKS : YANG TERMASUK TPKS LAINNYA:


1.Pelecehan Seksual Nonfisik 1.Pemerkosaan
2.Pelecehan Fisik, 2.Perbuatan cabul
3.Pemaksaan Kontrasepsi, 3.Persetubuhan, perbuatan cabul, & eksploitasi seksual thd
4.Pemaksaan Sterilisasi, Anak
5.Pemaksaan Perkawinan, 4.Perbuatan melanggar kesusilaan yg bertentangan dg
kehendak Korban
6.Penyiksaan Seksual,
5.Pornografi yg melibatkan Anak / pornografi yg scr
7.Eksploitasi Seksual,
eksplisit memuat kekerasan & eksploitasi seksual;
8.Perbudakan Seksual, 6.Pemaksaan pelacuran
9.Kekerasan Seksual Berbasis Elektronik 7.TP Perdagangan Orang yg ditujukan utk eksploitasi
Setiap Orang yang dengan sengaja mencegah, merintangi, seksual
atau menggagalkan secara langsung atau tidak langsung 8.Kekerasan seksual dlm lingkup rumah tangga
penyidikan, penontutan, dan/atau pemeriksaan di sidang 9.TP Pencucian Uang yg TP asalnya merupakan TPKS; &
pengadilan terhadap tersangka, terdakwa, atau Saksi dalam 10.TP lain yg dinyatakan secara tegas sebagai TPKS sbgmn
perkara TPKS, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 diatur dlm ketentuan perUU
(lima) tahun
SANKSI HUKUM TPKS
JENIS TPKS PASAL PENJARA DENDA
Melakukan perbuatan seksual secara nonfisik yang ditujukan terhadap tubuh, keinginan seksual, dan/atau organ reproduksi Pasal 5 9 bulan Rp. 10.000.000,-
dengan maksud merendahkan harkat dan martabat seseorng berdasarkan seksualitas dan/atau kesusilaannya, dipidana
karena PELECEHAN SEKSUAL NONFISIK (mrp delik aduan, kecuali utk korban Penyandang Disabilitas)

PELECEHAN SEKSUAL FISIK Pasal 6


a.Melakukan perbuatan seksual secara ftsik yang ditujukan terhadap tubuh, keinginan seksual, dan/atau organ reproduksi 4 Tahun Rp. 50.000.000,-
dengan maksud merendahkan harkat dan martabat seseorang berdasarkan seksualitas dan/atau
kesusilaannya yang tidak termasuk dalam ketentuan pidana lain yang lebih berat;
b.Melakukan perbuatan seksual secara fisik yarg ditujukan terhadap tubuh, keinginan seksual, dan/atau organ 12 Tahun Rp. 300.000.000,-
reproduksi dengan maksud menempatkan seseorang di bawah kekuasaannya secara melawan hukum, baik di dalam maupun
di luar perkawinan;
c.Menyalahgunakan kedudukan, wewenang, kepercayaan, atau perbawa yang timbul dari tipu muslihat atau 12 Tahun Rp. 300.000.000,-
hubungan keadaan atau memanfaatkan kerentanan, ketidaksetaraan atau ketergantungan seseorang, memaksa atau dengan
penyesatan menggerakkan orang itu untuk melakukan atau membiarkan dilakukan persetubuhan atau perbuatan cabul
dengannya atau dengan orang lain.
Melakukan perbuatan memaksa orang lain menggunakan alat kontrasepsi dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, Pasal 8 5 Tahun Rp. 50.000.000,-
penyalahgunaan kekuasaan, penyesatan, penipuan, membuat atau memanfaatkan kondisi tidak berdaya yang dapat membuat
kehilangan fungsi reproduksinya untuk sementara waktu, dipidana karena PEMAKSAAN KONTRASEPSI

Melakukan perbuatan memaksa orang lain menggunakan alat kontrasepsi dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, Pasal 9 9 Tahun Rp. 200.000.000,-
penyalahgunaan kekuasaan, penyesatan, penipuan, membuat atau memanfaatkan kondisi tidak berdaya yang dapat membuat
kehilangan fungsi reproduksinya secara tetap, dipidana karena PEMAKSAAN STERILISASI

Secara melawan hukum memaksa, menempatkan seseorang di bawah kekuasaannya atau orang lain, atau kekuasaannya Pasal 10 9 Tahun Rp. 200.000.000,-
untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perkawinan dengannya atau dengan orang lain, dipidana karena
PEMAKSAAN PERKAWINAN,
SANKSI HUKUM TPKS

JENIS TPKS PASAL PENJARA DENDA


Setiap pejabat atau orang yang bertindak dlm kapasitas sbg pejabat resmi, atau orang yg bertindak karena digerakkan atau Pasal 11 12 Tahun Rp. 300.000.000,-
sepengetahuan pejabat melakukan kekerasan seksual thd orang dgn tujuan: a. intimidasi utk memperoleh informasi atau
pengakuan dari orang tsb atau pihak ketiga; b. persekusi atau memberikan hukuman thd perbuatan yg telah dicurigai atau
dilakukannya; dan/atau c. mempernalukan atau merendahkan martabat atas alasan diskriminasi dan/atau seksual dlm segala
bentuknya, dipidana karena PENYIKSAAN SEKSUAL.

Dengan kekerasan atau ancaman kekerasan atau dengan menyalahgunakan kedudukan, wewenang, kepercayaan, perbawa Pasal 12 15 Tahun Rp.1.000.000.000,
yang timbul dari tipu muslihat atau hubungan keadaan, kerentanan, ketidaksetaraan, ketidakberdayaan, ketergantungan -
seseorang, penjeratan hutang atau memberi bayaran atau manfaat dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan, atau
memanfaatkan organ tubuh seksual atau organ tubuh lain dari orang itu yang ditujukan terhadap keinginan seksual
dengannya atau dengan orang lain, dipidana karena EKSPLOITASI SEKSUAL.

secara melawan hukum menempatkan seseorang di bawah kekuasaannya atau orang lain dan menjadikannya tidak berdaya Pasal 13 15 Tahun Rp.1.000.000.000,
dengan maksud mengeksploitasinya secara seksual, dipidana karena PERBUDAKAN SEKSUAL. -

tanpa hak: a. melakukan perekaman dan/ atau mengambil gambar atau tangkapan layar yang bermuatan seksual di luar Pasal 14 4 Tahun Rp. 200.000.000,-
kehendak atau tanpa persetqjuan orang yang menjadi objek perekaman atau gambar atau tangkapan layar; b.
mentransmisikan informasi elektronik dan/ atau dokumen elektronik yang bermuatan seksual di luar kehendak penerima
yang ditujukan terhadap keinginan seksual; dan/atau c. melakukan penguntitan dan/ atau pelacakan menggunakan sistem
elektronik terhadap orang yang menjadi obyek dalam informasi/dokumen elektronik untuk tujuan seksual, dipidana karena
melakukan KEKERASAN SEKSUAL BERBASIS ELEKTRONIK (mrp Delik Aduan kecuali utk korban Anak dan
Penyandang Disabilitas.)
(1) Dengan maksud a. untuk melakukan pemerasan atau pengancaman, memaksa; atau b. menyesatkan Ayat (1) 6 Tahun Rp. 300.000.000,-
dan/atau memperdaya, seseorang supaya melakukan, membiarkan dilakukan, atau tidak melakukan sesuatu.
TINDAK PIDANA LAIN DALAM TPKS

TINDAK PIDANA LAIN PASAL PENJARA DENDA


dengan sengaja mencegah, merintangi, atau menggagalkan secara langsung atau tidak langsung penyidikan, penuntutan, Pasal 19 5 Tahun -
dan/ atau pemeriksaan di sidang pengadilan terhadap tersangka, terdakwa, atau Saksi dalam perkara Tindak Pidana
Kekerasan Seksual

Korporasi yang melakukan Tindak Pidana Kekerasan Seksual sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini (dapat Pasal 18 Paling sedikit Rp. 5
dijatuhkan kepada pengurus, pemberi perintah, pemegang kendali, pemilik manfaat Korporasi, dan/ atau Korporasi dan Miliar dan paling
dibebankan Restitusi) banyak Rp. 15
Miliar

PEMBERATAN (Pasal 15)

Pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Pasal 6, dan Pasal 8 sampai dengan Pasal 14 ditambah
1/3 (satu per tiga)
PEMBERATAN PIDANA (PASAL 15)

PIDANA SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 5, PASAL 6, DAN PASAL 8 SAMPAI DENGAN
PASAL 14 DITAMBAH 1/3 (SATU PER TIGA), JIKA:
a.dilakukan dalam lingkup Keluarga;
b.dilakukan oleh tenaga kesehatan, tenaga medis, pendidik, tenaga kependidikan, atau tenaga profesional lain
yang mendapatkan mandat untuk melakukan Penanganan, Pelindungan, dan Pemulihan;
c.dilakukan oleh pegawai, pengurus, atau petugas terhadap orang yang dipercayakan atau diserahkan padanya untuk
dijaga;
d.dilakukan oleh pejabat publik, pemberi kerja, atasan, atau pengurus terhadap orang yang dipekerjakan atau bekerja
dengannya;
e.dilakukan lebih dari I (satu) kali atau dilakukan terhadap lebih dari 1 (satu) orang;
f.dilakukan oleh 2 (dua) orang atau lebih dengan bersekutu;
g.dilakukan terhadap Anak;
h.dilakukan terhadap Penyandang Disabilitas;
i.dilakukan terhadap perempuan hamil;
j.dilakukan terhadap seseorang dalam keadaan pingsan atau tidak berdaya;
k.dilakukan terhadap seseorang dlm keadaan darurat, keadaan bahaya, situasi konflik, bencana, atau perang;
l.dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik;
m.Korban mengalami luka berat, berdampak psikologis berat, atau penyakit menular;
n.mengakibatkan terhentinya dan/ atau rusaknya fungsi reproduksi; dan/ atau
o.mengakibatkan Korban meninggal dunia
PERANAN TENAGA KESEHATAN

a. Selaku pendamping
b. Tenaga medis atau tenaga kesehatan wajib memberikan informasi kepada UPTD PPA, unit pelaksana teknis
dan unit pelaksana teknis daerah di bidang sosial, Lembaga Penyedia Layanan Berbasis Masyarakat, dan/ atau
kepolisian jika menemukan adanya dugaan terjadinya Tindak Pidana Kekerasan Seksual
c. Melakukan penilaian personal bagi korban penyandang disabilitas
POKOK BAHASAN 4:

ASPEK ETIK PEMBERIAN INFORMASI DAN


PERLINDUNGAN SAKSI PADA KASUS KTP/A TERMASUK TPPO
RUJUKAN

Rujukan utama terkait aspek etik pemberian informasi dan perlindungan sanksi pada kasus KtP/A termasuk
TPPO:

Kewajiban tenaga kesehatan Kewajiban tenaga


untuk memberikan informasi kesehatan untuk
atas adanya dugaan memberikan informasi atas
kekerasan terhadap anak adanya dugaan tindak
pidana kekerasan seksual

Kode etik profesi Kode Etik Kedokteran,


kesehatan, termasuk Keperawatan, dan
dokter, perawat, dan bidan, Kebidanan mengecualikan
mewajibkan tenaga kewajiban menyimpan
kesehatan untuk rahasia pasien jika
merahasiakan segala diperlukan oleh pihak
sesuatu yang diketahuinya berwenang sesuai
tentang pasien ketentuan hukum
PEMBERIAN INFORMASI
Kasus Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KtP/A), termasuk
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), Tindak Pidana Perdagangan
KESIMPULAN Orang (TPPO) dan Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) merupakan
tindakan yang dapat diancam pidana, hal ini diatur dalam perundang-
undangan
PENUGASAN
KASUS A

Pada suatu malam, datang kepada Anda seorang pasien, anak bernama R (10 th) dalam keadaan panas tinggi
dan orang tuanya mengatakan bahwa R sudah panas hampir satu minggu. Ketika Anda akan memasukkan
obat supositoria ke dalam anusnya sebagai penurun panas, Anda mendapati vagina R luka parah dan
bernanah, bahkan tampak robek sampai anus.

Diskusikan dalam kelompok:


•Apakah kasus R termasuk dalam kekerasan terhadap anak (KtA) yang diatur dan dapat diancam sanksi
hukum ? Jika kasus R termasuk kasus KtA, tentukan jenis tindak pidana apa dan diatur dimana ?
•Apa yang harus dilakukan oleh Anda selaku petugas kesehatan yang memeriksa Anak tersebut terkait tindak
lanjut upaya hukum yang harus dilakukan dan edukasi terhadap keluarga terhadap dugaan tindak pidana KtA
tersebut ?
KASUS B

Pada suatu hari datang seorang pasien T (14 th) yang diantar ibunya karena badannya demam selama 3 hari
dan merasa pusing, mual dan muntah. Anda menanyakan apakah T sudah menstruasi dan T menjawab bahwa
baru satu kali beberapa bulan yang lalu, dan lupa persisnya kapan.
Kemudian Anda meminta T melakukan tes kehamilan, ternyata T terbukti hamil. Karena ditanya oleh ibunya
yang sangat terkejut, T akhirnya mengaku bahwa dia pernah dipaksa untuk bersetubuh
dengan ayahnya beberapa bulan yang lalu. Dari hasil USG yang dilakukan, diketahui usia kehamilan T sudah
mencapai 30 minggu. Ibunya sangat marah dan menangis, lalu meninggalkan T di RS tempat Anda bertugas.

Diskusikan dalam kelompok:


•Apakah kasus T termasuk dalam kekerasan terhadap perempuan/anak yang diatur dan dapat diancam sanksi
hukum ? Jika kasus T termasuk kasus KtP/A, tentukan jenis klasifikasi kasus menurut Undang-Undang
•Jika kasus T termasuk KtP/A, apakah kasus tersebut termasuk dalam kategori yang dapat dikenakan
pemberatan hukuman menurut Undang-Undang, Jelasakan ?
KASUS C

S (11th) adalah seorang anak SD yang jago bermain taekwondo. Dia dikenal teman-temannya sangat senang
pamer aksi bela diri di saat jam istirahat sekolah. Suatu saat R (10) menyenggol makanan S saat mereka
istirahat di kantin. S sangat marah kemudian menghajar R di lapangan belakang sekolah hingga R kesakitan.
Kejadian ini disaksikan oleh 14 orang teman-temannya.
Sepulang sekolah R sakit parah dan tidak masuk selama satu minggu. Orangtuanya membawa ke rumah sakit
tempat Anda bertugas. Saat pemeriksaan di rumah sakit diketahui R menderita luka dalam parah di dada,
perut dan leher akibat dihajar oleh S. Setelah sempat dirawat selama 4 hari di ruang ICU, akhirnya R
meninggal dunia akibat parahnya luka-luka yang diderita.

Diskusikan dalam kelompok:


•Apakah kasus R termasuk dalam kekerasan terhadap anak yang diatur dan dapat diancam sanksi hukum ?
Jika kasus R termasuk kasus KtA, tentukan jenis klasifikasi kasus menurut Undang- Undang
•Berdasarkan UU SPPA, tindakan hukum apa yang diberikan kepada S, apabila Orang Tua R melaporkan
kasus tersebut ke Kepolisian ? Jelaskan ?
KASUS D

DN (12 th) adalah seorang anak laki-laki yang telah lama mengeluh sakit saat buang air besar. Suatu ketika
DN dibawa oleh Ibunya ke puskesmas tempat Anda bertugas untuk diperiksa. Saat memeriksa DN, Anda
melihat luka parah pada anusnya dan ternyata ada gejala lain yang dialami DN yaitu diare dan sariawan yang
sudah berbulan-bulan tidak sembuh. Ibunya sangat kaget setelah mengetahui ada luka di anus DN. Ketika
ditanya, DN mengaku sering dipaksa melakukan hubungan seksual melalui anus oleh tetangganya. Ibunya
sangat bingung dan meminta Anda untuk membantu.

Diskusikan dalam kelompok:


•Apakah kasus DN termasuk dalam kekerasan terhadap anak yang diatur dan dapat diancam sanksi hukum ?
Jika kasus DN termasuk kasus KtA, J Undang-Undang apa yang dilanggar, Jelaskan ?
•Jika kasus DN termasuk KtA, tentukan apakah kasus tersebut termasuk dalam kategori yang dapat dikenakan
pemberatan hukuman menurut Undang-Undang
KASUS E

WA (24 th) adalah seorang perempuan muda yang baru menikah 6 bulan lalu. Sudah beberapa minggu
terakhir ini, WA sering datang ke puskesmas Anda dengan luka-luka memar di pipi, tangan dan kaki. Pagi
ini dia datang dengan luka parah di hidungnya sampai berdarah. Sambil memeriksa WA yang terus
menangis, Anda melihat begitu banyak luka sayatan tajam di dada dan lengan kirinya. WA berulang kali
meminta Anda untuk merahasiakan kondisinya ini karena sangat takut pada suaminya yang menjadi pelaku.

Diskusikan dalam kelompok:


•Apakah kasus WA termasuk dalam kekerasan terhadap perempuan yang diatur dan dapat diancam sanksi
hukum ? Jika kasus WA termasuk kasus KtP tentukan jenis klasifikasi kasus menurut Undang-Undang ?
•Jika kasus R termasuk KtP, tentukan apakah kasus tersebut merupakan delik aduan atau delik murni,
Jelaskan ?
KASUS F
Pada suatu hari Anda melakukan kegiatan penjaringan kesehatan di sebuah SMA dekat Anda bertugas. Seijin
guru di sekolah, Anda melakukan pemeriksaan kesehatan kepada murid-murid di kelas 10. Salah seorang
murid perempuan S (15 th) menceritakan bahwa dia sering mengalami nyeri saat buang air kecil dan
kemaluannya keputihan, bahkan bernanah. Setelah Anda tanya, S mengaku telah sering melakukan hubungan
seksual dengan pacarnya yang saat ini sekolah di SMA yang sama di kelas 12. Ketika Anda bertanya kapan
pertama kali S berhubungan seksual, S sudah lupa dan mengatakan bahwa sebagian besar temannya sekelas
sudah sering melakukan hubungan seksual.

Diskusikan dalam kelompok:


•Apakah kasus S termasuk dalam kekerasan terhadap anak yang diatur dan dapat diancam sanksi hukum ?
Jika kasus S termasuk kasus KtA? Tentukan jenis klasifikasi kasus menurut Undang- Undang
•Tindakan apa yang harus Anda lakukan terkait hasil pemeriksaan dan pengakuan S tersebut, terkait dengan
kewajiban Anda selaku Tenaga Kesehatan untuk memberikan informasi kepada instansi terkait, Jelaskan ?
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai