Merek yang berasal dari nama orang merupakan merek yang sering digunakan di dalam dunia usaha, dimana umumnya
menggunakan nama keluarga(surname) dari orang yang mengoperasikan usaha tersebut. Penggunaan nama dalam merek
dapat menimbulkan kesan yang lebih personal untuk konsumen. Hal ini dikarenakan bahwa sebuah nama merupakan
representasi dari tiap-tiap individu pemiliknya. Oleh karena itu, banyak pendiri usaha yang menggunakan namanya untuk
mengaitkan identitas pribadinya dengan kualitas barang dan/atau jasa yang diusahakannya. Namun, hal ini juga membawa
beberapa permasalahan, dimana dapat memiliki banyak kesamaan dengan merek-merek deskriptif dan merek-merek yang
menggunakan nama lokasi geografis. Hal ini dikarenakan jenis-jenis merek seperti ini kurang memiliki daya pembeda
yang kuat. Hal tersebut disebabkan karena sifat nama yang umum dan sangat mungkin dimiliki oleh lebih dari satu orang.
Pihak lain yang kebetulan memiliki nama yang sama dapat memiliki kepentingan untuk mengklaim dirinya terkait dengan
suatu usaha.
• Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor
48/PDT.SUS/Merek/2018/PN.Niaga.Jkt.Pst 🡪 sengketa penggunaan nama orang terkenal pada
merek adalah kasus merek dengan penggunaan nama “Bensu” antara Jessy Handalim selaku
pemilik merek terdaftar dengan Ruben Samuel Onsu selaku pemilik “nama orang terkenal”
• Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakata Pusat Nomor
15/Pdt.Sus-Merek/2015/PN.Jkt.Pst 🡪 Pierre Cardin sebagai Pengguat dan Alexander Satryo
Wibowo sebagai Tergugat I, serta Pemerintah Republik Indonesia cq. Departemen Kehakiman
dan Hak Asasi Manusia RI cq. Direktur Jenderal Hak Kekayaan Intelektual cq. Direktorat
Merek sebagai Tergugat II.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menganalisis sejauh mana kriteria orang
terkenal dalam pendaftaran merek dilihat dari pengaturan yang ada serta putusan hakim terhadap
sengketa penggunaan nama orang terkenal dalam merek Bensu dan Pierre Cardin. Atas dasar
tersebut penulis mengambil judul “TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN
NAMA ORANG TERKENAL DALAM PENDAFTARAN MEREK DI INDONESIA
(STUDI KASUS PERKARA PENGGUNAAN NAMA BENSU DAN PIERRE CARDIN)”
dalam penelitian ini.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana kekuatan daya pembeda dari suatu nama orang yang digunakan sebagai merek
berdasarkan doktrin spectrum of distinctiveness?
2. Bagaimana pengaturan tentang merek yang merupakan nama orang terkenal dalam
Hukum Kekayaan Intelektual? (focus bahas pasal 21)
1. Untuk mengatahui dan menjelaskan pengaturan tentang merek yang merupakan nama
orang terkenal dalam Hukum Kekayaan Intelektual;
1. Definisi merek
2. Pentingnya daya pembeda merek (kaitkan dengan fungsi merek)
3. Doctrin spectrum of distinctiveness
a. Fancyful
b. Arbitrary
c. Suggestive
d. Generic
4. Pengaturan tentang daya pembeda merek dalam UU Merek di Indonesia (cari pasal2 terkait dalam UU merek
-> merek tidak bisa didaftar -> merek harus ditolak) -> absolute grounds for refusal & relative ground for
refusal
5. Hubungan antara doktrin spectrum of distinctiveness dengan pengaturan tentang daya pembeda Merek dalam
UU merek
BAB III
TINJAUAN TENTANG NAMA ORANG TERKENAL
1. Tinjauan umum terhadap perkara “Bensu” -> ceritakan kronologis, pertimbangan hakim
dll
2. Hubungan Pasal 21 UU Merek dengan doktrin daya pembeda merek (Bahas, asal 21
masuk dalam absolute/ relative ground … terkait dgn suggestive, tidak masuk ke fanciful
dll) -> suggestive masuknya ke relative
3. Apakah kata “Bensu” merupakan nama orang terkenal?