Bab-9 Edit
Bab-9 Edit
MUTI-DEGREE-OF-FREEDOM
SYSTEM
9
Equation of Motion, Problem Statement,
and Solution Method
Equations of
Motion, Problem
PREVIEW Statement, and
Solution Methods
PEMBAHASAN :
Formulasi Diskretisasi Struktur dan Persamaan Gerak pada
Struktur Dinamik sebagai Sistem dengan Derajat Kebebasan
Tertentu.
Struktur sederhana : Bangunan geser
Formulasi umum untuk Sistem Multi-Degree of Freedom
yang mendapat Gaya Eksternal atau Gempa akibat
induksi dari Ground Motion.
Formulasi pada Gedung bertingkat banyak :
Gedung dengan Plan Simetris.
Gedung dengan Plan yang tidak Simetris.
Formulasi Analisa Respons Gempa pada sistem yang
mendapat induksi Ground Motion yang bervariasi.
Formulasi pada Sistem Inelastis.
Overview Metode Penyelesaian Persamaan Gerak.
Equations of
Motion, Problem
Statement, and
Solution Methods
Gambar 9.1.b
Gambar 9.1.a Gaya yang bekerja pada kedua
Bangunan Geser 2 lantai. massa.
Hukum Newton II
Resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda yang
bergerak sebanding dengan massa dikalikan dengan
percepatannya.
D’Alembert’s Principle,
mengenai Keseimbangan Dinamik
Prinsip ini berdasarkan pada Gaya Inertia Maya, yaitu gaya
yang bekerja pada suatu benda yang bergerak (dinamik)
setara dengan massa dikalikan dengan percepatan dan
bekerja berlawanan arah dengan percepatannya.
Catatan :
Hukum Newton II & D’Alemberts Principle adalah identik.
PERSAMAAN GERAK
Dari : Hukum Newton II & D’Alembert Principle
mu f S f D P (t ) (9.1.1b)
Catatan :
Gaya elastis fS & gaya damping fD aksinya berlawanan arah dengan
arah gaya luar P(t) karena gaya-gaya tersebut merupakan gaya dalam
yang resist terhadap deformasi & kecepatan.
PERSAMAAN GERAK
Dari persamaan (9.1.1b) , dapat diubah :
f I f D f S P(t ) (9.1.1d)
dimana :
fI = Gaya Inersia (resist terhadap percepatan)
fD = Gaya Redaman (resist terhadap kecepatan)
fS = Gaya Elastis (resist terhadap perpindahan )
P(t) = Gaya Ekasternal Dinamik
Bila diuraikan :
Gambar 9.1.b
Gambar 9.1.a Gaya yang bekerja pada kedua
Bangunan Geser 2 lantai. massa.
PERSAMAAN GERAK
BANGUNAN GESER 2 LANTAI
PERSAMAAN GERAK
BANGUNAN GESER 2 LANTAI
Dari persamaan (9.1.1b) :
mu f D f S P (t )
diuraikan dari j=1 s/d 2, maka :
u1 m1 0 f D1 f S1 P1(t )
u m fD fS P(t )
u2 0 m2 f
D2 fS 2 P2 (t )
Gambar 9.1.b
Gaya yang bekerja pada kedua
massa.
Asumsi
Asumsi material
material elastis,
elastis, Story
Story Shear
Shear VVjj pengaruh
pengaruh dari
dari
Gaya
Gaya Resisting
Resisting Elastis
Elastis pada
pada lantai
lantai ke-j
ke-j ::
V j k j j (9.1.4)
dimana
dimana ::
Story
Story Deformation Djj ::
Deformation D j u j u j 1
12 EI c (9.1.5)
Story
Story Stiffness
Stiffness kkjj ::
kj h 3
kolom
PERSAMAAN GERAK
BANGUNAN GESER 2 LANTAI
Gaya
Gaya Resisting
Resisting Elastis
Elastis pada
pada lantai
lantai ke-1
ke-1 ::
f s1 b a
f s1 f s1 k11 k 2 ( 2 ) (9.1.6)
dimana : 1 u1 dan 2 u 2 u1 (9.1.4a)
Substitusi persamaan 9.1.4a ke 9.1.6i, persamaan :
Gaya
Gaya Resisting
Resisting Elastis
Elastis pada
pada lantai
lantai ke-2
ke-2 ::
f s 2 k2 2 (9.1.6b)
Substitusi persamaan 9.1.4a ke 9.1.6b persamaan :
f s 2 k 2 (u2 u1 ) (9.1.6c)
PERSAMAAN GERAK
BANGUNAN GESER 2 LANTAI
Dalam
Dalam bentuk
bentuk matriks,
matriks, persamaan
persamaan 9.1.6a
9.1.6a &
& 9.1.6c
9.1.6c ::
f s1 k1 k 2 k 2 u1
(9.1.7)
f s 2 k2 k 2 u2
atau f s ku
PERSAMAAN GERAK
BANGUNAN GESER 2 LANTAI
Gambar 9.1.b
Gaya yang bekerja pada kedua
massa.
