Anda di halaman 1dari 12

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA

MENYEWA KIOS PUSAT PERBELANJAAN HARUN SQUARE


(ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 2296 K/PDT/2019)

INDRIYATI
NIM. 181010200663
LATAR BELAKANG

Dalam melakukan kegiatan jual beli dilakukan dengan membuat perjanjian

yang mengikat para pihak. “Perikatan merupakan suatu hubungan hukum antara dua

orang atau dua pihak, berdasarkan mana pihak yang berhak menuntut sesuatu hal

dari pihak lain, dan pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu”.

Sumber perikatan adalah adanya perjanjian, sehingga menyebabkan terjadinya

perikatan. Perjanjian menjadi satu hubungan hukum yang menyangkut dengan harta

benda antara dua pihak, dimana salah satu pihak yang berjanji untuk melakukan

suatu hal, sedangkan pihak lainnya memiliki hak untuk menuntut pelaksanaan

perjanjian tersebut (prodjodikoro, 2011).

Presentation title 2
RUMUSAN
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas , maka

permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah :

1. Bagaimanakah pelaksanaan perjanjian sewa menyewa kios yang terletak

di Lantai 1 dan 2 di Pusat Perbelanjaan Harun Square?

2. Bagaimanakah penyelesaian wanprestasi dalam perjanjian sewa menyewa

kios yang terletak di Lantai 1 dan 2 di Pusat Perbelanjaan Harun Square?


TUJUAN
Sehubungan dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan di atas, maka

tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan perjanjian sewa menyewa kios yang terletak

di Lantai 1 dan 2 di Pusat Perbelanjaan Harun Square

2. Untuk mengetahui penyelesaian wanprestasi dalam perjanjian sewa

menyewa kios yang terletak di Lantai 1 dan 2 di Pusat Perbelanjaan Harun

Square.
MANFAAT
1. Secara Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan serta wawasan pada bidang

ilmu hukum perdata pada umumnya, dan khususnya hukum tentang perjanjian.

2. Secara Praktis

Secara praktis penulis berharap agar tulisan ini dapat memberikan pengetahuan kepada

masyarakat tentang hukum perjanjian dan penyelesaian gugatan wanprestasi tersebut.


METODE
Metode Penelitan yang digunakan adalah metode penelitian yuridis
normatif dengan menggunakan data kepustakaan dari berbagai literatur
buku, jurnal peraturan perundang-undangan dll. Analisa data dilakukan
dengan cara deskriprif kualitatif. Dalam penelitian hukum normatif hukum
yang tertulis dikaji dari berbagai aspek seperti aspek teori, filosofi,
perbandingan, struktur atau komposisi, konsistensi, penjelasan umum dan
penjelasan pada tiap pasal, formalitas dan kekuatan mengikat suatu
Undang-Undang serta bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia yg
di sempurnakan. Sehingga dapat dibuat kesimpulan pada penelitian hukum
normatif mempunyai cakupan yang luas. Tahap penelitian yang dilakukan
dalam penelitian ini antara lain dilakukan dengan Penelitian Kepustakaan
(Library research) Penelitian ini menggunakan menganalisis, meneliti dan
mengkaji data sekunder yang berhubungan dengan perlindungan konsumen
dengan cara membaca dan mempelajari berbagai literatur.
TEORI
Teori Perjanjian menurut (Sudikno Mertokusumo)
Menurut Sudikno Mertokusumo, perjanjian adalah suatu hubungan
hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk
menimbulkan akibat hukum. Maksudnya, kedua pihak tersebut sepakat
untuk menentukan peraturan atau kaidah atau hak dan kewajiban yang
mengikat mereka untuk ditaati dan dilaksanakan. Kesepakatan tersebut
adalah untuk menimbulkan akibat hukum, yaitu menimbulkan hak dan
kewajiban, sehingga apabila kesepakatan itu dilanggar maka akan ada
akibat hukumnya atau sanski bagi si pelanggar
KESIMPULAN
1. Perjanjian akan dapat terlaksana apabila perjanjian sewa-menyewa dapat dipahami dengan

benar dan telah disepakati sesuai pasal 1320 KUHPerdata. Oleh para pihak, baik yang

menyewakan kios dan pihak penyewa kios. Menurut syarat sah perjanjian yang keempat

yaitu mengenai suatu sebab yang halal, yang dimaksudkan dalam Pasal 1320 KUHPerdata

itu bukanlah sebab dalam arti “isi perjanjian itu sendiri” yang menggambarkan tujuan yang

akan dicapai oleh pihak-pihak. Dalam hal ini tuntutan Penggugat tidak punya prinsip dan

pendirian yang jelas, perjanjian yang disepakati bersama tersebut dinyatakan sah, berharga

dan berkekuatan hukum mengikat antara Para Tergugat dengan Penggugat.


KESIMPULAN
2. Terdapat ada 2 (dua) cara bentuk penyelesaian sengketa wanprestasi yang dilakukan,

yaitu penyelesaian sengketa secara litigasi dan penyelesaian sengketa secara non litigasi

yaitu negosiasi. Penyelesaian sengketa yang dilakukan oleh para pihak dilakukan melalui

jalur litigasi yaitu pengadilan. Dalam kasus ini perbuatan Penggugat sebagai pihak yang

melakukan wanprestasi dapat dikatakan sebagai suatu kesalahan, karena dalam hukum

perjanjian terdapat asas pacta sunt servanda yang artinya bahwa perjanjian itu harus

dipatuhi layaknya seperti undang-undang bagi mereka yang membuatnya.


SARAN
1. Sebaiknya para pihak yang melakukan perjanjian jika mereka telah sepakat mengikat kedua belah

pihak sebagai undang-undang, dan harus memperhatikan syarat-syarat seperti yang tercantum dalam

pasal 1320 KUHPerdata agar memiliki pengetahuan yang tepat tentang perjanjian. Diharapkan untuk

masyarakat yang ingin melakukan perjanjian sewa menyewa kios untuk berhati-hati dan paham dengan

ketentuan serta kewajiban yang harus dipenuhi dalam suatu perjanjian, sehingga dalam pelaksanaannya

masyarakat tidak melakukan kesalahan hukum.


SARAN
2. Apabila dalam sebuah perjanjian sewa menyewa terjadi masalah hukum yang sampai merugikan salah

satu pihak seperti pada contoh kasus diatas hendaknya untuk dibawa ke pengadilan guna mendapatkan

keadilan serta kepastian hukum. Karena hakim lah yang berhak dan berwenang untuk memutuskan

seseorang itu dinyatakan melakukan kesalahan berupa wanprestasi ataukah melakukan perbuatan

melawan hukum.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai