Anda di halaman 1dari 5

Cakradonya Dent J; 11(1): 33-37

EFEKTIFITAS PELATIHAN PENANGANAN KEDARURATAN TRAUMA DENTAL


DENGAN METODE SIMULASI

EFFECTIVENESS OF DENTAL TRAUMA EMERGENCY HANDLING USING SIMULATION


METHOD

Bertha Aulia1, Sri Wahyuni2, Annisa Indita Riami3


1,3
Program Studi Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya, Inderalya
2
Politeknik Kesehatan Keperawatan Gigi, Kementerian Kesehatan, Palembang
Correspondence email to: berthaaulia@gmail.com

Abstrak
Latar Belakang: Trauma dental yang terjadi di sekolah sering kali tidak ditangani dengan baik.
Menurut data 97,55% kejadian tidak dirawat dan akhirnya menyebabkan kecacatan. Dokter kecil
sebagai kader kesehatan sekolah diharapkan dapat melakukan prosedur penanganan kegawatdaruratan
trauma dental sebelum dirujuk ke tenaga medis profesional, sehingga diperlukan pelatihan
kegawatdaruratan bagi mereka. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh pelatihan dokter kecil dalam
penanganan kedaruratan trauma dental dengan metode simulasi. Metode: Jenis penelitian ini adalah
quasi experiment. Penelitian ini adalah eksperimetal semu dengan rancangan pre-test and post-test
group. Subjek penelitian adalah 60 dokter kecil yang dibagi menjadi 2 kelompok; 30 dokter kecil
kelompok metode simulasi, dan 30 dokter kecil kelompok metode demonstrasi. Analisis data
menggunakan uji T berpasangan. Hasil: Metode simulasi meningkatkan rata-rata pengetahuan dokter
kecil sebesar 55,6%, sedangkan kelompok metode demonstrasi sebesar 44,6%. Hasil uji T
berpasangan pada perbandingan metode simulasi dan demonstrasi didapatkan nilai p=0,03 (p-
value<0,05). Kesimpulan: Pelatihan penanganan kedaruratan trauma dental dengan metode simulasi
lebih efektif dibandingkan metode demonstrasi dalam meningkatkan pengetahuan dokter kecil.
Kata Kunci: trauma dental, dokter kecil, metode simulasi

Abstract
Background: Dental trauma that occurs at school is often not handled properly. Out of cases, 97,55%
were untreated and caused disablement. Dokter kecil as school health cadre was expected to perform
emergency management of dental trauma before it was done by medical professionals, therefor
educational intervention with a proper method was needed. Aim: To determine the effectiveness of
dokter kecil training in dental trauma emergency management using simulation method. Methods:
The subjects were 60 dokter kecil who were divided into 2 groups; 30 dokter kecil group of simulation
method and 30 dokter kecil group of demonstration method. Knowledge of dental trauma emergency
treatment before and after intervention of each group were measured using a questionnaire totaling 17
questions. Data analysis used in this study was paired T test. Results: Simulation method increased
the average knowledge of dokter kecil by 55,6%, while demonstration method 46,6%. Paired T test
results of the comparison simulation and demonstration method was p-value=0,03 (p-value <0.05).
Conclusions: Dental trauma emergency management training using simulation method was more
effective than demonstration method to improve dokter kecil’s knowledge.
Keywords: dental trauma, dokter kecil, simulation method

33 Cakradonya Dental Journal p-ISSN: 2085-546X; e-ISSN: 2622-4720.


Available at http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/CDJ
Cakradonya Dent J; 11(1): 33-37

PENDAHULUAN salah satunya karakteristik sasaran.13 Dokter


Traumatic Dental Injury (TDI) atau kecil yang berada dalam tahap operasional
trauma dental merupakan suatu masalah yang konkret, mampu berpikir logis dan memiliki
sering terjadi pada anak sekolah dan remaja. keterampilan mengklasifikasi dalam keadaan
Data statistik dari berbagai negara di dunia konkret atau nyata.14 Hal di atas menjadikan
hampir seluruhnya menunjukkan bahwa 25% metode simulasi pilihan yang sesuai dengan
dari seluruh anak usia sekolah pernah kriteria sasaran.
mengalami trauma dental.1 Pada penelitian Berdasarkan latar belakang tersebut,
yang dilakukan di Medan, Indonesia pada maka penelitian ini dilakukan bertujuan untuk
tahun 2014 menunjukkan prevalensi trauma mengetahui pengaruh pelatihan dokter kecil
dental anak usia 12-14 tahun adalah 23,10%.2 dalam penanganan kedaruratan trauma dental
Dua et al (2012), menyatakan jenis dengan metode simulasi.
trauma dental yang paling sering dijumpai
adalah fraktur enamel dengan prevalensi 50%, BAHAN DAN METODE
sedangkan jenis trauma dental yang paling Jenis penelitian adalah quasi
berbahaya adalah avulsi dengan prevalensi experiment.15 Penelitian telah dilaksanakan
4,6%.3-4 Gigi anterior merupakan gigi yang pada 8 Oktober 2015 di SD IT Al-Furqon
paling sering terkena dampak trauma dental, Palembang.
terutama gigi sentral maksila dengan Subek penelitian 60 dokter kecil dibagi
prevalensi 83%.1,5 menjadi kelompok eksperimen (metode
Prognosis trauma dental sangat simulasi) dan kelompok kontrol (metode
dipengaruhi oleh penanganan kedaruratan demonstrasi) secara purposive.16
yang cepat dan tepat, namun 97,55% kasus trauma dental Pengetahuan penanganan kedaruratan
tidak mendapatkannya 5
. Hal di atas sering bergantung trauma dental diukur menggunakan kuisioner
pada pengetahuan nonprofesional yang ada di yang terdiri dari 17 pertanyaan telah dilakukan
lokasi kejadian. Menurut beberapa penelitian uji validitas sebelumnya. Uji validitas dan
yang telah dilakukan, tingkat pengetahuan reliabilitas dilakukan pada 30 dokter kecil di
penanganan kedaruratan trauma dental SD IBA Palembang.
masyarakat masih sangat rendah.6-10 Pada kelompok metode eksperimen,
Prevalensi trauma dental di sekolah dilakukan pembagian menjadi 4 kelompok
menempati posisi kedua tertinggi setelah kecil yang terdiri dari 7-8 dokter kecil. Setiap
rumah, yaitu sebesar 41%.3,5,11 Di Indonesia, kelompok akan mendapatkan satu orang coba
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) dan didampingi oleh seorang tutor. Kelompok
bertanggung jawab dalam menangani masalah kecil tersebut diminta mensimulasikan
kesehatan gigi dan mulut yang dialami siswa penanganan kedaruratan trauma dental pada
sekolah dasar ataupun sederajat selama di orang coba dan tutor akan memperbaiki jika
sekolah. Upaya pelaksanaan program UKGS terjadi kesalahan. Pada kelompok metode
dibantu oleh kader kesehatan, salah satunya kontrol, dokter kecil akan dipertontonkan
dokter kecil.12 Dokter kecil diharapkan dapat video edukasi penanganan kedaruratan trauma
melakukan prosedur penanganan kedaruratan dental.
trauma dental sebelum dilakukan perawatan Setelah perlakuan, pengetahuan
oleh tenaga medis profesional, sehingga penanganan kedaruratan trauma dental dokter
prognosis yang dicapai baik. kecil di kedua kelompok kembali diukur
Pendidikan kesehatan dengan metode menggunakan kuesioner yang sama.
yang tepat diperlukan untuk melatih dokter Hasil kuesioner akan ditabulasi dan
kecil dalam menghadapi kasus kedaruratan dilakukan analisis menggunakan program
trauma dental. Pemilihan metode pendidikan SPSS versi 22. Analisis data yang digunakan
kesehatan bergantung pada beberapa faktor, pada penelitian ini adalah uji-t berpasangan.17

34 Cakradonya Dental Journal p-ISSN: 2085-546X; e-ISSN: 2622-4720.


Available at http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/CDJ
Cakradonya Dent J; 11(1): 33-37

HASIL trauma dental menggunakan metode


Perbandingan pengetahuan dokter kecil demonstrasi.
sebelum dan setelah diberi perlakuan dengan Perbandingan pengetahuan dokter kecil
metode simulasi (Tabel 1) antara kelompok metode simulasi dan
kelompok metode demonstrasi (Tabel 3)
Tabel 1. Hasil Analisis Uji-T Berpasangan Analisis ini digunakan untuk mengetahui
pada Kelompok Metode Simulasi perbandingan efektivitas metode simulasi dan
Rata-rata Selisih p- demonstrasi penanganan kedaruratan trauma
± SD ± SD value dental terhadap pengetahuan dokter kecil di
Pengetahuan 10,43 ± 1,99 5,80± 0,00 SD IT Al-Furqon Palembang. Hal tersebut
sebelum 2,17 didapat dengan cara membandingkan selisih
(n=30) skor pretest dan posttest antara kelompok
Pengetahuan 16,23 ± 0,93 metode simulasi dan kelompok metode
setelah (n=30) demonstrasi.

Tabel 1. menunjukkan rata-rata skor Tabel 3. Hasil Analisis Uji-T Berpasangan


pengetahuan dokter kecil sebelum diberi Perbandingan Pengetahuan Dokter Kecil pada
perlakuan dengan metode simulasi adalah Kelompok Metode Simulasi dan Demonstrasi
10,43, sedangkan setelah perlakuan adalah di SD IT Al-Furqon Palembang Tahun 2015
16,23. Dari hasil perhitungan uji-t didapatkan Rata-rata ±Selisih ± SD P-
nilai p=0,00 (p-value<0,05). Jadi dengan SD valu
menggunakan alpha 5% berarti secara statistik e
ada perbedaan bermakna antara hasil skor Metode 5,80 ± 2,17 1,30 ± 3,14 0,03
pengetahuan dokter kecil sebelum dan setelah Simulasi
diberi pendidikan penanganan kedaruratan (n=30)
trauma dental menggunakan metode simulasi. Metode 4,50 ± 1,81
Perbandingan pengetahuan dokter kecil Demonstasi
sebelum dan setelah diberi perlakuan dengan (n=30)
metode demonstrasi. (Tabel 2)

Tabel 2. Hasil Analisis Uji-T Berpasangan Hasil perhitungan didapatkan nilai


pada Kelompok Metode Demonstrasi p=0,03 (p-value<0,05), maka dapat diputuskan
Rata-rata ±Selisih ±P- H0 ditolak. Jadi dengan menggunakan alpha
SD SD value 5% berarti secara statistik ada perbedaan
Pengetahuan 10,07 ± 1,85 4,50 ± 1,810,00 bermakna antara hasil skor pengetahuan dokter
sebelum (n-30) kecil pada kelompok metode simulasi dan
Pengetahuan 14,57± 1,38 kelompok metode demonstrasi.
setelah (n=30)
PEMBAHASAN
Tabel 2. menunjukkan rata-rata skor Penelitian ini menunjukkan penggunaan
pengetahuan dokter kecil sebelum diberi metode simulasi dan demonstrasi secara
perlakuan dengan metode demonstrasi adalah statistik meningkatkan pengetahuan
10,07, sedangkan setelah perlakuan adalah penanganan kedaruratan trauma dental dokter
14,57. Dari hasil perhitungan uji-t didapatkan kecil di SD IT Al-Furqon Palembang.
nilai p=0,000 (p-value<0,05). Jadi dengan Meskipun penggunaan metode simulasi dan
menggunakan alpha 5% berarti secara statistik demonstrasi dapat meningkat pengetahuan
ada perbedaan bermakna antara hasil skor penanganan kedaruratan trauma dental dokter
pengetahuan dokter kecil sebelum dan setelah kecil, namun terdapat perbedaan efektivitas
diberi pendidikan penanganan kedaruratan diantara keduanya. Kelompok metode simulasi