Story
Story Shear
Shear VVjj pengaruh
pengaruh redaman
redaman pada
pada lantai
lantai ke-j
ke-j ::
V j c j j (9.1.8)
Dengan
Dengan cara
cara yang
yang sama
sama dengan
dengan Gaya
Gaya Resisting
Resisting Elastis,
Elastis,
Gaya
Gaya Redaman
Redaman lantai-1
lantai-1 :: f D1 c1u1 c2 (u1 u 2 )
(9.1.9)
Gaya
Gaya Redaman
Redaman lantai-2
lantai-2 :: f D 2 c2 (u 2 u1)
PERSAMAAN GERAK
BANGUNAN GESER 2 LANTAI
Dalam
Dalam bentuk
bentuk matriks,
matriks, persamaan
persamaan 9.1.9
9.1.9 ::
f D1 c1 c2 c2 u1
(9.1.10)
f D 2 c2 c2 u 2
atau
f D cu
PERSAMAAN GERAK
BANGUNAN GESER 2 LANTAI
PERSAMAAN
PERSAMAAN GERAK
GERAK
f I f D f S P(t )
Substitusi
Substitusi persamaan
persamaan 9.1.7
9.1.7 &
& 9.1.10
9.1.10 ke
ke persamaan
persamaan 9.1.2
9.1.2 ::
m1 0 u1 c1 c2 c2 u1 k1 k 2 k 2 u1 P1t
0 m u c
c2 u 2 k 2
k 2 u2 P2 t
2 2 2
RESUME
Persamaan Matriks di atas merepresentasikan persamaan
differensial dari displacement u1(t) dan u2(t) dari frame 2 lantai
yang dikenakan Gaya Eksternal Dinamik P1(t) dan P2(t).
Kedua persamaan tersebut merupakan persamaan kopel, dalam
penyelesaiannya harus dilakukan secara simultan.
PERSAMAAN GERAK
BANGUNAN GESER 2 LANTAI
Sistem Massa Pegas Redaman
a).
b).
Gambar 9.1.3.
a) Sistem dengan dua derajat kebebasan.
b) Diagram free-body.
PERSAMAAN GERAK
BANGUNAN GESER 2 LANTAI
c2
u2
m1 P(t)
1
m2 P(t)
2
k1 k2
. . .
cu c (u -u )
1 1 .. 2 2 1 ..
m 1 u1 m2 u 2
P(t) P(t)
f j I j f Dj f Sj Pj (t )
k1 u1 1 2
k (u -u )
2 2 1
atau
m j u j c j u j k j u j Pj (t )
Dari Diagram freebody (gambar 9.1.3)
Persamaan keseimbangan :
m1 0 u1 c1 c2 c2 u1 k1 k 2 k 2 u1 P1t
0 m u c
c2 u 2 k 2
k 2 u2 P2 t
2 2 2
Komponen Massa ,Kekakuan ,& Redaman
Gambar 9.1.4
a) Sistem b) Komponen kekakuan c) Komponen Redaman d) Komponen Massa
Persamaan Gerak
(The equations of motions)
PENDEKATAN UMUM
UNTUK SISTEM YANG LINIER
DISKRETISASI
Idealisasi
Problem Fisik Struktur Frame
diskretisasi
Elemen :
Elemen-elemen yang • Balok
dihubungkan titik nodal • Kolom
• Shear wall
DISKRETISASI
Struktur Frame
Ruang Bidang
Setiap nodal Setiap nodal
6 Derajat Kebebasan 3 Derajat Kebebasan
3 translasi & 3 rotasi 2 translasi & 1 rotasi
Gambar 9.2.1a
Frame bidang
2 lantai & 2 bentang
didiskretisasi menjadi 6 nodal
dengan 18 derajat kebebasan.
DISKRETISASI
Gambar 9.2.1b
Bila deformasi aksial diabaikan
menjadi 8 derajat kebebasan.
Gambar 9.2.2
Gaya Dinamik Eksternal P(t)
yang bekerja pada nodal.
PENDEKATAN UMUM
UNTUK SISTEM YANG LINIER
GAYA ELASTIS
Gaya eksternal fSj :
f Sj kiju j dimana :
kij = Koefisien pengaruh kekakuan
uj = Displacement pada derajat kebebasan j
b) c)
GAYA ELASTIS
PROSES PENYELESAIAN
Nodal
j = 1 s/d j = N
f S ku Step 2
Step 1 GAYA ELASTIS
Gaya eksternal fsi pada DOF i yang memberikan displacement uj
sebesar 1 satuan.
Untuk j = 1 (lihat Gambar 9.2.3b)
f Si ki1u1 ki 2u2 .... kij u j .... kiN u N (9.2.1)
Dilakukan dari j=1 s/d j=N, langsung disuperposisikan
Step 2
Hasil dari Step 1 dapat dibentuk dalam bentuk persamaan matriks:
atau
f S ku (9.2.3)
Dimana k adalah Matriks kekakuan yang simetris ( kij=kji )
PENDEKATAN UMUM
UNTUK SISTEM YANG LINIER
GAYA REDAMAN
Gaya eksternal fDj :
f Dj cij u j dimana :
cij = Koefisien pengaruh redaman
új = Kecepatan pada derajat kebebasan j
Nodal
Bukan massa Gaya fD
tergumpal
Kecepatan ú
Gambar 9.2.4
Komponen redaman dari frame.
GAYA REDAMAN
PROSES PENYELESAIAN
Nodal
j = 1 s/d j = N
f D cu Step 2
GAYA REDAMAN
Step 1
Gaya eksternal fDi pada DOF i yang memberikan kecepatan új ,
sebesar 1 satuan.
untuk j = 1 (lihat Gambar 9.2.4)
f Di ci1u1 ci 2u 2 .... ciju j .... ciN u N (9.2.4)
Dilakukan dari j=1 s/d j=N, langsung disuperposisikan
Step 2
Hasil dari Step 1 dapat dibentuk dalam bentuk persamaan matriks :
GAYA INERSIA
Gaya eksternal fIj :
b) c)
GAYA INERSIA
PROSES PENYELESAIAN
Nodal
j = 1 s/d j = N
f S ku Step 2
GAYA INERSIA
Step 1
Gaya eksternal fIi pada DOF i yang memberikan percepatan üj
sebesar 1 satuan.
Untuk j = 1 (lihat Gambar 9.2.3b)
f Ii mi1u1 mi 2u2 .... mij u j .... miN uN (9.2.7)
Dilakukan dari j=1 s/d j=N, langsung disuperposisikan
Step 2
Hasil dari Step 1 dapat dibentuk dalam bentuk persamaan matriks:
MASSA
Contoh :
Gambar 9.2.5b, gaya Eksternal dengan
percepatan ü1 = 1 maka m11 = m1, dimana
m1 = ma+mb+mc (Gambar 9.2.6.c)
Catatan
Secara umum untuk idealisasi massa tergumpal, adalah matriks
massa diagonal, mij = 0 i =
/ j mjj = mj
a) GAYA INERSIA
Gambar 9.2.6
Massa tergumpal pada
Nodal struktur.
b) c)
Gambar 9.2.7
Derajat kebebasan untuk
distribusi massa pada lantai
diagframa yang rigid terhadap
bidang.
Lantai diagframa
Selalu diasumsikan rigid pada bidangnya tetapi fleksible untuk lentur
dalam arah vertikalnya, pendistribusian massanya dapat diidealisasi
seperti gambar 9.2.7, yaitu :
Translasi ujx dan ujy dalam arah x dan y
Rotasi uj dalam arah sumbu vertikal.
Catatan :
Massa Diagframa harus diikutkan konstribusi dari :
Beban mati & beban hidup pada diagframa
Elemen dari struktur : kolom, dinding, dll.
Elemen non struktural : dinding partisi, architectural finishing, dll.
antara lantai.
GAYA INERSIA
Gambar 9.2.8
Distribusi massa pada nodal
dengan Tributary area
f I f D f S P(t ) (9.2.11)
Gambar 9.3.1a
Derajat Kebebasan dari gaya
elastis dengan deformasi
aksial diabaikan ( 8 dof )
Gambar 9.3.1b
Derajat Kebebasan untuk
gaya inersia.
KONDENSASI
STATIK
Pada Gambar 9.3.1a & 9.3.1b, jumlah derajat kebebasan :
Gaya elastis 8 derajat kebebasan DOF Statis
Gaya inersia 2 derajat kebebasan DOF Dinamik
Karena tidak ada gaya luar yang berasosiasi dengan uo, dari
persamaan (9.3.2b) didapat hubungan antara uo & u1 :
1 (9.3.3)
u0 k00 k0t ut
Substitusi persamaan (9.3.3.) ke persamaan (9.3.2b) :
ˆ T 1
ktt ktt k0t k00 k0t (9.3.5)
Contoh 9.9
Tentukan Persamaan gerak frame 2 lantai dari contoh 9.7 dengan
menggunakan perpindahan lateral lantai u1 & u2.
Gambar E9.7
Struktur frame 2 lantai
Penyelesaian :
T
Dof dengan massa nol : uo u3 u4 u5 u6
T
Dof dinamik : ut u1 u2
Massa dan gaya eksternal untuk dof ut :
2
pt t p1 t p2 t
T
mtt m (a)
1
Dari hasil contoh 9.7 matriks kekakuan :
(b)
Matriks Kekakuan kondensasi dari persamaan 9.3.5 :
1
kˆtt ktt k0Tt k00 k 0t
ˆ EI 72 24
ktt
3 24 72
h
16h 2 2h 2 2h 2 0 6h 6h
2 6h
6h 6h 6h 6h 2h 2 16h 2 0 2h 6h
6 h 6 h 6 h 6h 2h 2 0 6h 2 h 2 6h 6h
2 6h
0 2h 2 h2 6h 6h
1
u0 k00 k0t ut
1
16h2
2h2
2h 2
0 6h 6h
2 2 6h
2h 16h 2 0 2h 6h
uo 2 ut
2h 0 6h 2 h2 6h 6h
0 2h 2 h2 2
6h 6h 6h
0,4426 0,2459
0,4426 0,2459
1
uo ut
h 0,9836 0,7869 (d)
0,9836 0,7869
Gambar E9.7
Struktur frame 2 lantai
Contoh :
Sebuah Rangka Gedung (gambar 9.4.1a)
Sebuah tower (gambar 9.4.1b)
Dengan definisi :
• Ug = Perpindahan dari tanah.
• uj.= Perpindahan relatif antara massa
dengan tanah
a) b) • Utj = Perpindahan total dari massa.
Gambar
Hubungan perpindahan terhadap waktu :
9.4.1a Rangka Gedung
9.4.1b Tower
utj (t) = uj(t) +ug.(t) (9.4.1a)
Gambar
9.4.1a Rangka Gedung
9.4.1b Tower
a) b)
Perpindahan total dalam bentuk persamaan vektor :
u t (t ) u (t ) u g (t )1 (9.4.1b)
Dimana : 1 adalah vektor orde N dari masing-masing elemen
yang setara dengan 1 satuan perpindahan tanah.
fI fD fS 0 (9.4.2)
Dimana :
t (9.4.3)
f I mu
Catatan :
Massa undeformable body, maka ü dipakai percepatan total.
Bila persamaan 9.4.2 diuraikan :
t
mu cu ku 0
Substitusi persamaan ut (t ) u(t ) ug (t )1 , didapat :
Catatan :
• Persamaan 9.4.4 adalah N persamaan differensial dari perpindahan
relatif uj(t) dari sistem MDF yang dikenakan percepatan tanah üg(t).
• K adalah Matriks kekakuan lateral dapat dicari dengan menggunakan
metode kondensasi statik
Perbandingan:
Eksitasi berbeda
Persamaan (9.2.12)
Stationary base
Gambar 9.4.2
Gaya efektif gempa
Generalisasi Perpindahan
quasi-static
+
Total Displacement Ekspresi Perpindahan
dari tiap Massa dinamik relatif
terhadap
perpindahan
quasi-static
Total displacement :
atau
t s t s
u j (t ) u j (t ) u (t ) u (t ) u u (t )
j
(9.4.6)
dimana :
uj = u = perpindahan dinamik relatif terhadap perpindahan
quasi-static.
usj = us = perpindahan quasi-static.
a) b)
Gambar 9.4.3
Vektor pengaruh i terhadap perpindahan statik ug=1.
Perpindahan quasi-static dapat diekspresikan :
u s (t ) u g (t )
dimana :
Vektor pengaruh i mewakili perpindahan massa hasil dari aplikasi
statik 1 satuan pada perpindahan tanah.
t
Persamaan (9.4.6 ),
menjadi : u (t ) u (t ) u g (t ) (9.4.7)
Gambar 9.4.4
a) Frame berbentuk L
b) Vektor pengaruh i
terhadap perpindahan
ug 1 statik ug=1.
Diberi gaya statik :
c) Gaya gempa efektif
Vektor pengaruh : T
1 1 0
m1
Gaya gempa efektif : peff (t ) mlug (t ) ug (t ) m2 m3 (9.4.10)
0
9.4.2 SISTEM PLAN SIMETRIS :
Gerak Tanah Translasi
GEDUNG
dengan Plan
Simetris
Dapat di analisa
secara indenpenden
dalam 2 arah lateral
a) b)
Forces
Forces FFSiSi
Displacement
Displacement uuSiSi
Gambar 9.4.5
a) Plan lantai ke-j dengan dof seperti tergambar.
b) Frame i, arah x, dengan gaya lateral Fsi & displacement usi .
Contoh :
Gambar 9.4.6
a) Frame berbentuk L
b) Vektor pengaruh i terhadap perpindahan statik g=1.
c) Gaya gempa efektif
Total percepatan :
b) c)
Gambar 9.5.1.
Sistem satu lantai
a) Plan
b) Frame A
c) Frame B
Hubungan gaya dengan perpindahan :
f s ku
f Sx k xx k xy k x u x
atau
Sy k yx
f k yy k y u y (9.5.1)
f k kx k u
S x
dimana :
fs = Gaya eksternal.
u = Vektor perpindahan dengan 3 Dof.
k = Matriks Kekakuan
f SA k y u A (9.5.2)
f SB k xBu B
(9.5.3)
f SC k xC uC
Lihat gambar 9.5.1b & 9.5.1c
Gambar 9.5.2.
Evaluasi Matriks kekakuan 1 lantai,
dengan sistem tidak simetris 2 arah
kxy = 0
kyy = ky
ky = eky
kx = (d/2)(kxC-Kxb)
ky = eky
k = e2ky + (d2/4)(kxB + kxC)
Superposisisikan Koefisien pengaruh kekakuan
Matriks Kekakuan :
k k d
xB xC 0 xC
( k k xB )
2
k 0 ky ek y
d 2
d 2
(k xC k xB ) ek y e ky (k xB k xC )
2 4
(9.5.4)
Gaya Inersia
Hubungan Gaya Inersia dengan komponen massa dan percepatan :
t
f Ix mux f Iy muty f I I out (9.5.11)
dimana :
m = Massa diagframa terdistribusi merata pada bidang.
Io = m(b2+d2)/12 adalah momen inersia
Ix
f m
x u t
t
f Iy m u y (9.5.12)
f I t
I o u
t
atau f I mu
Persamaan Gerak
Substitusi persamaan 9.5.12b & 9.5.1b ke persamaan 9.4.2 , dengan
tidak mengikutkan damping :
t
mu ku 0
(9.5.13)
dimana :
utx ux ugx (t )
t
ut u ug atau
u y u y ugy (t )
(9.5.14)
t
u
g
u u (t )
m ux k xx
t
0 k x u x mugx (t )
t (9.5.15)
u y 0 k y u y mugy (t )
m k yy
I o ut kx ky k u I u (t )
o g
9.5.2 SATU LANTAI :
Sistem tidak simetris dalam 1
arah
SISTEM (Gambar 9.51)
• Kekakuan lateral frame B & C identik ( kxb=kxc=kx)
• Sistem ini simetris pada sb-x tetapi tidak simetris pada sb-y.
Dengan mensubstitusikan kxb=kxc=kx ke persamaan 9.5.4, didapat
Matriks kekakuan lateral :
k k d
xB xC 0 (k xC k xB ) 2k 0 0
2 x
k 0 ky ek y 0
ky ek y
d 2
2 d
d2
(k xC k xB ) ek y e ky (k k xC ) 0 ek y e ky
2 k x
2 4 xB 2
Persamaan gerak 9.5.15 menjadi :
ux 2k xx u
t mugx (t )
m 0 0 x
t
m u y 0
ky ek y u
y m u
gy (t ) (9.5.17)
I o ut d 2
u
I u (t )
o g
0 ek y 2
e ky k x
2
Jika eksitasi yang menimbulkan rotasi dihilangkan, persamaan menjadi :
m u y k y ek y u y m 1
ek ugy (t ) (9.5.19)
I 0 u y k u I 0 0
Catatan :
• Persamaan governing uy dan ux adalah persamaan kopel pada
matriks kekakuannya kondisi ini disebabkan properti kekakuan
dari sistem tidak simetris dalam arah sumbu-y.
• Respon kopel lateral-torsional dapat diselesaikan dengan
sistem 2 persamaan Dof (persamaan 9.5.19) dengan prosedur
Bab 13.
9.5.3 SATU LANTAI :
Sistem simetris
SISTEM (Gambar 9.51)
• Kekakuan lateral frame B & C identik (kxb=kxc=kx)
• Frame A terletak pada pusat massa ( e = 0 ).
Persamaan gerak 9.5.15 menjadi :
ux 2k xx 0 0 u x
t mugx (t )
m
t
m
u
y
0 k y 0 u
y m u
gy (t ) (9.5.17)
I o ut d 2
u
I u (t )
o g
0 0 k x
2
Catatan :
• Ketiga persamaan diatas merupakan persamaan unkopel,
dimana masing-masing persamaan tersebut independen, kondisi
tersebut indentik dengan persaman Sistem SDF.
Implikasi dari persamaan unkopel tersebut :
• Perpindahan gerak kearah-x adalah murni hasil dari gerakan
lateral kearah-x, kondisi tersebut dapat diselesaikan dengan
menyelesaikan persamaan pertama dari persamaan 9.5.20 .
• Perpindahan gerak kearah-y adalah murni hasil dari gerakan
lateral kearah-y, kondisi tersebut dapat diselesaikan dengan
menyelesaikan persamaan kedua dari persamaan 9.5.20 .
• Dari hasil percobaan tidak ada gerakan torsi kecuali gerakan
pada base.
9.5.4 GEDUNG BERTINGKAT BANYAK :
Sistem tidak simetris dalam 1
arah
SISTEM (Gambar 9.5.3)
Lantai diagframa rigid pada bidangnya dan pusat massa
pada seluruh lantai terletak dalam satu sumbu vertikal.
Plan frame simetris dalam sumcu-x.
Plan frame tidak simetris dalam sumbu-y.
Gerakan dari massa digambarkan dengan 3 Dof yang
terletak pada pusat massa, yaitu :
• translasi ujx sepanjang sb-x.
• translasi ujy sepanjang sb-y.
• rotasi torsional uj dalam sb-vertikal.
Ujx & ujy adalah perpindahan relatif terhadap ground.
a)
b) c)
Gambar 9.5.3
Sistem Multisory
a) Plan
b) Frame i ,
arah-x
c) Frame i ,
arah-y
Gerakan translasi pada sumbu-x
• Gerakan translasi pada sb-x dapat ditentukan dengan
menggunakan Analisa Planar, dengan N Dof yaitu :
ujx , dengan j = 1,2,…,N.
Seksion 9.4.2
Gerakan translasi pada sumbu-y
• Gerakan tersebut merupakan gerakan kopel lateral-torsional
yang mempunyai 2N Dof, yaitu :
ujy & uj , dengan j = 1,2,…,N.
Dengan vektor perpindahan 2Nx1 :
T T T
u uy u
dimana :
u Ty u1 y u2 y .... u Ny
Step 1
Tentukan matriks kekakuan lateral dari masing-masing frame.
a) Definisikan Dof untuk setiap lantai pada frame ke-i, yaitu :
Lateral displacement pada level lantai :
T
ui u1i u2i .... u Ni
(gambar 9.5.3b & 9.5.3c)
Vertikal displacement & Rotasi pada setiap nodal.
b) Dari hasil diatas kita mendapat Matriks kekakuan yang
lengkap untuk frame ke-i dengan referensi Dof dari frame.
c) Kondensasi statik kan semua Dof rotasi & vertikal menjadi
Matriks kekakuan lateral NxN dari frame ke-i.
Step 2
Tentukan Matriks Transformasi perpindahan yang berhubungan
dengan Dof lateral ui yang telah didefinisikan pada step 1(a) pada
frame ke-i menjadi Dof Global u dari Struktur, sbb :
• Jika frame orientasinya arah-x :
ui a xiu (9.5.21a)
dengan Matriks transformasi :
a xi 0 yi I (9.5.22a)
• Jika frame orientasinya arah-y :
ui a yiu (9.5.21b)
dengan Matriks transformasi :
a yi I xi I (9.5.22b)
dimana :
xi & yi adalah lokasi frame ke-i dengan orientasi arah x & y
I = Matriks Identitas orde N
0 = Matriks Nol orde N
Step 3
Transformasikan Matriks Kekakuan lateral frame ke-i ke
Struktur global dengan Dof u, sbb :
T atau T
ki a xi k xi a xi ki a xi k xi a xi (9.5.23)
dimana :
Matriks ki (2Nx2N) adalah konstribusi kekakuan frame ke-i
terhadap Matriks kekakuan Struktur.
Step 4
Jumlahkan Matriks Kekakuan dari seluruh frame menjadi
Matriks Kekakuan Struktur Global :
k ki (9.5.24)
i
Lanjutan Step 4
Substitusikan persamaan 9.5.22 ke persamaan 9.5.23
kemudian dijumlahkan (persamaan 9.5.24), hasilnya sbb :
k yy k y
k (9.5.25)
k
y k
dimana :
k yy k yi
i
k y kTy xi k yi
i
(9.5.26)
k 2
( xi k yi 2
yi k xi )
i
Lanjutan Step 4
Persamaan gerak dengan tidak mengikut redaman :
m u y k yy k y u y m 1
k ugy (t ) (9.5.27)
I 0 u y k u I 0 0
m u y k yy k y u y m 1
2 k 2 ugy (t ) (9.5.28)
r m u y k u r m0
9.6 GEDUNG DENGAN PLAN SIMETRIS :
Gerak paksa torsional
SISTEM
Multistory Building
Plan simetris arah-x dan arah-y
Dikenakan hanya eksitasi percepatan rotasional üg pada
sumbu vertikal pada base struktur.
2 2
r mu k u r m1u g (t ) (9.5.28)
9.7 GERAK PAKSA PADA MULTIPLE
SUPPORT
SISTEM
Asumsi seluruh perletakan (support) dikenakan gerak
tanah yang identikal.
Formulasi dari persamaan gerak dapat bervariasi,
disebabkan berbagai macam komponen yang ditinjau.
m mg u
t
c cg u
t
k k g u
t
0
T T T
mg mgg ug c g c gg u g k g k gg u g Pg (t )
(9.7.1)
dengan kondisi tidak ada gaya eksternal pada superstructure.
dengan perpindahan :
u t u s u
(9.7.2)
u g u g 0
us adalah vektor perpindahan yang dikenakan gaya statik yang
memberikan perpindahan pada support displacement ug dalam
setiap waktu, hubungan tersebut adalah :
k k g u s 0
T s (9.7.3)
k g k gg u g Pg
Dengan mengalikan persamaan (9.7.1) persamaan pertama dari
persamaan tersebut :
maka didapat :
mu cu ku Peff (t ) (9.7.5)
Peff (t ) (mu s mg ug ) (cu s cu g ) (kus k g u g ) (9.7.6)
s
dimana : ku k g u g 0 (9.7.7)
s
u u g k 1k g (9.7.8)
Ng
s
u l u gl (t ) (9.7.9)
l 1
Substitusikan persamaan di atas ke persamaan 9.7.6 :
f s f s (u, u ) (9.8.1)
Note : Respon inelastik dari struktur dibahas pada Bab 15 & 19.
9.9 PROBLEM STATEMENT
Bagaimana Mendapatkan
Menentukan Respons
PERPINDAHAN
ANALISA STATIK
RELATIF u(t)
Penyelesaiannya : Penyelesaiannya :
Eksitasi sederhana : Secara Secara Numerik
langsung
Eksitasi kompleks : Secara
Numerik