Perkembangan selanjutnya adalah tumbuhnya rasionalisme
yang secara kritis mempermasalahkan dasar-dasar pikiran
yang bersifat mitos.Namun dalam perkembangan rasionalisme memiliki banyaknya kelemahan seperti seperti banyaknya kesimpulan yang tidak sesuai kenyataan.Kelemahan inilah yang menimbulkan berkembangyan empirisme yang menyatakan bahwa penetahua yang benar itu didapat dalam kenyataan pengalaman. —Metode Ilmiah - Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapat pengetahuan yang berupa ilmu.Metode menurut Senn,merupakan suatu proses atau cara mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah- langkah yang sistimatis.Metodologi merupakan suatu pengkajian dari peraturan- peraturan dalam metode ilmiah.Metode limiah merupakan ekspresi mengenai cara bekerja pikiran.dengan metode ini diharapkan mempunyai karaktaristik-karaktaristik tertentu yang diminta oleh pengetahuan ilmiah. Dalam hal ini maka metode ilmiah menggabungkan cara berfikir deduktif dan induktif. Dilihat dari perkembangan kebudayaan manusia dalam menghadapi masalah dapat dibedakan dalam ciri-ciri tertentu maka Van Peursen membaginya menjadi tahap mitis,tahap ontologi dan tahap fungsional.Yang dimaksud taha mitis adalah sikap manusia yang merasakan dirinya terkepung kekuatan-kekuatan gaib di sekitarnya. Yang dimaksud tahap ontologi adalah sikap manusia yang tidak lagi merasa dirinya terkepung dari kekuetan- kekuatan geib dan mengmbil jarak dari obyek disekitarny dan mulai melakikan penelaahan-penelaahan terhadap bbyek tersebut.Sedabgkan tahap fungsional tidak hanya merasa telah bebas dari kekuatan-kekuatan gaib dan mampunyai pengetahuan berdasarkan penelaahan obyek diekitar kehidupan.namun mampu memfungsikannya pada kepentingan dirinya. Struktur pengetahuan ilmiah Pengetahuan yang diproses menurut metode ilmiah merupakan pengetahuan yang memenuhi syarat-syarat keilmuan, dan dengan demikian dapat disebut pengetahuan ilmiah atau ilmu. Metode ilmiah mempunyai mekanisme umpan balik yang bersifat korektif yang memungkinkan upaya keilmuan menemukan kesalahan yang mungkin diperbuatnya. Pengetahuan ilmiah pada hakikatnya mempunyai tiga fungsi, yakni menjelaskan, meramalkan dan mengontrol. Tujuan akhir dari tiap disiplin keilmuan adalah mengembangkan sebuah teori keilmuan yang bersifat utuh dan konsisten. Sistem yang terdiri dari pernyataan-pernyataan agar terpadu secara utuh dan konsisten jelas memerlukan konsep yang mempersatukan dan konsep yang mempersatukan tersebut adalah teori. Makin tinggi tingkat keumuman sebuah konsep maka makin “teoritis” konsep tersebut. Artinya makin teoritis sebuah konsep maka makin jauh pernyataan yang dikandungnya bila dikaitkan dengan gejala fisik yang tampak nyata. Asumsi harus merupakan pernyataan yang kebenarannya secara empiris dapat diuji. Itulah sebabnya maka dalam pengkajian ilmiah seperti penelitian dituntut untuk menyatakan secara tersurat postulat, asumsi, prinsip serta dasar-dasar pikiran lainnya yang dipergunakan dalam mengembangkan argumentasi. Dalam buku Nitisastra, Nitisastra, yang diperkirakan profesor Poerbacaraka ditulis pada akhir zaman Majapahit, disebutkan, bahwa salah satu musuh bagi orang muda dalam menuntut ilmu adalah “gila asmara”.
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita