Anda di halaman 1dari 31

Meningkatkan Kesehatan Anak dan Remaja

Melalui Lingkungan Bebas Asap Rokok

PHBS DI
SEKOLAH
DASAR PERTIMBANGAN
Sehat:
• hak asasi manusia
• investasi pembangunan

perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi dari berbagai gangguan/ ancaman penyakit.
Anak – Anak/ Remaja :
• aset ( modal utama) pembangunan masa depan perlu dijaga, ditingkatkan dan
dilindungi kesehatannya.

Sekolah:
• tempat pembelajaran, dapat terancam terjadinya penularan penyakit jika tidak
dikelola dengan baik.

PENTINGNYA UPAYA PROMOSI KESEHATAN

PHBS DI
SEKOLAH
PENINGKATAN PHBS
PHBS DI SEKOLAH
PHBS di Sekolah adalah upaya untuk
memberdayakan siswa, guru dan
masyarakat di lingkungan sekolah agar
tahu, mau dan mampu mempraktikkan
PHBS serta berperan aktif dalam
mewujudkan Sekolah Ber-PHBS.
PHBS DI SEKOLAH
1. Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun
2. Mengkonsumsi jajanan di warung/kantin sekolah
3. Menggunakan jamban yang bersih & sehat
4. Olahraga yang teratur dan terukur
5. Memberantas jentik nyamuk
6. Tidak merokok
7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan
setiap bulan
8. Membuang sampah pada tempatnya
BAHAYA ASAP ROKOK (1)
• Dalam 1 batang rokok, asapnya mengandung
4000 bahan kimia yang sangat berbahaya yg
terdiri dr 40 bahan yg terbukti menyebabkan
kanker dan 3 komponen utama yaitu nikotin
yang menyebabkan adiksi, tar yg bersifat
karsinogenik, dan karbon monoksida yg dpt
mengikat sel darah merah 200 kali lbh kuat shg
kadar oksigen dlm darah menjadi berkurang.
BAHAYA ASAP ROKOK (2)
• Paparan asap rokok orang lain merupakan
gabungan asap rokok dari ujung rokok
yang menyala (yg kadar zat racunnya 3
kali lipat asap utama) dan serinkali
ditambah dengan asap yang dihembuskan
keluar oleh perokok.

• Perokok pasif >> berbahaya drpd perokok


aktif.
ROKOK  90% KANKER PARU

PEROKOK  BERISIKO 20X TERKENA KANKER


PARU

PEROKOK PASIF  BERESIKO SAMA DENGAN


PEROKOK AKTIF
• Persentase perokok cukup tinggi
(>34.7%)
• Ada kecenderungan umur mulai merokok
pada umur muda
• Masih 2 dari 3 perokok merokok di rumah
Mulai Merokok: Umur Pertama Kali
50
45
43.3
40
35
30
25
20
17.5
15 14.6 14.7
10
5 4.3 3.9
0
1.7
5-9 th 10-14 th 15-19 th 20-24 th 25-29 th ≥30 th Tidak Tau
Merokok: Dalam Rumah

86.2

76.7
RT
RT
sample
sample 70
280 rb
rb

2007 2010
Proporsi Umur Mulai Merokok
Berdasarkan Kelompok Usia
SUSENAS 1995, 2001, 2004, RISKESDAS 2007, 2010
18 17.5

16

14
11.5
12
9.5 10.69 1995
10 8.9
2001
2004
8
2007
6 2010

4 2.8

2 0.4 1.7
0.6 1.24

0
'5-9 '10-14

Kelompok 10-14 thn


meningkat 2 kali lipat
14
TREN PREVALENSI PEROKOK REMAJA

Prevalensi REMAJA perokok klp umur 15-19 tahun menurut


jenis kelamin, Indonesia, 1995, 2001, 2004, 2007
40 37.3
35 32.8
30
24.2
25
Laki
20 18.8
13.7 17.3 Perempuan
15
12.7 Total
10
7.1
5 1.9 1.6
0.3 0.2
0
1995 2001 2004 2007

Sumber: Susenas tahun (1995, 2001, 2004) dan Riskesdas 2007


15
PREVALENSI PEROKOK MASYARAKAT RENTAN

Prevalensi Perokok Dewasa menurut TINGKAT PENDIDIKAN


Indonesia, 2001-2007 *)
Pendidikan 2001 2004 2007
Tdk sekolah/ 31,1 31,2 35,4
tdk tamatSD
Tamat PT 25,2 29,7 27,2

