Anda di halaman 1dari 22

COPPER SULFIDE

(CuS)
NAJMA PUTRI PRAMESWARI
Apa Itu Copper Sulfide (CuS)?
CuS adalah rumus kimia dari senyawa yang
disebut sulfida tembaga (Copper sulfide) atau
tembaga(II) sulfida. Ini adalah senyawa kimia
yang terdiri dari atom tembaga (Cu) dan sulfur
(S). Senyawa ini memiliki beberapa bentuk
berbeda tergantung pada kondisi kimia tertentu,
dan dua bentuk paling umumnya adalah
covellite (CuS) dan chalcocite (Cu2S).
CuS adalah senyawa padat berwarna
hitam atau kebiruan, Senyawa ini
dapat ditemukan dalam kondisi
alamiah sebagai mineral atau dapat
diproduksi dalam laboratorium untuk
berbagai keperluan, termasuk dalam
industri metalurgi untuk pemurnian
tembaga. CuS adalah salah satu
senyawa yang penting dalam
pemrosesan bijih tembaga.
WUJUD
CuS dapat ditemukan dalam
berbagai bentuk, baik dalam bentuk
mineral alam maupun senyawa
kimia yang disintesis. Dalam
kondisi mineral alam, CuS dapat
berbentuk butiran kristal, massa
batu, atau terkadang lapisan tipis
pada batuan lain. Di laboratorium,
CuS dapat dihasilkan dalam bentuk
bubuk atau padatan.
BENTUK BUBUK
CHALCHOLITE (CuS2)

COVELLITE (CuS) BENTUK BUTIRAN


BENTUK
CuS dalam bentuk mineral alam
biasanya memiliki bentuk kristal yang
beragam, tergantung pada kondisi
pembentukannya. Contohnya, covellite
memiliki kristal heksagonal, sementara
chalcocite memiliki kristal monoklinik.
CuS dalam bentuk bubuk atau padatan
sintetis mungkin tidak memiliki bentuk
kristal yang terlihat.
BAU
CuS adalah senyawa padat, dan
biasanya tidak memiliki bau
yang mencolok. Bau dalam
senyawa kimia biasanya terkait
dengan senyawa volatil atau
organik, sementara CuS adalah
senyawa anorganik yang
cenderung tidak berbau.
WARNA
Warna CuS dapat bervariasi tergantung
pada mineralnya. Covellite, salah satu
bentuk CuS yang paling dikenal,
memiliki warna biru hingga biru
kehijauan. Chalcocite, bentuk CuS
lainnya, memiliki warna hitam hingga
keabu-abuan. CuS sintetis mungkin
memiliki warna hitam atau kebiruan,
tergantung pada metode sintesisnya.
Chalcholite Covellite
(CuS2) (CuS)
SIFAT HIGROSKOPIS
CuS (sulfida tembaga) memiliki sifat higroskopis dalam beberapa kondisi
tertentu, terutama ketika terpapar dengan kelembaban tinggi atau
lingkungan berair. Sifat higroskopis mengacu pada kemampuan senyawa
untuk menyerap atau menarik air dari lingkungannya.
CuS dalam bentuk mineral alam seperti covellite dan chalcocite mungkin
memiliki sedikit kemampuan higroskopis, terutama jika mineral tersebut memiliki
permukaan yang terbuka dan porositas yang memungkinkan interaksi dengan air.

CuS sintetis, terutama dalam bentuk padatan atau bubuk, mungkin lebih
higroskopis tergantung pada kondisi penyimpanan dan lingkungan sekitarnya.
Padatan CuS yang lebih halus atau memiliki permukaan yang lebih besar dapat
lebih mudah menyerap kelembaban dari udara.

Ketika CuS menyerap air atau kelembaban, ini dapat mengubah sifat fisik dan
kimianya. Sebagai contoh, CuS yang terkena air dapat mengalami oksidasi
menjadi senyawa lain, seperti tembaga hidroksida atau sulfat tembaga.
Tembaga Oksida (CuO) Tembaga Sulfat (CuSO4)
SIFAT ASAM BASA COPPER SULFIDE (CuS)
CuS (sulfida tembaga) bersifat netral dalam larutan air murni karena dalam kondisi
tersebut, CuS tidak menghasilkan ion hidrogen (H+) atau ion hidroksida (OH-) dalam
jumlah yang signifikan. Sifat netralitas ini dikarenakan CuS adalah senyawa padat yang
tidak larut dalam air dengan mudah, dan oleh karena itu, tidak terjadi reaksi yang
signifikan antara CuS dan air untuk menghasilkan ion-ion hidrogen (H+) atau
hidroksida (OH-).
Sifat-sifat netralitas CuS dalam larutan air murni berlaku untuk banyak senyawa padat
yang larut dalam air dengan sangat terbatas atau tidak larut sama sekali. Karena tidak
ada perubahan signifikan dalam konsentrasi ion H+ atau OH- dalam larutan, pH larutan
yang mengandung CuS akan mendekati nilai netral, yaitu sekitar pH 7.
SIFAT ASAM BASA COPPER SULFIDE (CuS)
Penting dicatat bahwa dalam kondisi tertentu, seperti ketika CuS bereaksi dengan asam
kuat seperti asam sulfat (H2SO4) atau asam klorida (HCl), CuS dapat beperilaku
sebagai basa dan menerima proton (H+) dari asam tersebut. Dalam konteks reaksi
dengan asam, sifat netralitas CuS berubah, tetapi dalam kondisi air murni, CuS bersifat
netral.
ANALISA
Analisis kering, juga dikenal sebagai analisis asam,
melibatkan penggunaan reagen asam untuk melebur atau
menguraikan sampel CuS dan kemudian mengukur produk
CARA hasilnya.
KERING Analisis kering CuS menggunakan reagen asam adalah
metode untuk mengukur kadar tembaga dalam sampel CuS
(ASAM) dengan menguraikan CuS menjadi tembaga oksida (Cu2O)
dan kemudian melarutkan tembaga oksida dalam asam.
Pemisahan CuS Menggunakan Reagen Asam
1. Persiapan Sampel:
 Sampel CuS yang telah dihancurkan menjadi serbuk halus ditempatkan dalam labu reaksi
atau beaker yang tepat.

2. Pengeringan Awal (Ignisi):


 Labu reaksi atau beaker dengan sampel CuS ditempatkan di atas perangkat pemanas
 Sampel CuS dipanaskan dalam suhu yang cukup tinggi (biasanya di atas 800°C) untuk
menghilangkan semua komponen volatil, termasuk sulfur dalam CuS, sehingga hanya
meninggalkan tembaga oksida (Cu2O) dalam sampel.
Pemisahan CuS Menggunakan Reagen Asam
3. Penguraian CuS:
 Setelah proses pengeringan awal, sampel CuS yang telah diubah menjadi tembaga oksida kemudian
diuraikan dengan menggunakan reagen asam yang sesuai. Biasanya, asam sulfat (H2SO4) atau asam
klorida (HCl) digunakan sebagai reagen asam.
 Asam ditambahkan ke sampel CuS yang masih panas, dan reaksi kimia terjadi. Cu2O bereaksi dengan
asam, membentuk larutan tembaga (Cu) dan gas belerang dioksida (SO2). Persamaan reaksi kimia adalah:
 Cu2O(s) + 2H2SO4(aq) → 2CuSO4(aq) + 2H2O(l) + SO2(g)

4. Pemurnian dan Pengukuran:


 Larutan tembaga yang dihasilkan setelah reaksi dengan asam kemudian dapat dipurnakan dan diukur kadar
tembaganya menggunakan metode analisis kimia yang sesuai. Salah satu metode yang umum digunakan
adalah analisis titrasi, di mana larutan tembaga di-titrasi dengan larutan standar untuk menentukan kadar
tembaga dalam sampel.

5. Perhitungan Kadar:
 Berdasarkan hasil analisis, kadar tembaga dalam sampel CuS dapat dihitung.
ANALISA
Cara basah pada CuS mengacu pada metode
pemurnian atau pemisahan tembaga dari sulfida
tembaga (CuS) menggunakan proses berbasis
CARA BASAH pelarut atau reaksi kimia dalam fase cair. Salah
satu metode yang umum digunakan untuk
menghasilkan tembaga murni dari sulfida
tembaga adalah dengan proses pirometalurgi
dan hidrometalurgi.
Pemisahan CuS Dalam Fase Cair:
Langkah 1:
Penggilingan dan Penghancuran Bahan bijih sulfida tembaga, yang mengandung CuS,
harus dihancurkan menjadi serbuk halus terlebih dahulu agar reaksi kimia lebih efektif.

Langkah 2:
Pencucian Serbuk bijih sulfida tembaga kemudian dicampur dengan air dan dicuci. Ini
dapat membantu menghilangkan kotoran dan mineral non-tembaga yang terkandung
dalam bijih.

Langkah 3:
Flotasi Metode flotasi digunakan untuk memisahkan sulfida tembaga (CuS) dari mineral-
mineral non-tembaga lainnya. Dalam proses ini, bahan yang dicuci dicampur dengan agen
penerima udara (seperti minyak), yang akan membuat CuS terapung di atas air. Buih yang
terbentuk kemudian diambil, yang mengandung sulfida tembaga terapung.
Pemisahan CuS Dalam Fase Cair:
Langkah 4:
Pemisahan CuS Buih yang mengandung sulfida tembaga kemudian
dipisahkan dari air. CuS dalam buih ini kemudian dapat diolah lebih
lanjut untuk memurnikan tembaga.

Langkah 5:
Pemurnian CuS CuS yang telah terpisah kemudian dapat diolah lebih lanjut
dengan berbagai metode untuk memurnikan tembaga. Salah satu metode
yang umum digunakan adalah elektrolisis, di mana CuS larut dalam larutan
asam dan kemudian dideposisikan pada elektroda tembaga murni dengan
bantuan arus listrik.
KEGUNAAN
1. Pembuatan Baterai
2. Penyaringan Air
3. Cat dan Pigmen
4. Industri Metalurgi
5. Optoelektronika
6. Pengolahan Limbah
7. Industri Keramik
8. Penyelidikan Kimia dan Material
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai