Anda di halaman 1dari 63

Valvular Heart Disease

Penyakit Jantung Katup

Santi Damayanti
20/09/23 2
Gangguan Katup jantung
• Mitral Stenosis
• Mitral Regurgitasi
• Mitral Valve Prolapse (prolap katup mitral)
• Aorta Stenosis
• Aorta regurgitasi
• Katup Trikuspid :
– Tricuspid stenosis – menyebabkan gagal jantung
kanan
– Tricuspid regurgitation – menyebabkan “venous
overload”

20/09/23 3
Mitral Stenosis
Definisi Mitral Stenosis
• Gangguan pembukaan katup mitral 
Obstruksi LV inflow selama fase diastol
• Normal MV Area: 4-6 cm2
• simptom timbul bila area katup < 2 cm2
Etiologi Mitral Stenosis
• Rheumatic heart disease: 77-99% dari
semua kasus MS
• Infective endocarditis: 3.3%
• Mitral annular calcification: 2.7%
• Tumor, trombus
Patofisiologi

10
Manifestasi klinis Mitral Stenosis

• Ringan – asymptomatic
• Bila progresif :
– dyspnea, orthopnea,
– batuk tidak berdahak, hemoptisis,
– edema paru akibat hipertensi pulmunal dan adanya bendungan paru
– gejala - gejala gagal jantung kanan
– Nadi : normal atau ireguler dan kuat lemahnya amplitudo nadi berubah-
ubah
– Murmur diastolik :
• Low-pitched diastolic rumble di apex
• Bising ini lebih jelas terdengar bila pasien miring ke kiri pada saat ekspirasi
• Intensitas murmur diastolik ini tidak ada korelasinya dengan berat ringannya katup
mitral yang stenotik.

13
Pemeriksaan penunjang MS

• EKG:
– atrial fibrillation (AF)
– pembesaran atrium kiri
• chest x-ray :
– LA enlargement
– pulmonary congestion atau calcified MV
• ECHO:
– menilai mobilitas katup mitral,
– perbedaan tekanan transmitral
– luas area katup mitral
Tatalaksana MS

• Terapi medis tidak menghambat progresivitas penyakit

 -blockers, CCBs, Digoxin untuk kontrol heart rate 


memperpanjang fase diastol (prolong diastole) 
meningkatkan volume diastol ventrikel kiri (improved
diastolic filling)

• Duiretik, bila terdapat fluid overload


Mitral Regurgitasi
Definisi Mitral Regurgitasi

• Gangguan penutupan katup saat sistol


menyebabkan darah masuk kembali ke
atrium kiri sehingga terjadi volume
overload di atrium kiri

17
Penyebab Mitral Regurgitasi

• Penyebab primer rheumatic heart


disease,
• ruptur muskulus papilaris karena
kongenital,
• endokarditis infeksiosa
• iskemia miokard

18
Patofisiologi

• Gangguan penutupan katup saat sistol


• darah masuk kembali ke atrium kiri
• volume overload di atrium kiri
• Selama fase diastol darah di atrium kiri
masuk ke ventrikel kiri
• meningkatkan volume darah di ventrikel
kiri
Manifestasi
• Progresivitas MR ini lambat
• fatigue,
• chronic weakness,
• dyspnea,
• anxiety,
• palpitasi
• Atrail fibrilasi
• gagal jantung kiri
Aorta Stenosis
Aorta Stenosis

• Katup aorta yang tidak terbuka secara


penuh.
• Normal Aortic Valve Area: 3-4 cm2

• Symptoms: Timbul keluhan bila area


katup 1/4 area normal.
• Tipe:
– Supravalvular
– Subvalvular
– Valvular
Insidensi

• Mild AS  Severe AS:


– 8%  10 tahun
– 22%  22 tahun
– 38%  25 tahun

• Makin awal adanya keluhan 


indikator prognostik jelek
Etiology
• Young patient  congenital :
• 2% population
• male:female 3:1
• Middle patient rheumatic heart
disease
• Old patient
degenerative/Kalsifikasi/Arterioskler
osis
– Pasien < 70 th: >50% penyebab
kongenital
– Pasien > 70 th: 50% degeneratif
Aortic Stenosis: Symptoms
• Early:
– Chest pain (angina)
• Reduced coronary flow reserve
• Increased demand-high afterload
– Syncope (exertional pre-syncope)
• Fixed cardiac output
• Vasodepressor response
– Dyspnea on exertion & rest
– Impaired exercise tolerance
– Other signs of Left ventrikel failure
– Diastolic & systolic dysfunction
• Late:
– fatigue,
– peripheral cyanosis,
– murmur sistolik
Patofisiologi & komplikasi

• Katup menjadi kaku dan fibriotik 


hipertrofi ventrikel kiri  kebutuhan
oksigen meningkat  kongesti paru

• Komplikasi :
– gagal jantung kanan
– edema paru
– Atrial fibrilasi

30
Manifestasi klinik Aorta Stenosis
- Syncope: setelah aktifitas fisik meningkat
- Angina: terjadi saat kebutuhan oksigen
miokard meningkat; demand/supply
mismatch
- Dyspnea: terjadi saat aktivitas;,
merupakan keluhan gagal jantung kiri
- Suara jantung : Systolic ejection murmur,
soft and split second heart sound, S3
gallop  GJ kiri
- Sudden death
Pemeriksaan diagnosis AS

Echocardiography :
a) Ukuran dan fungsi Vent kiri :
LVH, Dilatasi, EF (Ejectio
Fraction)
b) Doppler danAortic valve area
(AVA)
Pemeriksaan Penunjang
• ECG :
– Hipertropi ventrikel kiri  V4  QRS > 25 mm
– Pembesaran atrium kiri V1P melebar 1
kotak
• Chest X-Ray : cardiomegaly (CTR > 50%)

• Echocardiography
• Katerisasi jantung kiri : menentukan
adanya CAD (Coronary Artery Disease)
Echocardiogram

• Valve gradient and area


• LVH
• Systolic LV function
• Diastolic LV function
• LA size
• Concomitant regional
wall motion
abnormalities
• Coarctation associated
with bicuspid AV
Severity of Stenosis
• Normal aortic valve area 2.5-3.5 cm2
• Mild stenosis 1.5-2.5 cm2
• Moderate stenosis 1.0-1.5 cm2
• Severe stenosis < 1.0 cm2
• Onset of symptoms
~ 0.9 cm2 with CAD
~ 0.7 cm2 without CAD
Severity of Stenosis
• Normal aortic valve area 2.5-3.5 cm2
• Mild stenosis 1.5-2.5 cm2
• Moderate stenosis 1.0-1.5 cm2
• Severe stenosis < 1.0 cm2
• Onset of symptoms
~ 0.9 cm2 with CAD
~ 0.7 cm2 without CAD
Tatalaksana AS

• Pada pasien dengan gejala stenosis aorta


 Mengurangi aktivitas yang berat
• Terapi medis : Manajemen cairan 
Pengurangan preload & afterload
• Profilaksis terjadinya Endokarditis
Infektif pada tindakan gigi/setiap
penderita dengan prosthetic AV/RPD
endokarditis.
• Aortic Balloon Valvotomy
• Tindakan bedah
Aorta Regurgitasi
Aorta Regurgitasi
• gangguan penutupan katup aorta saat
diastol.
• kembalinya darah dari Aorta ke ventrikel kiri
selama diastol/sewaktu relaksasi
• Terjadi dilatasi dan hipertrofi ventrikel kiri
• AR bisa asimptomatik selama bertahun-
tahun
• Keluhan : dyspnea, orthopnea, palpitasi,
dan angina
• Pada auskultasi didapatkan murmur
diastolik, high pitch, blowing dan
dekreskendo

20/09/23 41
ETIOLOGI

• endokarditis
• KongenitalAorta artificial
congenital
• hipertensi diseksi aorta,
• Aortitis
• Penyakit jantung reumatik
• Ruptur traumatik
• Genetik
MANIFESTASI KLINIK
1. Rasa lelah/Fatigue/General malaise
2. Dyspnea saat aktivitas
3. Palpitasi  denyut arteri yang cepat &
irreguler
4. Chest pain
5. hipertropi ventrikel kiri
6. Vital sign: TD systole – diastole lebar (160/60)
– Usaha kontraksi sistole  Meningkatkan systole
– Kegagalan penutupan katup  Menurunkan
diastole
Manifestasi klinis
7. Dizziness
8. Riwayat penyakit dahulu : rheumatic heart
disease
9. Orthopnea
10. Dyspnea, rales
11. Pink-tinged sputum
12. Murmurs
13. Palpitasi
14. Cyanosis, capillary refill
15. Edema
16. Aritmia

20/09/23 45
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1.ECG : Hipertropi ventrikel kiri


2. RO Thorax: Pembesaran ventrikel kiri,
dilatasi aorta proksimal
3. Echocardiogram : Struktur dan gerakan
katup yang abnormal.
4. Kateterisasi jantung : Ventrikel kiri tampak
opag selama penyuntikan bahan kontras
kedalam pangkal aorta
5. Peningkatan cardiac iso enzim (cpk &
ckmb)
TATALAKSANA

• profilaktik antibiotik perlu diberikan


sebelum prosedur tindakan gigi untuk
mencegah Endokarditis Infektif
• Bila terjadi gagal jantung, diberikan
diuretik, vasodilator, beta blockers,
digoxin, O2
• Bila fibrilasi atrial, tatalaksananya adalah
rhythm control, rate control dan
pemberian anikoagulan

20/09/23 48
PENATALAKSANAAN
• Penggantian katup aorta : ditentukan
berdasarkan umur, kebutuhan, kontraindikasi
untuk koagulan, serta lamanya umur katup.
• Pembedahan dianjurkan pada hipertrofi
ventrikel kiri
• Bila ada CHF penatalaksanaan medis
dahulu s/d dilakukannya pembedahan
Tindakan invasif pada Penyakit Katup
Jantung
• Katup Mitral
– Commissurotomy  melakukan eksisi sebagian daun
katup untuk memperbesar area katup
– Mitral Valve Replacement (tissue or mechanical) 
Penggantian katup mitral ini dilakukan bila terjadi
gagal jantung NYHA FC III-IV
– Balloon Valvuloplasty  memperbesar area katup
• Aortic Valve Replacement

20/09/23 50
BALLOON
VALVULOPLASTY
Tissue Valve

20/09/23 52
Tissue Valve

20/09/23 53
Mechanical Valve

20/09/23 54
Mechanical Valve

20/09/23 55
DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Penurunan curah jantung b/d ketidak


mampuan ventrikel kiri memompa darah.
2. Nyeri akut berhubungan dengan hipoksia
miocard.
3. Pola nafas inefektif b/d retensi cairan
interstisiel paru
4. Intoleran aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai oksigen
dan kebutuhan.
5. Ansietas berhubungan dengan
perubahan status kesehatan
INTERVENSI
1. Penurunan curah jantung
Tujuan : Menunjukkan penurunan episode
dispnea, nyeri dada, dan disritmia.
Intervensi :
1. Pantau TD, nadi apikal, nadi perifer.
2. Bantu dengan aktivitas sesuai indikasi
(misal: berjalan) bila pasien mampu turun
dari tempat tidur aatur posisi saat istirahat
dengan posisi semi fowler .
3. Berikan oksigen suplemen
4. Pantau AGD,nadi oksimetri.
5. Kolaborasi pembedahan penggantian
katup aorta.
Cont…
2. Nyeri akut b/d iskemia jaringan miokard.
Tujuan : Nyeri hilang/terkontrol.
Intervensi
–Kaji nyeri dada dan bandingkan dengan episode
sebelumnya.
–Catat ekspresi verbal/non verbal nyeri
–Berikan lingkungan istirahat dan batasi aktivitas
sesuai kebutuhan.
–kolaborasi vasodilator (nitrogliserin, nifedipin)
sesuai indikasi.
Cont…..
• 3. pola nafas inefektif
Intervensi :
• Kaji pola nafas, suara nafas, RR, irama,
kedalaman
• Monitor balance cairan
• Timbang BB
• Diet RG
• Kolaborasi diuretik (furosemide,
spironolakton)
• Kolab. Hasil elektrolit
Cont…
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan
antara suplai oksigen dan kebutuhan.
Tujuan : Menunjukkan peningkatan yang dapat diukur
dalam toleransi aktivitas.
Intervensi :
–Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas
–catat peningkatan TD, dispnea atau nyeri dada;
kelelahan berat dan kelemahan; berkeringat; pusing;
atau pingsan.
–Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas
–Dorong beraktivitas secara bertahap.
–Berikan bantuan sesuai kebutuhan
–Dorong pasien untuk berpartisipasi dalam memilih
periode aktivitas.
Cont…
4. Ansietas berhubungan dengan perubahan
status kesehatan.
Tujuan : Menunjukkan penurunan ansietas/terkontrol.
Intervensi :
1)Pantau respons fisik, contoh palpitasi, takikardi,
gerakan berulang, gelisah.
2)Berikan lingkungan yang nyaman dan tenang
3) Anjurkan pasien melakukan teknik relaksasi, contoh
napas dalam, bimbingan imajinasi, relaksasi
progresif.
4) Libatkan pasien/orang terdekat dalam rencana
perawatan dan dorong partisipasi maksimum pada
rencana pengobatan.
Evaluasi

• Menunjukkan penurunan episode dispnea,


nyeri dada, dan disritmia.
• Menunjukkan keseimbangan cairan , berat
badan stabil, tanda vital dalam rentang
normal, dan tak ada edema.
• Nyeri hilang/terkontrol.
• Menunjukkan peningkatan yang dapat
diukur dalam toleransi aktivitas.
• Menunjukkan penurunan
ansietas/terkontrol
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai