Anda di halaman 1dari 25

LATAR

BELAKANG
Kompleks Candi Sewu adalah kumpulan candi Buddha
terbesar di kawasan sekitar Prambanan, dengan bentang
ukuran lahan 185 meter utara-selatan dan 165 meter
timur-barat.

Selain satu candi utama yang terbesar, pada bentangan poros


tengah, utara-selatan dan timur-barat, pada jarak 200 meter satu
sama lain, antara baris ke-2 dan ke-3 candi Perwara (pengawal)
candi-candi ini ukurannya kedua terbesar setelah candi utama.
Candi Perwara merupakan candi yang mengelilingi candi
utama pada candi Sewu. Candi Perwara ini berjumlah 240 yang
membentuk sebuah pola; dimana dalam kepercayaan agama
Budha Mahayana; pola ini disebut sebagai Mandala Wadjradhatu,
yang melambangkan perwujudan alam semesta dimana terdapat
satu candi pusat di tengahnya dan dikelilingi candi-candi yang
memiliki bentuk hampir mirip dengan candi utama, Namun
memiliki ukuran yang lebih kecil.
Fase Perkembangan Filsafat
• Fase pemikiran filsafat yang meletakkan alam
Kosmosentris sebagai objek pemikiran dan wacana filsafat yaitu
yang terjadi pada zaman kuno.
• Fase pemikiran filsafat yang meletakkan tuhan
Teosentris sebagai pusat pembahasan filsafat, yang
berkembang pada zaman abad pertengahan.
• Fase pemikiran filsafat yang meletakkan manusia
Antroposentris
sebagai objek wacana filosofis, hal ini terjadi dan
, berkembang pada zaman modern.

• Fase pemikiran filsafat yang meletakkan bahasa


sebagai pusat wacana filsafat, hal ini berkembang
Logosentris, setelah abad modern sampai sekarang, yang disebut
pasca modern atau postmodern.
KOSMOSENT
RIS
Kosmosentris merupakan ilmu-ilmu yang bersifat
kealaman atau eksakta. Fase Kosmosentris merupakan
zaman kuno yaitu pada masa peradaban Yunani dan
Romawi.
Pada fase ini pemikiran filsafat meletakkan alam

sebagai objek pemikiran, masa ini dikenal masa awal

perkembangan ilmu filsafat.


FILOSOFI

Sebagai replika Gunung Meru, semua bentuk candi di Komplek Candi Sewu terbagi dalam tiga bagian yang sesuai dengan
lingkungan alam semesta, yaitu bhurloka diwujudkan dengan kaki candi yang melambangkan alam
semesta, bhuvarloka diwujudkan dengan tubuh candi yang melambangkan alam manusia yang telah mati
dan svarloka diwujudkan dengan atap candi yang melambangkan alam para dewa.
Candi Perwara ini melambangkan perwujudan alam semesta .
Hal ini merupakan penerapan dibangunnya bangunan arsitektur
di era Kosmocentris , yang mengacu pada unsur keagamaan.
Pada dasarnya candi perwara tersusun
atas 4 baris konsentris diantaranya yaitu:
• Pada Baris pertama terdapat 44 buah
candi Perwara
• Baris Kedua terdapat 52 buah candi
Perwara
• Di Baris Ketiga terdapat 60 buah candi
Perwara
• Baris Keempat terdapat 68 buah candi
Perwara
Elemen-elemen candi

Svarloka (Buddha : Arupadhatu) / atap candi ;


adalah bagian atas atau atap dari candi yang melambangkan tempat tertinggi dan
tersuci yang di diami oleh Dewa-Dewi dengan kedudukan teratas, yang juga di
kenal dengan nama Svargaloka

Bhuvarloka (Buddha : Rupadhatu) / badan candi ;


bagian tengah dari susunan bagunan candi. Yaitu dunia tengah yang di tempati
oleh orang-orang suci seperti Resi (seorang suci atau penyair yang mendapatkan
wahyu dalam ajaran agama Hindu), para pertapa, dan Dewa-Dewi yang lebih
rendah kedudukannya

Bhurloka (Buddha : Kamadhatu) / kaki candi ;


bagian terbawah dari sebuah candi beserta lapangan sekeliling candi dimana
candi tersebut berdiri, yang melambangkan dunia keinginan atau hasrat tempat
dimana terdapat makhluk hidup yang biasa kita jumpai, yaitu manusia, hewan,
bahkan jin.
Tata Letak Candi
Sistem konsentris, sistem gugusan terpusat; yaitu posisi candi induk
berada di tengah–tengah anak candi (candi perwara). Candi perwara
disusun rapi berbaris mengelilingi candi induk. Sistem ini
dipengaruhi tata letak denah mandala dari India. Contohnya
kelompok Candi Prambanan dan Candi Sewu.

Sistem berurutan, sistem gugusan linear berurutan; yaitu posisi


candi perwara berada di depan candi induk. Disusun berurutan
simetris ataupun asimetris. Urutan kawasan yang dianggap kurang
suci berupa gerbang dan bangunan tambahan, sebelum memasuki
kawasan tersuci tempat candi induk berdiri. Sistem ini asli Nusantara
yang memuliakan tempat yang tinggi, sehingga bangunan induk atau
tersuci diletakkan paling tinggi di belakang mengikuti topografi.
Contohnya Candi Penataran dan Candi Sukuh.
Candi
Sewu
KABUPATEN SLEMAN, DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA

Tata letak Candi Sewu


menggunakan sistem Konsentris.
C. Plaosan
Lor
C. Lor

C. Sewu
C. Gana C. Plaosan
Kidul
C. Kulon

Peta Lokasi
Candi Sewu
Prambanan
dan Candi-
candi
di sekitarnya
Denah Tata
Letak
Candi-Candi
Perwara
Sudut Timur Laut
Ke-3
dandan
Tenggara pada
Ke-4
Deretan
Candi Perwara
memiliki pola denah
persegi dengan
bentuk fasad semakin
ke atas semakin
meruncing.
Kaki candi melambangkan dunia bawah atau
bhurloka. Yaitu menggambarkan dunia hewan,
alam makhluk halus seperti iblis, raksasa dan
asura, serta tempat manusia biasa yang masih
terikat nafsu rendah.
Bentuknya berupa bujur sangkar dilengkapi
dengan jenjang pada salah satu sisinya.
Pada candi kecil tangga masuk hanya terdapat
pada bagian depan, pada candi besar tangga
masuk terdapat di empat penjuru mata angin.
Bentuk bangunan
candi meniru
tempat tinggal
para dewa yang
sesungguhnya,
yaitu Gunung
Mahameru.
Denahnya memiliki bentuk dasar
Terdapat relief berupa
pola yang
menggambarkan alam
Detail-Detail
Gunung Mahameru

Terdapat arca utama di


bilik tengah, yaitu dewa Terdapat relief fauna
dengan memegang berupa gajah dan flora
bunga teratai seperti sulur-sulur
tumbuhan.
BOOK REVIEW
Judul : CANDI SEWU DAN
ARSITEKTUR BANGUNAN
AGAMA BUDA DI JAWA
TENGAH
Penulis : Jacques Dumarcay
Penerbit : C.V. Gembira - Jakarta
Genre / kategori : Architectural
Tahun terbit & Cetak : cetakan
pertama 1986
Garis besar buku :

• “Candi Perwara” yaitu candi pengawal atau candi pelengkap. Candi-candi perwara
disusun dalam empat baris konsentris baris terdalam terdiri atas 44 candi, baris kedua 52
candi, baris ketiga 60 candi, dan baris keempat sekaligus baris terluar terdiri atas 68
candi.

Biografi penulis :

• Born June 26, 1926 (age 92 years), Toul, France


• Books: The Temples Of Java, The Palaces Of South-East Asia, More

Buku sejenis :

• Candi sewu sejarah dan pemugarannya


• Candi sewu dan arsitektur bangunan agama budha di Jawa tengah karya Jacques
dumarcay
• Candi sewu karya Jacques dumarcay
Sinopsis : Pada tahun 1960, waktu candi-candi perwara deretan barat di
gugusan Candi Sewu sedang dibersihkan, ditemukan sebuah prasasti
dalam bahasa Melayu kuno yang berangka tahun 792. Isinya menyebut
diadakannya perubahan pada bangunan; maka diputuskan akan mencari
apa gerangan perubahan itu dan apakah mempunyai persamaan dengan
perubahan-perubahan yang diadakan pada bangunan agama Buda lainnya
di Jawa Tengah.

Review buku : Titik tolak penelitian


pada dasarnya adalah sebuah
perhitungan numerik dari dimensi yang
diukur di Candi Sewu dan di Prawata.
Kesimpulan :
Menurut pendapat kami, pada akhir abad VIII terjadi suatu gerakan
besar-besaran di bidang arsitektur:

Bangunan-bangunan lebih banyak disesuaikan dengan selera


yang sedang berlaku daripada didirikan baru, dan ciri khasnya
ialah diberikannya tempat penting kepada kelima Jina dan
lambang-lambangnya.
Dengan demikian F.D.K. Bosch dapat membuktikan secara cemerlang
bahwa Candi Sewu merupakan sebuah mandala.

Berdasarkan perkembangan arsitektur ini kami dapat memperinci


hipotesa bahwa daerah Jawa Tengah pada waktu itu terbagi menjadi dua
wilayah kebudayaan: di sebelah utara agama Hindu dan di sebelah
selatan agama Buda. Pembagian itu kami kira baru terjadi agak lambat,
yaitu sekitar tahun 780, lama sesudah dipahatnya prasasti Hindu tahun
732 yang dikenal sebagai Prasasti Canggal, dan setelah agama Buda
cukup mantap.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai