SOSIALISASI
RAD PANGAN DAN GIZI
KABUPATEN BINTAN TA. 2019
1
SISTEMATIKA PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN
2
PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN
PENDAHULUAN
3
A. LATAR BELAKANG
PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN
4
Lanjutan .... LATAR BELAKANG
PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN
Revisi/
Penyesuaian RAN-
PG 2015-2019
6
B. MAKSUD DAN TUJUAN
PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN
9
PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN
10
Capaian Indikator Makro Pembangunan
Pangan dan Gizi Kabupaten Bintan
• Persentase bayi dengan berat badan
lahir rendah (BBLR)
• Persentase bayi usia 0-6 bulan
mendapat ASI Eksklusif
11
• Prevalensi kekurangan gizi (underweight) • Prevalensi pendek dan sangat pendek (stunting) pada
pada anak balita (%) anak baduta (bayi di bawah 2 tahun) (%)
12
Situasi Pembangunan Pangan
13
Situasi Pembangunan Pangan
• Produksi Perikanan budidaya dan
• Produksi Telur dan Daging tangkap
14
• Tingkat konsmsi Ikan • Skor Pola Pangan Harapan
15
A. Situasi Pendukung Pembangunan
PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN Pangan dan Gizi
16
Indikator Utama Pilar 1
PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN
Capaian
No Indikator Instansi/OPD/ Urusan
2013 2014 2015 2016 2017
Persentase ibu hamil KEK 0 0 0 100 100 Dinas Kesehatan
1
mendapat PMT(%)
Persentase ibu hamil yang 95,91 90,91 92,67 94,38 88,71 Dinas Kesehatan
mendapatkan Tablet Tambah
2
Darah (TTD) 90 tablet selama
masa kehamilan (%)
Persentase bayi dengan berat 1,13 2,1 1,6 0,13 0,43 Dinas Kesehatan
3
badan lahir rendah (BBLR) (%)
Prevalensi kekurangan gizi 2,89 4,05 2,81 2,57 2,60 Dinas Kesehatan
4 (underweight) pada anak balita
(%)
Prevalensi pendek dan sangat NA NA 5,08 4,84 2,6 Dinas Kesehatan
5 pendek (stunting) pada balita
(%)
Cakupan rumah tangga yang 97,97 98,9 97,2 99,3 93,2 Dinas Kesehatan
6 mengonsumsi garam
beryodium(%)
17
Indikator Utama Pilar 1
PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN
Capaian
No Indikator Instansi/OPD/ Urusan
2013 2014 2015 2016 2017
Persentase persalinan di NA NA NA NA NA Dinas Kesehatan
7 fasilitas pelayanan kesehatan
(PF) (%)
Persentase ibu hamil yang 94,63 92,52 95,2 95,75 91,71 Dinas Kesehatan
mendapatkan pelayanan
8
antenatal minimal empat kali
(K4) (%)
Persentase bayi usia 0-11 bulan 106,44 106,44 92,8 96,12 96 Dinas Kesehatan
9 yang mendapat imunisasi dasar
lengkap
Cakupan Balita Gizi Buruk 100 100 100 100 100 Dinas Kesehatan
10
Mendapatkan Perawatan
11 Cakupan Kunjungan Bayi 100 95,95 80,3 87,73 87,64 Dinas Kesehatan
Angka Kematian Bayi (AKB) Per 11,11 7,6 7,2 10,3 8,6 Dinas Kesehatan
12
1.000 Kelahiran Hidup
Rasio Posyandu Per Satuan 8,83 10,03 11,33 11,73 11,51 Dinas Kesehatan
13
Balita (per 1000 balita)
18
Indikator Utama Pilar 1
PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN
Capaian
No Indikator Instansi/OPD/ Urusan
2013 2014 2015 2016 2017
14 Persentase Balita Gizi Buruk 1,30 0,76 0,45 0,42 0,50 Dinas Kesehatan
15 Prevalensi Balita Gizi Kurang 2,37 3,29 2,36 2,15 2,14 Dinas Kesehatan
Persentase penduduk usia > 18 NA NA NA NA 55,013 Dinas Kesehatan
16 tahun keatas yang mengalami
obesitas
Angka Kematian Balita (AKBA) 12,42 2,6 1,25 1,9 1,7 Dinas Kesehatan
17
Per 1.000 Kelahiran Hidup
Jumlah keluarga miskin yang 883 852 750 872 2257 Dinas Sosial
18 mendapatkan bantuan tunai
bersyarat PKH (KK)
Jumlah PMKS (PGOT, anak 208 389 371 418 460 Dinas Sosial
terlantar, Lansia terlantar dan
19
balita terlantar) di dalam
maupun di luar panti
19
Indikator Utama Pilar 2
PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN
Capaian
Instansi/OPD/
No Indikator
2013 2014 2015 2016 2017 Urusan
Capaian
No Indikator Instansi/OPD/ Urusan
2013 2014 2015 2016 2017
7 Jumlah lumbung yang 2 Dinas Ketahanan Pangan
difasilitasi (lumbung)
(kumulatif)
8 Jumlah kelompok wanita 10 10 10 6 6 Dinas Ketahanan Pangan
tani desa pelaksana P2KP
(KWT)
9 Persentase penanganan 12 16 16 16 16 Dinas Ketahanan Pangan
daerah rawan pangan (desa)
10 Ketersediaan pangan utama 80.606,24 80.606,24 Dinas Ketahanan Pangan
(ton)
11 Jumlah Kawasan Mandiri 0 4 4 4 4 Dinas Ketahanan Pangan
Pangan yang terfasilitasi
(kawasan) (komulatif)
21
Indikator Utama Pilar 3
PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN
• Pemenuhan target sampling produk obat di sektor publik (IFK) di Kab Bintan kondisinya naik turun,
meskipun demikian dalam kurun waktu 4 tahun relatif meningkat. Target Provinsi Kepri adalah
100%(2021).
• Terkait makanan yang memenuhi syarat, capaian di Kabupaten Bintan sudah mencapai 82%. Target Provinsi
Kepri adalah 88,36%(2021).
22
Lanjutan......
PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN
23
Indikator Utama Pilar 4
PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN
1. Jumlah petugas gizi di Kabupaten Bintan jumlahnya masih kurang dan juga mengalami penurunan, tahun 2017
jumlahnya hanya 14 orang. Hal tersebut tentu berpengaruh terhadap rasio tenaga gizi di Puskesmas yang juga
semakin menurun.
2. Untuk mendukung pembangunan pangan dan gizi, setiap tahun diselenggarakan Rapat Koordinasi Dewan
Ketahanan Pangan sebanyak 2 kali.
25
PERMASALAHAN DALAM GIZI DAN
PANGAN
26
PERMASALAHAN DALAM GIZI DAN
PANGAN
27
PERMASALAHAN GIZI DAN PANGAN
28
PERMASALAHAN DALAM GIZI DAN
PANGAN
29
PERMASALAHAN DALAM GIZI DAN
PANGAN
30
PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN
31
RENCANA AKSI MULTISEKTOR
32
Intervensi Program dan Kegiatan yang diusulkan dalam
pelaksanaan RAD Pangan dan Gizi
No Intervensi Program Intervensi yang Terkait
1. Intervensi Gizi Spesifik a. Kesehatan remaja dan gizi ibu prahamil;
dan Program b. PMT ibu Hamil;
c. Suplementasi /fortifiasi gizi mikro;
d. Pemberian ASI dan makanan pendamping ASI;
e. PMT anak;
f. Penganekaragaman makanan;
g. Perilaku pemberian makan dan stimulasi;
h. Penganekaragaman makanan;
i. Penanggulangan gizi buruk akut;
j. Manajemen dna pencegahan penyakit;
k. Intervensi gizi dalam kedaruratan.
l. Pemantauann Tumbuh Kembang anak di PAUD dan lembaga
penitipan anak
33
Intervensi Program dan Kegiatan yang
diusulkan dalam pelaksanaan RAD Pangan
dan Gizi
No Intervensi Program Intervensi yang Terkait
34
Intervensi Program dan Kegiatan yang
diusulkan dalam pelaksanaan RAD Pangan
dan Gizi
No Intervensi Program Intervensi yang Terkait
3. Membangun a. Penyediaan irigasi
Lingkungan yang b. Penyediaan akses sanitasi dan air minum
Memungkinkan c. Evaluasi kinerja secara tepat tentang capaian RAD PG;
d. Strategi advokasi;
e. Koordinasi antar lembaga Pemerintah Pusat dan Daerah;
f. Akuntabilitas, regulasi insentif dan peraturan perundangan;
g. Peningkatan kapasistas aparat pelaksana;
h. Mobilisasi sumberdaya lokal;
i. Komitmen Pimpinan Daerah dan penganggaran;
35
Kerangka Kelembagaan
• Perbaikan gizi masyarakat. Dinas yang terlibat dalam pilar ini adalah Dinas
Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Dinas Sosial, Dinas
Pendidikan, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak,
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dan Kementerian Agama;
• Peningkatan aksesibilitas pangan yang beragam. Perangkat daerah yang
terlibat dalam pilar ini adalah Dinas Pertanian, Dinas Koperasi Usaha Mikro
Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Perikanan;
• Mutu dan keamanan pangan. Perangkat daerah yang terlibat dalam pilar ini
adalah Dinas Perikanan, Dinas Kesehatan, Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian, Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan
Perindustrian
36
Kerangka Kelembagaan
• Perilaku hidup bersih dan sehat. Perangkat Daerah yang terlibat
dalam pilar ini adalah Dinas Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman dan
Dinas Komunikasi dan Informasi;
• Koordinasi pembangunan pangan dan gizi. Perangkat daerah yang
terlibat dalam pilar ini adalah Bapelitbangda, Sekretariat Daerah
37
Peran Sektor Non Pemerintah
38
Monitoring dan Evaluasi
• Pemantauan/monitoring bertujuan mendapatkan
umpan balik bagi kebutuhan program yang sedang
berjalan, dengan mengetahui kebutuhan ini
pelaksanaan program akan segera mempersiapkan
kebutuhan tersebut.
Tujuan Monitoring
• Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan;
• Memberikan masukan tentang kebutuhan dalam melaksanakan program;
• Mendapatkan gambaran ketercapaian tujuan setelah adanya kegiatan;
• Memberikan informasi tentang metode yang tepat untuk melaksanakan
kegiatan;
• Mendapatkan informasi tentang adanya kesulitan dan hambatan selama
kegiatan;
• Memberikan umpan balik bagi sistem penilaian program;
• Memberikan pernyataan yang bersifat penandaan berupa fakta dan nilai
Tujuan Evaluasi
• Menunjukkan sumbangan program terhadap pencapaian
tujuan organisasi. Hasil evaluasi ini penting untuk
mengembangkan program yang sama ditempat lain.
• Mengambil keputusan tentang keberlanjutan sebuah
program, apakah program perlu diteruskan, diperbaiki atau
dihentikan
Waktu pelaporan
• Waktu pelaksanaan pemantauan dan evaluasi dilaksanakan dua kali
dalam satu tahun dan lama waktu pelaksanaan disesuaikan dengan
kondisi pada masing-masing OPD. Adapun mekanisme kerja evaluasi
RAD PG adalah :
• Menyiapkan kerangka acuan serta instrumen pemantauan dan evaluasi
• Menentukan waktu pemantauan dan evaluasi, tim dan lokasi.
• Pemantauan dan evaluasi dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah tetapi
dapat juga dengan menggunakan pihak ekternal dalam evaluasi.
• Menyiapkan laporan hasil pemantauan dan evaluasi