Anda di halaman 1dari 17

Konsep Project

Based Learning
(PjBL) di SMK
Drs.FX.Supriyono, M.Ds
Widyaiswara Ahli Madya
Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan
Vokasi Seni dan Budaya
Pemantik
• Tantangan apakah yang dihadapi oleh SMK di masa depan?
• Apa saja yang perlu dipersiapkan SMK dalam menghadapi
tantangan tersebut?
• Bagaimana pembelajaran mesti dilakukan untuk menghadapi
tantangan tersebut?
Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada dunia kerja
sekarang ini membawa konsekuensi terhadap meningkatnya
kompetensi tamatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Oleh karena itu diperlukan konsep:
Bring industry to School (membawa industri ke sekolah: attitude
(sikap/tata laku), project, best Learning (pembelajaran terbaik)
Dengan demikian, SMK perlu:
Membawa mindset - profesionalitas, karakter, dan proyek ke dalam
pembelajaran
Kebutuhan tenaga kerja yang dipicu kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi menuntut SMK untuk lebih antisipatif mempersiapkan calon
tenaga kerja di masa datang.
Latar Belakang
Prinsip pendidikan menurut UNESCO (1996):
Learning to know (belajar mengetahui)
Learning to do (belajar melakukan)
Learning to be (belajar menjadi diri sendiri)
Learning to live together (belajar untuk hidup/berkembang Bersama)
Lifelong learning (belajar sepanjang hayat: di mana saja, kapan saja,
dengan media apa saja)

Menurut Havard X Learning (2019):


Sumber belajar ada di mana-mana, belajar bisa bergantung passion
(minat), jejaring (networks) menjadi bentuk kelas yang baru, dan
belajar dapat dilakukan di mana saja.
Latar Belakang
Prinsip-prinsip pendidikan tersebut dapat dijadikan sebagai acuan
(indikator) pelaksanaan pendidikan vokasi:

1 Kurikulum (perlu disusun Bersama dengan DU/DI)


2 Pembelajaran berbasis real project atas permintaan konsumen atau
mitra DU/DI
3 Pelibatan instruktur/tenaga ahli eksternal (DU/DI)
4 Praktik kerja lapangan bagi peserta didik
5 Sertifikasi kompetensi untuk guru dan siswa
6 Update teknologi dan pelatihan bagi guru/instruktur
7 Riset terapan
8 Kerja sama dengan mitra dunia kerja
9 Komitmen penyerapan tenaga kerja
Konsep PjBL
Sesuai dengan salah satu indikator/acuan perlunya Pembelajaran berbasis
real project atas permintaan konsumen atau mitra DU/DI, maka SMK
menyelenggarakan Project Based Learning (PjBL).
Pembelajaran Berbasis Proyek memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk berlatih merencanakan, melaksanakan kegiatan sesuai
rencana dan menampilkan atau melaporkan hasil kegiatan (Stoller 2006).
Hasil proyek berupa barang atau jasa dalam bentuk desain, skema, karya
tulis, karya seni, karya teknologi/prakarya, dan lain-lain.

Produk barang/layanan jasa dikembangkan berdasarkan order dari


konsumen (dunia kerja atau masyarakat) atau usaha kewirausahaan
sekolah (guru, peserta didik) atas inisiatif dan kreatifitas sekolah, dengan
memperhatikan potensi yang ada di SMK dan lingkungannya.
Konsep PjBL
Pembelajaran Berbasis Projek adalah kegiatan yang menggabungkan
manajemen produksi dan pembelajaran. Peserta didik belajar mulai dari
menganalisis spesifikasi produk (barang/jasa) yang dipersyaratkan oleh
konsumen, menghitung biaya produksi, merancang produk dan
merencanakan proses produksi, memeriksa atau menilai produk (quality
control), penjualan atau pemasaran, distribusi hingga pelayanan purna
jual, serta peningkatan mutu berkelanjutan (continous improvement).

Proses pembelajaran ini melibatkan aktivitas peserta didik dalam


memecahkan masalah, dilakukan secara berkelompok/mandiri, melalui
tahapan ilmiah dengan batasan waktu tertentu, dituangkan dalam sebuah
proyek/produk nyata yang dibutuhkan oleh masyarakat sesuai standar
untuk selanjutnya digunakan oleh konsumen.
Tujuan PjBL
 Meningkatkan kepercayaan dunia kerja terhadap SMK dan tamatan SMK.
 Meningkatkan produktivitas SMK berbasis projek/produk standar Industri
 Merancang pembelajaran yang seimbang dalam pembekalan pengetahuan, keterampilan
dan sikap.
 Memusatkan perhatian peserta didik dalam belajar terhadap satu projek tertentu.
 Meningkatkan efektifitas pembelajaran, karena semua mata pelajaran relevan dipelajari
dalam projek yang sama.
 Memiliki penguasaan kompetensi lebih mendalam dan berkesan
 Mengarahkan peserta didik agar mampu bekerja secara profesional di dunia kerja.
 Menyiapkan peserta didik agar memiliki kompetensi teknis (hard skills) dan keterampilan
abad 21.
 Membudayakan budaya kerja industri, terutama budaya mutu, sikap kerja, kreatifitas,
produktifitas, efektif, dan efisiensi
 Memberikan wahana pengalaman belajar peserta didik dengan pengalaman pekerjaan
nyata dan berhasil.
Prinsip PjBL
 Pembelajaran melalui projek/produk nyata dari dunia kerja dengan
memperhatikan nilai ekonomis dan ketepatan waktu penyerahan produk
 Proses pembelajaran dengan rangkaian projek utuh dari penerimaan order,
analisis sampai penyerahan dan layanan purna jual
 Kolaborasi antarmata pelajaran sesuai Capaian Pembelajaran (CP)
 Keseimbangan hard skill, soft skill dan karakter peserta didik
 Pengembangan budaya kerja industri di sekolah
 Pemanfaatan fasilitas bersama, antara SMK dan mitra dunia kerja
 Kerjasama antara sekolah dengan mitra dunia kerja.
Implementasi PjBL (Produk Barang)
Alur Produksi (Produk Barang)
1. Menerima pesanan produk/projek dari konsumen/mitra bisnis: Sekolah menerima
pesanan berupa produk barang dari konsumen: masyarakat, dunia kerja, internal sekolah
(guru dan warga sekolah)

2. Analisis produk/projek dan memastikan pesanan: Sekolah melakukan pengkajian pesanan


berdasarkan kemampuan yang dimiliki guru dan peserta didik, sumberdaya seperti peralatan,
bahan, waktu pengerjaan dan biaya pengerjaan (harga produk).

3. Merancang produk/projek berdasarkan permintaan pelanggan: Merancang produk/projek


seperti menggambar produk, merencanakan bahan dan alat yang digunakan, dan jadwal
pengerjaan produk/projek. Dalam kaitannya dengan pembelajaran rancangan ini
dituangkan guru ke dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Jobsheet
(lembar kerja).

4. Membuat produk/projek sesuai spesifikasi dan prosedur yang ditentukan: Produk/projek


dikerjakan oleh peserta didik dengan dibimbing dan dipantau guru. Dalam tahap ini guru
bertindak sebagai supervisor.
Alur Produksi (Produk Barang)
5. Memeriksa projek atau uji coba produk (quality control): Produk/proyek hasil kerja peserta
didik, diperiksa atau diuji coba oleh peserta didik di bawah bimbingan guru. Dalam kaitannya
dengan pembelajaran, pemeriksaan atau ujicoba ini adalah pelaksanaan penilaian yang
dapat dituangkan guru ke dalam bentuk Lembar Penilaian.

6. Mengemas produk atau finishing proyek: Agar menarik maka produk dikemas dengan
kemasan yang rapih dan menarik, atau bila produk dengan ukuran besar maka kemasan dibuat
agar produk tidak rusak saat pengiriman.

7. Mengirim produk atau menyerahkan projek kepada konsumen/mitra bisnis: Produk dikirim
ke konsumen/mitra bisnis oleh pihak sekolah atau melalui jasa pengiriman.
Implementasi PjBL (Produk Jasa)
Alur Produksi (Produk Jasa)
1. Menerima konsumen/mitra bisnis yang membutuhkan layanan jasa:
Sekolah menerima pesanan layanan jasa dari konsumen: masyarakat, dunia
kerja, internal sekolah (guru dan warga sekolah). Untuk layanan jasa, biasanya
biaya atau harga layanan sudah ditetapkan sebelumnya.

2. Verifikasi ketersediaan layanan jasa: Sekolah melakukan verifikasi pesanan


layanan jasa berdasarkan ketersediaan layanan jasa yang dimiliki sekolah. Untuk
layanan jasa, biasanya sudah ada jenis-jenis layanan jasa yang dapat dilayani.

3. Menyiapkan layanan jasa berdasarkan permintaan pelanggan: Menyiapkan


personil dan peralatan maupun bahan untuk keperluan layanan jasa. Dalam
kaitannya dengan pembelajaran, persiapan layanan jasa ini dituangkan guru
ke dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Jobsheet (lembar
kerja).
Alur Produksi (Produk Jasa)
4. Melayani jasa sesuai permintaan konsumen dan prosedur yang
ditentukan: Layanan jasa dikerjakan oleh peserta didik dengan dibimbing dan
dipantau guru. Dalam tahap ini guru bertindak sebagai supervisor.

5. Memastikan layanan jasa sudah sesuai dengan permintaan konsumen:


Layanan jasa yang telah dilaksanakan peserta didik, dipastikan telah memenuhi
prosedur yang ditentukan. Dalam kaitannya dengan pembelajaran,
pemeriksaan atau ujicoba ini adalah pelaksanaan penilaian yang dapat
dituangkan guru ke dalam bentuk Lembar Penilaian.

6. Mengakhiri layanan dan menjalin kemitraan dengan konsumen/mitra


bisnis: Pada akhir layanan, biasanya diupayakan agar konsumen atau mitra
bisnis menjadi pelanggan setia, untuk itu dilakukan berbagai upaya seperti
mencatat nomor telepon konsumen, memberikan cindera mata, dan sejenisnya.
Refleksi Pembelajaran dari Peserta
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai