Anda di halaman 1dari 71

PROPOSAL INOVASI KETAHANAN PANGAN

KABUPATEN TUBAN 2019

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................... i

I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1
II. KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN ................... 2
III. KEGIATAN KETAHANAN PANGAN .................................... 5
IV. CAPAIAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN .............14
V. DAFTAR USULAN KEGIATAN INOVASI .................................. 27
A. SITASMAN DILAMAR .......................................................... 28
B. PAKAR PANGAN ................................................................. 52

1
PROPOSAL INOVASI KETAHANAN PANGAN
KABUPATEN TUBAN 2019
I. PENDAHULUAN

Ketahanan pangan merupakan salah satu isu strategis dalam


pembangunan suatu negara. Dalam rangka mewujudkan ketahanan
pangan, sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting karena
sektor ini menjadi penyedia pangan utama. Selain itu, pangan juga
merupakan salah satu instrumen utama pembangunan ekonomi. Fungsi
ketahanan pangan sebagai prasyarat untuk terjaminnya akses pangan
sangat terkait dengan perkembangan inovasi ilmu pengetahuan, teknologi
dan tenaga kerja produktif serta fungsi ketahanan pangan sebagai salah
satu hal yang mempengaruhi lingkungan perekonomian yang stabil dan
kondusif bagi pembangunan.
Tujuan program ketahanan pangan, yaitu menjamin hak atas pangan,
menjadi basis pembentukan sumberdaya manusia yang berkualitas dan
menjadi pilar ketahanan nasional. Tujuan pembangunan ketahanan
pangan itu sendiri adalah untuk menjamin ketersediaan dan konsumsi
pangan yang cukup, aman, bermutu dan bergizi seimbang, baik pada
tingkat nasional, daerah, hingga rumah tangga.
Target yang ingin dicapai dalam meningkatkan ketahanan, kedaulatan
dan kemandirian pangan Kabupaten Tuban adalah:
1. Peningkatan ketersediaan pangan melalui pembentukan cadangan
pangan daerah dan penggunaan teknologi tepat guna dalam rangka
mengatasi permasalahan keterbatasan lahan khususnya produksi
jagung ayng merupakan komoditas unggulan kabupaten Tuban.
2. Meningkatkan keanekaragaman dan keseimbangan pangan
masyarakat dalam kawasan yang ditunjukkan dengan meningkatnya
skor Pola Pangan Harapan (PPH) di wilayah kawasan. PPH adalah
komposisi ideal kelompok pangan utama yang bila dikonsumsi dapat
memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi lainnya. Skor PPH yang
diharapkan di kabupaten tuban mencapai angka 100 pada tahun 2025,
sedang per 2019 masih berada pada angka 84,2. Angka Kecukupan
Energi per kapita adalah 2.150 kkal/ hari, dan konsumsi protein sebesar
57 gram/hari.

2
PROPOSAL INOVASI KETAHANAN PANGAN
KABUPATEN TUBAN 2019

Dalam rangka mewujudkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan


dan ketahanan pangan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Kabupaten Tuban melaksanakan kegiatan inovasi guna meningkatkan
kualitas sumber daya manusia dengan konsumsi pangan yang cukup,
meningkatkan jumlah ketersediaan pangan, meningkatkan produksi
potensi pangan lokal dan menurunkan angka kemiskinan di Kabupaten
Tuban.

II. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Tuban

Adapun kebijakan yang dibentuk oleh Pemerintah Kabupaten Tuban


untuk menggerakkan perwujudan kedaulatan pangan, kemandirian
pangan dan ketahanan pangan antara lain:
1. Peraturan Daerah Kabupaten Tuban Nomor 24 Tahun 2016
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Tuban Tahun 2016-2021;
2. Peraturan Bupati Tuban Nomor 66 Tahun 2015 tentang Kebutuhan
dan Penyaluran serta Harga Eceran tertinggi Pupuk Bersubsidi
untuk Sektor Pertanian Kabupaten Tuban Tahun Anggaran 2016;
3. Peraturan Bupati Tuban Nomor 26 tahun 2017 Tentang Perubahan
atas peratuiran Bupati Tuban Nomor 82 Tahun 2016 Tentang Tata
Cara Pembagian dan Penetapan Rincian Dana Desa Setiap Desa
di Kabupaten Tuban Tahun Anggaran 2017;
4. Surat Keputusan Bupati Tuban Nomor
188.45/79/KPTS/414.031/2017 tentang Penerima Hibah Kegiatan
Bidang Ketahanan Pangan Pada Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan Kabupaten Tuban Tahun Anggaran 2017;
5. Surat Keputusan Bupati Tuban Nomor
188.45/152/KPTS/414.031/2017 tentang Penerima Hibah Kegiatan
Bidang Tanaman Pangan Pada Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan Kabupaten Tuban Tahun Anggaran 2017;

3
PROPOSAL INOVASI KETAHANAN PANGAN
KABUPATEN TUBAN 2019
6. Surat Keputusan Bupati Tuban Nomor
188.45/326/KPTS/414.031/2017 tentang Penerima Hibah Kegiatan
Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan
Peningkatan Keamanan Pangan Segar pada Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan Kabupaten Tuban Tahun Anggaran 2017;
7. Surat Keputusan Bupati Tuban Nomor
188.45/333/KPTS/414.031/2017 tentang Penerima Hibah Kegiatan
Bidang Tanaman Pangan Pada Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan Kabupaten Tuban Kegiatan Perubahan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017;
8. Surat Keputusan Bupati Tuban Nomor
188.45/13/KPTS/414.031/2018 tentang Penerima Hibah Kegiatan
Bidang Ketahanan Pangan Pada Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan Kabupaten Tuban Tahun Anggaran 2018;
9. Surat Keputusan Bupati Tuban Nomor
188.45/14/KPTS/414.031/2018 tentang Penerima Hibah Kegiatan
Bidang Tanaman Pangan Pada Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan Kabupaten Tuban Tahun Anggaran 2018;
10. Surat Keputusan Bupati Tuban Nomor
188.45/281/KPTS/414.031/2018 tentang Penerima Hibah Kegiatan
Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan
Peningkatan Keamanan Pangan Segar (SILPA DAK Rp.
12.891.592,00 + PAD Rp. 1.750.000,00) pada Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan Kabupaten Tuban Tahun Anggaran 2018;
11. Surat Keputusan Bupati Nomor 188.45/282/KPTS/414.031/2018
tentang Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Tuban;
12. Surat Keputusan Bupati Tuban Nomor
188.45/319/KPTS/414.031/2018 tentang Penerima Hibah Kegiatan
Bidang Tanaman Pangan Pada Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan Kabupaten Tuban Kegiatan Perubahan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018;

4
PROPOSAL INOVASI KETAHANAN PANGAN
KABUPATEN TUBAN 2019
13. Surat Keputusan Bupati Tuban Nomor
188.45/29/KPTS/414.031/2019 tentang Penerima Hibah Kegiatan
Bidang Ketahanan Pangan Pada Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan Kabupaten Tuban Tahun Anggaran 2019;
14. Surat Keputusan Bupati Tuban Nomor
188.45/38/KPTS/414.031/2019 tentang Penerima Hibah Kegiatan
Bidang Tanaman Pangan Pada Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan Kabupaten Tuban Tahun Anggaran 2019;
15. Surat Keputusan Bupati Tuban Nomor
188.45/197/KPTS/414.031/2019 tentang Penerima Hibah Kegiatan
Bidang Tanaman Pangan Pada Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan Kabupaten Tuban Kegiatan Perubahan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2019;
16. Surat Edaran Bupati Tuban Nomor 521/5844/414.109/2019 tentang
Pelaksanaan Optimalisasi Lahan Pekarangan Kantor Kabupaten
Tuban Tahun 2019;
17. Kesepakatan Bersama Antara Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan Kabupaten Tuban dengan Tim Penggerak Pemberdayaan
dan Kesejahteraan Keluarga Kabupaten Tuban Nomor
050/107/414.109/2017 tentang Peningkatan Ketahanan Pangan
dan Gizi Keluarga;
18. Keputusan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Kabuapetn Tuban Nomor 188.45/20.1/KPTS/414.109/2018 tentang
Penetapan Inovasi Organisasi Pemerintah Daerah Dinas Pertanian
dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tuban;

5
III. KEGIATAN BIDANG KETAHANAN PANGAN

Adapun kegiatan yang dilaksanakan guna meningkatkan ketahanan pangan di Bidang Ketahanan Pangan pada Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tuban, antara lain:

No Program Kegiatan Tahun 2017 Tahun Jumlah Anggaran Keterangan


1. Peningkatan Pengembangan Sumber Pangan Alternatif
Ketahanan - Lomba Cipta Menu Tk. Kab. 2017 130.000.000
Pangan - Lomba Cipta Menu TK. Bakorwil
- Lomba Cipta Menu TK. Provinsi
2. Monitoring dan Evaluasi Bid. Ketahanan pangan
- Monitoring dan Evaluasi keg. Bidang Ketahanan 2017 30.000.000
Pangan tahun 2017
3. Peningkatan Ketrampilan Deversifikasi Bagi
Pengusaha Kecil olahan Pangan
2017 60.000.000
- Sosialisasi tentang Deversifikasi bagi Pengusaha
Kecil Olahan Pangan
4. Fasilitasi Dewan Ketahanan Pangan
2017 50.000.000
- Pleno Dewan Ketahanan Pangan
5. Penanganan Daerah Rawan Pangan
- Pelatihan Penggunaan Alat Bantuan Hibah Alat
2017 150.000.000
- Hibah Alat Olahan Pangan kepada TP.PKK Desa 6 Olahan Pangan
Desa Rp. 117.000.000
6. Pengembangan Desa Mandiri Pangan 2017 200.000.000 Hibah Domba
- Bantuan Domba Lokal kepada Kel.Tani di 6 Desa 20 Ekor/Desa
Rp. 174.000.000
7. Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas
Harga Pangan
2017 50.000.000
- Pelaporan Harga Pasar
- Honor Petugas Pengumpul Data
8. Pembinaaan dan Pengawasan Mutu keamanan
Pangan
- Sosialisasi Keamanan Pangan 2017 175.000.000
- Pembelian Rapid Tes Kit
- Uji laboratorium (Rp. 40.000.000)
9. Analisis dan Penyusunan Pola Konsumsi dan Suplai
Pangan
2017 125.000.000
- Sosialisasi dan Pelatihan Pengambilan data
- Dokumen Hasil Analisis PPH(Rp. 60.000.000)
10. Adi Karya Pangan Nusantara
- Penilaian Peserta APN
2017 50.000.000
- Pemberian Penghargaan pemenang Lomba APN
(Rp. 20.000.000)
11. Analisis dan Penyusunan neraca Bahan Makanan
- Dokumen Hasil Analisis Penyusunan Neraca 2017 30.000.000
Bahan Makanan
12. Pembangunan Fisik Lumbung Pangan Desa
- Pembangunan Fisik Lumbung di Desa. Compreng Pembangunan
2017 500.000.000
Kec. Widang dan desa Sembungrejo Fisik Lumbung
Kec. Merakurak (Rp. 480.000.000)
13. Pengembangan Cadangan Pangan Desa 2017 150.000.000 Bantuan Gabah
- Bantuan Isi Lumbung berupa Gabah kering Giling Kering Giling
pada 5 Kel. Tani di 5 Kecamatan ( Rp.
122.500.000)
14. Pengutanan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat Bantuan Hibah
- Bantuan Gabah Kering Giling untuk 2 Gapoktan di 2017 200.000.000 Gabah Kering
2 Kecamatan ( Rp. 180.000.000) Giling
15. Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan
dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar
- Sosialisasi Bantuan Hibah
2017 225.000.000
- Bantuan Hibah berupa Bibit tanaman Buah Bibit Tanaman
buahan untuk 5 TP.PKK Desa ( Rp.
145.000.000)
Jumlah 2.125.000.000

No Program Kegiatan tahun 2018 Tahun Jumlah Anggaran Keterangan


1. Peningkatan Pengembangan Sumber Pangan Alternatif 2018 150.000.000
Ketahanan - Lomba Cipta Menu Tk. Kab.
Pangan - Lomba Cipta Menu TK. Bakorwil
- Lomba Cipta Menu TK. Provinsi
- Pameran HPS Tk. Prov dan Nasional
( Rp. 25.000.000)
- Pemberian Hadiah LCM TK. Kab
( Rp.30.100.000)
2. Monitoring dan Evaluasi Bid. Ketahanan pangan
- Monitoring dan Evaluasi Keg. Bid. Ketahanan 2018 30.000.000
tahun 2018
3 Fasilitasi Dewan Ketahanan Pangan
2018 50.000.000
- Pleno Dewan Ketahanan Pangan
4 Penanganan Daerah Rawan Pangan Hibah Alat
- Pelatihan Penggunaan Alat Bantuan
2018 225.000.000 Olahan
- Hibah Alat Olahan Pangan kepada TP.PKK Desa
20 Desa ( Rp. 195.000.000) Pangan
5 Pengembangan Desa Mandiri Pangan
Hibah Gabah
- Bantuan Domba Lokal kepada Kel.Tani di 6 Desa 2018 200.000.000
Kering giling
Rp. 174.000.000
6 Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas
Harga Pangan
- Pelaporan Harga Pasar 2018 35.000.000
- Honor Petugas Pengumpul Data

7 Pembinaaan dan Pengawasan Mutu keamanan 2018 75.000.000


Pangan
- Sosialisasi Keamanan Pangan
- Pembelian Rapid Tes Kit
- Uji laboratorium Rp. 30.000.000
8 Analisis dan Penyusunan Pola Konsumsi dan Suplai
Pangan
2018 75.000.000
- Sosialisasi dan Pelatihan Pengambilan data
- Dokumen Hasil Analisis PPH (Rp. 45.000.000)
9 Adhikarya Pangan Nusantara
- Penilaian Peserta APN
2018 75.000.000
- Pemberian Penghargaan pemenang Lomba APN
(Rp. 33.300.000)
10 Analisis dan Penyusunan neraca Bahan Makanan
- Dokumen Hasil Analisis Penyusunan Neraca 2018 75.000.000
Bahan Makanan ( Rp. 62.000.000)
11 Analisis dan Penyusunanan Peta Rawan Pangan
- Dokumen Hasil Analisis dan Penyusunan Peta 2018 75.000.000
Rawan pangan ( Rp. 60.000.000)
12 Pembangunan Fisik Lumbung Pangan Desa
- Pembangunan Fisik Lumbung di Desa. Simorejo
2018 630.000.000
Kec. Widang dan desa Rengel Kec. Rengel
(Rp.602.000.000)
13 Pengembangan Cadangan Pangan Desa
- Bantuan Isi Lumbung berupa Gabah kering
2018 96.374.000
Giling pada 4 Kel. Tani di 4 Kecamatan ( Rp.
85.755.000)
14 Pengutanan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat
- Bantuan Gabah Kering Giling untuk 2 Kel.Tani di 2018 195.208.000
2 Kecamatan ( Rp. 185.164.000)
15 Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan
dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar
- Sosialisasi
- Bantuan Hibah berupa Bibit tanaman Buah
buahan untuk 45 TP.PKK Desa
( Rp. 1.240.716.000) 2018 1.762.891.592
- Inovasi Teknologi Simantab bantuan Hibah Alat
olahan pangan ( Rp. 160.000.000)
- Inovasi Teknologi Pakar Pangan Bantuan Bibit
Tanaman Buah buahan dan Benih sayuran
Pupuk dan Green House (Rp. 97.799.000)
Jumlah 3.749.473.592
No Program Kegiatan Tahun 2019 Tahun Jumlah Anggaran Keterangan
1. Peningkatan Optimalisasi Konsumsi Pangan
Ketahanan - Lomba Cipta Menu Tk. Kab.
Pangan - Lomba Cipta Menu Tk. Bakorwil
- Lomba Cipta Menu Tk. Provinsi
- Membeli bahan untuk LCM dan
Pameran dalam rangka HPS dan 2019 356.800.000 P.APBD
Bakorwil
- Pemberian Hadiah Pemenang LCM
TK. Kab. ( Rp.15.250.000)
- Pameran HPS TK. Prov. Dan Nasional
( Rp. 30.000.000)
2. Monitoring dan Evaluasi Bid. Ketahanan
pangan
2019 25.000.000
- Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Bid.
Ketahanan Pangan Tahun 2019
3. Fasilitasi Dewan Ketahanan Pangan
- Rapat Dewan Ketahanan Pangan
- Pleno Dewan Ketahanan Pangan 2019 215.000.000 P.APBD
- Lomba APN ( Pemberian Hadiah
pemenang APN Rp. 30.000.000)
4. Penanganan Daerah Rawan Pangan
- Pelatihan Penggunaan Alat Bantuan Bantuan Hibah Alat
- Hibah Alat Olahan Pangan kepada 2019 150.000.000
Olahan Pangan
TP.PKK Desa 18 Desa Rp.
127.800.000
5. Optimalisasi Ketersediaan dan Distribusi 2019 512.000.000 Pembangunan Fisik
Pangan
Sub. Keg. Pembangunan Fisik Lumbung
Pangan di Desa Sambongrejo Kec.
Semanding ( 297.405.000)
Lumbung
Sub. Keg Sistem Distribusi Pangan
Masyarakat
- Pelaporan Harga Pasar
- Honor Petugas Pengumpul Data
Sub. Kegiatan Pengembangan Cadangan
Pangan desa ( Bantuan Gabah Kering Bantuan Hibah
giling untuk 2 Kel.Tani di 2 Kecamatan ) Gabah Kering Giling
Rp. 45.500.000
Sub. Keg. Lembaga Distribusi Pangan
Masyarakat (PLDPM) Bantuan Gabah Bantuan Hibah
Kering Giling untuk 2 Kel. Tani di 2 Gabah Kering Giling
Kecamatan Rp. 117.000.000
6. Optimalisasi Keamanan Pangan
- Sosialisasi Keamanan Pangan
- Pembelian Rapites Kids (Rp.
20.050.000) P.APBD
2019 80.000.000
- Uji laboratorium Rp. 23.175.000 (Rp. 5.000.000)

7. Analisis dan Penyusunan Pola Konsumsi 2019 50.000.0000


dan Suplai Pangan
- Sosialisasi dan Pelatihan Pengambilan
data
- Dokumen Hasil Analisis PPH
8. Analisis dan Penyusunan neraca Bahan
Makanan
- Dokumen Hasil Analisis Penyusunan 2019 50.000.000
Neraca Bahan Makanan
(Rp. 42.100.000)
9. Optimalisasi Penganekaragaman Pangan
- Sosialisasi
- Bantuan Hibah berupa Bibit tanaman
Buah buahan, Benih Sayuran, Bibit
Toga, Pupuk, Polybag dan Green
House untuk 40 TP PKK Desa
dalam rangka Pengembangan
Pekarangan Kelompok 2019 900.000.000 P. APBD
( Rp. 640.000.000)
- Bantuan Hibah Berupa Bibit Tanaman
Buah buahan, Benih Sayuran ,Pupuk
dan Green House untuk 8 TP PKK
dalam rangka Optimalisasi
Pemanfaatan Pekarangan
(Rp. 128.000.000)
Jumlah 2.338.800.000

IV. CAPAIAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN TUBAN


Pengukuran capaian kinerja Ketahanan Pangan Kabupaten Tuban Tahun 2018 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Target Realisasi Capaian
Tahun Tahun Realisasi
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama
2018 2018*) terhadap
target (%)
1. Meningkatnya produksi 1. Jumlah produksi komoditas tanaman pangan (Ton) 1.123.301 1.250.347 111,31
pertanian dan 2. Jumlah produksi komoditas tanaman perkebunan (Ton) 104.014 113.109,73 108,74
pendapatan petani; 3. Jumlah produksi komoditas tanaman hortikultura (Ton) 31.830,6 114.030,81 358,24
4. Pendapatan bruto petani (Rp/Kap/Thn) 31.245.91 119,77
37.424.135
2
2. Meningkatnya 5. Persentase ketersediaan kebutuhan energi dan protein 112,95
83 93,75
ketersediaan pangan, perkapita (%)
cadangan pangan, 6. Persentase Cadangan Pangan Daerah (%) 60 62,4 104
keragaman konsumsi 7. Skor Pola Pangan Harapan (%) 90,2 83,1 92,13
dan keamanan pangan 8. Persentase Keamanan Pangan (%) 94 91,75 97,61
serta penanganan
9. Persentase Penanganan Daerah Rawan Pangan (%) 67,85 90,07 132,75
daerah rawan pangan
Sumber : DPKP Kab. Tuban Tahun 2018
*) Angka Sementara
Capaian Capaian
Database Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Tahun Tahun Tahun 2018 2018
2015 2017 2018*) terhadap terhadap
2015 (%) 2017 (%)
1. Meningkatnya produksi 1. Jumlah produksi komoditas 115,67 98,62
1.080.936 1.267.792 1.250.347
pertanian dan pendapatan tanaman pangan (Ton)
petani; 2. Jumlah produksi komoditas 115,07 105,70
98.292,49 107.014,43 113.109,73
tanaman perkebunan (Ton)
3. Jumlah produksi komoditas 367,73 397,54
31.009,30 28.684,2 114.030,81
tanaman hortikultura (Ton)
4. Meningkatnya ketersediaan 5. Persentase ketersediaan 118,67 99,63
pangan, cadangan pangan, kebutuhan energi dan protein 79% 94,1% 93,75
keragaman konsumsi dan perkapita;
keamanan pangan serta 6. Persentase Cadangan Pangan 156 119,54
40% 52,2% 62,4
penanganan daerah rawan Daerah;
pangan 7. Skor Pola Pangan Harapan; 87% 82,6% 83,1 95,52 100,61
8. Persentase Keamanan Pangan; 90% 93,4% 91,75 101,94 98,23
9. Persentase Penanganan Daerah 190,83 117,28
47,2% 76,8% 90,07
Rawan Pangan
Sumber : DPKP Kab. Tuban Tahun 2018
*) Angka Sementara

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian


Realisasi
Tahun
RPJMD terhadap target
2018*)
RPJMD (%)
1. Meningkatnya produksi 1. Jumlah produksi komoditas tanaman pangan
1.165.999 1.250.347 107,23
pertanian dan (Ton)
pendapatan petani; 2. Jumlah produksi komoditas tanaman
104.291 113.109,73 108,46
perkebunan (Ton)
3. Jumlah produksi komoditas tanaman hortikultura
33.062,1 114.030,81 344,90
(Ton)
2. Meningkatnya 4. Persentase ketersediaan kebutuhan energi dan
90% 93,75 104,17
ketersediaan pangan, protein perkapita (%)
cadangan pangan, 5. Persentase Cadangan Pangan Daerah (%) 90% 62,4 69,33
keragaman konsumsi 6. Skor Pola Pangan Harapan (%) 95% 83,1 87,47
dan keamanan pangan 7. Persentase Keamanan Pangan (%) 100% 91,75 91,75
serta penanganan 8. Persentase Penanganan Daerah Rawan
daerah rawan pangan Pangan (%) 100% 90,07 90,07

Sumber : DPKP Kab. Tuban Tahun 2018


*) Angka Sementara
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2018 jumlah
produksi komoditas tanaman pangan meningkat sebanyak 11,31%
dari target yang telah ditentukan. Dan jika dibandingkan dengan data
dasar (tahun 2015) juga mengalami peningkatan sebanyak 15,67%.
Sementara jika dibandingkan dengan capaian pada tahun 2017,
mengalami penurunan sebesar 1,38%. Namun demikian dari target
RPJMD yang telah ditetapkan, indicator jumlah produksi komoditas
tanaman pangan telah melampaui target sebesar 7,23%.
Indikator kedua, jumlah produksi komoditas tanaman perkebunan
juga meningkat sebanyak 8,74% dari target dan meningkat sebanyak
5,7% dari capaian tahun 2017. Demikian juga dari baseline data tahun
2015 meningkat sebanyak 15,07%. Jika dibandingkan dengan target
pada akhir periode RPJMD juga telah melampaui target sebanyak
8,46%.
Untuk jumlah produksi komoditas tanaman hortikultura
menunjukkan angka peningkatan yang sangat signifikan. Hal ini dapat
terlihat dari hasil capaian yang meningkat sebanyak 258,24% dari
target tahun 2018. Dengan demikian jika dibandingkan dengan
capaian tahun 2017 terjadi lonjakan peningkatan sebesar 297,54%
dan sebanyak 267,73% dari tahun 2015. Dengan adanya peningkatan
yang sangat signifikan tersebut maka target yang telah terpasang
untuk akhir periode rpjmd juga telah dapat terlampaui sebanyak
244,90%.
Indikator persentase ketersediaan kebutuhan energi dan protein
perkapita juga meningkat sebanyak 12,95% dari target atau sebesar
18,67% dari tahun 2015. Akan tetapi jika dibandingkan dengan
capaian tahun 2017, terjadi penurunan sebesar 0,37%. Namun
demikian terhadap target pada akhir periode RPJMD telah terlampaui
sebanyak 4,17%. Persentase Cadangan Pangan Daerah tahun 2018
naik sebesar 4% dari target, 19,54% dari capaian tahun 2017 dan naik
sebanyak 56% dari tahun 2015. Sedangkan untuk Skor Pola Pangan
Harapan masih belum dapat mencapai target tahun 2018. Tetapi jika
dibandingkan dengan tahun 2017 mengalami peningkatan sebesar
0,61%. Persentase Keamanan Pangan juga masih belum bisa
mencapai target, demikian juga terhadap capaian tahun 2017
mengalami penurunan sebesar 1,73%. Capaian Persentase
Penanganan Daerah Rawan Pangan tahun 2018 telah melampaui
target sebesar 32,75% atau naik sebesar 17,28% dari capaian tahun
2017 dan sebanyak 90,83% dari tahun 2015. Dengan demikian masih
dibutuhkan 9,93% untuk dapat mencapai target di akhir periode
RPJMD.

Untuk target keamanan pangan, pada tahun 2018 ditarget 94 %


dan telah mencapai 91,7 %. Hal tersebut ditinjau dari jumlah sampel
yang diperiksa dan jumlah sampel yang aman. Akan tetapi, jumlah
sampel yang diambil belum bisa menyeluruh di wilayah Kabupaten
Tuban dikarenakan keterbatasan dana pemeriksaan sampel.
Sementara itu untuk skor Pola Pangan Harapan masih belum bisa
mencapai target. Skor Pola Pangan Harapan merupakan indikator
mutu Gizi dan keragaman konsumsi pangan. Berdasarkan skor PPH
yang dicapai, konsumsi masyarakat di Kabupaten Tuban sudah cukup
beragam dan bervariasi di setiap wilayah. Akan tetapi, konsumsi
terbanyak masih didominasi kelompok padi-padian sebesar 43,1 %,
sedangkan konsumsi buah dan sayur, umbi-umbian, serta pangan
hewani masih rendah. Asupan energi dan protein belum merata antar
wilayah agroekologi dan karakteristik ekonomi. Asupan energi dan
protein paling rendah berada di wilayah pertanian dan ekonomi daerah
tertinggal.
Sasaran Indikator Kinerja Anggaran (Rp.) Efisi
Kinerja IKU
Strategis Utama Program ensi
Target Capaian*) % Pagu Realisasi %
1. Meningkatnya 1. Jumlah produksi
produksi komoditas Peningkatan Produksi
1.123.301 1.250.347 111,31 8.858.550.000 8.556.494.729 96,59
pertanian dan tanaman Tanaman Pangan
pendapatan pangan (Ton)
petani; Jumlah 1.123.301 1.250.347 111,31 8.858.550.000 8.556.494.729 96,59 1,15
2. Jumlah produksi Peningkatan Produksi
1.487.551.000 1.437.005.800 96,60
komoditas Perkebunan
tanaman Peningkatan Kualitas
perkebunan Bahan Baku Bidang 104.014 113.109,73 108,74
(Ton) Pertanian dan 1.100.000.000 1.087.094.000 98,83
Ketahanan Pangan
(DBHCHT)
Jumlah 104.014 113.109,73 108,74 2.587.551.000 2.524.099.800 97,55 1,11
4. Jumlah produksi Peningkatan Kawasan
1.204.003.000 1.190.570.750 98,88
komoditas Hortikultura
tanaman 31.830,6 114.030,81 358,24
Pendukung Kawasan
hortikultura 200.000.000 197.972.750 98,99
Agropolitan
(Ton)
Jumlah 31.830,6 114.030,81 358,24 1.404.003.000 1.388.543.500 98,90 3,62
9. Meningkatnya 6. Persentase Peningkatan Ketahanan
ketersediaan ketersediaan Pangan (Kegiatan yang
pangan, kebutuhan mendukung)
83 93,75 112,95 2.237.891.592 2.219.266.488 99,17
cadangan energi dan
pangan, protein
keragaman perkapita;
konsumsi dan Jumlah 83 93,75 112,95 2.237.891.592 2.219.266.488 99,17 1,14
keamanan 9. Persentase Peningkatan Ketahanan 60 62,4 104 921.582.000 916.757.000 99,48
pangan serta Cadangan Pangan (Kegiatan yang
penanganan Pangan Daerah; mendukung)
daerah rawan Jumlah 60 62,4 104 921.582.000 916.757.000 99,48 1,05
pangan 12. Skor Pola Peningkatan Ketahanan
Pangan Pangan (Kegiatan yang 90,2 83,1 92,13 185.000.000 184.683.500 99,83
Harapan; mendukung)
Jumlah 90,2 83,1 92,13 185.000.000 184.683.500 99,83 0,92
15. Persentase Peningkatan Ketahanan
Keamanan Pangan (Kegiatan yang 94 91,75 97,61 99.600.000 95.568.850 95,95
Pangan; mendukung)
Jumlah 94 91,75 97,61 99.600.000 95.568.850 95,95 1,02
18. Persentase Peningkatan Ketahanan
Penanganan Pangan (Kegiatan yang
67,85 90,07 132,75 300.000.000 298.345.357 99,45
Daerah Rawan mendukung)
Pangan
Jumlah 67,85 90,07 132,75 300.000.000 298.345.357 99,45 1,33
Sumber : DPKP Kab. Tuban Tahun 2018
*) Angka Sementara
Indikator Indikator Kinerja Anggaran Efisiensi
Program
Kinerja Utama Program Target Capaian % Pagu Realisasi %
20. Jumlah persentase
produksi peningkatan 0,6 -623,33
-3,74
komoditas produktivitas
tanaman tanaman Padi (%)
pangan persentase
(Ton) peningkatan
-258,33
Peningkatan produktivitas 0,6 -1,55
Produksi tanaman Jagung 8.858.550.000 8.556.494.729 96,59
Tanaman (%)
Pangan persentase
peningkatan
produktivitas 1131,67
0,6 6,79
tanaman Kacang
Tanah (%)

Rerata 0,6 0,5 83,33 8.858.550.000 8.556.494.729 96,59 0,86


24. Jumlah Peningkatan prosentase
produksi Produksi peningkatan 275,77
2,6 7,17
komoditas Perkebunan produktivitas
tanaman tanaman tebu
perkebunan prosentase
(Ton) peningkatan
651,54
produktivitas 2,6 16,94 1.487.551.000 1.437.005.800 96,60
tanaman
tembakau
prosentase
peningkatan 1190,48
2,1 25
produktivitas
tanaman kelapa
Rerata 2,43 16,37 705,9 1.487.551.000 1.437.005.800 96,60 7,31
Peningkatan Persentase
Kualitas Bahan peningkatan
Baku Bidang produktivitas 651,54
2,6 16,94 1.100.000.000 1.087.094.000 98,83
Pertanian dan tanaman
Ketahanan tembakau
Pangan
(DBHCHT) Jumlah 2,6 16,94 651,54 1.100.000.000 1.087.094.000 98,83 6,59
30. Jumlah Jumlah
produksi peningkatan luas
Peningkatan 111,7 112 100,27
komoditas kawasan tanaman 1.204.003.000 1.190.570.750 98,88
Kawasan
tanaman hortikultura (ha)
Hortikultura
hortikultura
(Ton) Jumlah 111,7 112 100,27 1.204.003.000 1.190.570.750 98,88 1,01
Persentase
kenaikan produksi
Pendukung hasil pertanian di 2,60 35,97 1383,46
200.000.000 197.972.750 98,99
Kawasan kawasan
Agropolitan agropolitan (%)

Jumlah 2,60 35,97 1383,46 200.000.000 197.972.750 98,99 13,98


34. Pendapatan Jumlah 2.500 m JIT, 5
Peningkatan 3.028,4 m
bruto petani infrastruktur unit embung,
Infrastruktur JIT,19.237 m
(Rp/Kap/Thn dan sarana 29.030 m JUT,
dan JUT, 5 unit
) prasarana 19 unit sarana 19.086.201.000 18.658.668.712 97,76
Penyediaan embung, 119
pertanian (unit) prasarana
Sarana dan Unit Sarana
pertanian
Prasarana
Pertanian
Jumlah 228,43 19.086.201.000 18.658.668.712 97,76 2,34
36. Persentase Peningkatan Persentase petani 84 86 102,38 1.026.415.000 1.015.713.168 98,96
kenaikan Kesejahteraan yang menerapkan
kelas Petani teknologi sesuai
kelompok rekomendasi
tani
Jumlah 84 86 102,38 1.026.415.000 1.015.713.168 98,96 1,03
Persentase
Pemberdayaan
kenaikan
Penyuluh 54,90 44,64 81,31
kompetensi 210.000.000 205.666.800 97,94
Pertanian/Perk
penyuluh (%)
ebunan
Lapangan
Jumlah 54,90 44,64 81,31 210.000.000 205.666.800 97,94 0,83
38. Persentase Peningkatan Persentase
ketersediaan Ketahanan peningkatan
kebutuhan Pangan ketersediaan
energi dan energi dan protein
protein per kapita
perkapita;
39. Persentase
Cadangan
Pangan 4 368,75
14,75 3.744.073.592 3.714.621.195 99,21
Daerah;
40. Skor Pola
Pangan
Harapan;
41. Persentase
Keamanan
Pangan;
42. Persentase
Penanganan
Daerah
Rawan Jumlah 4 14,75 368,75 3.744.073.592 3.714.621.195 99,21 3,72
Pangan
IV. DAFTAR USULAN KEGIATAN INOVASI
Usulan inovasi yang diajukan oleh Kabupaten Tuban
merupakan inovasi dari kategori Ketahanan Pangan yang terdiri
dari 2 kegiatan inovasi. Daftar lengkap usulan inovasi Kabupaten
Tuban dapat dilihat pada tabel berikut :

No Judul Kategori
1 SITASMAN DILAMAR (Sistem Bidang Ketersediaan
Tanam Sisip Tanaman di Lahan Pangan
Marginal)
2 PAKAR PANGAN (Pekaranganku Bidang Ketersediaan
Rumah Panganku) Pangan
Proposal

SITASMAN DILAMAR (Sistem Tanam Sisip Tanaman


Di Lahan Marginal)
Tanggal pelaksanaan inovasi pelayanan publik : Rabu, 28 Oktober 2015
Kategori inovasi pelayanan publik : Ketersediaan dan Cadangan
Pangan
PROPOSAL INOVASI KETAHANAN PANGAN
KABUPATEN TUBAN 2019

Tujuan Inisiatif

Gambarkan/Jelaskan tujuan inisiatif ("gagasan") munculnya inovasi ini

Jawaban:
Inovasi ini memiliki Lima tujuan utama :

1. Meningkatkan indeks pertanaman pada lahan kering marginal


dari IP 100 menjadi IP 300. (dari 1 kali panen menjadi 3 kali
panen per satuan luas dalam satu tahun). Sebelumnya di Tuban
terdapat lahan kering 63.216 hektar yang merupakan lahan
kering marjinal.
2. Meningkatkan pendapatan petani dari hasil satu kali tanam pada
satuan luas menjadi tiga kali tanam dalam satu periode musim
hujan (9 bulan). Sebelum ada inovasi pendapatan petani hanya
Rp.
15.385.000 sekali panen dalam setahun.
3. Meningkatnya kesejahteraan keluarga tani, dengan meningkatnya
pendapatan petani akan berdampak pada kesejateraan keluarga
tani.
4. Memenuhi target luas tambah tanam (LTT) untuk tanaman
jagung dan target produksi dalam rangka pelaksanaan program
pembangunan Pertanian di Kabupaten Tuban.
5. Keterpaduan aparatur pemerintah dan swasta dalam mendukung
pelaksanaan program pembangunan pertanian khususnya
ketahanan pangan di Kabupaten Tuban.
Keselarasan Dengan Kategori Yang Dipilih

Jelaskan keterkaitan inovasi dengan kategori yang dipilih.

Jawaban:
Inovasi ini termasuk dalam kategori ketersediaan dan cadangan pangan.

1. Jagung: luas tanam 113.290 hektar, total produksi 628.709 ton.


Kabupaten Tuban dinyatakan sebagai sentra produksi jagung
nasional oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia sesuai dengan
sertifikat yang diberikan kepada Bupati Tuban pada bulan Juli
2018.
2. Kacang Tanah: luas tanam 19.655 hektar, total produksi 28.052
ton. Varietas Kacang Tanah Lokal Tuban telah dilepas Mentri
Pertanian sebagai varietas unggul nasional dengan Surat
Keputusan
Nomor : 398/Kpts/SR.120/8/2003.

3. Cabe: luas tanam 8.013 hektar, total produksi 317.055 ton. Cabe
sebagai komoditas strategis yang memiliki harga jual tinggi.
Signifikansi (Arti Penting)

Jelaskan bagaimana inisiatif ini berperan penting dalam mengatasi


kekurangan/ kelemahan tata kelola, administrasi umum atau pelayanan
publik di suatu negara atau wilayah tertentu. Inisiatif tersebut harus
berdampak positif terhadap kelompok-kelompok penduduk, termasuk
kelompok yang rentan (yaitu anak- anak, perempuan, orang tua, orang
cacat, dll.) dalam konteks negara atau wilayah Anda.

Jawaban:

Pengelolaan usaha tani pada lahan kering marginal masih bersifat


konvensional secara turun–menurun karena belum adanya perubahan
perilaku petani dalam menerapkan inovasi teknologi, Teknologi usaha
tani yang diterapkan tergantung dari kondisi alam setempat karena
Sumber Daya Manusia (SDM) petani masih rendah. Oleh karenanya,
tingkat pendapatan petani masih rendah karena petani hanya dapat
sekali panen dalam satu periode musim hujan, yaitu dari tanaman
jagung.

Melaui inovasi teknologi tanam sisip dengan melakukan rekayasa


waktu tanam dan pengaturan pola tanam sesuai jenis tanaman yang
dipilih akan terjadi pemanfaatan air dan 3 (tiga) kali panen dari 3 (tiga)
komoditas yang berbeda

Pada luas lahan satu hektar pendapatan petani bertambah semula


hanya dari panen jagung senilai Rp. 15.385.000,-menjadi Rp.
141.332.500,- yang berasal dari hasil panen 3 (tiga) komoditas
tanaman yang berbeda, yaitu:

1. Pendapatan petani dari tanaman jagung : Rp. 15.385.000,-


2. Pendapatan petani dari tanaman cabe : Rp. 113.727.500,-
3. Pendapatan petani dari tanaman kacang tanah : Rp. 13.220.000,-
Inovasi

Jelaskan mengapa inisiatif ini inovatif dalam konteks negara atau wilayah
Anda. Jawaban:

Sisi inovatif dari inovasi ini terletak pada pengaturan pola tanam dan
waktu tanam yang menyesuaikan dengan jumlah dan intensitas curah
hujan. Rinciannya, jagung (November-Februari), cabe (Januari-Mei),
kacang tanah (Februari-Mei). Dengan model tanam sisip ini petani dapat
panen sebanyak 3 kali dengan 3 jenis tanaman yang berbeda selama
musim penghujan (6–7 bulan). Sehingga inovasi ini mampu
meningkatkan pendapatan petani hampir 10 kali lipat.

Grafik Pola Tanam Sisip pada Lahan Kering Marginal.

Grafik Kalender Tanam Sisip pada Lahan Kering Marginal.


Jelaskan apakah inovasi ini asli atau apakah itu merupakan adaptasi/
modifikasi/ replikasi dari konteks lain.

Jawaban:

Inovasi ini asli dari Tuban. Awalnya dikembangkan oleh petani di


Kecamatan Grabagan.

1. Jenis tanaman yang ditanam berbeda pada setiap pergiliran


tanaman.
2. Pengaturan waktu tanam menyesuaikan intensitas curah hujan
dengan bulan basah selama empat bulan.
3. Pergiliran tanaman yang diterapkan tidak mengganggu
pertumbuhan setiap tanaman namun bisa memberikan
keuntungan tanaman satu dengan lainnya, diantaranya :

Efesiensi pupuk, karena sisa pupuk tanaman sebelumnya


dapat dimanfaatkan tanaman berikutnya. Efesiensi tenaga kerja
saat tanam dan pemeliharaan karena bisa dilakukan bersama –
sama dan berkelanjutan.

Sebagai upaya konservasi lahan untuk menanggulangi erosi


dilakukan dengan cara membuat pematang dengan memanfaatkan
batu yang ada di sekitar lahan.
Transferabilitas

Apakah inovasi tersebut memiliki potensi dan/atau terbukti telah


diterapkan dan diadaptasi (disesuaikan) ke dalam konteks lain (misalnya
negara atau wilayah lain) ? Jika ya, tolong jelaskan di mana dan
bagaimana prosesnya

Jawaban:

Inovasi tanam sisip ini telah direplikasi di 20 Kecamatan di Kabupaten


Tuban. Namun jenis komoditi yang ditanam berbeda-beda antar
kecamatan menyesuaikan kondisi lahan dan iklim setempat. Misalnya di
Kecamatan Montong pola tanamnya adalah jagung-jagung-kacang
tanah. Sedangkan di Kecamatan Merakurak polanya jagung-cabe-
kacang tanah. Contoh lainnya di Kecamatan Rengel polanya jagung-
jagung- jagung. Inovasi ini mudah direplikasi karena biaya usaha taninya
murah dan teknologinya mudah. Selain itu inovasi ini efisien dalam
penggunaan tenaga kerja. Contohnya dalam pengelolaan lahan seluas
satu hektar hanya dibutuhkan dua orang tenaga kerja dalam proses
pemeliharaan. Penggunaan pupuk juga lebih hemat karena sekali
pemupukan bisa untuk tiga tanamanan sekaligus.
Sumber Daya

Sumber daya apa (yaitu keuangan, manusia atau lainnya) yang


digunakan untuk melaksanakan inovasi tersebut?

Jawaban:

Sumber Daya Keuangan :

Untuk melaksanakan inovasi ini dibutuhkan biaya sebesar Rp.


34.280.000/hektar. Dana tersebut merupakan swadaya dari petani.

Sumber Daya Manusia :

Untuk melaksanakan inovasi ini dibutuhkan 106 tenaga penyuluh


pertanian dan 400 kelompok tani.

Sumber Daya Teknologi :

Inovasi teknologi yang diterapkan merupakan rangkaian teknologi


budidaya yang terintregrasi dari tanaman jagung, cabe dan kacang tanah
yang dilaksanakan secara terpadu sesuai dengan rekomendasi dari
lembaga penelitian teknologi pertanian Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP).
Jelaskan apakah dan bagaimana inovasi ini berkelanjutan (meliputi
aspek-aspek sosial, ekonomi dan yang berhubungan dengan
lingkungan).

Jawaban:

1. Segi keuangan :
Pengajuan dana melalui APBD dan APBN untuk pelaksanaan kaji
terap ditempat lain yang memiliki potensi pengembangan inovasi
teknologi tanam sisip pada lahan kering marginal.

2. Segi teknis :
Penyesuaian waktu tanam: tanam lebih awal pada daerah dengan
sifat hujan di atas normal Pemilihan lahan yang sesuai dengan
drainase yang baik.

3. Segi ekonomis :
Terjadinya perputaran ekonomi yang cepat karena nilai jual
komoditas hasil panen dengan harga yang layak dan dapat
menembus pasar nasional khususnya komoditas cabe.
Dengan biaya usaha tani minimal dapat digunakan untuk tiga jenis
tanaman dalam satu periode musim hujan.

Akan terjalin kemitraan secara berkelanjutan dalam hal


pemasaran hasil komoditas cabe. Terjadinya peningkatan
pendapatan petani yang cukup signifikan, sehingga teknologi
tanam sisip ini telah berkembang di kecamatan Grabagan
seluas : 85 Ha. yang tersebar di 5 desa

4. Segi kebijakan ;
Secara bertahap di wilayah lahan kering marginal perlu
disiapkan agroindustri hasil-hasil pertanian untuk mengolah
bahan baku menjadi produk perdagangan sebagai hasil utama,
sedangkan produk samping atau limbahnya dapat
dimanfaatkan untuk mendukung bahan baku pakan
5. Segi sosial :
Kondisi keamanan menjadi kondusif dan terjamin.
Terjadinya interaksi lebih sinergis antara petani, pengusaha dan
pemerintah
Dampak

Apakah inovasi ini telah dievaluasi secara resmi skala dampaknya,


melalui evaluasi internal atau eksternal misalnya evaluasi yang dilakukan
oleh APIP atau lembaga lain yang relevan.

Jawaban: Ya

Jelaskan bagaimana inovasi ini dievaluasi dampaknya pada:


Target/kelompok sasaran.

Kelompok masyarakat di luar kelompok sasaran.

Aspek tata pemerintahan instansi (misalnya efisiensi anggaran,


perbaikan proses bisnis, kolaborasi antar satuan unit kerja/perangkat
daerah dan/atau pemangku kepentingan lainnya, tingkat akuntabilitas).

Jawaban:

1. Sistem pelaporan :

Petugas Statistik Pertanian melaporkan perkembangan luas tanam


setiap minggu kepada Bidang Tanaman Pangan Penyuluh
pertanian melaporkan perkembangan pertumbuhan tanaman
kepada Koordinator Penyuluh .

2. Monitoring dan evaluasi :

Pengamatan serangan OPT oleh Petugas Pengamat Organisme


Pengganggu Tanaman secara berkala sesuai fase pertumbuhan
tanaman.
Aplikasi teknologi disetiap fase pertumbuhan tanaman oleh
penyuluh pertanian bersama dengan poktan untuk menentukan
tahapan pemeliharaan.
Survey harga pasar disetiap kali panen untuk menentukan pasar
yang dituju sehingga dapat diketahui harga tertinggi.
Evaluasi akhir disetiap periode tanam oleh petani melalui analisa
usaha tani sehingga dapat diketahui tingkat keuntungannya.
Indikator-indikator apa yang digunakan dalam evaluasi itu.

Jawaban:
Indikator yang digunakan dalam evaluasi adalah :

1. Peningkatan indeks pertanaman pada lahan kering marginal dari IP


100 menjadi IP 300.
2. Peningkatan pendapatan dari hasil satu kali tanam menjadi tiga
kalitanam dalam satu periode musim hujan.
3. Peningkatan kesejahteraan, dengan meningkatnya pendapatan petani
akan berdampak pada kesejateraan keluarga tani.
4. Tercapainya target luas tanam dan produksi dalam rangka
pelaksanaan program pembangunan Pertanian di Kabupaten Tuban.
5. Keterpaduan aparatur pemerintah dan swasta dalam mendukung
pelaksanaan program pembangunan pertanian di kabupaten Tuban
Gambarkan/apa hasil evaluasi tersebut?
Jawaban:

Hasil evaluasi menunjukkan :

1. Terjadi tiga kali panen pada satu periode musim hujan :


Jagung : Terjadi peningkatan semula 5 ton/ha menjadi 7 ton/ha pipil
kering.
Cabe : Semula belum digunakan sebagai tanaman sisip dengan
penerapan inovasi teknologi ini maka cabe sebagai alternatif
tanaman ke dua yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dalam satu
periode dapat menghasilkan 8 ton/ha.

2. Kacang Tanah : produksi 5,6 ton/ha gelondong basah.


3. Rekapitulasi analisa usaha tani tumpang sisip : Total biaya
produksi: Rp. 34.280.000,-
Penerimaan hasil penen untuk 3 jenis tanaman : Rp.175.612.000,-
Total pendapatan untuk 3 jenis tanaman : Rp. 141.332.500,-
Keterlibatan Pemangku Kepentingan

Jelaskan pemangku kepentingan mana yang terlibat, dan apa peran dan
kontribusi mereka dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi
inovasi ini.

Jawaban:

Pemangku kepentingan yang terlibat didalam pelaksanaan inovasi ini


adalah :

1. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, menyusun


kebijakan program pembangunan pertanian kabupaten Tuban
sesuai dengan Visi dan Misi dituangkan dalam bentuk Rencana
Strategis (Renstra) dan disetiap tahun anggaran mengajukan
usulan kegiatan melalui pendanaan APBN, APBD Provinsidan
APBD Kabupaten
2. Bidang Tanaman Pangan, Menyusun rencana program kegiatan
terkait dengan Eksplorasi pengelolaan lahan kering marjinal
Penigkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan
Pengembangan penerapan teknologi tanam sisip
3. Bidang Perkebunan dan Hortikultura, Menyusun rencana program
kegiatan terkait dengan : Pengembangan tanaman cabe sebagai
salah satu komoditas pada sistem tanam sisip Membangun jaringan
pemasaran komoditas tanaman cabe dalam skala nasional
4. Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan, memfasilitasi sarana
dan prasarana usah atani yang dibutuhkan didalam aplikasi inovasi
teknologi
5. Penyuluh Pertanian, Melakukan bimbingan dan pendampingan
kepada petani
6. Kepala Desa, sebagai pemimpin di tingkat desa memfasilitasi
pemberdayaan kelembagaan tani untuk mengaplikasikan inovasi
teknologi
7. Gapoktan dan Poktan, sebagai wahana kerjasama, unit produksi
dan kelas belajarbagi petani didalam mengaplikasikan inovasi
teknologi
8. Pihak swasta, terlibat dalam mendukung kegiatan usaha tani yang
dilakukan petani adalah distributor pupuk, formulator pestisida,
formulator benih, pelaku usaha selaku mitra petani dalam
melaksanakan pemasaran hasil pertanian
Pelajaran Yang Dipetik

Gambarkan pelajaran apa yang dipetik, serta usulan ide agar inovasi ini dapat
ditingkatkan lebih lanjut atau gambarkan kekhususan inovasi yang membuat
inovasi ini hebat, yang membawa perubahan yang lebih cepat dan lebih luas.

Jawaban:

Pembelajaran yang dapat dipetik dari inovasi ini adalah:

1. Optimalisasi pemanfaatan lahan kering marginal.


2. Pengelolaan pertanian terpadu pada satu cakupan luas tertentu.
3. Efisiensi penggunaan tenaga, biaya dan waktu dalam berusaha tani.
4. Sebagai pilot project pelaksanaan inovasi teknologi.
5. Peningkatan pendapatan petani yang berdampak pada kesejahteraan
keluarga tani.

Ke depan yang harus dilakukan adalah melibatkan peran serta petani (sebagai
pelaku utama) dan masyarakat pedesaan dalam meningkatkan dan
mengembangkan lahan kering marjinal secara optimal dan lestari dengan
memanfaatkan pilihan teknologi yang benar untuk meningkatkan produktivitas
pertanian, pendapatan petani, dan kesejahteraan masyarakat. Menggunakan
teknologi yang murah, sederhana, dan efektif dalam rangka optimalisasi
pengembangan lahan kering.
Dokumentasi Sistem Tanam Sisip di Lahan Kering Marginal

Keragaan Tanaman Jagung dan Cabe

Keragaan lahan dan tanaman setelah dilakukan Perompesan daun bawah tongkol
jagung
Keragaan tanaman jagung dan cabe, tanaman jagung dilakukan pemangkasan
batang atas dan perempesan daun bawah

Keragaan tanaman jagung, cabe dan kacang tanah


Keragaan tanaman jagung, cabe dan kacang tanah

Keragaan tanaman jagung, cabe dan kacang tanah


Keragaan tanaman cabe dan kacang tanah, setelah jagung dipanen

Survey Potensi Lahan kering marjinal di Kec. Grabagan Bersama Tim


dariInstitutPertanian Bogor (IPB)
Keragaan potensi lahan dan tanaman untuk dikembangkan Sistem tanam
sisip

Panen Raya Jagung bersama Mentri Pertanian


Proposal

PAKAR PANGAN (Pekaranganku Rumah Panganku)


Tanggal pelaksanaan inovasi pelayanan publik : November 2018
Kategori inovasi pelayanan publik : Ketersediaan dan Cadangan
Pangan
PROPOSAL INOVASI KETAHANAN PANGAN
KABUPATEN TUBAN 2019

Tujuan Inisiatif

Gambarkan/Jelaskan tujuan inisiatif ("gagasan") munculnya inovasi ini

Jawaban:
Berdasarkan Undang-undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan,
mewajibkan pemerintah menyediakan pangan bagi masyarakat sampai
ke tingkat perorangan. Disamping itu, Kabupaten Tuban memiliki
sumber daya hayati yang sangat potensial. Ironisnya, tingkat konsumsi
sebagian penduduk masih dibawah anjuran pemenuhan gizi, tingkat
aksesibilitas dan daya beli terhadap pangan oleh masyarakat masih
belum optimal. Oleh karena itu, salah satu upaya untuk meningkatkan
ketahanan pangan dan gizi keluarga dapat dilakukan melalui
pemanfaatkan sumberdaya yang tersedia maupun yang dapat
disediakan di lingkungannya. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui
pemanfaatan lahan pekarangan yang dikelola oleh rumah tangga.
Tujuan munculnya inovasi kegiatan PAKAR PANGAN yakni,
mengoptimalkan pekarangan sebagai sumber pangan keluarga,
meningkatkan partisipasi Kelompok Wanita dan PKK dalam penyediaan
sumber pangan dan gizi keluarga, meningkatkan kesadaran, peran dan
partisipasi masyarakat dalam mewujudkan pola konsumsi pangan yang
beragam, bergizi seimbang, dan aman dari hasil pekarangan, dan
menjadikan pekarangan sebagai lumbung hidup, bank hidup, warung
hidup, apotek hidup, dan meningkatkan estetika rumah.
Keselarasan Dengan Kategori Yang Dipilih

Jelaskan keterkaitan inovasi dengan kategori yang dipilih.

Jawaban:
Inovasi ini termasuk dalam kategori ketersediaan dan cadangan pangan.

Kategori yang relevan dengan kegiatan inovasi ini adalah kategori


Ketersediaan Pangan. Ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup
sepanjang waktu merupakan keniscayaan yang tidak terbantahkan. Hal
ini menjadi prioritas pembangunan pertanian nasional dari waktu ke
waktu. Ke depan, setiap rumah tangga diharapkan mengoptimalisasi
sumberdaya yang dimiliki, termasuk pekarangan, dalam menyediakan
pangan bagi keluarga. Kegiatan PAKAR PANGAN merupakan kegiatan
optimalisasi lahan pekarangan yang dilaksanakan di tingkat Desa.
Kegiatan ini diharapkan mampu menjadi solusi permasalahan
pembangunan ketahanan pangan di Kabupaten Tuban.
Signifikansi (Arti Penting)

Jelaskan bagaimana inisiatif ini berperan penting dalam mengatasi


kekurangan/ kelemahan tata kelola, administrasi umum atau pelayanan
publik di suatu negara atau wilayah tertentu. Inisiatif tersebut harus
berdampak positif terhadap kelompok-kelompok penduduk, termasuk
kelompok yang rentan (yaitu anak- anak, perempuan, orang tua, orang
cacat, dll.) dalam konteks negara atau wilayah Anda.

Jawaban:

Pemerintah Kabupaten Tuban telah menyusun program-program


peningkatan gizi dan pengentasan kemiskinan. Kegiatan PAKAR
PANGAN merupakan kegiatan aplikatif yang bersifat preventif yang
merupakan kegiatan hasil adaptasi kegiatan KRPL yang diharapkan
mampu mengatasi permasalahan gizi dan ketersediaan pangan segar di
tingkat perorangan dengan memanfaatkan lahan sempit (pekarangan) di
rumah masing-masing. Sepanjang tahun 2018 masih ditemukan kasus
gizi buruk di Kabupaten Tuban sebanyak 1.364 kasus gizi buruk. Dengan
tersedianya pangan yang lebih mudah terjangkau diharapkan tingkat
konsumsi masyarakat akan vitamin, mineral dan protein akan meningkat.
Selain itu, kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan pendapatan
masyarakat dari hasil optimalisasi lahan pekarangannya dan sekaligus
dapat membantu pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan di
Kabupaten Tuban.
Inovasi

Jelaskan mengapa inisiatif ini inovatif dalam konteks negara atau wilayah
Anda.

Jawaban:
1) Program PAKAR PANGAN bersifat terfokus. Artinya, awalnya
difokuskan pada desa yang merupakan desa rawan pangan,
selanjutnya diluaskan menjadi daerah lain.
2) Dapat menggunakan lahan sempit (pekarangan) dalam aplikasinya.
3) Memiliki sistem controlling yang jelas dan berkelanjutan. Karena
inovasi ini dilakukan dalam skala rumah tangga sampai ke tingkat
desa, sehingga masyarakat tidak merasa terbebani, karena hasil dari
pekarangannya tersebut dimanfaatkan oleh mereka sendiri, baik
dikonsumsi sendiri maupun dijual untuk peningkatan pendapatan
keluarga.
4) Mengajak masyarakat untuk hidup sehat dengan program aplikasi
preventif yaitu dengan meningkatkan konsumsi buah dan sayur hasil
panen sendiri. Selain peningkatan gizi dan pendapatan, masyarakat
juga akan membuat lingkungan menjadi lebih hijau dan asri.
Jelaskan apakah inovasi ini asli atau apakah itu merupakan adaptasi/
modifikasi/ replikasi dari konteks lain.

Jawaban:

PAKAR PANGAN merupakan adaptasi dari kegiatan KRPL


(Kawasan Rumah Pangan Lestari) yang telah dilakukan oleh
Pemerintah. Kegiatan PAKAR PANGAN merupakan kegiatan yang
mengusahakan pekarangan secara intensif untuk dimanfaatkan
dengan berbagai sumberdaya lokal secara bijaksana yang
menjamin kesinambungan penyediaan bahan pangan rumah tangga
yang berkualitas dan beragam di tingkat desa. Namun, skala
kegiatan KRPL baru sampai pada tingkat kelompok. Berdasarkan
hal tersebut, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten
Tuban mengusulkan kegiatan inovasi PAKAR PANGAN yang
system dan prinsip kegiatannya menyerupai KRPL namun
mencakup skala yang lebih besar, yakni sampai ke tingkat desa.
Transferabilitas

Apakah inovasi tersebut memiliki potensi dan/atau terbukti telah


diterapkan dan diadaptasi (disesuaikan) ke dalam konteks lain (misalnya
negara atau wilayah lain) ? Jika ya, tolong jelaskan di mana dan
bagaimana prosesnya

Jawaban:

Kegiatan inovasi PAKAR PANGAN dapat diterapkan dan diadaptasi di


daerah lain karena kegiatan ini bukan merupakan kegiatan yang bersifat
spesifik lokasi. Jenis budidaya yang dilakukan tergantung pada kondisi
wilayah kegiatan dilaksanakan. Selain itu, adaptasi dapat dilakukan
tergantung dari kemauan dan kemampuan masyarakat/petugas yang
bersangkutan.
Sumber Daya

Sumber daya apa (yaitu keuangan, manusia atau lainnya) yang


digunakan untuk melaksanakan inovasi tersebut?

Jawaban:

Sumber Daya Manusia:


a. Sumber daya manusia yang terlibat dalam program inovasi PAKAR
PANGAN ini di tingkatan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Kab. Tuban yaitu Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Kab. Tuban, Kepala Bidang Ketahanan Pangan, Kepala Seksi dan
staf Bidang Ketahanan Pangan, dan Penyuluh Pertanian yang
memiliki tugas sebagai supervisi, analisis, dan monitoring hasil
kegiatan.
b. Tim Penggerak PKK Desa Penerima Bantuan selaku pelaksana
program yang telah mendapat bantuan serta pembinaan tentang
optimalisasi lahan pekarangan.
c. Pemerintah Desa dan jajarannya sebagai pihak yang mengevaluasi
hasil kerja dan sebagai tim promosi program inovasi agar program
semakin dikenal di masyarakat.
d. Masyarakat sebagai sasaran program diharapkan berperan aktif
dalam mendukung dan mendorong pelaksanaan program dengan
ikut menanam tanaman buah dan sayur di lingkungan masing-
masing, sehingga didapatkan hasil pemeriksaan yang baik.

Sumber Daya Teknologi:


Inovasi teknologi yang diterapkan merupakan rangkaian teknologi
budidaya berbagai tanaman hortikultura, perikanan serta peternakan
yang dilaksanakan secara terpadu sesuai dengan rekomendasi pembina
dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Jelaskan apakah dan bagaimana inovasi ini berkelanjutan (meliputi
aspek-aspek sosial, ekonomi dan yang berhubungan dengan
lingkungan).

Jawaban:
a) Aspek Sosial :
Keberlanjutan PAKAR PANGAN dalam aspek sosial yaitu kegiatan
yang dilakukan bersifat gotong-royong satu desa untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat desa penerima bantuan. Desa tersebut
dapat membentuk suatu kemitraan satu sama lain untuk menyediakan
pangan di wilayah tersebut. Hasil dari kegiatan ini tidak hanya dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat desa yang bersangkutan, namun juga
desa-desa di sekitarnya karena akses dan ketersediaan pangan
semakin mudah. Hal tersebut dapat menjadikan harga pangan
terutama sayuran, buah, maupun hasil ternak menjadi lebih murah.

b) Aspek ekonomi :
Keberlanjutan PAKAR PANGAN dalam aspek eknomi yakni, adanya
peningkatan pendapatan yang diterima oleh masyarakat terutama
kaum perempuan dan ibu rumah tangga, serta menurunnya biaya
pengeluaran untuk belanja bahan pangan sehari-hari karena dapat
langsung memanen dari pekarangan sendiri. Pelaksanaan program
lebih lanjut akan menurunkan jumlah KK miskin di Kabupaten Tuban.

c) Aspek Lingkungan :
 Keberlanjutan PAKAR PANGAN dalam aspek lingkungan yakni,
karena bentuk kegiatan ini merupakan optimalisasi lahan
pekarangan, nantinya selama pelaksanaannya masyarakat secara
otomatis telah menciptakan kondisi lingkungan yang hijau dan asri.
Kegiatan ini sekaligus membantu program pemerintah Kabupaten
Tuban dalam hal pelestarian lingkungan.
 Terjadinya interaksi lebih sinergis antara petani, pengusaha dan
pemerintah.
Dampak

Apakah inovasi ini telah dievaluasi secara resmi skala dampaknya,


melalui evaluasi internal atau eksternal misalnya evaluasi yang dilakukan
oleh APIP atau lembaga lain yang relevan.

Jawaban: Ya

Jelaskan bagaimana inovasi ini dievaluasi dampaknya pada:


Target/kelompok sasaran.

Kelompok masyarakat di luar kelompok sasaran.

Aspek tata pemerintahan instansi (misalnya efisiensi anggaran,


perbaikan proses bisnis, kolaborasi antar satuan unit kerja/perangkat
daerah dan/atau pemangku kepentingan lainnya, tingkat akuntabilitas).

Jawaban:

1. Sistem pelaporan :
Petugas Statistik Pertanian melaporkan perkembangan luas tanam
setiap minggu kepada Bidang Tanaman Pangan
Penyuluh pertanian melaporkan perkembangan pertumbuhan
tanaman kepada Koordinator Penyuluh.

2. Monitoring dan evaluasi


Pengamatan serangan OPT oleh Petugas Pengamat Organisme
Pengganggu Tanaman secara berkala sesuai fase pertumbuhan
tanaman.
Aplikasi teknologi disetiap fase pertumbuhan tanaman oleh
penyuluh pertanian bersama dengan poktan untuk menentukan
tahapan pemeliharaan
Survey harga pasar disetiap kali panen untuk menentukan pasar
yang dituju sehingga dapat diketahui harga tertinggi khususnya
untuk hasil panen cabai.
Evaluasi akhir di setiap periode tanam oleh petani melalui analisa
usaha tani sehingga dapat diketahui tingkat keuntungan yang
diterima.
Indikator-indikator apa yang digunakan dalam evaluasi itu.

Jawaban:
Indikator yang digunakan dalam evaluasi adalah :

1. Tata kelola administrasi penerima bantuan


2. Keberadaan papan data
3. Dokumentasi kegiatan
4. Tingkat keberhasilan kegiatan di tingkat desa
5. Dampak terhadap pengembangan desa lain
6. Dampak terhadap tingkat perekonomian masyarakat desa .
7. Dampak terhadap pengentasan kemiskinan dilihat dari jumlah KK
miskin di Kabupaten Tuban.

8. Dampak peningkatan gizi di masyarakat dilihat pada aspek


pemanfaatan pangan di masyarakat Kabupaten Tuban.
Gambarkan/apa hasil evaluasi tersebut?

Jawaban:
Hasil evaluasi menunjukkan :
1. Evaluasi Mingguan
Evaluasi mingguan adalah evaluasi yang dilakukan oleh penyuluh
lapangan kepada TP PKK berupa pengumpulan laporan kegiatan
dan rekap hasil pelaksanaan.

2. Evaluasi Bulanan
Evaluasi bulanan oleh pihak dinas pertanian dan ketahanan pangan
Kab. Tuban kepada penyuluh dan kelompok penerima bantuan,
untuk dilakukan analisis data.

3. Evaluasi Tahunan
Evaluasi tahunan sebagai hasil laporan pelaksanaan setahun
dianalisis dan diolah menjadi hasil keluaran yang dapat disajikan
sebagai capaian desa khususnya dalam bidang ketahanan pangan.
Keterlibatan Pemangku Kepentingan

Jelaskan pemangku kepentingan mana yang terlibat, dan apa peran dan
kontribusi mereka dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi
inovasi ini.

Jawaban:

Pemangku kepentingan yang terlibat didalam pelaksanaan inovasi ini


adalah :

1. Pemerintah Daerah Kabupaten Tuban berperan memberikan


dukungan program ketahanan pangan yang diusulkan. Dengan
memberikan kesempatan kepada inovator untuk melaksanakan
programnya dan mengikutkan dalam kegiatan regional maupun
nasional sehingga dapat mereplikasi inovasi ini.
2. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tuban
berperan memberikan dukungan baik moril maupun materiil berupa
anggaran dalam pelaksanaan program, serta memberikan
sosialisasi dan bimbingan teknis kepada pihak penerima bantuan.
3. Kecamatan yang mendukung program ini sehingga mengharapkan
program ini menjadi proyek awal yang akan direplika oleh desa
lainnya.
4. Kepala Desa sebagai pihak yang berperan memberikan dukungan
dan masukan untuk terlaksananya program ini, untuk disampaikan
oleh kepala desa dan di RW.
5. Pihak Dinas Pertanian dan Ketahanan Kab. Tuban berperan
menyusun perencanaan kegiatan, penyusunan strategi
pelaksanaan, perencanaan dan pengajuan proposal program.
6. Pihak Dinas Pertanian dan Ketahanan Kab. Tuban, Anggota Pokja
dan Petugas Penyuluh Pertanian sebagai evaluator program.
7. Tim Penggerak PKK Kecamatan dan TP PKK Desa sebagai tim
koordinator penggerak dan pelaksana program.
8. Penyuluh Pertanian sebagai tim promosi program inovasi kepada
masyarakat, sehingga masyarakat dapat termotivasi untuk
memamnfaatkan lahan pekarangan di rumahnya.
9. Pihak masyarakat sebagai penerima hasil kerja dan sasaran
program inovasi.
Pelajaran Yang Dipetik

Gambarkan pelajaran apa yang dipetik, serta usulan ide agar inovasi ini
dapat ditingkatkan lebih lanjut atau gambarkan kekhususan inovasi
yang membuat inovasi ini hebat, yang membawa perubahan yang lebih
cepat dan lebih luas.

Jawaban:

Pembelajaran yang dapat dipetik dari inovasi ini adalah:

a. Optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan;


b. Kerja sama dan peran aktif masyarakat dalam peningkatan
kesejahteraan di wilayahnya masing-masing;
c. Peningkatan ketersediaan pangan serta mempermudah akses dan
pemanfaatan pangan pada skala rumah tangga;
d. Efisiensi penggunaan lahan, tenaga dan biaya dalam upaya
peningkatan penganekaragaman konsumsi dan peningkatan gizi
keluarga.
e. Peningkatan ekonomi keluarga yang berdampak pada kesejahteraan
keluarga
f. Sebagai pilot project pelaksanaan inovasi teknologi

Kegiatan Inovasi PAKAR PANGAN merupakan kegiatan yang


bermanfaat untuk diterapkan di Kabupaten Tuban. Kegiatan ini juga
dapat diterapkan di wilayah lain karena sifatnya yang tidak spesifik lokasi.
Untuk selanjutnya masyarakat diharapkan mampu berperan lebih aktif
demi kelancaran pelaksanaan kegiatan.
Dokumentasi Kegiatan Inovasi PAKAR PANGAN
Di Kabupaten Tuban

Fungsi Pekarangan sebagai Dari Pekarangan Mampu


Estetika Menyediakan Pangan yang
Segar dan Sehat

Inovasi Kolam Terpal Bundar Lele sebagai sumber penyedia


Hemat dan Mudah Diaplikasikan protein
Kandang Bambu dengan Ayam disamping memiliki nilai
Memanfaatkan Potensi Sumber ekonomis tinggi sekaligus
Daya Alam Lokal sebagai sumber protein hewani
bagi keluarga

Selain untuk dikonsumsi, Pemanfaatan barang bekas


Sayuran hasil pekarangan sebagai media tanam
selebihnya dapat menjadi
sumber pendapat keluarga
(bank hidup)
Budidaya sayuran secara Pemanfaatan pekarangan
hidroponik membuat lingkungan menjadi
lebih asri

Pemanfaatan botol bekas Panen Sayuran hasil dari


sebagai Green House pekarangan
Optimalisasi Lahan Pekarangan di Pekarangan Kantor Kecamatan
Panen tanaman sayuran di pekarangan bersama Dharma Wanita
Persatuan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Tuban

Anda mungkin juga menyukai