35 Cakradonya Dental Journal p-ISSN: 2085-546X; e-ISSN: 2622-4720.


Available at http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/CDJ
Cakradonya Dent J; 11(1): 33-37

memperoleh peningkatan rata-rata skor maka pemahaman, daya ingat dan daya serap
pengetahuan sebesar 55,6% (5,8), sedangkan akan meningkat.20
kelompok metode demonstrasi memperoleh Interaksi antara pendidik dan peserta
sebesar 44,6% (4,5). Hal tersebut didik juga memiliki peran penting terhadap
menunjukkan bahwa dokter kecil yang diberi hasil pembelajaran. Menurut Esti Lestari
pelatihan penanganan kedaruratan trauma (2014), interaksi antar guru (pendidik) dan
dental dengan metode simulasi memiliki murid (peserta didik) berpengaruh positif
peningkatan pengetahuan yang lebih tinggi terhadap prestasi belajar. Semakin baik
dibandingkan dengan dokter kecil yang diberi interaksi belajar mengajar, prestasi belajar
pelatihan penanganan kedaruratan trauma siswa akan semakin tinggi atau meningkat.
dental dengan metode demonstrasi. Sebaliknya, semakin rendah interaksi belajar
Hasil penelitian ini mendukung mengajar, maka prestasi belajar siswa juga
penelitian yang dilakukan oleh Yety akan semakin rendah atau menurun.21 Terbukti
Purnawirawanti (2013) mengenai pendekatan pada kelompok metode simulasi yang terjadi
kontekstual melalui metode demonstrasi dan komunikasi dua arah antara tutor dan dokter
simulasi dalam pembelajaran IPA pada siswa kecil mendapat rata-rata skor lebih tinggi
kelas 5 SD. Yety menjelaskan bahwa dibandingkan kelompok metode demonstrasi
pendekatan kontekstual melalui metode yang hanya terjadi komunikasi satu arah.
demonstrasi dan simulasi berpengaruh Selain hal di atas, dalam metode
terhadap prestasi belajar, namun metode simulasi juga terdapat unsur bermain sehingga
simulasi berpengaruh lebih efektif daripada menghindari kebosanan pada peserta. Hal ini
metode demonstrasi.18 sejalan dengan prinsip belajar yaitu merupakan
Penggunaan metode yang berbeda proses emosional dan intelektual. Dalam
memungkinkan terjadinya perbedaan pengaruh mendukung proses tersebut, situasi belajar
terhadap peningkatan pengetahuan penanganan harus diciptakan sedemikian rupa sehingga
kedaruratan trauma dental dokter kecil. Pada tidak tegang, situasi menjadi hidup, gembira,
kelompok metode simulasi dilakukan live dan tidak terlalu formal, namun tidak
simulated patient, dimana dokter kecil akan meninggalkan prinsip penting dari pendidikan
mencoba langsung proses penanganan itu sendiri.18
kedaruratan trauma dental dengan Berdasarkan penjabaran diatas dapat
menggunakan alat dan bahan yang tersedia diartikan bahwa metode simulasi lebih efektif
terhadap orang coba yang memainkan skenario penggunaannya dibandingkan metode
kasus trauma dental. Sedangkan, pada demonstrasi dalam meningkatkan pengetahuan
kelompok demonstrasi, dokter kecil akan penanganan kedaruratan trauma dental dokter
dipertontonkan video edukasi yang kecil. Hal tersebut dikarenakan simulasi yang
menjelaskan dan mempraktikkan penanganan menghadirikan situasi nyata ke dalam kelas
kedaruratan trauma dental. dapat meningkatkan partisipasi semua peserta,
Dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan sehingga akan terjadi pertukaran pengalaman
dalam aplikasi kedua metode. Pada kelompok dan informasi. Adanya unsur permainan
metode simulasi, selain melibatkan aspek menjadikan situasi lebih hidup, tidak tegang
audio visual, aspek kinestetik juga berperan dan peserta tidak cepat merasa jenuh. Selain
penting dalam jalannya proses pendidikan, itu, keterlibatan emosi dalam proses simulasi
sedangkan pada kelompok demonstrasi, hanya juga menyebabkan pemahaman materi yang
aspek audio visual yang dilibatkan. Menurut diajarkan menjadi lebih mendalam.
Daluba (2013), anak yang diajarkan
menggunakan metode pembelajaran aktif akan KESIMPULAN DAN SARAN
mendapatkan skor yang lebih tinggi daripada Pelatihan penanganan kedaruratan
yang tidak.19 Selain itu menurut teori Dale trauma dental dengan metode simulasi lebih
Edgar, semakin banyak indera yang dilibatkan, efektif dibandingkan metode demonstrasi

36 Cakradonya Dental Journal p-ISSN: 2085-546X; e-ISSN: 2622-4720.


Available at http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/CDJ
Cakradonya Dent J; 11(1): 33-37

dalam meningkatkan pengetahuan dokter kecil 6. Sezin Ozer, Elif Ipek Yilmaz, Sule
di SD IT Al-Furqon Palembang dengan p- Bayrak, Emine Sen Tunc. Parental
value =0,031 (p<0,05). Metode simulasi knowledge and
meningkatan rata-rata pengetahuan attitudes regarding the emergency
penanganan kedaruratan trauma dental dokter treatment of avulsed permanent teeth.
kecil sebesar 55,6%, sedangkan metode European Journal of Dentistry. 2012; 6:
demonstrasi meningkatan rata-rata 370-375.
pengetahuan penanganan kedaruratan trauma 7. Kruthika Murali, Ramesh Krishnan,
dental dokter kecil sebesar 44,6%. Suresh Kumar V., Shankar Shanmugam,
Diharapkan dapat dilakukan penelitian Prakash Rajasundharam. Knowledge,
lanjutan untuk melihat efektivitas penggunaan attitude, and perception of mothers
metode simulasi yang telah dibentuk menjadi towards emergency management of dental
suatu kurikulum atau program yang trauma in Salem district, Tamil Nadu: A
diaplikasikan dalam batas waktu tertentu questionnaire study. Journal of Indian
terhadap pengetahuan dan keterampilan anak. Society of Pedodontics and Preventive
Dentistry. 2014; 32 (3).
DAFTAR PUSTAKA 8. Cecilia Young, Kin Yau Wong, Lim K.
1. Glendor Ulf. Epidemiology of traumatic Cheung. A survey on Hong Kong
dental injuries—a 12 year review of the secondary school students’ knowledge of
literature. Dental Traumatology. 2008; 24: emergency management of dental trauma.
603-11. Plos One. 2014 Jan; 9(1).
2. Ridho Fernandes. Prevalensi trauma gigi 9. Cecilia Young, Kin Yau Wong, Lim K.
permanen anterior anak usia 12-14 tahun Cheung. Emergency management of
pada sekolah menengah pertama di dental trauma: knowledge of Hong Kong
kecamatan medan barat dan medan primary and secondary school teachers.
sunggal [Skripsi S1]. Medan, Indonesia: Hong Kong Med J. 2012 Oct; 18(5): 362-
Universitas Sumatera Utara; 2014. 70.
3. Rohini Dua, Sunila Sharma. Prevalence, 10. Claudia Londero Pagliarinand, Clacir
causes, and correlates of traumatic dental Londero Zenkne, Fernando Branco
injuries among seven to twelve year Barletta. Knowledge of physical education
old school children in Dera Bassi. teachers about emergency management of
Contemporary Clinical Dentistry. 2012; tooth avulsion. Stomatos, 2011; 17(33):
3(1): 28-41. 32-42.
4. Glendor U, Marcenes W, Andreasen J. 11. Malikaew P, Watt RG, Sheiham A.
Textbook and color atlas of traumatic Prevalence and factors associated with
injuries to the teeth. 4th ed. Oxford: traumatic dental injuries (TDI) to anterior
Blackwell Munksgaard; 2007. teeth of 11–13 year old Thai children.
5. Patel MC, Sujan SG. The prevalence of Community Dent Health 2006; 23: 222–7.
traumatic dental injuries to permanent 12. Direktorat Jenderal Bina Upaya
anterior teeth and its relation with Kesehatan; Kementrian Kesehatan RI.
predisposing risk factors among 8–13 Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Sekolah.
years school children of vadodara city: Jakarta (Indonesia); 2012.
an epidemiological study. Journal of 13. Nursalam, Ferry Efendi. Pendidikan dalam
Indian Society of Pedodontics and keperawatan. Jakarta: Salemba Medika;
Preventive Dentistry. 2012; 30(2) 2010.

37 Cakradonya Dental Journal p-ISSN: 2085-546X; e-ISSN: 2622-4720.


Available at http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/CDJ

Anda mungkin juga menyukai