Prevalensi Perokok Dewasa menurut TINGKAT PENDAPATAN


Indonesia, 2001-2007 *)
Pendapatan 2001 2004 2007
K1 (termiskin) 30,0 33,9 35,8

K5 (terkaya) 29,6 32,8 31,5


*) Susenas 2001,2004, Riskesdas 2007
• Deklarasi Universal Hak Azasi Manusia PBB (1948),
(WHO dan UUD’45 Psl 28-H, UU 36/’2009) setiap orang
berhak atas hidup sehat (udara yang bersih)

• Peraturan tentang Kawasan Tanpa Rokok melindungi


setiap orang dari bahaya asap rokok orang lain

• 100 % bebas asap rokok


PENGEMBANGAN KAWASAN
TANPA ROKOK
DI PROVINSI BALI
• SURAT EDARAN GUBERNUR BALI NOMOR :
443.33/1422/DISKES TANGGAL 9 MARET 2010 PERIHAL
HIMBAUAN KAWASAN TANPA ROKOK

• PERDA KAWASAN TANPA ROKOK PROVINSI BALI 


PERDA NO 10 tahun 2011
Kawasan Tanpa Rokok
Ruangan atau area yang dinyatakan
dilarang untuk kegiatan merokok atau
kegiatan memproduksi, menjual dan
mengiklankan dan/atau memproduksi
produk tembakau kecuali di tempat umum,
masih diperbolehkan transaksi jual beli
rokok
• YG TERMASUK KAWASAN TANPA ROKOK
– FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
– TEMPAT PROSES BELAJAR MENGAJAR
– TEMPAT ANAK BERMAIN
– TEMPAT IBADAH
– ANGKUTAN UMUM
– TEMPAT KERJA
– TEMPAT UMUM & TEMPAT LAIN YANG
DITETAPKAN
Fasilitas pelayanan kesehatan
meliputi :
• silitas pelayanan kesehatan
• rumah sakit;
• rumah bersalin;
• poliklinik;
• puskesmas;
• balai pengobatan;
• laboratorium;
• posyandu; dan
• tempat praktek kesehatan swasta.
Tempat PBL meliputi :

• sekolah;
• perguruan tinggi;
• balai pendidikan dan pelatihan;
• balai latihan kerja;
• bimbingan belajar; dan
• tempat kursus.
Tempat anak bermain meliputi :

• kelompok bermain;
• penitipan anak;
• Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD);
• Taman Kanak-Kanak.
Tempat ibadah

• pura;
• masjid/mushola;
• gereja; dan
• vihara;
Angkutan umum

• bus umum;
• taxi;
• angkutan kota termasuk kendaraan wisata,
bus angkutan anak sekolah dan bus
angkutan karyawan;
• angkutan antar kota; angkutan pedesaan
• angkutan air.
Tempat Kerja

• perkantoran pemerintah baik sipil


maupun TNI dan POLRI;
• perkantoran swasta;
• industri; dan
• bengkel.
Tempat Umum

• pasar modern; • halte;


• pasar tradisional; • terminal angkutan
• tempat wisata; umum;
• tempat hiburan; • terminal angkutan
• hotel; barang;
• restoran; • pelabuhan; dan
• tempat rekreasi; • bandara.
• PENGATURAN 
– 100% BEBAS ASAP ROKOK PADA GEDUNG
TERTUTUP
– PROMOSI, IKLAN, PENJUALAN DAN/ATAU
PEMBELIAN DILARANG PADA KTR KECUALI PADA
TEMPAT UMUM DIPERBOLEHKAN PENJUALAN
DAN PEMBELIAN PRODUK ROKOK
– PADA TEMPAT KERJA DAN TEMPAT UMUM DAPAT
MENYEDIAKAN TEMPAT KHUSUS UNTUK
MEROKOK SESUAI PERSYARATAN YANG
TERMUAT PADA PERATURAN BERSAMA MENTERI
KESEHATAN DAN MENTERI DALAM NEGERI
Sanksi yang diberikan :
Setiap orang dan/atau badan yang
melanggar ketentuan kawasan tanpa
rokok dipidana dengan pidana kurungan
paling lama 3 (tiga) bulan atau denda
paling banyak Rp.50.000 (lima puluh ribu
rupiah)

Anda mungkin juga menyukai