Teori Perancangan Arsitektur
Teori Perancangan Arsitektur
Pohsarang Kediri
Material Batu andesit ini dapat dilihat saat memasuki Gereja Pohsarang dan pada Gua Maria. Untuk
menunjukkan karakteristiknya batu diekspos serta tidak perlu dibuat rata dan halus.
BATU BATA
Material Bata Merah ini digunakan pada sekitar altar Gereja Pohsarang dan. Batu bata tidak perlu
diplaster agar terlihat bagus. Struktur tidak ditutup-tutupi dan dijadikan sebagai estetika.
PENGARAHAN, PROPOSI, PADAT RONGGA, BENTUK DAN
WUJUD
Estetika bentuk yang berasal dari elemen arsitektur Melayu (Nusantara), diwakili oleh bangunan tradisional Jawa, elemen atap
dari Batak Karo, konsep candi, konsep wayang dan gunungan, serta aspek teologis gereja.
Atap ini berbentuk gunungan yang Batu bata dan genting terakota Budaya Hindu-Budha
puncaknya memiliki bentuk runcing di merupakan kombinasi elemen mempengaruhi lingkungan di
empat sisinya berasal dari arsitektur gaya Majapahit. mana Gereja Puhsarang
Batak Karo. berada
konsep wayang dan
Teologis Gereja
gunungan
Aspek teologis, terdiri atas: pengalaman akan misteri Allah, suasana sakral,
simbol-simbol kelahiran Allah yang terungkap, dan rahmat Allah yang
menyentuh
Bagi orang Jawa, rumah adatnya adalah Rumah Joglo. Bentuk Joglo, merupakan
analogi dari bentuk Gunung Mahameru, yang merupakan gunung suci.
Pohon juga merupakan pusat dunia, dan pusat kosmis, yang sering digambarkan
dengan gunungan atau kekayon dalam pertunjukkan wayang kulit. Inilah sebabnya,
banyak pohon besar yang dikeramatkan oleh masyarakat setempat
ASPEK VISUAL (PENONJOLAN, HARMONI, VITALITAS DAN
KESEIMBANGAN)
Secara aspek visual, bangunan Geraja Poh Sarang ini mudah dicerna oleh masyarakat setempat, seperti halnya ketika
masyarakat Jawa memahami agam hindi melalui visualiasi relief yang ada dicandi. Hal ini dikembangkan oleh Pont,
dengan mencetuskan konsep dimana tempat/ gereja yang mirip tenda yang merupakan esensi dari Arsitektur Jawa,
sekaligus berarti tabernaculum yang merujuk pada tempat Sakramen Maha Kudus. Dalam bangunan ini seolah sedang
didemonstrasikan paduan antara kejawaan dan kekatolikan, lokalitas dan universalitas, yang setiap bagiannya berguna
untuk sebuah pengajaran.
Gereja Pohsarang merupakan sebuah
bangunan ditandai dengan kejujuran
terhadap stuktur dan material yang tidak
ditutup-tutupi dan merupakan bagian
yang menjadi ciri khas tersendiri bagi
gereja ini.