Anda di halaman 1dari 43

PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN

SOSIALISASI
RAD PANGAN DAN GIZI
KABUPATEN BINTAN TA. 2019

1
SISTEMATIKA PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN

2
PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN

PENDAHULUAN

3
A. LATAR BELAKANG
PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN

 Undang-Undang Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan menegaskan bahwa


ketahanan pangan merupakan hal yang sangat penting dalam
pembangunan nasional dan untuk membentuk manusia Indonesia yang
berkualitas, mandiri dan sejahtera melalui perwujudan persediaan pangan
yang cukup, aman, bermutu, bergizi dan beragam serta tersebar merata di
seluruh Indonesia dan terjangkau oleh daya beli masyarakat
 Pembangunan pangan dan gizi merupakan rangkaian aktivitas pembangunan
mulai dari aspek produksi pangan, distribusi, keterjangkauan, konsumsi
sampai pada aspek pemanfaatan yang kualitasnya ditunjukan oleh status gizi.

4
Lanjutan .... LATAR BELAKANG
PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN

• Arah kebijakan umum kedaulatan pangan dalam RPJMN 2015-2019 adalah


pemantapan ketahanan pangan menuju kemandirian pangan dengan
peningkatan produksi pangan pokok, stabilisasi harga bahan pangan,
terjaminnya bahan pangan yang aman dan berkualitas dengan nilai gizi yang
meningkat, serta meningkatnya kesejahteraan pelaku usaha pangan terutama
petani, nelayan, dan pembudidaya ikan.
• Penyusunan Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi adalah amanat dari
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan, khususnya pasal 63
ayat (3) yang menyebutkan “Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyusun
Rencana Aksi Pangan dan Gizi setiap 5 (lima) tahun”.
• Pedoman penyusunan RAD Pangan dan Gizi di Daerah berpedoman pada 
Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2018
Tentang Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi
5
Lanjutan .... LATAR BELAKANG
PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN

RENCANA AKSI RENCANA AKSI Pasal 12 ayat (2):


RENCANA AKSI RENCANA AKSI NASIONAL NASIONAL RAN-PG ditetapkan
PANGAN DAN PANGAN DAN PANGAN DAN PANGAN DAN untuk jangka waktu
GIZI NASIONAL GIZI NASIONAL GIZI GIZI
2001-2005 2006-2010 setiap lima tahun
2011-2015 2015-2019 dan untuk pertama
kalinya ditetapkan
untuk jangka waktu
tahun 2017-2019

Revisi/
Penyesuaian RAN-
PG 2015-2019

6
B. MAKSUD DAN TUJUAN
PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN

 Maksud RAD Pangan dan Gizi adalah :


Sebagai pedoman penyusunan arah kebijakan dan strategi dalam
mewujudkan ketahanan pangan dan perbaikan gizi
 Tujuannya:
• Mengintegrasikan dan menyelaraskan perencanaan pangan dan gizi melalui koordinasi program
dan kegiatan multisektor;
• Meningkatkan pemahaman, peran dan komitmen pemangku kepentingan pangan dan gizi untuk
mencapai kedaulatan pangan serta ketahanan pangan dan gizi;
• Memberikan panduan dan masukan bagi pemerintah daerah Kabupaten Bintan dalam menyusun
rencana pembangunan pangan dan gizi dengan menggunakan pendekatan multisektor; dan
• Memberikan panduan bagi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan pemantauan dan evaluasi
pembangunan pangan dan gizi multisektor.
7
C. DASAR HUKUM
PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN

1. UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang RPJPN Tahun 2005-2025


2. UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan
4. PP Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan
5. PP Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi
6. PP Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi
7. Perpres Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015-2019;
8. Perpres Nomor 83 Tahun 2017 tentang Kebijakan Strategis Pangan dan
Gizi;
8
Lanjutan .... DASAR HUKUM
PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN

9. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan


Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2018 Tentang Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi
10. Peraturan Daerah Kabupaten Bintan Nomor 5 Tahun 2016 tentang RPJMD
Kabupaten Bintan Tahun 2016-2021 (Lembaran Daerah Kabupaten Bintan
Tahun 2016 Nomor 5), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Bintan Nomor 8 Tahun 2018 tentang Perubahan RPJMD
Kabupaten Bintan Tahun 2016-2021.
11. Peraturan Derah Kabupaten Bintan Nomor 8 tentang Tahun 2017 Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bintan TA. 2018;
12. Peraturan Bupati Bintan Nomor 62 Tahun 2017 tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Bintan TA. 2018.

9
PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN

SITUASI PANGAN DAN GIZI


KABUPATEN BINTAN

10
Capaian Indikator Makro Pembangunan
Pangan dan Gizi Kabupaten Bintan
• Persentase bayi dengan berat badan
lahir rendah (BBLR)
• Persentase bayi usia 0-6 bulan
mendapat ASI Eksklusif

11
• Prevalensi kekurangan gizi (underweight) • Prevalensi pendek dan sangat pendek (stunting) pada
pada anak balita (%) anak baduta (bayi di bawah 2 tahun) (%)

12
Situasi Pembangunan Pangan

• Produksi Padi • Produksi Jagung

13
Situasi Pembangunan Pangan
• Produksi Perikanan budidaya dan
• Produksi Telur dan Daging tangkap

14
• Tingkat konsmsi Ikan • Skor Pola Pangan Harapan

15
A. Situasi Pendukung Pembangunan
PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN Pangan dan Gizi

16
Indikator Utama Pilar 1
PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN

Capaian
No Indikator Instansi/OPD/ Urusan
2013 2014 2015 2016 2017
Persentase ibu hamil KEK 0 0 0 100 100 Dinas Kesehatan
1
mendapat PMT(%)
Persentase ibu hamil yang 95,91 90,91 92,67 94,38 88,71 Dinas Kesehatan
mendapatkan Tablet Tambah
2
Darah (TTD) 90 tablet selama
masa kehamilan (%)
Persentase bayi dengan berat 1,13 2,1 1,6 0,13 0,43 Dinas Kesehatan
3
badan lahir rendah (BBLR) (%)
Prevalensi kekurangan gizi 2,89 4,05 2,81 2,57 2,60 Dinas Kesehatan
4 (underweight) pada anak balita
(%)
Prevalensi pendek dan sangat NA NA 5,08 4,84 2,6 Dinas Kesehatan
5 pendek (stunting) pada balita
(%)
Cakupan rumah tangga yang 97,97 98,9 97,2 99,3 93,2 Dinas Kesehatan
6 mengonsumsi garam
beryodium(%)
17
Indikator Utama Pilar 1
PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN

Capaian
No Indikator Instansi/OPD/ Urusan
2013 2014 2015 2016 2017
Persentase persalinan di NA NA NA NA NA Dinas Kesehatan
7 fasilitas pelayanan kesehatan
(PF) (%)
Persentase ibu hamil yang 94,63 92,52 95,2 95,75 91,71 Dinas Kesehatan
mendapatkan pelayanan
8
antenatal minimal empat kali
(K4) (%)
Persentase bayi usia 0-11 bulan 106,44 106,44 92,8 96,12 96 Dinas Kesehatan
9 yang mendapat imunisasi dasar
lengkap
Cakupan Balita Gizi Buruk 100 100 100 100 100 Dinas Kesehatan
10
Mendapatkan Perawatan
11 Cakupan Kunjungan Bayi 100 95,95 80,3 87,73 87,64 Dinas Kesehatan
Angka Kematian Bayi (AKB) Per 11,11 7,6 7,2 10,3 8,6 Dinas Kesehatan
12
1.000 Kelahiran Hidup
Rasio Posyandu Per Satuan 8,83 10,03 11,33 11,73 11,51 Dinas Kesehatan
13
Balita (per 1000 balita)
18
Indikator Utama Pilar 1
PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN

Capaian
No Indikator Instansi/OPD/ Urusan
2013 2014 2015 2016 2017
14 Persentase Balita Gizi Buruk 1,30 0,76 0,45 0,42 0,50 Dinas Kesehatan
15 Prevalensi Balita Gizi Kurang 2,37 3,29 2,36 2,15 2,14 Dinas Kesehatan
Persentase penduduk usia > 18 NA NA NA NA 55,013 Dinas Kesehatan
16 tahun keatas yang mengalami
obesitas
Angka Kematian Balita (AKBA) 12,42 2,6 1,25 1,9 1,7 Dinas Kesehatan
17
Per 1.000 Kelahiran Hidup
Jumlah keluarga miskin yang 883 852 750 872 2257 Dinas Sosial
18 mendapatkan bantuan tunai
bersyarat PKH (KK)
Jumlah PMKS (PGOT, anak 208 389 371 418 460 Dinas Sosial
terlantar, Lansia terlantar dan
19
balita terlantar) di dalam
maupun di luar panti

19
Indikator Utama Pilar 2
PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN

Capaian
Instansi/OPD/
No Indikator
2013 2014 2015 2016 2017 Urusan

1 ketersediaan data harga 9 9 9 10 12 Disperindag


kebutuhan pokok
masyarakat (komoditi)
2 Jumlah 7 9 9 9 9 Disperindag
pembangunan/revitalisa
si sarana
perdagangan/pasar
rakyat (unit pasar rakyat)
3 Jumlah barang beredar 90 90 114 114 114 Disperindag
dan jasa yang diawasi
sesuai SNI (unit)
4 Jumlah industri pangan 160 200 260 469 480 Disperindag
yang dibina (IKM)
5 Jumlah industri pangan 5 5 5 5 5 Disperindag
yang difasilitasi promosi 20
Indikator Utama Pilar 2
PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN

Capaian
No Indikator Instansi/OPD/ Urusan
2013 2014 2015 2016 2017
7 Jumlah lumbung yang         2 Dinas Ketahanan Pangan
difasilitasi (lumbung)
(kumulatif)
8 Jumlah kelompok wanita 10 10 10 6 6 Dinas Ketahanan Pangan
tani desa pelaksana P2KP
(KWT)
9 Persentase penanganan 12 16 16 16 16 Dinas Ketahanan Pangan
daerah rawan pangan (desa)
10 Ketersediaan pangan utama 80.606,24       80.606,24 Dinas Ketahanan Pangan
(ton)
11 Jumlah Kawasan Mandiri 0 4 4 4 4 Dinas Ketahanan Pangan
Pangan yang terfasilitasi
(kawasan) (komulatif)

21
Indikator Utama Pilar 3
PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN

• Pemenuhan target sampling produk obat di sektor publik (IFK) di Kab Bintan kondisinya naik turun,
meskipun demikian dalam kurun waktu 4 tahun relatif meningkat. Target Provinsi Kepri adalah
100%(2021).
• Terkait makanan yang memenuhi syarat, capaian di Kabupaten Bintan sudah mencapai 82%. Target Provinsi
Kepri adalah 88,36%(2021).
22
Lanjutan......
PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN

1. Pengawasan sarana produksi obat dan


makanan di Kabupaten Bintan,
persentasenya cenderung turun, dengan
capaian terakhir adalah 16,95%. Target
Provinsi Kepri adalah 9,2%(2021).
2. Pengawasan sarana distribusi obat dan
makanan fluktuatif dengan tren meningkat.
Target Provinsi Kepri adalah
100%(2021).
3. Capaian indikator Sarana air minum yang
diawasi adalah sebesar 91,92%. Target
Provinsi Kepri adalah 50%(2021). 

23
Indikator Utama Pilar 4
PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN

1. Rumah tangga sehat di Kabupaten Bintan menunjukkan tren


meningkat meskipun angkanya fluktuatif. tahun 2017 angkanya
sebesar 59,49%, Target Provinsi Kepri adalah 62%(2021).
2. Desa/kelurahan siaga aktif juga menunjukkan kondisi yang
meningkat, tahun 2017 mencapai 52,94%, sedangkan Target
Provinsi Kepri adalah 32%(2021).
3. Rumah tinggal bersanitasi di Kabupaten Bintan juga mengalami
tren yang positif karena semakin meningkat, dari 74,25% di
tahun 2013 menjadi 77% di tahun 2017.
24
Indikator Utama Pilar 5
PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN

1. Jumlah petugas gizi di Kabupaten Bintan jumlahnya masih kurang dan juga mengalami penurunan, tahun 2017
jumlahnya hanya 14 orang. Hal tersebut tentu berpengaruh terhadap rasio tenaga gizi di Puskesmas yang juga
semakin menurun.
2. Untuk mendukung pembangunan pangan dan gizi, setiap tahun diselenggarakan Rapat Koordinasi Dewan
Ketahanan Pangan sebanyak 2 kali.
25
PERMASALAHAN DALAM GIZI DAN
PANGAN

26
PERMASALAHAN DALAM GIZI DAN
PANGAN

27
PERMASALAHAN GIZI DAN PANGAN

28
PERMASALAHAN DALAM GIZI DAN
PANGAN

29
PERMASALAHAN DALAM GIZI DAN
PANGAN

30
PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN

RENCANA MULTI SEKTOR

31
RENCANA AKSI MULTISEKTOR

32
Intervensi Program dan Kegiatan yang diusulkan dalam
pelaksanaan RAD Pangan dan Gizi
No Intervensi Program Intervensi yang Terkait
1. Intervensi Gizi Spesifik a. Kesehatan remaja dan gizi ibu prahamil;
dan Program b. PMT ibu Hamil;
c. Suplementasi /fortifiasi gizi mikro;
d. Pemberian ASI dan makanan pendamping ASI;
e. PMT anak;
f. Penganekaragaman makanan;
g. Perilaku pemberian makan dan stimulasi;
h. Penganekaragaman makanan;
i. Penanggulangan gizi buruk akut;
j. Manajemen dna pencegahan penyakit;
k. Intervensi gizi dalam kedaruratan.
l. Pemantauann Tumbuh Kembang anak di PAUD dan lembaga
penitipan anak
33
Intervensi Program dan Kegiatan yang
diusulkan dalam pelaksanaan RAD Pangan
dan Gizi
No Intervensi Program Intervensi yang Terkait

2. Intervensi Gizi a. Pertanian dan ketahanan pangan;


Sensitif dan b. Jaminan Sosial Nasional (JSN);
Pendekatannya c. Perkembangan anak usia dini;
d. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;
e. Pendidikan formal;
f. Pemenuhan sanitasi dan air bersih;
g. Pelayanan kesehatan dan KB.

34
Intervensi Program dan Kegiatan yang
diusulkan dalam pelaksanaan RAD Pangan
dan Gizi
No Intervensi Program Intervensi yang Terkait
3. Membangun a. Penyediaan irigasi
Lingkungan yang b. Penyediaan akses sanitasi dan air minum
Memungkinkan c. Evaluasi kinerja secara tepat tentang capaian RAD PG;
d. Strategi advokasi;
e. Koordinasi antar lembaga Pemerintah Pusat dan Daerah;
f. Akuntabilitas, regulasi insentif dan peraturan perundangan;
g. Peningkatan kapasistas aparat pelaksana;
h. Mobilisasi sumberdaya lokal;
i. Komitmen Pimpinan Daerah dan penganggaran;
35
Kerangka Kelembagaan
• Perbaikan gizi masyarakat. Dinas yang terlibat dalam pilar ini adalah Dinas
Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Dinas Sosial, Dinas
Pendidikan, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak,
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dan Kementerian Agama;
• Peningkatan aksesibilitas pangan yang beragam. Perangkat daerah yang
terlibat dalam pilar ini adalah Dinas Pertanian, Dinas Koperasi Usaha Mikro
Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Perikanan;
• Mutu dan keamanan pangan. Perangkat daerah yang terlibat dalam pilar ini
adalah Dinas Perikanan, Dinas Kesehatan, Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian, Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan
Perindustrian

36
Kerangka Kelembagaan
• Perilaku hidup bersih dan sehat. Perangkat Daerah yang terlibat
dalam pilar ini adalah Dinas Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman dan
Dinas Komunikasi dan Informasi;
• Koordinasi pembangunan pangan dan gizi. Perangkat daerah yang
terlibat dalam pilar ini adalah Bapelitbangda, Sekretariat Daerah

37
Peran Sektor Non Pemerintah

38
Monitoring dan Evaluasi
• Pemantauan/monitoring bertujuan mendapatkan
umpan balik bagi kebutuhan program yang sedang
berjalan, dengan mengetahui kebutuhan ini
pelaksanaan program akan segera mempersiapkan
kebutuhan tersebut.
Tujuan Monitoring
• Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan;
• Memberikan masukan tentang kebutuhan dalam melaksanakan program;
• Mendapatkan gambaran ketercapaian tujuan setelah adanya kegiatan;
• Memberikan informasi tentang metode yang tepat untuk melaksanakan
kegiatan;
• Mendapatkan informasi tentang adanya kesulitan dan hambatan selama
kegiatan;
• Memberikan umpan balik bagi sistem penilaian program;
• Memberikan pernyataan yang bersifat penandaan berupa fakta dan nilai
Tujuan Evaluasi
• Menunjukkan sumbangan program terhadap pencapaian
tujuan organisasi. Hasil evaluasi ini penting untuk
mengembangkan program yang sama ditempat lain.
• Mengambil keputusan tentang keberlanjutan sebuah
program, apakah program perlu diteruskan, diperbaiki atau
dihentikan
Waktu pelaporan
• Waktu pelaksanaan pemantauan dan evaluasi dilaksanakan dua kali
dalam satu tahun dan lama waktu pelaksanaan disesuaikan dengan
kondisi pada masing-masing OPD. Adapun mekanisme kerja evaluasi
RAD PG adalah :
• Menyiapkan kerangka acuan serta instrumen pemantauan dan evaluasi
• Menentukan waktu pemantauan dan evaluasi, tim dan lokasi.
• Pemantauan dan evaluasi dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah tetapi
dapat juga dengan menggunakan pihak ekternal dalam evaluasi.
• Menyiapkan laporan hasil pemantauan dan evaluasi

Anda mungkin juga menyukai