Anda di halaman 1dari 15

JOURNAL READING

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK

Eye Movement Distraction: A New Distraction Technique


for Management of Dental Anxiety during Intraoral Local
Anesthesia Administration in Children

Penguji:
drg. Mia Ayustina Prasetya, Sp. KGA

Oleh:
Celia Bosco
1902642020
PENDAHULUAN
Metode Eye Movement
Dental Anxiety Local anastesia
Distraction (EMD)
BAHAN DAN METODE
• Sampel :
Sebanyak 228 anak berusia 8–13 tahun yang menjalani perawatan gigi di
Departemen Kedokteran Gigi Anak, Narayana Dental College, Nellore, yang
memerlukan injeksi infiltrasi dan yang menunjukkan skor perilaku Frankl negatif
atau memiliki ketakutan terhadap jarum

• Anak-anak secara acak dibagi menjadi dua kelompok:


kelompok I (LA tanpa EMD)
kelompok II (LA + EMD).

Gel topical anestesi diaplikasikan ke lokasi suntikan dan dibiarkan selama 3


menit.

LA (local anasesi) EMD (eye movement distraction)


Metode Penelitian

1. Anak-anak dalam kelompok EMD diinstruksikan untuk menutup mata mereka dan melakukan
pernapasan dalam, diikuti dengan rotasi mata secara bergantian searah jarum jam dan
berlawanan arah jarum jam. Anak-anak diinstruksikan untuk menghitung jumlah rotasi
dengan jari-jari mereka. Anak-anak tetap teralihkan secara aktif selama prosedur LA.
2. kelompok kontrol dilakukan proseduir LA seperti biasa

Untuk mencegah bias operator prosedur LA dilakukan oleh dokter yang sama dengan
perlakuan yang sama
Setelah selesai prosedur LA, anak-anak diminta untuk mengisi Faces Pain Scale-Revised (FPS-R) untuk
evaluasi subjektif perasaan setelah suntikan oleh pemeriksa yang tidak tahu identitas pasien.

FPS-R mencakup serangkaian enam wajah kartun dengan ekspresi wajah yang bervariasi mulai dari
senyum/tawa hingga tangisan. Setiap wajah memiliki nilai numerik dari 0 hingga 10.

mengklasifikasikan persepsi subjektif anak sebagai


kategori 1: lebih nyaman (skor FPS-R 0–4) dan
kategori 2: kurang nyaman (skor FPS-R 6–10);

selanjutnya, kedua kelompok (I dan II) dibandingkan menggunakan uji Chi-square dengan koreksi
Yates. Signifikansi ditetapkan pada p < 0,05. Untuk mengurangi bias, kontrol yang sepadan usianya
didistribusikan secara merata antara dua kelompok.
HASIL PENELITIAN
Sebanyak 228 anak yang takut jarum (160 perempuan dan 68 laki-laki), Usia rata-rata anak-anak adalah 10,5 tahun

Tabel 1 menunjukkan skor FPS-R dari anak-anak berbagai


usia dalam kelompok Desensitisasi dan Pemrosesan Gerakan
Mata (EMD) dan kelompok kontrol.

Sekitar 78,94% anak EMD melaporkan skor subjektif FPS-R (0–4).


Sekitar 21,05% anak EMD melaporkan skor subjektif FPS-R (6–10).

Sekitar 12,28% anak kontrol melaporkan skor subjektif FPS-R (0–4).


Sekitar 87,71% anak kontrol melaporkan skor subjektif FPS-R (6–10).

Hasil menunjukkan bahwa anak-anak dalam kelompok EMD


menunjukkan skor FPS-R yang rendah, yang secara statistik signifikan
dibandingkan dengan kelompok kontrol (p <0,0001)
DISKUSI
Kecemasan dental menjadi salah satu sumber masalah karena menyebabkan keterlambatan
perawatan gigi serta perawatan kurang optimal karena pasien kurang kooperatif. Oleh karena itu
perlu dilakukan penanganan kecemasan agar perawatan dapat dilakukan secara optimal.

penelitian ini dirancang untuk menguji efektivitas EMD dalam mengurangi kecemasan anak-
anak yang takut jarum dan memerlukan prosedur anestesi local

EMD adalah terapi psikologis yang dikembangkan oleh Francine Shapiro. Shapiro melihat
bahwa gerakan mata tertentu mengurangi intensitas pikiran dan stres yang mengganggu. Shapiro
mencatat bahwa ketika dia mengalami pikiran yang mengganggu, matanya bergerak secara
involunter dengan cepat; dia juga mencatat bahwa ketika dia mengendalikan gerakan mata secara
sukarela saat memikirkan pikiran traumatis, kecemasan berkurang.

Lu dkk. melaporkan penggunaan stimulasi bilateral bergantian mata (komponen terapi EMD)
pada pasien yang takut gigi dengan riwayat pengalaman gigi traumatis dan melaporkan bahwa
stimulasi bilateral bergantian (ABS) efektif pada pasien phobia ringan hingga sedang.
Berdasarkan hasil penelitian kami, anak-anak dalam kelompok EMD
melaporkan skor FPS-R yang lebih rendah dibandingkan dengan
kelompok kontrol, dan perbedaannya ditemukan sangat signifikan
secara statistik.
KESIMPULAN
Dental anxiety pada pasien anak merupakan hal yang sering terjadi, terlebih pada kasus kasus
tertentu seperti pencabutan yang memerlukan penyuntikan local anastesi, Kecemasan sangat
mempengaruhi keoptimalan perawatan sehingga banyak metode yang telah dirancang untuk
mengurangi atau menghilangkan kecemasan pada pasien anak. Salah satunya dengan cara teknik
pengalihan perhatian eye contact yaitu gangguan gerakan mata (EMD) untuk rasa sakit anak-anak
yang menerima suntikan anestesi lokal (LA) sebelum perawatan gigi.

Gangguan gerakan mata (EMD) sebagai bentuk pengalihan perhatian dapat digunakan secara
efektif untuk mengurangi kecemasan yang terkait dengan rasa sakit tusukan jarum intraoral pada
anak-anak yang takut jarum berusia 8–13 tahun.dan didapatkan hasil bahwa komponen psikologis
dari kecemasan gigi dapat ditangani dengan teknik ini, tidak memerlukan peralatan atau bahan
tambahan, tidak sensitif terhadap teknik dan dapat diajarkan dan dilakukan dengan mudah di
samping kursi.
THANKYOUUU

Anda mungkin juga menyukai