Anda di halaman 1dari 23

PEDOMAN INTERNAL PROGRAM

IMUNISASI 2021

PUSKESMAS POGALAN
TAHUN 2021
PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK
DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN
KELUARGA BERENCANA
UPT PUSKESMAS POGALAN
Jl. Raya Trenggalek – Tulungagung KM. 09 Pogalan
Desa Ngetal Kec. Pogalan
Kabupaten Trenggalek Kode Pos : 66371
Telp. (0355) 795371, Email : pkm_pogalan@mail.com

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Kegiatan Imunisasi merupakan kegiatan rutin yang berkesinambungan yang dilaksanakan
sejak tahun 1956 yang ditandai dengan pelaksanaan cacar. Berangkat dari keberhasilan pelaksanaan
Imunisasi cacar, maka mulailah Pengembangan Program Imunisasi (PPI) dengan pemberian BCG
dan DPT 1,2,3. Selanjutnya pada Tahun 1980 ditambah dengan vaksin Polio dan 1982 vaksin
Campak dan terakhir pada tanggal 1April 1997 mengintegrasikan imunisasi Hepatitis B sebagai
bagian dari program imunisasi nasional, dengan demikian sampai saat ini program imunisasi telah
mencapai 7 antigen.
Diawal pelaksanaan imunisasi banyak menghadapi kendala hingga cakupan nasional
sebagai hasil pelaksanaannya pada tahun 1985 hanya mencapai 27%, berbagai upaya dilakukan
didalam peningktana cakupan antara lain dilakukan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) dan
hasilnya pada tahun 1988 cakupan tercapai sebesar 65%. Selanjutnya pada bulan November 1990
Indonesia secara nasional telah mendeklarasikan tercapainya Universal Child Imunisation (UCI).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat penyakit yang dapat dicegah
dengan Imunisasi (PD3I) di wilayah Puskesmas Pogalan.
2. Tujuan Khusus
a. Tercapainya UCI merata disemua desa yang ditargetkan pada Tahun 2002.
b. Tercapainya Erapo (Eradikasi Polio) yaitu tidak adanya virus polio liar di Indonesia yang
dibuktikan dengan tidak ditemukannya virus polio liar pada seluruh kasus AFP selama 3
tahun berturut – turut.
c. Tercapainya ETN (Eliminasi Tetanus Neonatorum), artinya menurunkan kasus TN sampai 1
per 1000 kelahiran hidup dalam 1 tahun.
d. Tercapainya Recam (Reduksi Campak) artinya angka kesakitan campak turun sampai 90
%dan angka kematian turun sampai 95 % dibanding sebelum ada program imunisasi.
e. Tercapainya mutu pelayanan imunisasi sesuai standar WHO.
C. SASARAN PEDOMAN
1. Dokter
2. Bidan
3. Perawat
4. Petugas Chold chain

D. Ruang Lingkup pedoman


1. Rutin
Pedoman ini menngatur tentang ruang lingkup penyelenggaraan imunisasi
meliputi:
1. Pelayanan imunisasi dasar kepada bayi (hepatitis b, BCG, Polio, DPT-HBHib, dan campak)
2. Pelayanan imunisasi tambahan pada balita backlog figting/ crash progam campak (DPT-HB-
Hib, campak)
3. Pelayanan imunisasi lanjutan anak sekolah (Dt, Td) dan wanita subur (TT)
2. kusus
1. Sweeping
Sweeping adalah upaya aktif mencari dan melengkapi imunisasi bagi bayi supaya jangan sampai
drop out pada akhir tahun.
2. Backlog Fighting
Backlogfighting adalah upaya aktif melengkapi dasar pada umur 1-3 tahun yang belum lengkap
imunisasi dasar pada waktu bayi.
D.Batasan operasional
a. PELAYANAN IMUNISASI

l.IDL (lrnunisasi Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) hila bayi Jumlab bayi yang mendapat 92% 92,5% 93% Kobortbayi
Dasar Lengkap) berusia kurang dari I (satu) tahun te1ab IDL dibagi jumlab bayi 1abir hidup
mendapatkan I (satu) kali Hepatitis B, dikali 100 %
l(satu) kali imunisasi BCG, 3 (tiga) kali
imunisasi DPT-HB-Hib, 4 (empat) kali
imunisasi Polio, dan I (satu) kali imunisasi
Campak di wi1ayab kelja Puskesmas pada
kurun waktu tertentu

2. UCI desa UCI (Univercal Coverage Immunization) Jumlab bayi IDL dibagijumlab bayi 1abir >95% >95% 100%
desa hidup dikali I00 %
adalah ke1uraban/desa dimana minimal 80
% bayi yang ada di desa tersebut
mendapatkan imunisasi dasar 1engkap di
wi1ayab kelja Puskesmas selama kurun
3 Imunisasi OT pada Hasil cakupao imunisasi OT ( Difteri Jumlab murid SOIMI klas I yaog mendpt >98% >98% >98% Laporao
anak kelas I SO Tetanus) pada aoak SOIMI kelas I di OT dibagi jumlab murid SOIMI kelas I imunisasi
wilayah ketja Puskesmas pada kurun waktu yaog ada dikali 100% (BIAS)
tertentu

4 Imunisasi Campak Hasil cakupao imunisasi campak pada Jumlab murid SOIMI klas I yaog >98% >98% >98% Laporao
pada anak kelas I SO anak SOIMI kelas I di wilayab ketja mendpt campak dibagi jumlab murid imunisasi
Puskesmas pada kuruo waktu tertentu SOIMI kelas I yaog ada dikali I 00 % (BIAS)

.5 Imunisasi TT pada Hasil cakupao imunisasi TT(Tetanus Jumlab murid SO/ MI kelas 2 dao 3 yaog >98% >98% >98% Laporao
anak SO kelas 2 dao Toxoid) mendpt TT dibagi jumlab murid SOIMI imunisasi
3 pada aoak SOIMI kelas 2 dao 3 di kelas I dao 2 yaog ada dikali I00 % TT
wilayab ketja Puskesmas pada kuruo
waktu tertentu

6. Imunisasi TT5 Hasil cakupao penapisao dao imunisasi TT Jumlab WUS yaog status TT 5 dibagi > ?:85% ?:85% Laporao
pada WUS (15-49 th) pada WUS (Wanita Usia Subur) umur 15- Jumlab WUS tabun yaog sama dikali I00 85% imunisasi TT
49 tabun dengao status TT5 (Imunisasi TT %
ke 5) di wilayab ketja Puskesmas pada
kuruo waktu tertentu

7.Imunisasi TT2 plus Hasil cakupao imunisasi TT pada ibu Jumlab bumil yaog status (T2 + T3 + T4 > ?:85% ?:85% Kohortibu
bumil (15-49 th) hamil usia 15-49 tabun dengao status T2 ( +T 5) dibagijumlab bumil tabun yaog 85% daoLaporao
Vaksio TT atau Td kedua) ditambab T3 sama dikali Imunisasi
ditambab T4 100% TT
ditambab T5 di wilayab ketja Puskesmas
pada kuruo waktu tertentu
8 Pemaotauao suhu Pencatatau suhu lemari es penyimpaoao Jumlab bulao pemaotauao (grafik) suhu 100% 100% 100%
lemari es vaksio vaksio 2 (dua) kali sehari pagi dao siaog lemari es pagi dao sore tiap hari (lengkap
pada buku grafik suhu di Puskesmas pada hatinya) dibagi jumlab bulao dalarn
kuruo waktu tertentu setabun (12 bulao) dikali I 00 %
9.Ketersediaao catatan stok vaksin Ketersediaao catatan stok vaksin sesuai Pengisiao buku Stok dibagi 12 100% 100% 100% Bukustok
dengao kebutuhao maksimum minimum bulao dikali I 00 % vaksin
ditunjukkao dengao pengisiao buku stock
vaksin di wilayah kerja Puskesmas pada kurun
wakto tertentu

10. Laporao KIPI Zero reporting I K!Pl Non Laporao zero reporting KIPI I K!Pl ( Kejadiao Jumlab Laporao KIPI Non Laporao
serius Ikutan Paska Imunisasi) non serius yaog Serius dibagi jumlab Lap 12 90% 90% 90% KIPI
lengkap di wilayah kerja Puskesmas pada bulao dikali I 00 %
kurun wakto tertentu

.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia (SDM)


Pola ketenagaan dan kualifikasi sumber daya manusia progam imunisasi :
1 Tenaga Teknis imunisasi Bidan(D111) Perawat (DIII), D3Farmasi
2 Tenaga Pelaksana Dokter
Bidan (DIII)
Perawat (DIII)
-
Tugas dan Tanggung Jawab tenaga teknis, tenaga pelaksana
1. Melaksanakan kegiatan teknis Imunisasi
2. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan
3. Melaksanakan kegiatan penerimaan vaksin, perawatan Cold Chain, penyimpanan vaksin
serta distribusi vaksin baik ke pelayanan Puskesmas

Tugas pokok dan fungsi pelaksana program Imunisasi adalah :


Melaksanakan kegiatan dalam rangka upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat
penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) di puskesmas Pogalan, diantaranya :
1. Melaksanakan kegiatan teknis Imunisasi
2. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan
3. Melaksanakan kegiatan penerimaan vaksin, perawatan Cold Chain, penyimpanan vaksin
serta distribusi vaksin baik ke pelayanan Puskesmasdan Klinik Swasta
4. Melakukan konsultasi dengan tenaga kesehatan lain
5. Melakukan pengawasan terhadap tindakan yang menyimpang dari standar prosedur yang
sudah ditetapkan.
6. Melakukan seluruh program kerja IMUNISASI yang sudah ditetapkan.

