Anda di halaman 1dari 18

KEBIJAKAN & STRATEGI

PELAKSANAAN PROGRAM IMUNISASI

Disajikan pada: Orientasi Pelaksanaan Program Imunisasi Rutin Bagi Petugas Puskesmas Reg.
Wilayah Sekitar Kota Pare-pare & Kab. Tana Toraja Tkt. Provinsi
Tanggal 10 sd 12 April 2019 1
Mengapa Imunisasi?

Membantuk
Proteksi lintas
Proteksi spesifik individu yang Kekebalan Kelompok
kelompok /Cross
diimunisasi - masyarakat (Herd
protection
Immunity)

Setiap orang yang Jumlah orang yang Pemberian imunisasi


mendapatkan diimunisasi dalam pada kelompok usia
imunisasi akan masyarakat dalam jumlah tertentu (anak) dapat
yang cukup (95%) dapat membatasi penularan
membentuk antibodi melindungi kelompok kepada
spesifik terhadap masyarakat yang rentan
penyakit tertentu kelompok usia
dewasa/orang tua
Sejarah Imunisasi
• Edward Jenner, dokter di inggris mengamati pekerja
peternakan inggris tidak sakit meskipun kontak dengan
cowpox..

• Pada 14 Mei 1776, melakukan penelitian dengan


memasukkan tetesan cairan kulit dari penderita cowpox.
6 minggu kemudian ditularkan penderita smallfox tetapi
tidak jatuh sakit.

• Inokulasi dengan bibit penyakit yang tidak berbahaya


dapat melindungi orang tersebut dair penyakit yang
disebut vaksinasi (nama latin cowpox=Vaccinia)

• 200 th yl, (1801) program inokulasi smallfox terhadap 100


ribu orang inggris untuk Smallpox
1956: Variola

1973:BCG

1974:TT

1976:DPT
Pengembangan
1982:Campak Vaksin dan Introduksi
1980: Polio
di Indonesia
1997: Hepatitis B

2004: DPT/HB (Kombinasi)

2013: IPV

2013: Haemofilus
influensa tipe b
(DPT/HB/Hib)
2017: MR
Tujuan Penyelenggaraan Imunisasi

Menurunkan kesakitan,
kecacatan & kematian akibat
(PD3I)

5
Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) di
Indonesia saat ini..

Tuberculosis Hepatitis B Diphteria Pertusis

Pneumonia Polio Measles Rubella

Tetanus Diare Rotavirus Japanese Ensefalitis Cervical Cancer


Keberhasilan Imunisasi
Eradikasi penyakit cacar.
tahun 1980  Imunisasi Stop
Tidak dijumpainya lagi kasus polio
sejak tahun 2006 (tahapan eradikasi
polio)  Sertifikasi BEBAS POLIO,
27 Maret 2014
Eliminasi Maternal dan Neonatal
Tetanus  Mei 2016
Herd Immunity atau
Kekebalan Kelompok

• Situasi dimana sebagian besar masyarakat terlindungi/kebal terhadap


penyakit tertentu sehingga menimbulkan dampak tidak langsung
(indirect effect) yaitu turut terlindunginya kelompok masyarakat yang
bukan merupakan sasaran imunisasi dari penyakit yang bersangkutan.
• Herd immunity dapat tercapai hanya dengan cakupan
imunisasi yang tinggi dan merata
Dengan cakupan imunisasi yang tinggi akan terwujud pula
kekebalan kelompok/herd immunity yang memberikan
perlindungan kepada semua orang di suatu lokasi termasuk
orang yang tidak mendapat imunisasi
Mengapa Target Imunisasi 95% ?
• Memberikan perlindungan yang optimal pada komunitas
 tidak cukup hanya cakupan >80%  banyak KLB
• Angka Drop Out yang meski cenderung menurun secara
nasional, tapi tinggi di beberapa daerah
• Memenuhi komitmen Indonesia terhadap global untuk
Eradikasi, Eliminasi dan Reduksi
• Target IDL dalam Renstra dan RPJMN sebesar 93% 
maka target setiap antigen harus lebih tinggi
Target Cakupan 95%

Sasaran 1.000 anak

Diimunisasi 950 anak Tidak diimunisasi 50 (15%)


(Cakupan 95%)

Terlindungi 807 anak (Efikasi


Tidak terlindungi 193: (15%)
85%)

Kekebalan Komunitas minimum yang


dibutuhkan: 80%
Terdapat 20% anak masyarakat yang tidak
terlindungi dalam 1 tahun cohort dan terus
bertambh setiap tahun
PERKEMBANGAN PENCAPAIAN CAKUPAN
IMUNISASI PROV. SUL-SEL THN 2014 - 2018
120

100

80

60

40

20

0
DPT/HB1/HI DPT/HB/Hib DPT/HB/Hib
HB 0 Total BCG POLIO 4 CAMPAK Tot IPV Campak Ljtn TT2+ IM. Lkp UCI
B1 3 Ljtn
TH. 2014 100 92,7 110,2 103,9 99,9 98,4 29,2 23,9 49,4 96,1 94,98
TH. 2015 99,5 105,7 107,9 104,4 102,3 100,9 29,4 26,3 65,8 99,4 95,2
TH. 2016 94,8 101,2 102 103,7 100,8 101,6 1,3 56,2 50,9 66 100,2 94,26
TH. 2017 86,9 91,4 94,4 91,9 91,1 92,5 53 70,6 65,5 60,9 92,3 96,45
TH. 2018 92,9 97,8 98,3 93,4 95,8 103,8 76,1 66,8 81,5 53,3 98,4 93,75

Ket : DPT/HB telah diganti menjadi DPT/HB/Hib pd Thn 2014


CAPAIAN UCI DESA THN 2018
120,0

100,0

80,0
Axis Title

60,0

40,0

20,0

0,0
Blk Gw Sj Prg Mks Pr2 Ltra Sdrp Wj Btg Spg Ttr Plp Pkp Tkl Trut Ekg Ltm Jpt Slyr Mrs Bn Lw Bru PROV
UCI 100, 100, 100, 100, 100, 100, 99,4 99,1 98,9 98,5 97,1 96,2 95,8 95,2 95,0 93,4 93,0 91,3 90,3 88,6 88,3 87,1 81,1 80,0 93,8
Jenis Imunisasi (Permenkes No.12/2017)
Imunisasi Program Imunisasi Pilihan
Imunisasi Rutin Imunisasi Tambahan Imunisasi Khusus • Pneumonia dan Meningitis
Imunisasi bagi akibat pneumokokus
Dasar Lanjutan Imunisasi yang di
berikan sesuai kajian orang yang akan • Diare (rotavirus)
epidemiologi di suatu dan dari tempat • Influenza
Imunisasi Anak bawah endemis jenis PD3I
pada bayi, dua tahun: daerah, Backlog • Gondongan (Mumps)
fighting tertentu • Rubella
yaitu:  DPT-HB- •Imunisasi
• Hepatitis B • Crash program • Tifoid
Hib Meningitis
• PIN
• BCG  Campak/ Meningokokus • Hepatitis A
• Polio Tetes • Catch Up Campaign
MR • Imunisasi Yellow • Kanker serviks (HPV)
(OPV) Anak Sekolah (kampanye)
• Sub PIN Fever (Demam • Japanese Encephalitis
• DPT-HB-Hib (BIAS): Kuning)
• IPV  Campak/ • Imunisasi dalam • Herpes Zoster
•Imunisasi Rabies
• Campak/MR MR penanggulangan • DBD
KLB (Outbreak • Imunisasi Polio
 DT
 Td Response
• WUS yaitu Immunization/
Td ORI)
Jadwal Imunisasi Program
IMUNISASI DASAR PADA BAYI & LANJUTAN PADA IMUNISASI LANJUTAN PADA WUS  HARUS MELALUI
BADUTA SKRINING
Status Interval Minimal
UMUR Masa Perlindungan
Imunisasi Pemberian
JENIS IMUNISASI
(BULAN)
T1 - -
0 Hepatitis B, BCG, OPV1 T2 4 minggu setelah T1 3 tahun
2 DPT/HepB/Hib1, OPV2, PCV1* T3 6 bulan setelah T2 5 tahun
3 DPT/HepB/Hib2, OPV3, PCV2* T4 1 tahun setelah T3 10 tahun
4 DPT/HepB/Hib3, OPV4, IPV T5 1 tahun setelah T4 Lebih dari 25 tahun
9 MR, JE* - DT HPV*
Td HPV*
12 PCV3* - MR Td
18 DPT/HepB/Hib4, MR2

* hanya di Prov/Kab/Kota Terpilih

BIAS
BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH
Kelas
1 SD
Kelas
2 SD
Kelas
5 SD
Kelas
6 SD
KETIKA :
• banyak cakupan imunisasi dasar yang tidak mencapai target 
banyak anak yang unimmunized (tidak imunisasi/tidak
lengkap imunisasi);
• Ditambah lagi: booster yang "minimalis"
Kejadian
• Petugas tidak melakukan analisa cakupan (terutama daerah-
daerah kantong); Luar Biasa
• Daerah tidak melakukanPD3I
tindakan antisipasi untuk menutup
kantong-kantong imunisasi tersebut (DOFU, SWEEPING, BLF)
KLB PD3I  apa yang harus dilakukan program
imunisasi?
• Lakukan segera ORI di daerah kasus dan daerah sekitarnya apabila
cakupan imunisasinya rendah (<80%) atau sesuai hasil rekomendasi PE
• Apabila kasus meluas ke daerah lain dan rentang usia semakin besar,
maka luas wilayah dan sasaran ORI juga harus diperluas  bisa
kabupaten/kota atau provinsi

Penguatan
Imunisasi Rutin
Kesimpulan
• Imunisasi merupakan upaya Intervensi Kesehatan yang paling
sukses dan cost effective
• Tujuan imunisasi dapat dicapai hanya dengan cakupan yang
tinggi, merata dan berkualitas di semua level administrasi
• Perlu dukungan semua pihak untuk meningkatkan kemauan
dan kesadaran masyarakat untuk imunisasi
• Kontribusi Imunisasi untuk membentuk generasi sehat, kuat &
berdaya saing unggul
TERIMA KASIH
18

Anda mungkin juga menyukai