Implement the
Determine the goals strategy
• Risk sources
• Interest rate risk / Market risk
• Inflation risk (PP)
• Business risk
• Financial risk
• Country risk, dst
• Risk Types
• Systematic/general risk: pervasive, impact all securities, cannot be avoided
• Non-systematic/specific risk: unique/specific to an issuer (emiten)
• Total Risk = Systematic risk + non-Systematic risk
Mengapa monitoring & evaluasi?
Choosing
investments is
START just the
beginning of your
work as an
investor. Kinerja positif: saat portfolio
terus meningkat, meskipun
dalam komposisinya ada
penurunan nilai
Portfolio Rebalancing?
mengubah alokasi
jenis aset portfolio atau
komposisi sekuritas- Kinerja investasi & tujuan dari
sekuritas yang ada di investasi.
portfolio
Kerangka Pikir
• Sejauh manakah portofolio yang dibentuk memberikan kinerja
memuaskan investor?
• Apakah return yang diterima sesuai dengan risiko yang
ditanggung?
• Apakah return yang diperoldeh sudah memadai menutup risiko yang Tujuan
ditanggung (risk adjusted) Return
• Apakah portofolio mampu memberikan tingkat return yang relatif
lebih tinggi dibandingkan return portofolio lainnya?
• Mana yang lebih efisien? Risiko
• Dua portfolio dengan return dan risiko sama tentu akan dinilai
berbeda bila waktu investasi yg diperlukan berbeda (1 vs 2
tahun)
• Perlu ditentukan patokan (benchmark) yang sesuai
• Tujuan investasi yang berbeda akan mengakibatkan penilaian Evaluasi Kinerja
kinerja portfolio yang berbeda
Ukuran Kinerja Investasi
Asset Return
• Return adalah salah satu cara untuk mengukur kinerja suatu aset atau pasar secara
keseluruhan.
• Rumus dasar untuk menentukan return adalah mengurangi nilai awal dari nilai akhir, dan
membagi hasilnya dengan nilai awal.
• Berbagai metode: return with probability, return non-probability, return and dividen, dan
lain sebagainya.
atau
Keterangan:
Pt = Close Price pada periode t
Pt-1 = Close Price periode t-1
Ilustrasi 01
• Misalkan terdapat lima jenis saham BBTN,BBCA, UNVR, BBRI, TLKM, ICBP periode
harian 1/3/2017-12/29/2017
• Melalui data tersebut kita dapat menghitung daily return, expected return maupun excess
return (setelah mempertimbangkan risk-free, data yang digunakan Indonesia 10 Year
Government Bond)
• Data dapat diperoleh dari https://www.wsj.com/market-data atau
https://finance.yahoo.com/ maupun basis data lainnya.
ILUSTRASI 01; Return Saham ( Daily Return, Expected Return dan Excess Return)
• Volatilitas adalah ukuran statistik dari sebaran return atas aset atau indeks pasar.
• Semakin tinggi volatilitas, semakin berisiko aset.
• Volatilitas sering diukur sebagai standar deviasi atau varians antara returns terhadap
indeks pasar atau sekuritas yang sama.
√
𝑛 𝑛
1 1
𝜎= ∑
𝑛−1 𝑖=1
( 𝑋 𝑖 −𝜇)2 𝜇= ∑ 𝑋 𝑖
𝑛 𝑖=1
• =1
• w is the weight of each asset
• r is the return of an asset
Ilustrasi 03
• Terdapat tiga jenis aset dengan tingkat return masing-masing 5,0%; 4,30% dan 3,25%.
Jika ada Dana sebesar IDR 22.000.000, hitunglah return portfolio nya?
• Portfolio yang terdiri dari tiga aset A, B, dan C. Maka volatilitas portfolio adalah:
2 2 2
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑐𝑒(𝑎𝑋+𝑏𝑋+𝑐𝑍 )=𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑐𝑒 ( 𝑋 )+𝑏 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑐𝑒(𝑌 )+𝑐 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑐𝑒( 𝑍)+2𝑎𝑏𝜌𝑥𝑦 𝜎𝑥 𝜎𝑦+2𝑏𝑐𝜌𝑦𝑧 𝜎𝑦+𝜎𝑧+2𝑎𝑐𝜌𝑥𝑧 𝜎𝑥 𝜎𝑧
Variance (Y) = Variance in asset Y’s returns, i.e. Y’s returns volatility squared (σy2)
Variance (Z) = Variance in asset Z’s returns, i.e. Z’s returns volatility squared (σZ2)
ρxy = correlation coefficient of X and Y returns
ρxz = correlation coefficient of X and Z returns
ρyz = correlation coefficient of Y and Z returns
Ilustrasi 04
• Misalkan terdapat lima enam jenis saham BBTN BBCA UNVR BBRI
TLKM ICBP (data harian Januari-Desember 2017)
• Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tingkat return dan varians
sebagai berikut
Actual Return
Item
JKSE BBTN BBCA UNVR BBRI TLKM ICBP
E(Ri) 0.00079 0.00313 0.00138 0.00154 0.00179 0.00049 0.00014
σi² 0.00003 0.00036 0.00014 0.00012 0.00018 0.00016 0.00015
Komposisi saham UNVR (32,4%), JSMR (17,6%), BBRI (25,8%), dan BBCA (24,2%)
D memberikan E(Rp) =0.094 % dengan σp2 = 0.024%.
Sektor: Consumer Goods Industry; Infrastructure, Utilities and Transportation; Finance
Komposisi saham ACES (9,1%), BNGA (12,8%), UNVR (33,3%), JSMR (18,1%), dan BBRI (26,2%)
E memberikan E(Rp) =0.089 % dengan σp2 = 0.032%.
Sektor: Consumer Goods Industry; Trade, Service and Investment; Infrastructure, Utilities and Transportation;
Finance
Review Ilustrasi 05B-05E
05A 05B 05C 05D 05E
E(Rp) 0.09% 0.07% 0.07% 0.09% 0.09%
σp2 0.03% 0.03% 0.06% 0.02% 0.03%
E(Rm) 0.08% 0.08% 0.08% 0.08% 0.08%
σm2 0.03% 0.03% 0.03% 0.03% 0.03%
0.08%
0.06%
0.04%
0.02% σm2
E(Rm)
0.00% σp2
05A E(Rp)
05B
05C
05D
05E
Portofolio diamati selama 3 tahun memberikan Ibu Haryati investasi sebesar Rp 100 juta pada awal
periode aliran kas dengan return berturut-turut periode ketika membeli portofolio saham. Pada akhir
periode pertama, Ibu Haryati mendapat dividen Rp 7
sebesar 5%; 8%; dan 10%. Berapa return juta. Akhir periode, menjual saham & menerima Rp 120
portofolio berdasarkan TWR? juta.
TWR = ((1+0,05)*(1+0,08)*(1+0,1))1/3-1
Tingkat bunga, r, dapat menggunakan bantuan
= ((1.05)*(1.08)*(1.1))1/3-1 komputer/ kalkulator finansial. Pada kasus ini tingkat
= 0,0764 atau 7,64% bunga yang akan mendiskonto arus kas mendatang
adalah 13,10%
Sumber: Tandelilin (2017: 498-500)
Risk-Adjusted Performance
• Kinerja portofolio tidak hanya dilihat dari return yang dihasilkan portofolio tersebut,
tetapi memperhatikan faktor lain seperti tingkat risiko portofolio tersebut.
• Beberapa ukuran risiko tersebut: Indeks Sharpe, Indeks Treynor, dan Indeks Jensen.
• Penting untuk dipahami: ukuran kinerja yang dipilih harus dapat mengukur hasil
investasi yang dicapai dan dapat dibandingkan dengan hasil yang menjadi tolok ukur,
portofolio lainnya atau pengelola investasi lainnya.
1 3
Risk Adjusted Performance: Sharpe Risk Adjusted Performance: Jensen
2 4
Risk Adjusted Performance: Treynor Information Ratio
Sharpe Ratio
• Menggunakan data pada ilustrasi 05A-05E, maka kita dapat mengkalkulasi sharpe ratio
sebagai
Sharpeberikut:
Ratio
• Rasio Treynor juga merupakan perbandingan antara excess return dibandingkan dengan risiko dari
portofolio. Namun yang membedakan, risiko yang dibandingkan hanya dari risiko sistematis (risiko pasar)
saja yang tercermin dari nilai beta. Nilai rasio semakin tinggi juga menggambarkan kinerja dari suatu
portofolio semakin baik.
• Sering disebut reward to volatility ratio, dengan asumsi bahwa portofolio sudah terdiversifikasi dengan baik
sehingga risiko yang relevan adalah risiko sistematis (beta)
dimana:
= indeks Treynor portofolio
= rata-rata return portofolio p selama periode pengamatan
= rata –rata tingkat return bebas risiko selama periode pengamatan
= beta portofolio p
Ilustrasi 08
• Menggunakan data pada ilustrasi 07 maka dikalkulasi Treynor Ratio sebagai berikut:
Treynor Ratio
• Indeks Sharpe dan indeks Treynor akan memberikan informasi peringkat kinerja
portofolio yang berbeda.
• Pilihan indeks mana yang akan dipakai tergantung dari persepsi investor terhadap tingkat
diversifikasi dari portofolio tersebut.
• Dalam indeks Sharpe, risiko yang dianggap relevan adalah risiko total (penjumlahan
risiko sistematis dan risiko tidak sistematis), sedangkan pada indeks Treynor hanya
menggunakan risiko sistematis (beta) saja
• Jika suatu portofolio dianggap telah terdiversifikasi dengan baik, berarti return portofolio
tersebut hampir semuanya dipengaruhi oleh return pasar. Untuk portofolio tersebut
tentu saja lebih tepat jika kita menggunakan indeks Treynor.
• Jika return suatu portofolio hanya sebagian kecil saja yang dipengaruhi return pasar,
tentu saja lebih tepat jika digunakan indeks Sharpe sebagai alat ukur untuk mengevaluasi
kinerja portofolio tersebut
Jensen’s Alpha
• Menggunakan data pada ilustrasi 07 dan 08, maka Jensen’s Alpha dapat diestimasi
Jensen
sebagai Ratio
berikut:
05A 05B 05C 05D 05E
Rp 0.00087 0.00071 0.00074 0.00094 0.00089
Rf 0.00019 0.00019 0.00019 0.00019 0.00019
Rm 0.00079 0.00079 0.00079 0.00079 0.00079
βp 1.10002 0.89916 0.94436 1.19278 1.13078
Jensen Ratio for 05A-05E is calculated using below formula
Treynor Ratio = Rp-(Rf+(Rm – Rf) / βp)
• Rasio yang mengukur konsistensi dari portofolio untuk menghasilkan return yang
berbeda dari benchmark yang menjadi acuan.
• Semakin besar information ratio menunjukkan bahwa portfolio tersebut mampu secara
stabil mengalahkan benchmark.
• Nilai information ratio yang positif menunjukkan portfolio yang superior terhadap pasar,
sedangkan memiliki nilai information ratio negatif menunjukkan portfolio yang inferior
terhadap pasar.
• Ketika berinvestasi pada obligasi, saham, atau reksadana, investor memiliki kesempatan
untuk meningkatkan return dengan menentukan market timing (waktu pasar yang tepat) –
berinvestasi saat pasar saham naik dan menjual sebelum mereka menurun.
• Strategi menentukan titik pembelian atau penjualan aset pada sesuatu masa, dengan
meramalkan kenaikan atau penurunan harganya dalam jangka pendek.
• Membuat keputusan dengan benar dan tepat: pada satu sisi menjual, dan sisi lainnya
membeli
Shifting funds between a market- Shifting funds between high beta
index and cash. stocks and low beta stocks.
𝑟 𝑝 − 𝑟 𝑓 =𝑎+ 𝑏 ( 𝑟 𝑀 −𝑟 𝑓 ) + 𝑐 ( 𝑅 𝑀 − 𝑅 𝑓 ) 2+𝑒 𝑝
Kondisi c positif menandakan adanya
timing ability
1 2 3
• Menggunakan data 5 portfolio reksa dana periode Januari 2015-Desember 2015, maka
dapat diilustrasikan sebagai berikut
rP rf a b (rM rf ) c (rM rf ) eP
2
• Apabila market bullish (naik), maka portfolio beta akan lebih tinggi (karena beta
merepresentasikan sensistifitas return saham terhadap return pasar). Hal ini menunjukkan
manajer memiliki kemampuan market timing dan more funds are invested in the risky
asset
• Apabila market bearish (turun), maka portfolio beta akan lebih rendah. Hal ini
menunjukkan manajer memiliki kemampuan market timing dan more funds are invested
in the safer (less risky) asset.
• Sehingga market timing berkaitan dengan pemindahkan dana antara portofolio indeks
pasar (risky asset) dan aset aman (safe asset)