Anda di halaman 1dari 4

Nama : HALIMAN,S.Pd.

No UKG : 201501657894
Kelas :A
Unit Kerja : SDN 3 Cibenda

LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah

No Hasil eksplorasi penyebab Akar penyebab Analisis akar


. masalah masalah penyebab masalah
1 Faktor yang dapat mempengaruhi - Cara mengajar Berdasarkan hasil diskusi
proses dan hasil belajar PJOK guru yang tidak dan analisis, ditentukan
yaitu: inovatif dan bahwa akar penyebab
1. Bakat Peseta Didik kontekstual masalah (root cause)/key
2. Minat Peserta Didik factor adalah cara mengajar
3. Kesehatan siswa - Guru masih guru. Cara mengajar guru
4. Motivasi siswa menggunakan akan ikut berkontribusi
5. Cara belajar siswa model untuk mempengaruhi
6. Cara mengajar guru pembelajaran mempengaruhi faktor
7. Kurang motivasi oleh guru demontrasi penyebab masalah lainnya.
8. Guru kurang memanfaatkan konvensional Cara mengajar guru
TIK dalam proses yanginovatif, kontekstual,
pembelajaran - Guru masih dan tepat akan mampu
9. Sarana belajar dirumah kesulitan dalam meningkatkan minat siswa,
10. Sarana danprasarana sekolah menentukan motivasi siswa, perhatian
11. Perhatian siswa Indikator siswa, memudahkan
12. Kondisi jasmani siswa Pencapaian penguasaan materi bagi
13. Sumber belajar terbatas
Kompetensi yang siswa, mampu mendorong
14. Tingkat kesulitan materi
sesuai dengan siswa untuk mendorong
15. Kompetensi awal siswa
tujuan semua potensi dirinya
16. Kompetensi guru
pembelajaran secara maksimal, dengan
17. Media pembelajaran
ditandai oleh keterlibatan
siswa secara aktif,kreatif
dan ivovatif selama proses
pembelajaran disekolah,
mampu mengefektifkan
pencapaian tujuan
pembelajaran atau tujuan
pendidikan, mampu
mendorong siswa untuk
melakukan perubahan
prilaku secara positif dalam
berbagai aspek kehidupan
(baik secara pribadi atau
kelompok.
Cara mengajar guru bisa
diwujudkan dengan
perencanaan pembelajaran
yang tepat dan pelaksanaan
pembelajaran sesuai dengan
perencanaan yang
ditetapkan. Oleh karena itu,
guru perlu menyusun
desain pembelajaran yang
Inovatif dan kontekstual serta
menerapkannya dalam
pembelajaran.

2 1. Keterampilan gerak siswa - Tingkat keperyaan Berdasarkan hasil diskusi


masih kurang dalam diri siswa masih dan analisis, ditentukan
melakukan/memprakte kan kurang dalam bahwa akar penyebab
Gerak Dasar Atletik terutama melakukan masalahnya yaitu Tingkat
pada Lari sprint jarak 40 pembelajaran Gerak keperyaan diri siswa yang
Meter Dasar Atletik masih kurang. Kepercayaan
terutama pada Lari diri sangat penting bagi
2. Tingkat keperyaan diri siswa sprint jarak 40 siswa dalam pembelajaran
masih kurang, ada siswa yang Meter penjaskes di sekolah,
masih merasa malu dalam - Sarana dan karena dengan
melakukan gerakan karena prasarana sekolah kepercayaan diri dapat
belum menguasai gerakan kurang mendukung membuat siswa menjadi
untuk pembelajaran bersemangat untuk
kebugaran jasmani melakukan pembelajaran
3. Siswa ada yang takut ketika Dan pembelajaran dan dapat membuat siswa
melakukan kegiatan Gerak Dasar Atletik mempraktikan
pembelajaran kebugaran terutama pada Lari pembelajaran yang
jasmani yang tidak sprint jarak 40 sedang dipelajari.
dimodfikasi. Meter

3 1. Orang tua tidak mengikuti Kurangnya komunikasi Kurangnya komunikasi


(tidak tahu) perkembangan antara guru dengan antara guru dengan orang
anaknya disekolah orang tua terkait tua terkait pembelajaran
2. Kurangnya pemahaman orang pembelajaran PJOK menjadi penyebab
tua mengenai arti penting lemahnya hubungan guru
dari penjas (kebugaran dan orang tua siswa. Karena
jasmani) untuk bagaimanapun intensitas
keberlangsungan hidup siswa perhatian orang tua
kedepannya berhubungan positif
Guru tidak menyampaikan terhadap prestasi belajar,
kekurangan dalam karena hal ini khususnya
pembelajaran terkait orang tua ikut
kekurangan media dalam menentukan
pembelajaran PJOK
4. Kurangnya komunikasi antara Berhasilnya siswa dalam
guru dengan orang tua belajar.

4 1. Guru sering - Guru kurang Guru kurang memiliki


menggunakan metode memiliki kepercayaan diri dan
ceramah pada Gerak Dasar kepercayaan diridan keinginan untuk
Atletik terutama pada Lari keinginan untuk mengimplementasikan
sprint jarak 40 Meter mengimplementasik pembelajaran inovatif
2. Karena pembelajaran an pembelajaran merupakan faktor utama
monoton, guru tidak inovatif guru belum maksimal
menggunakan media, dan - Guru masih mengimplementasi model-
cara guru mengajar kurang miskonhersif dalam model pembelajaran
menyenangkan perangkat inovatif. Guru harus lebih
pembelajaran percaya diri dan mencoba
sehingga KD dan mengimplementasikan
tujuan pembelajaran pembelajaran inovatif
tidak tepat. walaupun dengan waktu
yang terbatas. Untuk bisa
meningkatkan
kepercayaan diri harus
banyak membaca dan
banyak mencoba.

5 1. Desain Rencana Pelaksanaan Pengetahuan guru Dalam hal pembelajaran


Pembelajaran (RPP) Guru tentang (Higher HOTS, guru harus
belum memuat keterampilan Order Thinking Skills) membimbing/menggiring
berpikir tingkat tinggi HOTS masih kurang siswa agar terbiasa
2. Guru masih mengalami memahami dan
kendala saat penilaian yang memecahkan persoalan
terkait HOTS yang kompleks dan sulit.
3. Pengetahuan guru tentang Pembelajaran HOTS
(Higher Order Thinking merupakan pembelajaran
Skills) HOTS masih kurang yang mengajak siswa untuk
4. Belum diketahui analisis mencari tahu, merumuskan
Rencana Pelaksanaan masalah, menganalisis,
Pembelajaran guru mengenai mencari solusi, kreatif dan
pembelajaran berbasis HOTS kontemplatif. Kondisi
pada kurikulum 2013 faktual tentang hasil
5. Kesulitan menentukan pembelajaran yang terkait
Indikator Pencapaian dengan HOTS, masih belum
Kompetensi (IPK) dalam memenuhi harapan.
pembuatan RPP

6 1. Tidak tersedianya pasilitas Guru kurang mencoba Guru kurang mencoba


lapang ukuran 40 Meter menggunakan
2. Guru masih mengajar menggunakan berbagai Berbagai teknologi dalam
menggunakan metode teknologi dalam pembelajaran PJOK
ceramah-demontrasi pembelajaran PJOK menyebabkan guru kurang
3. Guru kurang mencoba maksimal menggunakan
menggunakan berbagai teknologi. Guru harus
teknologi dalam pembelajaran berani mencoba
PJOK penggunaan berbagai
teknologi pembelajaran.
Tanpa keberanian
mencoba, walaupun
gurunya punya fasilitas,
maka diyakini juga guru
kurang maksimal
memanfaatkan teknologi
pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai