Anda di halaman 1dari 44

Anatomi Palpebra

Lapisan dari ante poste


• Kulit
• Jaringan subcutis Lamela Anterior
• Otot protaktor
• Septum orbita Lamela Media
• Lemak
• Otot retractor
• Tarsus Lamela Posterior
• Konjungtiva
• Kulit dan Jaringan subcutis
• Paling tipis, mudah digerakan, jaringa sub cutis sedikit
• Terdapat Kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan folikel rambut
• Kulit pretarsal melekat erat, kulit preseptal lebih longgar
• Otot protaktor
• Otot orbicularis :
• M. orbicularis pretarsal
• M. orbicularis preseptal
• M. orbital
• Dipersarafi N.VII
• F/ menutup kelopak mata
• Septum orbita
• Jaringan fibrosa tipis  berasal dari arcus marginalis di rima orbita
• Palpebra superior : ke inferior  aponeurosis levator (di atas tarsus palpebra superior)
• Palpebra inferior : ke ligamentum kapsulopalpebra  tepi bawah tarsus palpebra inferior
• Lemak
• Mengisi bagian yg kosong
• Letak : posterior septum orbita, anterior aponeurosis levator
• Surgocal landmark
• Superior 2 lobus, inferior 3 lobus
• Otot retraktor
• Superior :
• M. Levator Palpebra : origo apeks orbita di luar Annulus Zinn, insersio anterior tarsus (sebagian menembus muskulus orbicularis)
• Membentuk lipatan kelopak mata
• N. III
• M. Muller : insersio superolateral tarsus
• Mengangkat palpebrasuperior
• Simpatis
• Inferior :
• Ligamentum kapsulopalpebra
• M. tarsalis inferior
• Tarsus
• Fibrosa padat  memberi bentuk palpebra
• Kelenjar meibom (30), tinggi superior 9-10 mm, tinggi inferior 4-5 mm
• Konjungtiva
• Membran mukosa tipis
• Bagian palpebra, forniks, bulbi
• Vaskularisasi dan Aliran Getah Bening
• Arteri :
• Arteri karotis interna  A. Oftalmika dan cabangnya (A. Supraorbitalis dan A. Lakrimalis)
• Arteri karotis eksterna  A. Angularis dan A. Temporalis
• Vena :
• Pre-Tarsal :
• Medial : V. Angularis
• Lateral : V. temporalis Superfisial
• Post-Tarsal : V. Orbitalis dan cabang anterior V. Fascialis serta Pleksus pterigoid
• Getah Bening :
• 2/3 lateral palpebra  Nodus limfe periauricular, nodus limfe superfisial, nodus limfe servikal
• 1/3 medial palpebra  Nodus limfe submandibula
• Innervasi
• N. Okulomotorius (N. III), N. troklearis (N. IV), N. Abdusen (N. VI) : otot
ekstraokular dan m. Levator Palpebra
• N. Trigimenus (N. V) : sensorik wajah
• N. Fascialis : otot wajah
Anatomi Orbita
Bangunan pyramid bersisi 4, dasar menghadap ke anterior
Tinggi vertical : 35 mm
Lebar horizontal : 40 mm
Jarak orbita ante  poste : 45-55 mm
• Atap : berbentuk segitiga
• Os frontalis dan ala parva os sfenoidalis
• Anterolateral : fossa lakrimalis
• Posterior rima orbita : fossa trochlearis
• Lateral : kuat
• Os zygomaticus dan ala magna sfenoidalis
• Os sfenoid dipisahkan dari atap orbita oleh fisura orbitalis superior dan dasar orbita oleh fisura orbitalis
inferior
• Dasar : tipis, menyusu atap sinus maksilaris
• Os zigomatikus, os maksilaris, sebagian os palatinus
• Medial : terdapat fossa lakrimalis  tempat saccus (tinggi 14 mm)
• Os etmoidalis, os frontalis, os lakrimalis, os sfenoidalis
Hubungan antar dinding orbita
• Medial dan lateral  45 o
• Kedua dinding medial terletak sejajar
• Kedua dinding lateral  90 o
Foramen/fissure pada dinding orbita
• Kanalis optikus : posterior (di dalam ala parvan os sfenoid), dilalu n. opticus, a.
oftalmika, serabut saraf simpatis (dari pleksus carotis interna)
• Fissura orbitalis superior : antara ala parva dan ala magna os sfenoid, dilalu n. IV,
cabang lakrimal dan frontal n. V1 (di luar annulus Zinn), vena oftalmika superior
dan inferior, N III, cabang nasosiliarius n. V1 dan n VI (di dalam annulus Zinn)
• Fissura orbitalis inferior : antara dasar orbita dan dinding lateral, dilalui oleh
cabnag maksilan n V, cabang infraorbital arteri maksilaris, vena oftalmika inferior
• Foramen ethmoid anterior dan posterior : antara os ethmoid dan frontal, foramen
ethmoid anterior  dilalu oleh a. ethmoid anterior, n. ethmoid anterior, cabang
nervus nasosiliaris, formaen ethmoid posterior  a. ethmoid posterior
• Foramen supraorbital : os frontal, dilalui o/ nervus, arteri, vena
supraorbital
• Formaen infraorbital : os maksila, dilalui o/ nervus, arteri, vena
infraorbital
• Kanalis nasolakrimalis : os maksila, dilalui ductus nasolacrimal 
hubungkan saccus ke meatus nasi inferior
• Foramen zigomatik : lateral os zygoma, dilalui o/ cabang
zigomatikafasial dari n. zigomatikus
STRUKTUR PEMBUNGKUS BOLA MATA
• Konjungtiva
• Lapisan membrane mukosa tipis, transparan
• Melapisi  kelopak mata bagian dalam  dimulai dari mucocutaneous
junction  permukaan luar bola mata  limbus korneosklera
• Asal : ectoderm permukaan dan krista neuralis pada vesikula optic
• Susunan berlapis, berlipat di forniks  f/ Gerakan pada mata, luas >>
sehingga << luas area kontak dan << fraksi antara konj, tarsal dan bulbar
• Suplai darah >>  asal A. siliaris anterior dan A. palpebralis
• Anyaman limfatik padat  aliran ke nodus preauricular dan submandibular
Anatomi Konjungtiva
• Konjungtiva palpebra
• Dari mucocutaneous junction,
• Melapisi kelopak mata
• Tiga bagian : Marginal, Tarsal (melekat di postedasar tarsus), Orbital (Berbentuk lipatan-lipatan
• Konjungtiva fornices superior & inferior
• Area transisi antara konj. Palpebralis dan bulbralis
• Perlekatan longgar dengan jaringan di bawah nya  tampak jika edema
• Konjungtiva Bulbi
• Melapisi dan melekat erat pada ante sklera  epitel kornea di limbus
• Palisade vogt : rigi yang tersusun radial di limbus
• Stroma melkat longgar pada kapusla tenon (tidak di limbus dua lapisan Bersatu
• Plika semilunaris: lipatan vertical bentuk kresentik, ujung bebas, konkaf, konsentris dgn margin rate kornea
• Epitel mengandung: sel goblet, sel Langerhans, melanosit dendritic
• Substansia propria mengandung: >> vaskularisasi dengan jaringan otot, saraf simpatis, kartilago, lemak
• Karunkula lakrimau disakus lakrimal (medial plika semilunaris)  melekat pada m.rektus medial, bergerak Bersama plika semi lunar jika bola
mata bergerak
• Karunkulalakrimal tersusun: pilosebasea, jaringan kelenjar, fibroadipose, kelenjar ekrin
• Bagian dalam : kelenjar sebasea besar tampasilia ( mirip meibomb)
• Epitel berlapis non keratin
Struktur Histologi Konjungtiva
• Epitel konjungtiva
• Epitel berlapis non keratin
• Tarsal: dua lapis
• Kornesklera: 5 sampai 7 lapis

• Sel Koboid di basal jadi sel polihedral pipih di permukaan


• Antara sel-sel epitel: sel goblet ( >> di bagian inferonasal dan fornix)
• Epitel konjungtiva :
• Fornix : kolumnar
• Palpedral: kuboid
• Dekat Margin palpebra  epitel kolumnar bertingkat mengandung>> serabut tonofilament bergabung dgn epitel
skuamouse kompleks berkeratin dari kelopak mata
• Epitel konjungtiva bulbaris  melekat pada membrane basalis tipis diselingi hemidesmosome (sel bisa
masuk ke stromakonjungtiva)
• Epitel squamouse kompleks non keratin 6-9 lapis: irregular
• Organil sitoplasma lebih banyak
• Epitel tengah dan basal >> motokrondia besar (aktivitas metabolism oksidatif besar)
• Lapisan limfoid meluas dari konj. Bulbaris kelipatan subtarsal kelopak mata
• Terdapat Conjungtiva-associated lymphoid Tissue (CALT) peran serupa Mucossa-
associated lymphoid Tissue (MALT)  terdiri dari limfosit B & T, pembuluh limfatik,
pembuluh darah dengan stroma limfosit, sel plasma difus, agregrasi folikular
• Sel Goblet
• Sekresi musin, uniselular, keluarkan granula seketorik ( saat teraktivasi parasimpatis
stimulus oleh neurotransmitter asetilkolin serta vasoactive intestinal peptide / VIP )
• Musinnya terlarut pada air mata ( MUC 5AC)
• Musin transmembran: MUC1, MUC4, MUC16 Diekspresikan di permukaan bola mata epitel konj.
• F/ musin: Proteksi, hidrasi, lubrikasi permukaan bola mata
• Sel goblet>> daerah feronasal Konj. Forniks ( >> likasemilunar dan karunkula lakrimal)
• Sel goblet<< konjungtiva bulbar, tidak ada korneosklera serta margopalpebra
• Substansia propria
• Terdiri: jaringan ikat yang >> PD, persyarafan, kelenjar, PMN, macrofag, sel MAST
• Di superficial mengandung lapisan jaringan adenoid (terdiri dari limfosit dalam
jaringan reticular halus) tanah berkembang di bulan ketiga setelah bayi
lahir( bayi baru lahir: reaksi konj folikular-)
• Diprofunda: lapisan fibrosa bergabung dengan dasar tarsus
• Stroma profunda: terdapat kelenjar lakrimal asesorius Krause dan wolfring
• F/ konjungtiva:
• Sistem kekebalan, barrier Infeksi eksogen serta benda asing pd bola mata
• Skresi dan absobsi elektrolit, musin, ke dan dari lapisan air mata
• Absosi obat mata tropical
Vaskularisasi dan Pernafasan
• Konungtiva palpebra : cabang arteri oftalmika  arteri frontalis, arteri
supraorbitalis, arteri lakrimal, cabang terminal arteri fasialis( ramus fasialis,
ramus temporalis, ramus infraorbitalis
• Konjungtivabulvar: cabang arteri ciliaris anterior, arteri Konj. Ante, arteri konj.
Poste ( perifer bulbar)
• Inflamasi arteri dilatasi ( letaknya yang superfisial dan mudah di gerakan, >> di sekitar
forniks, menghilang di limbus korneosklera, dapat resktirksi dengan epinefrin 1:1000
• Saraf: nerfus ciliaris dan pernafasan simpatis
• Superior bagian medial arteri frontalis
• Suprior bagian lateralnerfus lakrimalis
• Inferior bagian medial nefus intfra orbital
• Inferior bagian lateral nerfus lakrimal & nerfus palpebra lateral
Sklera
• Pembungkus luar bola , opak, kuat tapi elastis, melapisi bola mata di
ante (kornea) sampai poste (saraf optic)
• >> kolagen, sejumlah fibril elastin
• >> sel fibroglas, aselular serta avascular aktivitas lambat
• F/:
• melindungi isi bola mata
• Stabilkan TIO
• Tempat insersi otot bola mata
Anatomi & Histologi Sklera
• Anatomi :
• Episklera
• Substansia propria atau stroma
• Laminafusca
Episklera : lapisan paling luar (jaringan ikat elastis & jaringan ikat kolagen
tersusun longgar diameter lebih kecil daripada serabut jaringan ikat lain nya
>> fibroblas dengan melanosit dan leukosit
>> kapiler perdarahi jaringan di bawah nya
anterior : berbatasan dengan kapsulat tenon
Posterior: berbatasan dengan stromasklera
Stroma:
terdiri dari kumparan fibroblast antara serabut kolagen dengan diameter besar
dan padat , irreguler, kompleks  mengandung proteolitik
Laminafusca:
Lapisan paling dalam dekat uvea pada lamina supracoroid
Diameter serabut kolagen lebih besar
Warna coklat  melanosit di bawah serabut kolagen

Sklera tersusun dari matriks ekstraselular dengan sel fibroblast di antaranya


Komponen matriks: kolagen, elastin , proteoglikan, glikoprotein
Stroma:
terdiri dari kumparan fibroblast antara serabut kolagen dengan
diameter besar dan padat , irreguler, kompleks  mengandung
proteolitik
Laminafusca:
Lapisan paling dalam dekat uvea pada lamina supracoroid
Diameter serabut kolagen lebih besar
Warna coklat  melanosit di bawah serabut kolagen
Sklera tersusun dari matriks ekstraselular dengan sel fibroblast di antaranya
Komponen matriks: kolagen, elastin, proteoglikan, glikoprotein
• Kolagen:
• Paling banyak Menyusun matriks sklera (70 -80 %)
• Terdiri dari kolagen tipe I, III, V, VI
Kolagen tipe I f/melawan tegangan kontraksi ekstraokular
Kolagen tipe III f/ mempertahankan integritas organ
Kolagen tipe V & VI f/ membawa protein di antara membrane basalis dan matriks stroma
• Serabut kolagen bagian luar: tersusun seragam dan saling sejajar
• Serabut Kolagen dalam : memiliki perbedaan diameter bervariasi, irregular, kompleks
•  Pengaruhi opasitas, rigiditas, fleksibilitas terhadap perubahan TIO
• Elastin :
• Lapisan paling dalam dari sklera paling banyak dengan fibroblast (fibroblast hasilkan elastin

• Proteoglikan:
• PTG terdiri dari rantai glikosaminoglikan ( GAG) tersusun kovalen  komposisi: dermatan
sulfat, khonroitin sulfat, heparin sulfat, asam hialuronat
• Semua di sintesis O/ fibroblast dan Menyusun substansia amorf
• Banyak –banyak usia komposisi (GAG) akan berkurang (terutama dermatan sulfat)
• PTG paling banyak adalah aggrecan, decorin, biglycan
• F/Regulasi hidrasi, pertahankan integritas struktur jaringan, Menyusun matriks, regulasi
perrtumbuhan jaringan
• Glikoprotein:
• Disintesis oleh fibroblast sklera dengan berat molekul besar
• Terdapat fibronectinmemiliki tempat berikatan untuk kolagen , (GAG) komponen komplemen,
peran dalam penyembuhan luka dan pembentukan matriks
• Molekul lain :  untuk interaksi antara sel matriks dan antar matriks
Vaskularisasi Episklera
• Pleksus konjungtiva : paling superfisial paling mudah digerakan, paling
mudah digerakan oleh jaringan di bawahnya
• Pleksus Episklera superfisial: berjalan radial pada lapisan episklera,
kongesti maksimal episkleritis
• Pleksus episklera profunda: Menembus dan mendarahi sklera,
kongesti maksimal  skleritis
UVEA
• Traktus uvealis :
• Iris
• Badan siliar (uvea anterior) A. siliaris longus posterior
• Koroid (uvea posterior) – A. siliaris posterior
• Melekat 3 tempat :
• Scleral spur
• N. opticus
• Tempat keluar vena-vena varicose
UVEA -IRIS
• Anterior traktus uvealis
• Mengatur banyak cahaya yg diteruskan ke mata  mengubah apertura pupil
• Midriasis : permukaan iris bergerigi dan >> lipatan
• Miosis : permukaan iris tampak rata
• Terbagi 2 segmen :
• COA
• COP
• Ada 3 lapisan :
• Lamina anterior  strukur yg melipat bergerigi serta kripta
• Fibroblas
• Melanosit
• Kolagen
• Stroma iris
• Fibroblas
• Melanosit  sel berpigmen
• Kolagen
• Jar. Matriks  mengandung as. hialuronat
• Lamina posterior
• Epitel pigmen
• Otot dilator
• Iris = pem.darah + jar.ikat + melanosit + sel pigmen
• STROMA IRIS  berasal dari mesoderm
• Permukaan : sel jar.ikat dan bergabung dgn badan siliar
• Perbedaan warna iris : tergantuk jumlah pigmen di ANTERIOR BORDER LAYER
dan stroma bagian dalam
• Melanosom  berasal dari stroma :
• Pigmen hitam (eumelanin)
• Pigmen merah (pheomelanin)
• Warna mata ditentukan oleh Rasio Eumelanin : pheomelanin
• Rasio yg rendah  warna iris lebih muda Hazel atau Biru
• Coklat : stroma dengan banyak banyak pigmen
• Biru : stroma dengan pigmen yg sedikit
• Pembuluh darah : penyusun utama iris
• Sebagian besar terususn RADIAL
• Berasal dari Sirkulus Iridis Mayor (di Apeks badan sillier menuju margin pupil) :
• 2 Arteri Siliaris posterior longus
• 7 Arteri Siliaris anterior
• Collarete (bagian paling tebal dari iris)  terjadi anastomosis antara
pembuluh darah untuk membentuk Sirkulus iridis minor
• Anterior Border Layer :
• Avaskular
• Diameter kapiler besar
• Tunica adventitia tebal
• Tunica muscularis tipis
• Endotel Iris (tidak berlubang) :
• Membrana basalis
• Perisit
• Filamen kolagen
• Endotel Pembuluh Darah + Epitel berpigmen dari Proc. Silliaris = Blood Aquos Barrier
• Saraf sensoris, vasomotor, dan motoric n. siliaris longus dan brevis (dgn/tanpa mielin)  berjalan
dalam stroma iris
• Permukaan posterior (banyak pigmen, halus, uniform)  berlanjut : epitel tidak mengandung
pigmen dari badan siliar  berjalan Bersama : bagian neurosensoris retina
• Batas permukaan :
• Basal : COP
• Apeks : stroma  melekat pada lapisan pigmen anterior yg menopang otot dilator
• Lapisan pigmen posterior iris  melengkung ke anterior sekitar margin pupil  meluas ke
anterior border layer (dari stroma iris)  membentuk pigmen Ruff (lingkatan pigmen pada
stroma pupil
• Ekteropion : Rubeosis iridis (lingkaran pigmen meluas ke permukaan anterior iris
• Otot dilator : berasal dari neuroectoderm (lapisan terluar cawan
optic)
• Sel otot polos : melanosome, serabut miofilamen halus
• Miofibril terletak pada bagian basal sel dan meluas ke anterior mencapai
stroma iris
• Melanosom + inti sel  di apeks sel mioepitel
• Persarafan :
• Simpatis : kontraksi (stimulus alfa-adrenergic)
• Parasimpatis : sebaliknya
Simpatis : First order neuron  Second order neuron  Third order neuron
First order neuron : posterolateral hipotalamus sebelah ipsilateral dan melewati
batang otak untuk bersinaps di intermediolateral substansia grissea medulla spinalis,
terutama di segmen Thoracal 1
Second order neuron : serabut preganglion keluar dari medulla spinalis, berjalan diatas
apeks paru dan melalui ganglion stelata tanpa sinaps, kemudian bersinaps di ganglion
servikalis superior
Third order ganglion : serabut postganglion berasal dari ganglion servikalis superior,
bergabung dengan pleksus karotis interna, masuk ke sinus kavernosus dan berjalan
Bersama nervus nasosiliaris (V I) menuju ke orbita kemudian ke otot dilator

Gangguan  sindrom Horner : miosis, ptosis, anhidrosis


• Otot sfingter : neuroectoderm
• Tersusun dari  serabut otot polos sirkuler
• Letak : mardin pupil pada stroma iris posterior, anterior dari epitel pigmen iris
• Saraf :
• Parasimpatis  n. III (berespon thd stimulus muskarinik
• Simpatis : relaksasi sfingter (saat gelap)
Saraf yg menginervasi otot sfingter meninggalkan subnukleus Edinger-Westpal

Mengikuti inferior n. III


(setelah bercabang di sinus kavernosus)

Berlanjut ke cabang yg mempersarafi m. obliquus inferior

Keluar dan bersinaps dgn serabut Post Ganglion (dalam ganglion siliaris)

Berjalan Bersama n. siliaris brevis ke sfingter itu


UVEA – BADAN SILIAR
• Bentuk (melintang) :
• Menjembatani COA & COP
• Dari scleral spur s/d ora serrata
• 2 bagian :
• Dekat uvea  sebelahan dgn sclera : lamina fusca, otot sfingter, pem.darah, jaringan ikat
penghubung, membrane Bruch
• Dekat epitel
• Asal : mesoderm
• Serabut otot 3 lapisan :
• Longitudinal (m. brucke) : paling luar, parallel dengan sclera
• Radial/oblique
• Sirkuler : paling dalam parallel terhadap ekuator lensa
LENSA
• Fungsi : fokuskan cahaya yg masuk ke mata (macula)
• Setelah lahir : struktur jadi AVASKULAR
• Nutrisi dan ekskresi hasil metabolisme Humor Aquos
• Letak : dibelakang Iris
Digantung oleh Zonula Zinn ke badan siliar

• Orang muda : indeks refraksi 1.4 dibagian sentral


• Dewasa : diameter ekuatorial  9 mm
• Ketebalan ante – poste 5 mm
• Anterior epitel : sel epitel yg HIDUP  meluas ke equator
• Bermitosis (setelah pubertas)  di equator memanjang membentuk KORTEKS
LENSA (semakin padat di tengah dan tumbuh konsentrik)  membentuk
NUKLEUS
• Zona Nukleus :
• Embrionik (paling tengah) : gestasi 1 – 3 bulan
• Fetal : gestasi 3 bulan  lahir
• Infantil : lahir  pubertas
• Dewasa
• Usia >>  protein lensa berubah  indeks refraksi dan kejernihan
berubah :
• miopia
• hipermetropia
BADAN VITREUS
• Menempati 4/5 bola mata
• Siisi o/ : media optic gelatinosa avascular dan jernih
• Fungsi : memperthankan struktur bola mata
• Nutrisi
• Metabolisme jaringan intraocular : jalur metabolic lensa, badan siliar, retina
• Volume : 4 ml
• Berat : 4 gram
• 99% air tapi berbentuk gel  karena ada Asam Hialuronat Mukopolisakarida
• Komponen utama :
• Asam hialurpnat
• Fibril kolagen halus (tipe II)
• sel
• Usia >>  kandungan air meningkat + gel mencair
• Usia 40 tahun : vol/porsi gel menurun, cairan meningkat  ½ : ½
• PENCAIRAN VITREUS (dimulai dari tengah)  synchysis  sebabkan suatu
arus dalam vitreus karena ada gaya rotasional dan gravitasi  vitreus terpisah
secara mekanik dari retina :
• Komplet PVD (posterior vitreus detachment)
• Sebagian : Macular hole
• Bentuk badan vitreus  spheris (cekungan di anterior/fossa patelaris)
• Badan vitreus
• Perifer (vitreus kortikal / membrane hialoid) : lebih padat, kondensasi fibrillar,
pusat metabolism badan vitreus (hialosit)
• Sentral (vitreus medular) : tidak mengandung sel, terdapat as. Hialuronat +
kolagen (dapat berbetuk gel/cair  tergantung usia, status refraksi, kondisi
mata)
BATAS / POSISI
• Pars Plana : membrane hialoid aposisi dengan lamina basalis epitel
tdk berpigmen
• Retina : membrane limitans interna (paling kuat perlekatannya 
vitreus base)
• Vitreus base : zona 3D dengan pusat pada Ora Serrata
• 2mm ke anterior, 4mm ke posterior
• Usia >> : perlekatan akan melebar ke posterior  menambah area
traksi antara vitreus dan retina
• Perlengkatan lain  relative lebih rendah
• Urutan kuat  lemah : Diskus optikus  perimakula  sepanjang
pem.darah retina  kapsul posterior lensa
RETINA
• Lembaran transparan tipis jaringan saraf melapisi 2/3 – ¾ poste bola mata
• Diskus optikus  tidak dilapisi retina (bitnik buta)
• Di anterior berakhir secara sirkumferensial  Ora serrata
• Fundus okuli : retina + pembuluh darah + diskus optikus
• Oftalmoskop :
• Perbandingan arteri : vena  2 : 3
• Warna cerah dan jingga  terdapat melanin pada lapisan belakang retina (lapisan epitel pigmen coroid)
• Pucat : anemia dan iskemik
• Merah : hiperemia

• Makula lutea (pada bag. Sentral retina posterior) :


• Kekuningan  pigmen lutheal (xantofil)
• Bagian paling tajam visusnya
• Pusatnya  fovea : pada sentral macula, avascular, sel kerucut semua
LAPISAN RETINA
• 10 lapisan :
• Dalam (aposisi dengan vitreus)  neurosensorik
• Luar (menempel pada choroid)  epitel pigmen retina
• Antara lapisan Luar dan Dalam  ruangan potensial (terisi
cairan : ablatio retina)
RETINA : NEUROSENSORIK
• NEURONAL :
• Terdiri : sel fotoreseptor, sel bipolar, sel horizontal, sel amakrin, sel ganglion
• SEL FOTORESEPTOR :
• Anatomi :
• Luar : molekul opsin (fotopigmen)
• Rhodopsin (sel batang)  >> perifer, pengelihatan dengan cahaya redup, tonjolan akson : sferul
• Fotopsin (sel kerucut)  >> di sentral, pengelihtan warna , tonjolan akson : pedikel
• 3 gelombang : green cone, blue cone, red cone
• Sel ganglion retina fotosensitif  mengandung melanopsin (dapat terstimulasi cahaya, walaupun
sel batang dan sel kerucut terhalang)

• GLIAL :
• Antara akson sel ganglion dalam retina dan n. opticus
• Sel penyokong :
• Sel muller, sel astrosit, sel mikroglial
• VASCULAR :
• A. carotis interna  a. oftalmica
• Sawar darah retina eksterna  koriokapilaris : untuk fovea
• Sawar darah retina interna  zonula okludens : untuk sentral retina
• Retina bagian dalam (lapisan nuclear interna dan sel ganglion)  a. retina sentralis
dan cabang a. oftalmika berjalan bersama n. optikus
• Retina bagian luar : nutrisi dari choroid
• A. retina sentralis  terbagi 4 cabang utama dlm retina  berjalan di lapisan
serabut saraf  arteriola dan venula
• Cabang arteriola intraretinal  kapiler  kapiler vena  venula  vena terminalis
sentralis
• Drainase sirkulasi arterial dari a. siliaris posterior  v. vortex  v. oftalmika
RETINA : EPITEL PIGMEN RETINA
• Terdiri :
• Selapis sel heksagonal (tersebar dari diskus optikus  ora serrata)
• Fungsi : metabolism vitamin A, menjaga sawar darah retina eksterna, fagositosis segmen
luar fotoreseptor, absorbs scatter cahaya, transport aktif materi ke dalam dan keluar
epitel pigmen retina
• Sitoplasma banyak mengandung granul pigmen (melanosome)

Anda mungkin juga menyukai