Anda di halaman 1dari 75

IMPLEMENTASI

KURIKULUM
MERDEKA
BELAJAR
Oleh
R. Angwarmase, S.Pd., M.Pd.
Pengajar Praktik (PP) Kota Bandung
Kerangka Kurikulum
Unit Modul Pelatihan Sekolah Penggerak
SDN 163 BUAHBATUBARU BANDUNG
TAHUN 2022
Pendahuluan

Kerangka Dasar Kurikulum Program

Sekolah Penggerak

Struktur Kurikulum

Prinsip Pembelajaran dan Asesmen


Apa yang diharapkan dari pelatihan unit modul Kerangka Kurikulum?

Peserta dapat menggunakan materi yang dipelajari untuk

1. memahami dasar kurikulum Sekolah Penggerak serta


2. peran dan fungsi pemangku kepentingan dari tingkat pusat
sampai satuan pendidikan dalam
3. menciptakan pembelajaran dan asesmen yang
4. berpusat pada murid.
Capaian dari unit modul ini adalah
….
Kerangka Dasar Peserta dapat memahami pentingnya sebuah kurikulum dalam pembelajaran
Kurikulum
Peserta dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan Profil Pelajar Pancasila
Profil Pelajar Peserta dapat menjelaskan dimensi-dimensi Profil Pelajar Pancasila
Pancasila Peserta dapat menjelaskan kegunaan Profil Pelajar Pancasila

Peserta dapat mengetahui struktur kurikulum Sekolah Penggerak (PAUD, SD,


Struktur Kurikulum SMP, SMA)

Peserta dapat menjelaskan fungsi dari prinsip pembelajaran dan asesmen


Prinsip Pembelajaran Peserta dapat menjelaskan apa saja prinsip-prinsip pembelajaran
dan Asesmen Peserta dapat menjelaskan apa saja prinsip-prinsip asesmen
Peserta dapat menjelaskan keterkaitan prinsip pembelajaran dan asesmen
Pendahuluan

Kerangka Dasar Kurikulum Program

Sekolah Penggerak

Struktur Kurikulum

Prinsip Pembelajaran dan Asesmen


Kerangka Dasar Kurikulum
Peningkatan kualitas pendidikan Maka terbentuklah kurikulum
dilakukan melalui hal yang paling Sekolah Penggerak dan SMK
fundamental yaitu kurikulum. Pusat Keunggulan.

Kurikulum bersifat dinamis  Salah satu prinsip pembelajaran


sehingga harus selalu dengan kurikulum Sekolah
dikembangkan seiring dengan Penggerak adalah adanya
kebutuhan perkembangan zaman pembagian kewenangan antara
maka perlu pembelajaran dengan pemerintah pusat dan satuan
paradigma baru. pendidikan.
Kewenangan Pusat dan Satuan Pendidikan

Pemerintah pusat memiliki Setiap satuan pendidikan


kewenangan untuk memiliki kewenangan untuk
menetapkan: menyusun visi, misi, dan tujuan
1. struktur kurikulum*, sekolah, kebijakan sekolah terkait
kurikulum, pembelajaran, dan
2. Profil Pelajar Pancasila*, asesmen.
3. capaian pembelajaran,
4. prinsip pembelajaran dan
asesmen*.
* yang akan dibahas di unit ini
Pendahuluan

Kerangka Dasar Kurikulum Program

Sekolah Penggerak

Struktur Kurikulum

Prinsip Pembelajaran dan Asesmen


PROGRAM
SEKOLAH
PENGGERAK
2021
Visi Pendidikan Indonesia adalah
mewujudkan Indonesia maju yang
berdaulat, mandiri, dan berkepribadian
melalui terciptanya Pelajar Pancasila
VISI PENDIDIKAN

kepada
YME,
Beriman,
bertakwa
Tuhan
dan
berakhlak mulia
Berkebinekaan
Global
“ mewujudkan Indonesia maju yang
berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian melalui terciptanya
Pelajar Pancasila yang bernalar kritis,
Bergotong- kreatif, mandiri, beriman, bertakwa
Mandiri
PELAJAR Royong kepada Tuhan YME, dan berakhlak
PANCASILA mulia, bergotong royong, dan
berkebinekaan global

Bernalar Kreatif
Kritis
Saat ini terdapat lima kelompok tantangan dunia
pendidikan yang perlu dihadapi
Kategori Situasi sekarang Arahan di masa depan

 Sekolah sebagai tugas • Sekolah sebagai kegiatan yang menyenangkan


Ekosistem
 Pimpinan sebagai pengatur • Pimpinan memberikan pelayanan
• Manajemen sekolah terlalu administratif • Manajemen sekolah yang kolaboratif dan kompeten
• Masih ada PAUD yg belum melibatkan orang tua • Keselarasan pendidikan di rumah dan keluarga

 Guru sebagai pelaksana kurikulum • Guru sebagai pemilik dan pembuat kurikulum
Guru
 Guru sebagai sumber pengetahuan satu-satunya • Guru sebagai fasilitator dari berbagai sumber pengetahuan
 Pelatihan guru berdasarkan teori • Pelatihan guru berdasarkan praktik
 PAUD: Metode drilling & teacher-centered • PAUD: Kompetensi meliputi pedagogik dan sosio
emosional
Pedagogi  Siswa sebagai penerima pengetahuan
 Fokus kepada kegiatan tatap muka • Pembelajaran berorientasi pada siswa
 Pendekatan: Bermain vs Calistung • Pembelajaran memanfaatkan teknologi
 Pengajaran berdasarkan pembagian umur • Pendekatan: Bermain adalah belajar, bermakna & sesuai konteks
• Pengajaran berdasarkan level kemampuan siswa
Kurikulum  Perkembangan linear
 Kurikulum berdasarkan konten • Perkembangan fleksibel
 Fokus kepada kegiatan akademik • Kurikulum berdasarkan kompetensi
• Patahan antara kurikulum PAUD dan SD • Fokus kepada soft skill dan pengembangan karakter
• Transisi yang mulus dari PAUD ke SD
Sistem • Penilaian bersifat formatif/ mendukung
Penilaian  Penilaian bersifat sumatif/ menghukum
Sekolah Penggerak adalah katalis untuk mewujudkan
visi pendidikan Indonesia
Apakah Sekolah Penggerak?
Sekolah Penggerak adalah
sekolah yang berfokus pada pengembangan hasil
belajar siswa secara holistik dengan mewujudkan
Profil Pelajar Pancasila yang mencakup kompetensi dan
karakter yang diawali dengan SDM yang unggul (kepala
sekolah dan guru).
4 Tahapan Proses Transformasi Sekolah
TAHAP
Indonesia 4
Di atas level yang
TAHAP diharapkan
3
Di level yang diharapkan Aman, nyaman, inklusif,
TAHAP dan menyenangkan
2
1-2 tingkat dibawah level
TAHAP 1 yang diharapkan Perundungan tidak terjadi
Berpusat pada murid
>=3 tingkat di bawah Perundungan masih
Hasil Belajar Sesuai dengan
level yg diharapkan terjadi namun tidak
kebutuhan dan tingkat Perencanaan program
menjadi norma
kemampuan siswa dan anggaran berbasis
Lingkungan Perundungan menjadi Belum memperhatikan refleksi diri
Belajar norma kebutuhan dan tingkat Perencanaan program
kemampuan murid dan anggaran berbasis Refleksi guru dan
Secara rutin mengalami refleksi diri perbaikan pembelajaran
Pembelajaran terjadi
gangguan
Guru mulai melakukan
-
Refleksi diri dan refleksi dan perbaikan Guru dan kepala sekolah
- pembelajaran melakukan pengimbasan
pengimbasan
Program Sekolah Penggerak akan mengakselerasi sekolah untuk bergerak
1-2 tahap lebih maju dalam waktu 3 tahun ajaran

Kolaborasi Kemdikbud dan Pemerintah Daerah


Program
diikuti oleh PAUD, SD, SMP, SMA, SLB baik
Sekolah negeri maupun swasta
Penggerak

Kondisi awal Tahap 1 atau Tahap 2 atau Tahap 3 atau Tahap 4


sekolah

Durasi Tiga tahun ajaran


program
Program Sekolah Penggerak terdiri dari lima intervensi yang saling terkait dan tidak bisa dipisahkan

01. Pendampingan konsultatif dan asimetris


01 Program kemitraan antara Kemendikbud dan pemerintah
daerah dimana Kemendikbud memberikan pendampingan
implementasi Sekolah Penggerak

05. Digitalisasi Sekolah 02. Penguatan SDM Sekolah


Penggunaan berbagai platform 05 02 Penguatan Kepala Sekolah, Pengawas
digital bertujuan mengurangi Sekolah, Penilik, dan Guru melalui program
kompleksitas, meningkatkan pelatihan dan pendampingan intensif
efisiensi, menambah inspirasi, dan SEKOLAH (coaching) one to one dengan pelatih ahli yang
pendekatan yang customized disediakan oleh Kemdikbud.
PENGGERAK

03. Pembelajaran dengan


04 03 paradigma baru
04. Perencanaan berbasis data
Pembelajaran yang berorientasi pada penguatan
Manajemen berbasis sekolah: kompetensi dan pengembangan karakter yang
perencanaan berdasarkan refleksi sesuai nilai- nilai Pancasila, melalui kegiatan
pembelajaran di dalam dan luar kelas.
diri sekolah
01. Pendampingan konsultatif dan asimetris
Program kemitraan antara Kemendikbud dan pemerintah daerah dimana Kemendikbud
memberikan pendampingan implementasi Sekolah Penggerak

Kemdikbud melalui UPT di masing UPT Kemdikbud di masing masing provinsi akan
masing provinsi akan memberikan memberikan pendampingan Pemda selama
pendampingan bagi pemda implementasi Sekolah Penggerak seperti
provinsi dan kab/kota dalam fasilitasi Pemda dalam sosialisasi terhadap pihak
perencanaan Program Sekolah pihak yang dibutuhkan hingga mencarikan solusi
Penggerak. terhadap kendala lapangan pada waktu
implementasi
02. Penguatan SDM Sekolah
Penguatan Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, Penilik, dan Guru melalui program pelatihan dan
pendampingan intensif (coaching) one to one dengan pelatih ahli yang disediakan oleh Kemdikbud.
Pelatihan untuk KS, Pengawas Pendampingan untuk Kepala Sekolah, Implementasi
Sekolah, Penilik, dan Guru Pengawas Sekolah, Penilik, dan Guru Teknologi

1. Pelatihan implementasi 1. In-house training 1.Literasi Teknologi


pembelajaran dengan paradigma 2.Lokakarya tingkat Kabupaten/Kota 3.Komunitas 2.Platform Guru :
baru bagi kepala sekolah, Belajar / Praktisi (Kelompok Profil dan
pengawas, penilik, dan guru Mapel) Pengembangan
2. Pelatihan kepemimpinan 4. Program Coaching Kompetensi
pembelajaran bagi kepala a. 1-on-1 dengan kepala sekolah 3. Platform Guru :
sekolah, pengawas, penilik b. Bermitra dengan kepala sekolah, guru dilatih Pembelajaran
Dilakukan 1 kali/tahun selama program. nasional untuk pendampingan berkelompok 4. Platform Sumber
Latihan nasional untuk perwakilan guru. dgn guru Daya Sekolah
Sementara guru lain dilatih oleh in-house
5. Platform Rapor
training
Dilakukan secara berkala 2-4 minggu sekali selama Pendidikan
program

1 pelatih ahli untuk 5-7 kepala sekolah. Pelatih ahli akan mendampingkan guru sekolah secara berkelompok
03. Pembelajaran dengan paradigma baru

Pembelajaran dengan paradigma baru dirancang berdasarkan prinsip pembelajaran yang terdiferensiasi sehingga setiap siswa belajar
sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya
Program Intrakurikuler
 Pembelajaran terdiferensiasi
Berkebinekaan
 Capaian pembelajaran disederhanakan
Beriman kepada  Siswa memiliki cukup waktu untuk mendalami
Global
Tuhan YME
dan berakhlak konsep dan menguatkan kompetensi
mulia  Guru leluasa memilih perangkat ajar sesuai
kebutuhan
Bergotong Dipelajari
Mandiri PELAJAR Royong melalui
PANCASILA Program Kokurikuler
 Lintas mata pelajaran
Bernalar  Berorientasi pada pengembangan karakter dan
Kritis Kreatif kompetensi umum
 Pembelajaran interdisipliner di luar kegiatan kelas
 Melibatkan masyarakat
 Muatan lokal dikembangkan sesuai dengan isu
nasional dan global
05. Digitalisasi Sekolah
04. Perencanaan berbasis data Penggunaan berbagai platform digital bertujuan
Manajemen berbasis sekolah: mengurangi kompleksitas, meningkatkan efisiensi,
perencanaan berdasarkan refleksi diri menambah inspirasi, dan pendekatan yang customized
sekolah Platform Guru: Profil dan
Pengembangan Kompetensi
Alat bantu Guru untuk meningkatkan kompetensi melalui
pembelajaran berbasis microlearning dan habituasi

Laporan* potret Platform Guru:


kondisi mutu Pembelajaran
pendidikan Alat bantu Guru untuk menjalankan pembelajaran dengan
paradigma baru dan pembelajaran terdiferensiasi

Platform Sumber Daya


Pendampingan oleh Sekolah
UPT dan atau Bahan untuk Meningkatkan fleksibilitas, transparansi dan akuntabilitas
pelatih ahli refleksi diri dalam manajemen sumber daya sekolah

Dashboard Rapor
Pendidikan
Perencanaan program Memotret kondisi mutu pendidikan secara akurat dan
*dikumpulkan dari
otomatis. Dirujuk untuk evaluasi dan perencanaan
perbaikan berbagai sumber
data
Siapa saja yang berperan dalam Program
Sekolah Penggerak?
Mitra
Platform Teknologi Komite Orang Tua Perguruan tinggi, lembaga sosial,
PEMDA sebagai pendukung Pemangku Kepentingan kepala desa, pemimpin, dsb.

Pelatih ahli & Komite


Kepala Guru Murid
Pengawas Pembelajaran
Sekolah
 Pelatih ahli melakukan  Berkolaborasi dalam Guru Akan menggunakan Akan menggunakan
pendampingan kepala Community of Practice platform pembelajaran pembelajaran dengan
 Dipilih oleh Kepala sekolah
sekolah dengan Kepala Sekolah mandiri guru paradigma baru:
untuk membantu
 Pengawas mendapatkan Penggerak lain Menerapkan prinsip  Pembelajaran
Pembelajaran Guru
pelatihan dan  Kepala sekolah pengajaran & penilaian intrakurikuler yang
 Menjadi fasilitator
pendampingan mendapatkan pelatihan yang efektif terdiferensiasi
pembelajaran Guru
manajemen dan  Proyek kokurikuler lintas
instructional leadership mata pelajaran yang
berorientasi pada
pengembangan karakter
dan kompetensi umum
Sekolah Penggerak adalah bagian dari ekosistem pendidikan, di
jangka panjang semua sekolah akan menjadi Sekolah Tahun Ajaran
Penggerak Tahun Ajaran 20XX-20XX
Tahun Ajaran 20XX-20XX
Tahun Ajaran 2024-2025
Tahun Ajaran 2023-2024

Tahun Ajaran 2022-2023


2021-2022

34 Provinsi 34 Provinsi 34 Provinsi 34 Provinsi 34 Provinsi 34 Provinsi


111 Kab/Kota 250 514 514 514 514 Kab/Kota
2.500 SP1 Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota 100% sekolah
10.000 SP 20.000 SP 40.000 SP Penambahan menjadi
jumlah SP Sekolah
1 PAUD 316, SD 1089, SMP 546, SMA 374, SLB 175
Penggerak
Manfaat untuk Pemerintah Daerah

Meningkatkan Membuat Efek multiplier dari


kompetensi SDM pembelajaran lebih Sekolah Penggerak ke
Sekolah menarik dan sekolah lainnya
menyenangkan

Mempercepat Peluang Menjadi daerah


peningkatan mendapatkan rujukan praktik baik
penghargaan dalam pengembangan
mutu pendidikan
sebagai Daerah Sekolah Penggerak
di daerah
Penggerak
Manfaat untuk Sekolah

Meningkatkan Meningkatnya Percepatan Kesempatan untuk


hasil mutu Kompetensi digitalisasi menjadi katalis
pendidikan dalam kepala Sekolah, sekolah perubahan bagi
kurun waktu 3 tahun Guru sekolah lain
ajaran

Percepatan Mendapatkan Memperoleh tambahan


pencapaian pendampingan anggaran untuk
profil pelajar intensif untuk pembelian bahan ajar
Pancasila transformasi sekolah bagi pembelajaran
dengan paradigma baru
Pendahuluan

Kerangka Dasar Kurikulum Program

Sekolah Penggerak Struktur Kurikulum

Prinsip Pembelajaran dan Asesmen


Pembaharuan pembelajaran di Sekolah Penggerak dan SMK Pusat Keunggulan
meneruskan proses peningkatan kualitas pembelajaran yang telah diinisiasi
kurikulum-kurikulum sebelumnya.
Berbasis kompetensi Pembelajaran yang fleksibel Karakter Pancasila

 Pengetahuan, keterampilan, dan  CP disusun dalam fase-fase (2- 3  Sinergi antara kegiatan
sikap dirangkaikan sebagai satu tahun per fase), sehingga peserta pembelajaran rutin sehari-hari di
kesatuan proses yang berkelanjutan didik memiliki kesempatan untuk kelas dengan kegiatan non- rutin
sehingga membangun kompetensi belajar sesuai dengan tingkat (projek) interdisipliner yang
yang utuh, dinyatakan sebagai pencapaian (TaRL), kebutuhan, berorientasi pada pembentukan dan
Capaian Pembelajaran (CP). kecepatan, dan gaya belajarnya. penguatan karakter berdasarkan
 Muatan atau konten dikurangi agar kerangka Profil Pelajar Pancasila.
peserta didik memiliki waktu yang
memadai untuk menguasai
kompetensi yang ditargetkan.

* TaRL: Teaching at the Right Level


Kebijakan kurikulum berbasis konteks satuan pendidikan yang telah
dimulai sejak dulu kembali dikuatkan di Sekolah Penggerak dan SMK
Pusat Keunggulan.

Struktur minimum Otonomi Sederhana Gotong royong

 Pemerintah menetapkan  Kurikulum memberikan  Perubahan yang seminimal  Pengembangan kurikulum


struktur kurikulum minimum kemerdekaan pada satuan mungkin. Namun beberapa dan perangkat ajarnya
dan satuan pendidikan dapat pendidikan dan pendidik aspek berubah secara dilakukan dengan melibatkan
mengembangkan program untuk merancang proses dan signifikan dari kurikulum puluhan institusi termasuk
dan kegiatan tambahan sesuai materi pembelajaran yang sebelumnya. Tujuan, arah Kemenag, universitas,
dengan visi misi dan sumber relevan dan kontekstual. perubahan, dan rancangannya sekolah, dan lembaga
daya yang tersedia.  Pemerintah menyediakan jelas dan mudah dipahami pendidikan lainnya.
buku teks dan perangkat ajar sekolah dan pemangku
untuk membantu guru yang kepentingan.
membutuhkan panduan
dalam merancang
pembelajaran
Penguatan literasi dan numerasi membutuhkan pembelajaran yang efektif dan
menyeluruh di semua mata pelajaran.
Contoh: kemampuan memahami
Literasi dan numerasi adalah informasi berupa teks yang
kompetensi dasar yang akan dipadukan dengan grafik
diperkuat serta memperkuat dibangun melalui beberapa mata
kompetensi lain yang dibangun di pelajaran.
semua mata pelajaran.
Oleh karena itu, tidak benar
bahwa literasi dan numerasi
hanya terkait dengan mapel
Bahasa Indonesia dan Matematika.
Pembelajaran di Sekolah
Penggerak dan SMK Pusat
Keunggulan diorganisir
berdasarkan struktur berikut
ini.
(untuk jenjang PAUD, SD, SMP,
SMA)
Struktur kurikulum Sekolah Penggerak

PAUD SD SMP SMA

 Klik untuk menuju masing-masing jenjang.


Penguatan literasi dan numerasi membutuhkan pembelajaran yang efektif
dan menyeluruh di semua mata pelajaran.
Literasi dan numerasi adalah Contoh: kemampuan memahami
kompetensi dasar yang akan informasi berupa teks yang
diperkuat serta memperkuat dipadukan dengan grafik
kompetensi lain yang dibangun di dibangun melalui beberapa mata
semua mata pelajaran. pelajaran.

Oleh karena itu, tidak benar


bahwa literasi dan numerasi
hanya terkait dengan mapel
Bahasa Indonesia dan
Matematika.
SD
Perubahan mata pelajaran.
Kurikulum 2013 Arah perubahan pembelajaran

IPA dan IPS sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri- IPA dan IPS digabung menjadi IPAS (Ilmu Pengetahuan
sendiri Alam dan Sosial) sebagai fondasi sebelum anak belajar IPA
dan IPS terpisah di jenjang SMP

Pendekatan tematik
Pendekatan pengorganisasian muatan pelajaran (berbasis
mata pelajaran, tematik, dsb.) merupakan kewenangan satuan
pendidikan
Sekolah boleh tetap menggunakan tematik ataupun beralih ke
pendekatan berbasis mata pelajaran
K13 pembelajaran di Sekolah Penggerak
Alokasi waktu mata
Per Per Kegiatan Projek (minimal TOTAL JP Usulan:
pelajaran SD Kelas 1 Tahun Mingg reguler/minggu 20% dari total PER
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls 1) u (pembulatan) per tahun) TAHUN IPAS belum diwajibkan di Kelas 1,
meskipun CP IPAS untuk Fase A
Pendidikan Agama Islam dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 tersedia
Pekerti*
Kemendikbud hanya mengatur total
Pendidikan Agama Kristen dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pekerti* jam pelajaran pertahun dan rentang
% alokasi waktu untuk projek per
Pendidikan Agama Katolik dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pekerti*
tahun.
Pendidikan Agama Buddha dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Contoh:
Pekerti*
Pendidikan Agama Hindu dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 252
Pekerti* jam pelajaran per tahun dan 20-25%
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 dari jam pelajaran tersebut digunakan
Pekerti* untuk projek kokurikuler
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan 144** 4 108 (3) 36 (25%) 144
Yang Maha Esa dan Budi Pekerti* **Permendikbud 27/2016 Tentang
Layanan Pendidikan Kepercayaan
PPKn 180 5 144 (4) 36 (20%) 180
terhadap Tuhan Yang Maha Esa Pada
Bahasa Indonesia 288 8 216 (6) 72 (25%) 288 Satuan Pendidikan
Matematika 180 5 144 (4) 36 (20%) 180
***opsional. Satuan Pendidikan dapat
IPAS (IPA & IPS di K13) - - - - -
mengintegrasikan muatan lokal dalam
Pilihan minimal 1: 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 mapel lain atau diajarkan melalui
a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni
Teater, d) Seni Tari
kegiatan projek.
PJOK 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Muatan Lokal**** 72 2 72 (2)
K13 pembelajaran di Sekolah Penggerak
Alokasi waktu mata Usulan:
Per Per Kegiatan Projek TOTAL JP PER
pelajaran SD Kelas 2 Tahun Minggu reguler/mingg (minimal 20% TAHUN Seperti K13, JP untuk Bahasa Indonesia dan
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls 2) u dari total per Matematika bertambah dari kelas 1
(pembulatan) tahun)
IPAS belum diwajibkan di Kelas 2, meskipun CP
Pendidikan Agama Islam dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 IPAS untuk Fase A tersedia
Pekerti*
Pendidikan Agama Kristen dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 Kemendikbud hanya mengatur total jam pelajaran
Pekerti* pertahun dan rentang % alokasi waktu untuk
Pendidikan Agama Katolik dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
projek per tahun.
Pekerti*
Contoh:
Pendidikan Agama Buddha dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pekerti*
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia 252 jam pelajaran
Pendidikan Agama Hindu dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 per tahun dan 20-25% dari jam pelajaran tersebut
Pekerti* digunakan untuk projek kokurikuler
Pendidikan Agama Khonghucu dan 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Budi Pekerti* **Permendikbud 27/2016 Tentang Layanan
Pendidikan Kepercayaan Terhadap 144** 4 108 (3) 36 (25%) 144 Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Tuhan Yang Maha Esa dan Budi Maha Esa Pada Satuan Pendidikan
Pekerti*
PPKn 180 5 144 (4) 36 (20%) 180 ***Pembelajaran reguler tidak penuh 36 minggu
untuk memenuhi alokasi projek
Bahasa Indonesia 324 9 252 (7) 72 (22%) 324
Matematika 216 6 170 (5)*** 46 (21%) 216 Matematika: 34 minggu
IPAS (IPA & IPS di K13) - - - - -
Pilihan minimal 1: 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 ***opsional. Satuan Pendidikan dapat
a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni mengintegrasikan muatan lokal dalam mapel lain
Teater, d) Seni Tari
atau diajarkan melalui kegiatan projek.
PJOK 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
K13 pembelajaran di Sekolah Penggerak
Alokasi waktu mata **Permendikbud 27/2016 Tentang Layanan
Per Per Kegiatan Projek (minimal TOTAL JP
pelajaran SD Kelas 3 Tahun Minggu reguler/minggu 20% dari total PER
Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa Pada Satuan Pendidikan
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls 3) (pembulatan) per tahun) TAHUN

***Pembelajaran reguler tidak penuh 36


Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 minggu untuk memenuhi alokasi projek
Pendidikan Agama Kristen dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pekerti* Bahasa Indonesia: 33 minggu Matematika
Pendidikan Agama Katolik dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 dan IPAS: 34 minggu
Pekerti*
Pendidikan Agama Buddha dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 ****opsional. Satuan Pendidikan dapat
Pekerti* mengintegrasikan muatan lokal dalam
Pendidikan Agama Hindu dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 mapel lain atau diajarkan melalui kegiatan
Pekerti* projek.
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pekerti* *****Jam pelajaran kelas 3 SD mengalami
peningkatan, mengikuti struktur kelas 4
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Yang Maha Esa dan Budi Pekerti* karena IPAS dimulai di kelas 3
PPKn 180 6 144 (4) 36 (20%) 180
Bahasa Indonesia 252 10 198 (6)*** 54 (23%) 252
Matematika 216 6 170 (5)*** 46 (21%) 216
IPAS (IPA & IPS di K13) - - 170 (5)*** 46 (21%) 216
Pilihan minimal 1: 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni
Teater, d) Seni Tari
PJOK 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
K13 pembelajaran di Sekolah Penggerak
Alokasi waktu mata
Per Per Kegiatan Projek (minimal TOTAL JP PER
pelajaran SD kls 4-6 Tahun Minggu reguler/minggu 20% dari total TAHUN
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu (kls 4-6) (pembulatan) per tahun)

Pendidikan Agama Islam dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 **Permendikbud 27/2016 Tentang
Pekerti* Layanan Pendidikan Kepercayaan
Pendidikan Agama Kristen dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144 terhadap Tuhan Yang Maha Esa Pada
Pekerti* Satuan Pendidikan
Pendidikan Agama Katolik dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pekerti* ***Pembelajaran reguler tidak penuh 36
Pendidikan Agama Buddha dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
minggu untuk memenuhi alokasi projek
Pekerti*
Bahasa Indonesia: 33 minggu
Pendidikan Agama Hindu dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pekerti* Matematika dan IPAS: 34 minggu
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Pekerti* ****opsional. Satuan Pendidikan dapat
mengintegrasikan muatan lokal dalam
Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan 144** 4 108 (3) 36 (25%) 144
Yang Maha Esa dan Budi Pekerti*
mapel lain atau diajarkan melalui
kegiatan projek.
PPKn 180 5 144 (4) 36 (20%) 180
Bahasa Indonesia 252 7 198 (6)*** 54 (23%) 252
Matematika 216 6 170 (5)*** 46 (21%) 216
IPAS (IPA & IPS di K13) 216 6 170 (5)*** 46 (21%) 216
Pilihan minimal 1: 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
a) Seni Musik, b) Seni Rupa, c) Seni
Teater, d) Seni Tari
PJOK 144 4 108 (3) 36 (25%) 144
Muatan Lokal**** 72 2 72 (2)****
Pendahuluan

Kerangka Dasar Kurikulum Program

Sekolah Penggerak Struktur Kurikulum

Prinsip Pembelajaran dan Asesmen


Prinsip Pembelajaran
Apa yang perlu diperhatikan dalam menerapkan
prinsip pembelajaran pada pembelajaran paradigma
baru?

Pembelajaran dilaksanakan dengan mengacu pada prinsip pembelajaran sebagai berikut:


1. Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian
peserta didik saat ini, sesuai kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan
perkembangan yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan.
2. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar
sepanjang hayat.
3. Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara
holistik.
4. Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan dan
budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan masyarakat sebagai mitra.
5. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.
10
No. Prinsip Pembelajaran Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan

1.. Pembelajaran dirancang dengan  Melakukan analisis terhadap kondisi, latar belakang,  Langsung menerapkan modul ajar tanpa melihat
mempertimbangkan tahap perkembangan tahap perkembangan dan pencapaian peserta didik kebutuhan peserta didik
dan tingkat pencapaian peserta didik saat sebelumnya dan melakukan pemetaan  Mengabaikan tahap perkembangan maupun
ini, sesuai kebutuhan belajar, serta  Melihat tahap perkembangan sebagai kontinum yang pengetahuan yang dimiliki peserta didik
mencerminkan karakteristik dan berkelanjutan sebagai dasar merancang pembelajaran sebelumnya
perkembangan yang beragam sehingga dan asesmen  Menyamaratakan metode pembelajaran.
pembelajaran menjadi bermakna dan  Menganalisis lingkungan sekolah, sarana dan prasarana  Melihat segala sesuatu dari kepentingan pejabat
menyenangkan. yang dimiliki peserta didik, pendidik dan sekolah untuk sekolah atau pendidik
mendukung kegiatan pembelajaran.  Pembelajaran terlalu sulit sehingga menurunkan
 Menurunkan alur tujuan pembelajaran sesuai dengan motivasi peserta didik
tahap perkembangan peserta didik  Pembelajaran terlalu mudah sehingga tidak
 Melihat segala sesuatu dari sudut pandang peserta menantang dan membosankan
didik

2.. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan  Mempertimbangkan berbagai stimulus yang bisa  Pendidik hanya selalu memberikan pemaparan
untuk membangun kapasitas peserta didik digunakan dalam pembelajaran dalam bentuk ceramah dan instruksi tugas
untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.  Memberikan kesempatan kolaborasi, memberikan  Memberikan pertanyaan selalu dalam bentuk
pertanyaan pemantik dan mengajarkan pemahaman soal dan dinilai benar atau salah, tanpa umpan
bermakna balik
 Pembelajaran yang sarat dengan umpan balik dari  Memberikan porsi paling banyak pada asesmen
pendidik dan peserta didik ke peserta didik sumatif atau ujian/ tes akhir
 Pembelajaran yang melibatkan peserta didik dengan
menggunakan kekuatan bertanya, dengan memberikan
pertanyaan yang membangun pemahaman bermakna
No. Prinsip Pembelajaran Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan

3. Proses pembelajaran mendukung  Menggunakan berbagai metode pembelajaran mutakhir  Menggunakan satu metode yang itu-itu saja tanpa
perkembangan kompetensi dan karakter yang mendukung terjadinya perkembangan kompetensi melakukan evaluasi terhadap metode yang
peserta didik secara holistik. seperti belajar berbasis inkuiri, berbasis projek, berbasis digunakan
masalah, berbasis tantangan, dan metode pembelajaran  Menggunakan hanya satu perspektif misalnya
diferensiasi hanya melihat kemampuan kognitif peserta didik,
 Melihat berbagai perspektif yang mendukung kognitif, tanpa melihat faktor lain seperti sosial emosi atau
sosial emosi, dan spiritual spiritual
 Melihat profil Pancasila sebagai target tercermin pada  Melihat profil Pancasila sebagai sesuatu yang
peserta didik harus diajarkan dan dihafal

4. Pembelajaran yang relevan, yaitu  Pembelajaran yang berhubungan dengan konteks dunia  Pembelajaran dengan konteks yang tidak relevan
pembelajaran yang dirancang sesuai nyata dan menjadi daya tarik peserta didik untuk belajar dan tidak menarik untuk peserta didik
konteks, lingkungan dan budaya peserta  Melibatkan orang tua dalam proses belajar dengan  Komunikasi dengan orang-tua murid satu arah,
didik, serta melibatkan orang tua dan komunikasi dua arah dan saling memberikan umpan balik dan hanya menagih tugas
masyarakat sebagai mitra.  Memberdayakan masyarakat sekitar sebagai narasumber  Interaksi dengan murid hanya memberikan dan
primer dan sekunder dalam proses pembelajaran menagih tugas
 peserta didik tidak punya akses langsung untuk
terlibat ataupun melibatkan masyarakat setempat

5. Pembelajaran berorientasi pada masa  Umpan balik yang terus menerus dari pendidik untuk  Proses belajar bertujuan tes atau ujian akhir
depan yang berkelanjutan. peserta didik maupun dari peserta didik untuk peserta  Pembelajaran dengan kegiatan yang sama dari
didik tahun ke tahun dengan soal tes dan ujian yang
 Pembelajaran yang membangun pemahaman bermakna sama
dengan memberi dukungan lebih banyak di awal untuk  Hanya mengetes atau menilai keterampilan abad
kemudian perlahan melepas sedikit demi sedikit 21 tanpa mengajarkan keterampilannya
dukungan tersebut untuk akhirnya menjadi pelajar yang
Alur Tujuan Pembelajaran dan Modul Ajar sebagai
Dokumen Rencana Pembelajaran

13
Ditetapkan oleh pemerintah, merupakan kompetensi pembelajaran yang harus
dicapai peserta didik pada setiap tahap perkembangan untuk setiap mata pelajaran
Capaian Pembelajaían pada satuan pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Capaian pembelajaran memuat sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang
disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi.
Menyesuaikan tahap perkembangan peserta didik pemetaan capaian pembelajaran
dibagi dalam fase usia.

Fase Fase A Fase B Fase C Fase D Fase E Fase F


Fondasi

Prasekolah Kelas 1 dan Kelas 3 dan Kelas 5 dan Kelas 7-9 Kelas 10 Kelas 11 -
Taman 2 Sekolah 4 Sekolah 6 Sekolah SMP atau SMA, SMK 12 SMA,
kanak- Dasar atau Dasar atau Dasar atau MT atau MA SMK atau
kanak Madrasah Madrasah Madrasah MA
Ibtidaiyah Ibtidaiyah Ibtidaiyah

Kurikulum operasional di satuan pendidikan memuat seluruh rencana proses belajar


yang diselenggarakan di satuan pendidikan, sebagai pedoman seluruh
penyelenggaraan pembelajaran. Untuk menjadikannya bermakna, kurikulum
Kuíikulum Opeíasional
operasional satuan pendidikan dikembangkan sesuai dengan konteks dan kebutuhan
peserta didik dan satuan pendidikan.
Kurikulum operasional dan alur tujuan pembelajaran
Kurikulum Operasional memiliki fungsi yang sama dengan silabus, yaitu sebagai
acuan perencanaan pembelajaran.
Jika satuan pendidikan memiliki kurikulum operasional
dan
ATP, pengembangan perangkat ajar dapat merujuk kedua
dokumen tersebut.

Tujuan Pembelajaran Alur Tujuan Pembelajaran

Rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun


Jabaran kompetensi yang dicapai peserta didik
secara sistematis dan logis, menurut urutan
dalam satu atau lebih kegiatan pembelajaran.  Modul ajar merupakan salah satu jenis perangkat ajar
pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu fase.  Satuan pendidikan yang menggunakan modul ajar yang
disediakan pemerintah, maka modul ajar tersebut dapat
dipadankan dengan RPP Plus , karena modul ajar
tersebut memiliki komponen yang lebih lengkap
dibanding RPP.
 JIka satuan pendidikan mengembangkan modul ajar
secara mandiri, maka modul ajar tersebut dapat
dipadankan dengan RPP selama disusun dengan
Modul Ajar komponen yang minimal sama dengan komponen RPP
 Satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai
perangkat ajar termasuk modul ajar atau RPP dengan
kelengkapan komponen dan format yang beragam
Pengawasan Proses Pembelajaran
Pengawasan Proses pembelajaran
Pengawasan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas berfokus pada
keseluruhan proses pembelajaran. Pendidik diberikan ruang untuk mengembangkan
Bagaimana peran kepala sekolah dan pengawas rencana pembelajaran dengan komponen dan format yang sesuai karakteristik
pada pembelajaran paradigma baru? peserta didik. Dengan demikian tidak ada standar format baku dokumen
pembelajaran yang membatasi kemerdekaan pendidik dalam mendesain
Pengawasan proses pembelajaran dilakukan oleh pembelajaran.
kepala satuan pendidikan dan pengawas guna
peningkatan mutu secara berkelanjutan. Hasil pengawasan proses pembelajaran disusun dalam bentuk laporan untuk
Pengawasan proses pembelajaran dilakukan kepentingan tindak lanjut pengembangan keprofesionalan pendidik secara
melalui kegiatan pemantauan, supervisi, dan berkelanjutan. Tindak lanjut hasil pengawasan proses pembelajaran dilakukan dalam
bentuk:
evaluasi proses pembelajaran, pelaporan hasil
1) Perbaikan rencana dan pelaksanaan pembelajaran untuk memastikan rencana
pengawasan serta tindak lanjut secara berkala dan dan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik.
berkelanjutan. 2) Pendampingan teknis kepada pendidik yang memerlukan konsultasi dan
dukungan lain untuk menyelesaikan permasalahan dan tantangan dalam
Sumber: proses pembelajaran.
3) Penghargaan kepada pendidik yang menunjukkan kinerja yang baik.
Permendikbud 22 tahun 2016 tentang Standar
4) Diseminasi praktik baik pelaksanaan pembelajaran; dan
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
5) Penguatan dan pemberian kesempatan kepada pendidik untuk mengikuti
program pengembangan keprofesionalan berkelanjutan.
Mengembangkan Modul Ajar
Tujuan kegiatan analisis capaian pembelajaran untuk menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan
Untuk menyusun rencana pembelajaran, Pembelajaran : Mendapatkan peta kompetensi yang akan menjadi rujukan untuk pelaksanaan
jabaran kompetensi pada Capaian pembelajaran
Pembelajaran perlu dipetakan ke dalam
Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai strategi untuk menyusun tujuan
tujuan pembelajaran dan alur tujuan
pembelajaran dan alur tujuan. Harus dipastikan tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran
pembelajaran. Peta kompetensi tersebut
kemudian digunakan sebagai acuan untuk
dan alur tujuan pembelajaran yang dipetakan memenuhi kriteria berikut ini:
mengembangkan perangkat ajar.
Kriteria tujuan pembelajaran idealnya terdiri dari 2 komponen berikut
● Kompetensi yaitu kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
dapat didemonstrasikan oleh peserta didik yang menunjukkan peserta didik telah berhasil
mencapai tujuan pembelajaran.
● Konten yaitu ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu dipahami di akhir satu unit
pembelajaran.

Kriteria alur tujuan pembelajaran:


● Menggambarkan urutan pengembangan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik
● ATP dalam satu fase menggambarkan cakupan dan tahapan pembelajaran yang linear dari
awal hingga akhir fase.
● ATP pada keseluruhan fase menggambarkan cakupan dan tahapan pembelajaran yang
menggambarkan tahapan perkembangan kompetensi antar fase dan jenjang
Memetakan bagian ATP per
Menganalisis Capaian
Merumuskan tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran kelas sesuai dengan alokasi
Pembelajaran
waktu

Fase B
Matematika Fase B: Kelas 3 dan 4 Kelas 3 Kelas 4 Alur Tujuan Pembelajaran
Pada akhir fase B, peserta didik dapat mengeneralisasi pemahaman dan
1.Menyajikan bilangan dan 1.Memperumum pemahaman
melakukan operasi hitung bilangan cacah sampai dengan 1.000.000 (atau menggeneralisasi pemahaman dan mengenai urutan dan nilai tempat s.d 3.7 atau
maksimum enam angka), serta memahami hubungan antara operasi hitung
membandingkan urutan dan nilai sampai 999.999 Awal Tujuan Tujuan Tujuan akhir
tempat sampai 999.999 Pembelajaran Pembelajaran
(penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian) termasuk
2.Mengidentifikasi kelipatan, faktor, Fase B Pembelajaran .
Fase B
2.Memperkirakan dan pola perkalian dan pembagian 3.1 3.2 ..
membulatkan bilangan ke nilai dengan tabel kelipatan
Kelas Kelas 3
menggunakan sifat-sifat operasi dalam menentukan hasil perhitungan,
tempat terdekat sampai 999.999
3.Menentukan hubungan antar
3
menentukan faktor, kelipatan, KPK, dan FPB dari bilangan cacah, memahami 3.Mengukur panjang dengan satuan
baku (mm, cm, dan m) serta satuan baku panjang (mm, cm, dan
pecahan dan menentukan posisinya pada garis bilangan, serta m)
mengukur keliling bidang datar
membandingkan dua pecahan. Peserta didik dapat menyelesaikan persamaan dengan menambahkan semua
rusuknya. 1.Menyelesaikan permasalahan
Awal s.d 4.5 atau
sederhana, memahami hubungan antara operasi perkalian dan pembagian, Tujuan Tujuan Tujuan
4.Mengukur luas dengan berkaitan dengan keliling berbagai akhir
menemukan pola gambar, objek sederhana, dan pola bilangan melibatkan menghitung jumlah bujur sangkar bangun datar (segitiga, segiempat, Fase B Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran
Fase B
berukuran 1 cm2 yang menutup Kelas 4.1 4.2 ...
operasi hitung (penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian). segi banyak) Kelas 4
bidang datar
Peserta didik dapat dan mengukur panjang benda menggunakan satuan baku, 5.Menemukan hubungan antara 2.Menyelesaikan permasalahan 4
operasi penjumlahan dan berkaitan dengan luas dan keliling
menggunakan satuan baku luas dan volume, serta menyelesaikan masalah pengurangan. berbagai bentuk bangun datar
berkaitan dengan keliling bangun datar. Peserta didik dapat mengidentifikasi 6.Menyelesaikan kalimat bilangan Capaian
dengan satu variabel berupa Alur tersebut dilakukan hingga
Pembelajaran
ciri-ciri berbagai bentuk bangun datar dan bangun ruang (prisma dan balok). simbol gambar yang belum Akhir Fase E Fase B
Peserta didik juga dapat menyajikan dan menganalisis data sederhana diketahui nilainya melibatkan
penjumlahan dan pengurangan
menggunakan turus dalam bentuk bentuk bentuk tabel, diagram gambar, bilangan
piktogram, diagram batang, dan diagram garis, serta menentukan kejadian 7.Mengobservasi, menentukan dan
menggambar sisi sejajar dan sisi
yang lebih mungkin di antara beberapa kejadian. berpotongan pada sebuah bidang
datar.
Tujuan pengembangan modul ajar: Catatan: pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai
Mengembangkan perangkat ajar yang memandu strategi untuk mengembangkan modul ajar selama modul ajar yang
pendidik melaksanakan pembelajaran dihasilkan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan aktivitas
pembelajaran dalam modul ajar sesuai dengan prinsip pembelajaran
dan asesmen.
Pendidik memiliki kemerdekaan untuk:
 memilih atau memodifikasi modul ajar Modul ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria berikut
yang ini: Kriteria yang harus dimiliki oleh modul ajar adalah:
sudah disediakan pemerintah untuk 1. Esensial: Pemahaman konsep dari setiap mata pelajaran melalui
menyesuaikan modul ajar dengan pengalaman belajar dan lintas disiplin.
karakteristik peserta didik, atau 2. Menarik, bermakna, dan menantang: Menumbuhkan minat untuk
 menyusun sendiri modul ajar sesuai belajar dan melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses
dengan karakteristik peserta didik belajar. Berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki sebelumnya, sehingga tidak terlalu kompleks, namun juga
tidak terlalu mudah untuk tahap usianya.
3. Relevan dan kontekstual: Berhubungan dengan pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki sebelumnya, dan sesuai dengan konteks
di
waktu dan tempat peserta didik berada.
4. Berkesinambungan: Keterkaitan alur kegiatan pembelajaran
sesuai dengan fase belajar peserta didik.
Komponen Modul Ajar
Seperti apa keleluasaan pendidik Penulisan modul ajar bertujuan untuk memandu pendidik untuk melaksanakan proses
dalam pengembangan modul ajar? pembelajaran. Komponen dalam modul ajar ditentukan oleh pendidik berdasarkan
kebutuhannya. Secara umum modul ajar memiliki komponen sebagai berikut

Informasi umum Komponen inti Lampiran

 Identitas penulis modul  Tujuan pembelajaran  Lembar kerja peserta didik


 Kompetensi awal  Asesmen  Pengayaan dan remedial
 Profil Pelajar Pancasila  Pemahaman bermakna  Bahan bacaan pendidik dan peserta didik
 Sarana dan prasarana  Pertanyaan pemantik  Glossarium
 Target peserta didik  Kegiatan pembelajaran  Daftar pustaka
 Model pembelajaran yang digunakan  Refleksi peserta didik dan pendidik

Tidak semua komponen di atas wajib tercantum dalam modul ajar yang dikembangkan oleh pendidik. Pendidik di satuan pendidikan diberi
kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul ajar sesuai dengan konteks lingkungan dan kebutuhan belajar peserta didik.
Contoh Cuplikan Modul Ajar
MA untuk Kelas 3
Matematika
Profil Pelajar Pancasila: 25 JP
 Bernalar kritis
 Mandiri Aktivitas 1 (Kinerja)
Asesmen Sumatif
Mengukur panjang dengan satuan baku (mm, cm, dan m) pada objek
Tujuan pembelajaran
- Menggambar denah rumah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
● Menyajikan bilangan dan dengan menyertakan
menggeneralisasi pemahaman dan Aktivitas 2 (Tes)
membandingkan urutan dan nilai tempat ukuran panjang dengan Menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan panjang dengan satuan
sampai 999.999

Memperkirakan dan membulatkan satuan baku dan luas baku (mm, cm, dan m)


bilangan ke nilai tempat terdekat sampai
999.999
(dengan menghitung Aktivitas 3 (Kinerja)
Mengukur panjang dengan satuan baku jumlah bujur sangkar) pada Menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan keliling segiempat,
(mm, cm, dan m) serta mengukur keliling segitiga, dan segibanyak dengan menambahkan panjang rusuk-rusuk

bidang datar dengan menambahkan kertas isometrik. bidang
semua rusuknya.
Mengukur luas dengan menghitung
Aktivitas 4 (Kinerja)
● jumlah bujur sangkar berukuran 1 cm2 Menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan luas suatu gambar
yang menutup bidang datar Menemukan benda dengan menghitung jumlah bujur sangkar berukuran 1 cm2 yang
● hubungan antara operasi penjumlahan menutup bidang datar
dan pengurangan.
Menyelesaikan kalimat bilangan dengan
Aktivitas 5 (sumatif 2 : Proyek)
satu variabel berupa simbol gambar yang

belum diketahui nilainya melibatkan
Menggambar denah rumah dengan menyertakan ukuran panjang dengan
penjumlahan dan pengurangan bilangan satuan baku dan luas (dengan menghitung jumlah bujur sangkar) pada
Mengobservasi, menentukan dan kertas isometrik.
menggambar sisi sejajar dan sisi
berpotongan pada sebuah bidang datar.

Asesmen Diagnostik:
Menjawab delapan pertanyaan operasi Diskusi dan kegiatan berkelompok dibagi berdasarkan kelompok dengan kesiapan yang
bilangan. Contoh penerapan berbeda, sehingga pembelajaran sesuai dengan tingkat kesiapan peserta didik.
penyesuaian pembelajaran Kegiatan observasi sekitar, diskusi dengan pertanyaan pemantik adalah pembelajaran
dan pengembangan PPP yang membangun elemen bernalar kritis dan juga mandiri dengan melibatkan peserta
didik dalam diskusi dan pemilihan bentuk untuk tugas asesmen sumatif.
23
Contoh Cuplikan Modul Ajar
MA untuk Kelas 4
Profil Pelajar Pancasila: IPA
Asesmen sumatif:
 Bernalar kritis
Menunjukkan pemahaman mengenai
S
 Mandiri
pengaruh siklus air dalam presentasi 35 JP
Tujuan Pembelajaran: dan pameran karya.
Peserta didik mengidentifikasi urutan siklus air.
Peserta didik mendeskripsikan pengaruh siklus air dalam kehidupan Indikator asesmen
sehari-hari. sumatif:
Memberikan gambaran informasi detail dan
akurat, relevan, dan berhubungan dengan
topik.
Asesmen Diagnostik: Presentasi berisi pesan yang jelas
Menjawab tiga pertanyaan tentang siklus air. dipahami audiens.
Tautan MA IPAS Kelas 4
Urutan Kegiatan Siklus Air

Apa yang terjadi apabila tidak ada air? Apa sajakah fungsi air bagi makhluk hidup Bagaimana proses terjadinya daur air? Bagaimana cara memperoleh air bersih? Apa masalah yang terjadi tentang air? Bagaimana menunjukan pemahaman tentang pengaruh
siklus air?
di muka bumi?

Aktivitas 1: Diskusi fungsi air Aktivitas 2: Curah pendapat Aktivitas 3: Eksperimen daur air. Aktivitas 4: Praktek penyaringan Aktivitas 5: Riset kelompok Aktivitas 6: Pameran dan
untuk manusia. tentang fungsi air. air bersih. tentang air bersih. Presentasi pemahaman.
Formatif asesmen Formatif asesmen Formatif asesmen

Asesmen sumatif memberikan pilihan dalam membuat produk presentasi, bisa dengan menulis laporan ilmiah,
Contoh penerapan penyesuaian membuat rekaman sandiwara radio, rekaman siaran atau poster/ infografis.
pembelajaran dan
Dalam eksperimen daur air, guru memberikan pilihan menantang sesuai dengan tingkat kesiapan peserta didik,
pengembangan PPP
dengan tiga kegiatan eksperimen yang berbeda.
24
Prinsip Asesmen
Prinsip Asesmen
Apa yang perlu diperhatikan dalam menerapkan prinsip
asesmen pada pembelajaran paradigma baru?

1. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi pembelajaran, dan menyediakan
informasi yang holistik sebagai umpan balik untuk guru, peserta didik, dan orang tua, agar dapat memandu
mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.
2. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan
teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran.
3. Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan
belajar dan menentukan
keputusan tentang langkah selanjutnya.
4. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi
yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai serta strategi tindak lanjutnya.
5. Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua sebagai bahan refleksi
untuk meningkatkan mutu pembelajaran
No. Prinsip Asesmen Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan

1. Asesmen merupakan bagian terpadu dari Asesmen merujuk pada kompetensi yang di dalamnya Asesmen pada ranah sikap, pengetahuan, dan
proses pembelajaran, tercakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan keterampilan dilakukan secara terpisah-pisah
fasilitasi pembelajaran, dan penyediaan
informasi yang holistik, sebagai umpan
balik untuk guru, peserta didik, dan orang
Asesmen dilakukan terpadu dengan pembelajaran Asesmen dilakukan terpisah dari pembelajaran
tua agar dapat memandu mereka dalam
menentukan strategi pembelajaran
selanjutnya Melibatkan peserta didik dalam melakukan asesmen, Asesmen hanya dilakukan oleh pendidik.
melalui penilaian diri (self assessment), penilaian
antarteman (peer assessment), refleksi diri, dan
pemberian umpan balik antarteman (peer feedback).

Pemberian umpan balik dilakukan dengan Umpan balik berupa kalimat pujian yang pendek, misal
mendeskripsikan usaha terbaik untuk menstimulasi bagus, keren, pintar, pandai, cerdas, dan sebagainya.
pola pikir bertumbuh dan memotivasi peserta didik. Pemberian kritik tanpa penjelasan untuk perbaikan.
No. Prinsip Asesmen Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan

2. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai Membangun komitmen dan menyusun perencanaan Berfokus pada asesmen sumatif
dengan fungsi asesmen tersebut, dengan asesmen yang berfokus pada asesmen formatif
keleluasaan untuk menentukan teknik dan
waktu pelaksanaan asesmen agar efektif
mencapai tujuan pembelajaran Menggunakan beragam jenis, teknik, dan instrumen Tidak menggunakan instrumen penilaian atau
penilaian formatif dan sumatif sesuai dengan menggunakan instrumen asesmen, namun tidak
karakteristik mata pelajaran, Capaian Pembelajaran, sejalan dengan karakteristik mata pelajaran, Capaian
tujuan pembelajaran dan kebutuhan peserta didik Pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan kebutuhan
peserta didik

Asesmen dilakukan dengan alokasi waktu yang Asesmen dilakukan mendadak


terencana

Mengomunikasikan kepada peserta didik tentang Jenis, teknik, dan instrumen asesmen hanya dipahami
jenis, teknik, dan instrumen penilaian yang akan oleh pendidik sehingga peserta didik tidak memiliki
digunakan. Harapannya, peserta didik akan gambaran kriteria terbaik yang dapat dicapai.
berusaha mencapai kriteria yang terbaik sesuai
dengan kemampuannya
No Prinsip Asesmen Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan
.
3. Asesmen dirancang secara adil, Asesmen dilakukan dengan memenuhi prinsip keadilan tanpa Asesmen lebih menguntungkan peserta didik karena
proporsional, valid, dan dapat dipercaya dipengaruhi oleh latar belakang peserta didik latar belakang tertentu
(reliable) untuk menjelaskan kemajuan
belajar dan menentukan keputusan tentang
langkah selanjutnya Menerapkan moderasi asesmen, yaitu berkoordinasi Adanya unsur subjektivitas dalam asesmen
antarpendidik untuk menyamakan persepsi kriteria sehingga
tercapai prinsip keadilan

Menggunakan instrumen asesmen yang mampu mengukur Menggunakan instrumen asesmen yang tidak sesuai
capaian kompetensi dengan tepat dengan tujuan dan aktivitas pembelajaran

4. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian Jelas dan mudah dipahami oleh semua pihak Bahasa yang kompleks dan terlalu ilmiah, penggunaan
peserta didik bersifat sederhana dan kata atau kalimat negatif
informatif, memberikan informasi yang
bermanfaat tentang karakter dan Ketercapaian kompetensi dituangkan dalam bentuk angka Ketercapaian kompetensi dituangkan hanya dalam
kompetensi yang dicapai, serta strategi dan deskripsi bentuk angka
tindak lanjut

Laporan kemajuan belajar hendaknya didasarkan pada bukti Laporan kemajuan belajar tidak didasarkan pada bukti
dan pencatatan perkembangan kemajuan belajar peserta dan pencatatan perkembangan kemajuan belajar atau
didik didasarkan hanya pada bukti yang tidak mencukupi
No Prinsip Asesmen Hal-hal yang Perlu Dilakukan Hal-hal yang Perlu Ditinggalkan
.

Laporan kemajuan belajar digunakan sebagai dasar Laporan kemajuan belajar hanya dijadikan sekumpulan
penerapan strategi tindak lanjut untuk pengembangan data atau dokumen tanpa adanya tindak lanjut
kompetensi peserta didik

5. Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, Satuan pendidikan memiliki strategi agar hasil asesmen - Hasil asesmen hanya dijadikan data dan tidak
pendidik, tenaga kependidikan, dan orang digunakan sebagai refleksi oleh peserta didik, pendidik,
ditindaklanjuti untuk meningkatkan mutu
tua/wali sebagai bahan refleksi untuk tenaga kependidikan, dan orang tua untuk meningkatkan
pembelajaran
meningkatkan mutu pembelajaran. mutu pembelajaran - Hasil asesmen dijadikan perbandingan antar peserta
didik
Paradigma Asesmen
Paradigma Asesmen
No. Paradigma Asesmen Gambaran Umum

5. Keleluasaan Setiap satuan pendidikan dan pendidik akan menggunakan alur tujuan pembelajaran dan modul ajar yang berbeda, oleh sebab
menentukan kriteria itu untuk mengidentifikasi ketercapaian tujuan pembelajaran, pendidik akan menggunakan kriteria yang berbeda, baik dalam
ketercapaian tujuan bentuk angka kuantitatif maupun data kualitatif sesuai dengan karakteristik tujuan pembelajaran, aktivitas pembelajaran, dan
pembelajaran asesmen yang dilaksanakan. Kriteria ini disebut dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.
Kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran berfungsi untuk merefleksikan proses pembelajaran dan mendiagnosis tingkat
penguasaan kompetensi peserta didik agar pendidik dapat memperbaiki proses pembelajaran dan atau memberikan intervensi
pembelajaran yang sesuai kepada peserta didik.

6. Keleluasaan dalam Mempertimbangkan karakteristik mata pelajaran, Capaian Pembelajaran, alur tujuan pembelajaran, dan aktivitas pembelajaran,
mengolah hasil pendidik memiliki keleluasaan untuk mengolah hasil asesmen sesuai dengan kebutuhan serta kemampuan pendidik dalam
asesmen melaksanakan asesmen dan mengolah data hasil asesmen.

7. Keleluasaan dalam Pendidik dan satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk menentukan kriteria kenaikan kelas, dengan mempertimbangkan:
menentukan kenaikan  Laporan kemajuan belajar
kelas  Laporan pencapaian Projek Profil Pelajar Pancasila
 Portofolio peserta didik
 Ekstrakurikuler/prestasi/penghargaan peserta didik
 Tingkat kehadiran
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Projek penguatan Profil Pelajar Pancasila memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk “mengalami
pengetahuan” sebagai proses penguatan karakter Dunia saat ini semakin modern dengan kemajuan
sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan berkelanjutan yang dicapai melalui berbagai inisiatif
sekitarnya.
Dalam kegiatan projek ini, peserta didik memiliki projek yang sukses. Kegiatan seperti membuat
Perlunya Projek kesempatan untuk mempelajari-tema tema atau isu masakan untuk keluarga, merapikan halaman
Penguatan penting seperti perubahan iklim, anti radikalisme, rumah, atau mengadakan acara pentas seni
kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan
Profil Pelajar kehidupan berdemokrasi sehingga peserta didik bisa
sekolah, adalah contoh projek-projek yang dapat
Pancasila melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu tersebut dijalankan sehari- hari.
sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya. Projek
Bagi pekerja di dunia modern, keberhasilan
“... perlulah anak anak penguatan ini juga dapat menginspirasi peserta didik
untuk memberikan kontribusi dan dampak bagi menjalankan projek akan menjadi prestasi tersendiri
[Taman Siswa] kita
lingkungan sekitarnya. dibandingkan dengan loyalitas atau lama bekerja
dekatkan hidupnya kepada
Sejak tahun 1990an, pendidik dan praktisi pendidikan di dalam satu perusahaan. Memecahkan masalah
perikehidupan rakyat, agar
seluruh dunia mulai menyadari bahwa mempelajari hal- dunia nyata penting bagi orang dewasa, dan juga
supaya mereka tidak hanya hal di luar kelas dapat membantu peserta didik anak-anak
memiliki ‘pengetahuan’ saja mendapatkan pemahaman bahwa yang dipelajari di
sekolah memiliki hubungan dengan kehidupan sehari- . Agar anak-anak dapat memecahkan masalah dunia
tentang hidup rakyatnya,
sehari. Jauh sebelum itu, Ki Hajar Dewantara sudah nyata, kita harus mempersiapkan mereka dengan
akan tetapi juga dapat menegaskan pentingnya peserta didik mempelajari hal- pengalaman (pengetahuan) dan kompetensi yang
‘mengalaminya’ sendiri , hal di luar kelas, namun sayangnya selama ini
sesuai dengan tuntutan zaman. Dalam upaya
dan kemudian tidak hidup pelaksanaan hal tersebut belum optimal.
mempersiapkan peserta didik agar mampu
berpisahan dengan
mengembangkan kompetensi tersebut,
rakyatnya.”
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi,
Ki Hadjar
mencanangkan Projek Penguatan Profil Pelajar
Gaya Hidup Berkelanjutan
(SD-SMA/K) Kearifan Lokal
Memahami dampak dari aktivitas manusia, baik jangka (SD-SMA/K)
pendek maupun panjang, terhadap kelangsungan
kehidupan di dunia maupun lingkungan sekitarnya. Membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri
Tujuh Tema untuk melalui eksplorasi tentang budaya dan kearifan lokal
peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir masyarakat sekitar atau daerah tersebut, serta
dipilih sekolah
-
sistem untuk memahami keterkaitan aktivitas manusia perkembangannya.
dengan dampak-dampak global yang menjadi
akibatnya, termasuk perubahan iklim. - peserta didik mempelajari bagaimana dan mengapa
SD wajib memilih minimal 2 tema masyarakat lokal/ daerah berkembang seperti yang
- peserta didik dapat dan membangun kesadaran untuk ada, bagaimana perkembangan tersebut dipengaruhi
per tahun. bersikap dan berperilaku ramah lingkungan serta oleh situasi/konteks yang lebih besar (nasional dan
mencari jalan keluar untuk masalah lingkungan serta internasional), serta memahami apa yang berubah
SMP, SMA, dan SMK wajib mempromosikan gaya hidup serta perilaku yang lebih dari waktu ke waktu apa yang tetap sama.
berkelanjutan dalam keseharian. - peserta didik juga mempelajari konsep dan nilai-nilai
memilih minimal 3 tema per dibalik kesenian dan tradisi lokal, serta merefleksikan
tahun. - peserta didik juga mempelajari potensi krisis nilai-nilai apa yang dapat diambil dan diterapkan
keberlanjutan yang terjadi di lingkungan sekitarnya dalam kehidupan mereka.
(bencana alam akibat perubahan iklim, krisis pangan, - peserta didik juga belajar untuk mempromosikan
Sekolah menentukan tema dan krisis air bersih dan lain sebagainya), serta salah satu hal yang menarik tentang budaya dan nilai-
mengembangkannya untuk mengembangkan kesiapan untuk menghadapi dan nilai luhur yang dipelajarinya.
memitigasinya.
setiap kelas/angkatan. Contoh muatan lokal:
Contoh muatan lokal: Jawa Barat: sistem masyarakat di Kampung
Jakarta: situasi Naga Papua: sistem masyarakat di Lembah
Kalimantan:
banjir hutan sebagai paru-paru Baliem
dunia
Bhinneka Tunggal Ika Bangunlah Jiwa dan Suara Demokrasi
(SD-SMA/K) Raganya (SMP-SMA/K) (SMP-SMA/K)

Mengenal belajar membangun dialog penuh Dalam “negara kecil” bernama sekolah,
hormat tentang keberagaman kelompok Membangun kesadaran dan keterampilan untuk sistem demokrasi dan pemerintahan yang
agama dan kepercayaan yang dianut oleh memelihara kesehatan fisik dan mental, baik untuk diterapkan di Indonesia dicoba untuk
masyarakat sekitar dan di Indonesia serta dirinya maupun orang sekitarnya. dipraktikkan, termasuk namun tidak
nilai-nilai ajaran yang dianutnya. - peserta didik melakukan penelitian dan terbatas pada proses pemilihan umum dan
- peserta didik mempelajari perspektif mendiskusikan masalah-masalah terkait perumusan kebijakan.
kesejahteraan diri (wellbeing) mereka serta - peserta didik merefleksikan makna
berbagai agama dan kepercayaan tentang
fenomena global misalnya masalah mengkaji fenomena perundungan (bullying) yang demokrasi dan memahami implementasi
lingkungan, kemiskinan, dsb. terjadi di sekitar mereka, baik dalam lingkungan fisik demokrasi serta tantangannya dalam
- peserta didik secara kritis dan reflektif maupun dunia maya, serta berupaya mencari jalan konteks yang berbeda, termasuk dalam
menelaah berbagai stereotip negatif yang keluarnya. organisasi sekolah dan/atau dalam dunia
biasanya dilekatkan pada suatu kelompok - peserta didik juga menelaah masalah-masalah yang kerja.
agama, dan dampaknya terhadap terjadinya berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan fisik - Menggunakan kemampuan berpikir
konflik dan kekerasan. dan mental, termasuk isu narkoba, pornografi, dan sistem, peserta didik menjelaskan
- Melalui projek ini, peserta didik mengenal kesehatan reproduksi. peserta didik merancang keterkaitan antara peran individu
dan mempromosikan budaya perdamaian kegiatan dan komitmen untuk senantiasa menjaga terhadap kelangsungan demokrasi
dan anti kekerasan. kesejahteraan dirinya dan orang lain, serta Pancasila.
berusaha untuk mengkampanyekan isu terkait.
Contoh muatan lokal: Contoh muatan lokal:
Menangkap isu-isu atau masalah Contoh muatan lokal: Sistem musyawarah yang
keberagaman di lingkungan sekitar Mencari solusi untuk masalah cyber bullying dilakukan masyarakat adat
dan mengeksplorasi pemecahannya. yang marak di kalangan remaja lokal. tertentu untuk memilih kepala
desa.
Berekayasa dan Berteknologi untuk Kewirausahaan
Membangun NKRI (SD-SMA/K)
(SD-SMA/K) Mengidentifikasi potensi ekonomi di tingkat lokal dan masalah yang
ada dalam pengembangan potensi tersebut, serta kaitannya dengan
Berkolaborasi dalam melatih daya pikir kritis, kreatif, inovatif, sekaligus aspek lingkungan, sosial dan kesejahteraan masyarakat.
kemampuan berempati untuk berekayasa membangun produk berteknologi yang - peserta didik kemudian merancang strategi untuk meningkatkan
memudahkan kegiatan dirinya dan juga sekitarnya. potensi ekonomi lokal dalam kerangka pembangunan
berkelanjutan.
- Melalui kegiatan dalam projek ini seperti terlibat dalam kegiatan
- peserta didik mengasah berbagai keterampilan berpikir (berpikir sistem, berpikir
komputasional, atau design thinking) dalam mewujudkan produk berteknologi. ekonomi rumah tangga, berkreasi untuk menghasilkan karya
- peserta didik dapat mempelajari dan mempraktikkan proses rekayasa bernilai jual, dan kegiatan lainnya, yang kemudian diikuti dengan
(engineering process) secara sederhana, mulai dari menentukan spesifikasi proses analisis dan refleksi hasil kegiatan mereka.
sampai dengan uji coba, untuk membangun model atau prototipe produk bidang - Melalui kegiatan ini, kreatifitas dan budaya kewirausahaan akan
rekayasa (engineering). ditumbuhkembangkan. peserta didik juga membuka wawasan
- peserta didik juga dapat mengasah keterampilan coding untuk menciptakan tentang peluang masa depan, peka akan kebutuhan masyarakat,
karya digital, dan berkreasi di bidang robotika. Harapannya, para peserta didik menjadi problem solver yang terampil, serta siap untuk menjadi
dapat membangun budaya smart society dengan menyelesaikan persoalan- tenaga kerja profesional penuh integritas.
persoalan di masyarakat sekitarnya melalui inovasi dan penerapan teknologi,
mensinergikan aspek sosial dan aspek teknologi. Contoh muatan lokal:
Membuat produk dengan konten lokal yang memiliki daya
Contoh muatan lokal: jual.
Membuat desain inovatif sederhana yang menerapkan teknologi yang dapat
menjawab permasalahan yang ada di sekitar sekolah.
Menentukan durasi pelaksanaan untuk setiap Tema Projek yang dipilih dapat disesuaikan dengan pembahasan
Merancang tema. Durasi dapat dipilih antara dua minggu sampai 3 bulan, tergantung tujuan dan kedalaman eksplorasi tema.
Jika satuan pendidikan bertujuan untuk memberikan dampak sampai pada lingkungan di luar satuan pendidikan
alokasi waktu maka bisa jadi durasi pelaksanaan projek membutuhkan waktu yang lebih lama. Di luar durasi waktu pelaksanaan
projek dan projek, satuan pendidikan kembali mengatur kembali jadwal belajar mengajar seperti biasa.

dimensi Mengacu kepada Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor
162/M/2021 tentang Program Sekolah Penggerak, secara umum ketentuan total waktu projek adalah sekitar 20-30%
beban peserta didik per tahun adalah sebagai berikut:
Tingkat pendidikan Alokasi Jam Projek Per Tahun

SD I-V 252 JP

SD VI 224 JP

SMP VII-VIII 360 JP

SMP IX 320 JP

SMA X 486 JP

SMA XI 216 JP

SMA XII 192 JP


Penentuan tema dan topik spesifik sesuai dengan
tahapan sekolah

TAHAP TAHAP
TAHAP
AWAL LANJUTAN
Sekolah menentukan 2 tema
BERKEMBANG
Sekolah menentukan 2 tema Sekolah menentukan 2 tema
Tema pilihan
untuk SD, atau 3 tema untuk untuk SD, atau 3 tema untuk untuk setiap kelas SD, atau 3
SMP-SMA di awal tahun ajaran. SMP-SMA di awal tahun ajaran. tema untuk setiap kelas SMP-
SMA di awal tahun ajaran
(setiap kelas dapat memilih
tema yang berbeda).

Pemberian opsi tema


Sekolah menelaah isu yang Sekolah menelaah isu yang Setiap kelas menelaah isu yang
sama untuk semua kelas. sama untuk setiap 1-2 kelas. berbeda sesuai pilihan peserta
didik.
Penentuan topik
Sekolah yang menentukan Sekolah mempersiapkan Peserta didik mendiskusikan
tema dan topik projek. beberapa tema dan topik tema dan topik projek dengan
projek untuk dipilih oleh bimbingan guru.
peserta didik.
Mengembangkan Modul Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila
Pengembangan Modul Projek
Pengembangan modul projek harus mempertimbangkan prinsip berikut:
Tujuan pengembangan modul
Projek: 1. Mengacu kepada Dimensi, Elemen, dan Sub-elemen Profil Pelajar Pancasila
Mengembangkan perangkat ajar 2. Berpusat Pada Peserta Didik. Modul projek dikembangkan dengan memperhatikan kebutuhan
yang memandu satuan peserta didik, minat peserta didik, dan perkembangan sesuai fase elemen dan sub-elemen dari
Pendidikan dan pendidik dimensi Profil Pelajar Pancasila. Setiap kegiatan projek dapat mengasah kemampuan murid
melaksanakan projek
dalam memunculkan inisiatif serta meningkatkan daya untuk menentukan pilihan dan
penguatan Profil Pelajar Pancasila
memecahkan masalah yang diangkat dalam projek.
3. Holistik. Modul projek dikembangkan dengan memperhatikan tema secara utuh dan melihat
Pendidik memiliki
keterhubungan dari berbagai hal untuk memahami sebuah isu secara mendalam. Oleh
kemerdekaan untuk:
karenanya, setiap tema projek yang dijalankan dengan pendekatan lintas ilmu dan konten
 memilih atau memodifikasi pengetahuan secara
modul projek yang sudah
terpadu, dengan memperhatikan koneksi yang bermakna antar komponen dalam pelaksanaan
disediakan pemerintah
projek, seperti murid, pendidik, sekolah, masyarakat, dan realitas kehidupan sehari-hari.
untuk menyesuaikan
4. Kontekstual. Modul projek dikembangkan berdasarkan pada pengalaman nyata yang dihadapi
modul projek dengan dalam keseharian. Tema-tema projek yang disajikan sebisa mungkin dapat menyentuh
karakteristik peserta didik, persoalan
atau
lokal yang terjadi di daerah masing-masing.
 menyusun sendiri modul
5. Eksploratif. Modul projek dikembangkan dengan semangat membuka ruang yang lebar bagi
projek sesuai dengan proses
karakteristik peserta didik inkuiri dan pengembangan diri. Walaupun projek memiliki area eksplorasi yang luas dari segi
Komponen Modul Projek
Modul projek dilengkapi dengan komponen yang menjadi dasar dalam proses penyusunannya serta dibutuhkan untuk kelengkapan
pelaksanaan pembelajaran. Modul projek umumnya memiliki komponen sebagai berikut

Informasi umum Komponen inti Lampiran

 Identitas penulis modul  Deskripsi singkat projek.  Lembar kerja peserta didik
 Sarana dan prasarana  Dimensi dan sub elemen dari Profil Pelajar  Bahan bacaan pendidik dan peserta didik
 Target peserta didik Pancasila yang berkaitan  Glossarium
 Relevansi tema dan topik projek untuk  Tujuan spesifik untuk fase tersebut  Daftar pustaka
sekolah  Alur kegiatan projek secara umum
 Asesmen
 Pertanyaan pemantik
 Pengayaan dan remedial
 Refleksi peserta didik dan pendidik

Tidak semua komponen di atas wajib tercantum dalam modul projek yang dikembangkan oleh pendidik. pendidik di satuan pendidikan
diberi kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul projek sesuai dengan konteks lingkungan, visi sekolah, kesiapan sekolah
dan kebutuhan belajar peserta didik.
Dokumen pendukung pembelajaran dan Asesmen, meliputi:

• Capaian Pembelajaran
• Panduan Pembelajaran dan Asesmen
• Panduan pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
• Alur tujuan pembelajaran
• Modul ajar
• Modul Projek

dapat diakses di Platform Merdeka Mengajar

https://play.google.com/store/apps/details?id=id.belajar.app
17

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai