Atresia Ani Kelompok 5
Atresia Ani Kelompok 5
DOSEN PEMBIMBING
Ns.Dini Suryani, S.Kep, M.Kep
PRODI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
PENDAHULUAN
2. Pada perempuan
c. Golongan I dibagi menjadi 6 kelainan yaitu kelainan kloaka,
fistel vagina, fistel rektovestibular, atresia rektum, fistel tidak
ada dan pada invertogram: udara > 1 cm dari kulit.
d. Golongan II pada perempuan dibagi 4 kelainan yaitu kelainan
fistel perineum, stenosis anus, fistel tidak ada. Dan pada
invertogram: udara < 1 cm dari kulit
(Hamami A.H, 2004)
Patofisiolo
Patofisiolo
gigi
Atresia Ani
E. Pemeriksaan Diagnostik
•Pemeriksaan Radiologi
Dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya obstruksi intestinal.
•Sinar X terhadap Abdomen
Untuk menentukan kejelasan keseluruhan bowel dan untuk mengetahui
jarak pemanjangan kantung rectum dari sfingternya.
•Ultrasound terhadap Abdomen
Untuk melihat fungsi organ internal terutama dalam system pencernaan dan
mencari adanya faktor reversible seperti obstruksi.
•Pemeriksaan CT Scan
Digunakan untuk menentukan lesi.
•Pemeriksaan Urine
•Pemeriksaan Radiologik
Dengan enema barium Megakolon sekunder dapat terbentuk akibat adanya
obstruksi kronik saluran cerna bagian bawah daerah stenosis yang sering
bertambah berat akibat mengerasnya tinja.
•Pemeriksaan Radiologis Invertogram
Dilakukan hanya pada pasien yang tidak ada fistel.
F. Penatalaksanaan Medis
Terapi pembedahan pada bayi baru lahir bervariasi tergantung dengan tingkat
keparahan kelainan / gangguan. Semakin tinggi gangguan, semakin rumit prosedur
pengobatannya. Diantaranya adalah :
• Eksisi Membran Anal
• Fistula, yaitu dengan melakukan Kolostomi sementara dan setelah umur 9 bulan.
Operasi akan dilakukan 2 tahap yaitu tahap pertama hanya dibuatkan anus
buatan dan setelah umur 9-12 bulan dilakukan operasi tahapan ke 2, selain itu
perlu diberitahukan perawatan anus buatan dalam menjaga kebersihan untuk
mencegah infeksi.
• Anoplasti Perineal yaitu dibuat anus permanen (prosedur penarikan perineum
abnormal) dilakukan pada bayi berusia 12 bulan. Pembedahan ini dilakukan pada
usia 12 bulan dimaksudkan untuk memberi waktu pada pelvis untuk membesar
dan pada otot-otot untuk berkembang.
• Pada defek letak rendah langsung dilakukan terapi definitif, yaitu Posterior Sagital
Anorektoplasti (PSARP).
• Khusus untuk defek tipe kloaka pada perempuan, selain kolostomi dilakukan pula
vaginostomi Enam bulan kemudian dilakukan Posterior Sagital Ano-Rekto-
Vagoni-Uretroplasti (PSAVURP).
• Berdasarkan tipe kelainannya. Dua tempat kolostomi dianjurkan pada neonatus
& bayi yaitu Transversokostomi (kolostomi pada kolon transversum) dan
Sigmoidostomi (kolostomi di sigmoid).
• Bentuk kolostomi yang mudah dan aman adalah stoma laras ganda (double
barrel).
Tinjauan Teoritis Keperawatan
A. Pengkajian
1. IDENTITAS PASIEN
Nama, Tempat tgl lahir, umur, Jenis Kelamin, Alamat, Agama, Suku
Bangsa Pendidikan, Pekerjaan , No. CM, Tanggal Masuk RS, Diagnosa
Medis
2. RIWAYAT KESEHATAN
a.Keluhan Utama : Distensi abdomen
b.Riwayat Kesehatan Sekarang :Muntah, perut kembung dan
membuncit, tidak bisa buang air besar, meconium keluar dari vagina
atau meconium terdapat dalam urin
c.Riwayat Kesehatan Dahulu : Klien mengalami muntah-muntah
setelah 24-48 jam pertama kelahiran
d.Riwayat Kesehatan Keluarga : Merupakan kelainan kongenital bukan
kelainan/ penyakit menurun sehingga belum tentu dialami oleh
anggota keluarga yang lain
e.Riwayat Kesehatan Lingkungan : Kebersihan lingkungan tidak
mempengaruhi kejadian atresia ani
3. POLA FUNGSI KESEHATAN
Keterangan :
0: Mandiri
1: Dengan menggunakan alat bantu
2: Dengan menggunakan bantuan dari orang lain
3: Dengan bantuan orang lain dan alat bantu
4: Tergantung total, tidak berpartisipasi dalam beraktifitas
c.Pola istirahat/tidur
Diperoleh dari keterangan sang ibu bayi atau kelurga yang lain
k.Pola koping
Belum bisa dikaji karena klien masih bayi dan belum mampu berespon terhadap adanya suatu masalah
4. Pemeriksaan Fisik (Head To Toe)
a) Tanda-tanda vital
Denyut nadi, pernafasan dan suhu tubuh.
b) Kepala
Kepala simetris, tidak ada luka/lesi, kulit kepala bersih, tidak ada
benjolan/tumor, tidak ada caput succedanium, tidak ada chepal hematom.
c) Mata
Simetris, tidak konjungtifistis, tidak ada perdarahan subkonjungtiva, tidak
ikterus, tidak nistagamus/ tidak episnatus, conjungtiva tampak agak pucat.
d) Hidung
Simetris, bersih, tidak ada luka, tidak ada secret, tidak ada pernafasan cuping
hidung, tidak ada pus dan lendir.
e) Mulut
Bibir simetris, tidak macrognatia, micrognatia, tidak macroglosus, tidak
cheilochisis.
f) Telinga
Memiliki 2 telinga yang simetris dan matur tulang kartilago berbentuk sempurna
g) Leher
Tidak ada webbed neck.
h) Thorak
Bentuk dada simetris, silindris, tidak pigeon chest, tidak funnel shest,
pernafasan normal
i) Jantung
Tidak ada mur-mur, frekuensi jantung teratur
j) Abdomen
Simetris, teraba lien, teraba hepar, teraba ginjal, tidak termasa/tumor,
tidak terdapat perdarahan pada umbilicus
k) Getalia
Terdapat lubang uretra, tidak ada epispandia pada penis tidak ada
hipospandia pada penis, tidak ada hernia sorotalis.
l) Anus
• Tidak terdapat anus, anus nampak merah, usus melebar, kadang-kadang
tampak ileus obstruksi.
• Thermometer yang dimasukan kedalam anus tertahan oleh jaringan. Pada
auskultasi terdengar peristaltic.
m) Ektrimitas atas dan bawah
Simetris, tidak fraktur, jumlah jari lengkap, telapak tangan maupun kaki
dan kukunya tampak agak pucat
n) Punggung
Tidak ada penonjolan spina gifid
o) Pemeriksaan Reflek
• Suching +
• Rooting +
• Moro +
• Grip +
• Plantar +
B. Diagnosa keperawatan
1. Pre Operasi
a. Konstipasi berhubungan dengan aganglion
2. Post Operasi
d. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kolostomi
P : Intervensi dihentikan
Resiko S : Klien dapat mempertahankan
keseimbangan cairan
kekurangan
volume cairan b/d O : Output urin 1-2
A : Diagnosa Keperawatan
Gangguan integritas kulit teratasi
P : Intervensi dihentikan
P : Intervensi dihentikan
F. EVALUASI DAN DAMPAKNYA TERHADAP
PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
(DALAM KONTEKS KELUARGA)