Anda di halaman 1dari 13

IMPLEMENTASI

PHPT PADA
KOMODITI
KELAPA SAWIT
KELOMPOK 1 AGT
4
ANGGOTA KELOMPOK
Nuraini Denada
E28120229 E28120246

Siskawan Rezky Renaldi


E28120232 E28120260

Moh. Alif Siti Julaikha


E28120240
E28120261
Febrianti Zahril Palily
E28120242 E28120262

Rendi E28120263
01
Apa itu Implementasi
PHPT?
Introduction
Suatu bentuk penerapan atau pengelolaan tanaman yang melibatkan berbagai
macam teknologi pengendalian hama dan penyakit tanaman yang saling terintegrasi
dan dilaksanakan secara terencana. Tujuan dari implementasi pengendalian hama
dan penyakit tanaman terpadu adalah untuk meminimalkan penggunaan pestisida
yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia serta mengoptimalkan hasil
produksi tanaman secara ekonomis.
KELAPA SAWIT

Komoditi kelapa sawit merupakan salah satu penyumbang


devisa terbesar bagi Indonesia. Dari tahun ke tahun
perkembangannya menunjukkan peningkatan yang pesat. Oleh
karena itu, kelapa sawit merupakan salah satu dari komoditi
yang termasuk dalam Program Revitalisasi Perkebunan. Salah
satu prioritas dalam peningkatan produksi perkebunan adalah
meminimalkan faktor-faktor pembatas produksi antara lain
serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Dalam
mengendalikan OPT kelapa sawit telah digariskan kebijakan
untuk menerapkan sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT).
02
PENGENDALIAN
TERPADU OPT
KELAPA SAWIT
Dalam Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1995 tentang
Perlindungan Tanaman menyebutkan penanggulangan OPT harus
dilakukan dengan sistem pengendalian hama terpadu (PHT) dan
merupakan tanggung-jawab masyarakat dan pemerintah.
Pelaksanaan PHT pada prinsipnya meliputi:

1) Pengamatan yang teratur dan berkesinambungan,


2) Pengambilan keputusan, dan
3) Tindakan pengendalian, dengan mempertimbangkan aturan-
aturan perdagangan yang diberlakukan secara internasional.

Keberhasilan pelaksanaan PHT kelapa sawit di lapangan sangat


tergantung bagaimana langkah-langkah tersebut dilaksanakan dan
dievaluasi secara terus-menerus.
Beberapa Hama dan Penyakit Pada
Kelapa Sawit
● Ulat api Setothosea asigna, salah satu jenis ulat pemakan daun
kelapa sawit
● Gejala busuk pangkal batang (Ganoderma spp.)
● Rattus rattus tiomanicus, salah satu jenis tikus yang
menyerang kelapa sawit
● Kumbang nyiur, Oryctes rhinoceros
● Kumbang Apogonia sp.
● Bercak daun yang di sebabkan oleh Culvularia eragrostidis,
Drechslera halodes, dan Cochiobolus carbonus
● Antraknosa yang di sebabkan oleh Botryodiploidiapalmarum,
Glomerella cingulata, dan Melanconium elaeidis
LANGKAH-
LANGKAH
IMPLENTASI PHT
Pemahaman Situasi

Pemahaman situasi pada pertanaman merupakan langkah awal


dalam pelaksanaan PHT kelapa sawit. Hal-hal yang perlu
dicermati pada tahapan ini adalah kondisi faktor biotik
(populasi OPT, serangga penyerbuk, dan musuh alami) dan
abiotik (iklim , curah hujan, dan sebagainya).

Pemahaman situasi tersebut dapat diperoleh melalui


pengamatan yang teratur dan berkesinambungan. OPT yang
berasosiasi dengan kelapa sawit cukup banyak dan beragam
sesuai dengan tahap perkembangannya sejak pembibitan awal
sampai dengan tanaman menghasilkan buah, dan perlu di
pahami juga pada beberapa fase terdapat adanya periode kritis
populasi OPT yang akan merugikan.
Pengambilan Keputusan Pengendalian OPT
Kelapa Sawit
Pengambilan keputusan pengendalian dilakukan
berdasarkan hasil pengamatan pada suatu areal
pertanaman kelapa sawit. Agar pengendalian yang
dilakukan dapat efektif, pengambilan keputusan
pengendalian harus memperhatikan beberapa aspek
sebagai berikut:

1. Aspek Ekologi
2. Aspek Teknis
3. Aspek Ekonomi
4. Aspek Keamanan
5. Aspek Sosial Budaya
Pengendalian OPT Kelapa Sawit
Sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, upaya pengendalian
OPT kelapa sawit harus dilakukan secara terpadu. Kegiatan pengendalian
OPT kelapa sawit harus dimulai dari budidaya tanaman sehat sejak
pembibitan hingga tanaman menghasilkan, dengan mengutamakan
pengendalian yang bersifat pencegahan.

Apabila upaya pencegahan masih belum mampu menekan serangan OPT,


maka dilakukan tindakan pengendalian yang bersifat korektif yang
meliputi kegiatan yang secara garis besar berupa pengendalian secara kultur
teknis, mekanis, pemanfaatan musuh alami dan penggunaan pestisida. Perlu
diingat bahwa meskipun penggunaan pestisida merupakan pilihan terakhir
dalam PHT, namun pemakaiannya harus dilakukan secara hati-hati
sehingga tidak membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan hidup.
THANKS!

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and


includes icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai