Jiwa
Dyah Agustina Waluyo
PP ARRSI
Pelayanan kesehatan jiwa, juga dikenal sebagai layanan kesehatan
mental, merujuk pada upaya medis dan psikososial yang diberikan
kepada individu yang mengalami masalah kesehatan mental atau
Pelayanan gangguan jiwa.
Kesehatan Tujuannya adalah untuk mendiagnosis, mengobati, mendukung,
dan membantu individu dalam menghadapi tantangan yang
Jiwa berkaitan dengan kesehatan mental mereka. Pelayanan kesehatan
jiwa sangat penting untuk memastikan kesejahteraan mental dan
emosional individu.
Berikut ini beberapa komponen umum dari pelayanan kesehatan
jiwa:
Diagnosis dan Evaluasi: Proses untuk mengidentifikasi dan
memahami gangguan kesehatan mental yang dialami oleh
individu. Ini melibatkan pertanyaan, observasi, dan penilaian oleh
Pelayanan
Kesehatan Terapi atau Konseling:
Terapi merupakan metode untuk membantu individu mengatasi masalah kesehatan mental
Jiwa dan emosional. Terapi dapat berbentuk psikoterapi yang membantu individu mengenali,
memahami, dan mengatasi masalah mereka. Bisa juga dilakukan Terapi kelompok juga bisa
digunakan di mana beberapa individu dengan masalah serupa berpartisipasi dalam sesi terapi
bersama.
Terapi Obat oleh Psikiater .
Obat-obatan ini dapat membantu mengurangi gejala dan meningkatkan
kesejahteraan pasein.
Pendidikan dan Keterampilan Pengelolaan:Emosi
Individu yang mengalami masalah kesehatan mental dapat memanfaatkan pelatihan
keterampilan pengelolaan emosi, stres, dan strategi untuk meningkatkan kesehatan
mental mereka. Ini dapat membantu individu mengatasi tantangan sehari-hari
dengan lebih baik.
Pencegahan: Pelayanan kesehatan jiwa juga melibatkan upaya
pencegahan dengan mengedukasi individu tentang tanda-tanda awal
masalah kesehatan mental, serta memberikan saran untuk menjaga
kesehatan mental.
Jangka
Perlu Kolaborasi Tim: Dalam beberapa kasus, pelayanan kesehatan jiwa
Panjang melibatkan kolaborasi antara berbagai profesional kesehatan, seperti
psikolog, psikiater, perawat, pekerja sosial, dan ahli terapi lainnya.
Pendekatan tim ini membantu memastikan pendekatan yang holistik dan
terintegrasi terhadap perawatan.
Rujukan Siapa yang bisa merujuk dan siapa yang mengantar pasien?
Terutama bila pasien masih di lingkungan Masyarakat.
Kemana merujuk?
Bila ada penyakit lain yang membutuhkan perawatan juga, missal
ICU, akan lebih sulit mencari rujukan krn fasilitas terbatas
Penanganan dan Perawatan:
Berdasarkan hasil evaluasi lanjutan, pasien akan menerima
penanganan dan perawatan yang sesuai dengan kondisi mereka.
Ini bisa mencakup terapi psikologis, konseling, obat-obatan,
terapi elektrokonvulsif (ECT), atau tindakan lain yang
direkomendasikan oleh tim medis
Pemantauan dan Follow-Up:
Pelayanan Setelah penanganan dimulai, pasien akan dipantau secara teratur
Rujukan untuk melihat perkembangan kondisi mereka. Jika diperlukan,
penyesuaian dalam perawatan bisa dilakukan.
Pelayanan rujukan kesehatan jiwa sangat penting karena masalah
kesehatan jiwa seringkali kompleks dan memerlukan pendekatan
yang khusus. Dengan mengarahkan pasien ke sumber daya yang
tepat, diharapkan mereka bisa mendapatkan bantuan yang optimal
untuk memulihkan kesehatan mental mereka.
Beberapa kendala yang mungkin terjadi meliputi:
• Biaya Tinggi:
Pelayanan Kesehatan Jiwa adalah perawatan yang kompleks dan
membutuhkan waktu yang lebih lama, cenderung membutuhkan biaya
yang lebih tinggi dibandingkan pelayanan lainnya.
Kendala pembiayaan pasien JKN :
Pelayanan Kesehatan jiwa memerlukan waktu yang lebih lama dan
Kendala kompleks, namun biaya penggantian pasien JKN disamakan dengan
poliklinik lain atau pasien rawat inap yang lain.
Di rawat jalan, tagihan biaya penggantian obat yang termasuk obat
kronis sering kali dibayarkan kepada rumah sakit 3bulan atau lebih
setelah pelayanan diberikan. Hal ini dirasakan memberatkan rumah
sakit, khususnya rumah sakit swasta.
Biaya rawat inap yang dirasakan masih kurang untuk rumah sakit umum
padahal pasien membutuhkan waktu rawat yang lebih lama dan
infrastruktur khusus untuk ruang rawat
• Keterbatasan Akses:
Tidak semua rumah sakit mempunyai Pelayanan Kesehatan jiwa.
Sebagian besar rumah sakit swasta hanya mempunyai poli rawat jalan
saja. Hal ini karena keterbatasan tenaga ahli (dokter, psikolog, perawat
terlatih). Juga keterbatasan ketersediaan obat.
Kendala Namun bisa juga karena rumah sakit tidak mempunyai sarana prasarana
yang memadai untuk merawat inap pasien Kesehatan Jiwa. Ruangan
rawat inap perlu fasilitas pengamanan khusus yang berbeda dengan
ruang rawat biasa.
Sementara bila hendak dicampur dengan pasien lain, dikhawatirkan
akan membuat pelayanan tidak optimal
Keterbatasan SDM ahli
Kapasitas Terbatas, terutama ruang rawat inap, ICU.