Program ini diluncurkan pada 1 Februari 2021, sejalan dengan visi Pendidikan Indonesia yaitu
“Mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar
Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia, bergotong royong dan berkebinekaan global”.
Sekolah Penggerak ini diharapkan menjadi katalis untuk mewujudkan visi pendidikan Indonesia,
ada dua hal penting yang perlu dipersiapkan untuk itu, yakni pertama sekolah Penggerak berfokus pada
pengembangan hasil belajar siswa secara holistic dengan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila dan yang
kedua sekolah penggerak diawali dengan sumberdaya manusia yang unggul dalam hal ini kepla sekolah dan
guru. Gambaran akhir dari sekolah penggerak secara umum ada empat hal sebagai berikut :
Program sekolah penggerak ini merupakan penyempurnaan dari program transformasi ekolah
Sebelumnya. Program sekolah penggerak ini merupakan kolaborasi antara Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Nasional dengan Pemerintah Daerah dimkana komitmen Pemerintah Daerah menjadi kunci
utama. Intervensi dilakukan secara holistic (menyeluruh), mulai dari SDM sekolah, pembelajaran,
perencanaan, digitalisasi, dan pendampingan Pemerintah Daerah. Ruang lingkup sekolah penggerak
mencakup seluruh kondisi sekolah, tidak hanya sekolh unggulan saja tetapi mencakup seluruh sekolah baik
negeri maupun swasta. Pendampingan sekolah penggerak dilakukan selama tiga tahun ajaran dan
selanjutnya sekolah melakukan transformsi secara mandiri. Program sekolah penggerak ini dilakukan
secatra terintegrasi dengan ekosistem sehingga seluruh sekolah di Indonesia menjadi sekolah penggerak.
Program sekolah penggerak ini akan mempercepat/ mengakselerasi sekolah negeri /swasta di
seluruh tahap untuk bergerak 1-2 tahap lebih maju dalam 3 tahun ajaran dengan skema sebagai berikut :
Sekolah penggerak terdiri dari lima intervensi yang saling terkait dan tidak bisa dipisahkan untuk
mewujudkan profil pelajar Pancasila melalui pendampingan konsultatif dan asimetris. Lima intervensi itu
adalah :
1. Penguatan SDM sekolah yang meliputi : Penguatan Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, Penilik, dan
Guru melalui program pelatihan dan pendampingan intensif (coaching one to one) dengan pelatih
ahli yang disediakan oleh Kemdikbud.
2. Pembelajaran dengan paradigma baru : Pembelajaran yang berorientasi pada penguatan
kompetensi dan pengembangan karakter yang sesuai nilai-nilai Pancasila, melalui kegiatan
pembelajaran di dalam dan luar kelas.
3. Perencanaan berbasis data ( Manajemen berbasis sekolah) : perencanaan berdasarkan refleksi diri
satuan pendidikan
4. Digitalisasi sekolah : Penggunaan berbagai platform digital bertujuan mengurangi kompleksitas,
meningkatkan efisiensi, menambah inspirasi, dan pendekatan yang disesuaikan.
Dengan Sekolah Penggerak, pembelajaran akan lebih bermakna dan sesuai dengan perkembangan zaman
dengan demikian Program Sekolah Penggerak akan mempercepat peningkatan mutu pendidikan di daerah.