B. Distribusi Ketenagaan
Distribusi tenaga pelayanan progam imunisasi terdiri dari :
1 Puskesmas Induk
1 orang tenaga teknis
1 orang atau lebih pelaksana
3 Puskesmas Pembantu
1 orang pelaksana
34 Posyandu
1 orang pelaksana Posyandu
C. JADWAL KEGIATAN
BULAN
NO KEGIATAN Sumber dana
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
1. Pengambilan vaksin rutin √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Rekap laporan imunisasi rutin √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Validasi data imunisasi √ √
4. Pengambilan vaksin untuk peserta calon Haji √ √
5. Pengambilan vaksin untuk BIAS √ √
6. Melaksanakan kegiatan BIAS ke SD/MI √ √
7. Rekap laporan hasil kegiatan BIAS √ √

NO KEGIATAN SASARAN TUJUAN


1. Pengambilan vaksin Vaksin Mencukupi kebutuhan vaksin yang diperlukan dalam setiap bulan.
rutin.
2. Merekap laporan Vaksin Untuk mengetahui hasil pencapaian imunisasi dalam setiap bulan.
imunisasi rutin
3 Validasi data imunisasi Buku Untuk mendapatkan data yang sama antara petugas pelaksana imunisasi dengan koordinator
imunisasi.
4 Pengambilan vaksin haji Vaksin Mencukupi kebutuhan vaksin yang diperlukan untuk calon jemaah haji.
5 Pengambilan vaksin Vaksin Mencukupi kebutuhan vaksin yang diperlukan untuk BIAS.
BIAS
6 Pelaksanaan BIAS Murid SD/MI klas Memberikan kekebalan tubuh pada murid klas I,II,V terhadap penyakit Difteri dan Tetanus.
I,II,V.
7 Merekap laporan BIAS Buku Untuk mengetahui hasil pencapaian imunisasi dari kegiatan BIAS
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANGAN
Untuk pelayanan imunisasi dalam gedung.Ruang pelayanan imunisasi harus bersih, tidak
lembab, tidak terkena sinar matahari langsung. Untuk penyimpanan semua vaksin, ADS, safety
boks harus dekat dengan petugas. Untuk ruang vaksin penempatan lemari es:
1. Jarak minimal lemari es dengan didnding belakang adalah 10-15cm atau sampai pintu
lemari es dapat dibuka.
2. Jarak minimal antara lemari es dengan lemari es lain kurang lebih 15cm.
3. Lemari es tidak boleh terkena sinar matahari langsung
4. Ruangan mempunyai sirkulasi udara yang cukup.
5. Setiap satu unit lemari es menggunakan hanya satu stop kontak listrik.

wastafe Lemari arsip dan


tempat vaksin cariier Lemari es untuk
l
coolpac

Lemari es vaksin
Meja kerja
domestik

B. STANDAR FASILITAS
Lingkup ruangan chold chain adalah:
1. Jarak lemari es dengan dinding belakang adalah 10 – 15 cm, atau sampai pintu lemari es dapat
dibuka
2. Ruangan mempunyai sirkulasi udara yangcukup
3. Lemari es tidak terkena sinar matahari secara langsung
4. Lemari es menggunakan satu stop kontak
5. Ada alat pemantau suhu lemari es terdiridari : 1 buah termometer dalam lemari es, 1 buah
freeztag, buku grafik dan lembar pencatatan suhu
Tempat pelayanan
Tempat pelayanan dalam gedung
a. Puskesmas induk terdiri dari 1 ruang poli kesehatan ibu dan anak
b. Puskesmas pembantu terdiri dari 1 ruang untuk pemeriksaan kesehatan ibu dan anak

Tempat pelayanan luar gedung


a. Posyandu
1 meja pelayanan di Posyandu (meja ke-5)
b. Sekolah
Ruangan UKS
B. Standar Fasilitas
1. Peralatan
Peralatan Imunisasi terdiri dari sejumlah alat medis yang digunakan untuk
melaksanakan kegiatan imunisasi:
a. Kit imunisasi
1. Pinset 2 buah
2. Vaksin cariier 16 buah
3. Lemari es vaksin 2 buah
4. Temometer muller1 buah
5. Freeze tag buah
b. Peralatan surveillans
komputer dan printer 0 buah
c. Mebelair
1. Meja kerja 1 buah
2. Kursi kerja 2 buah
3. Kursi hadap 0 buah
d. Penunjang
1. Tempat sampah medis 1 buah
2. Tempat sampah non medis 1 buah
e. Bahan habis pakai
1. ADS 0,05 ml, o,5 ml, 5 ml Sesuai kebutuhan
2. Kapas Sesuai kebutuhan
3. Vaksin (Hb, BCG.polio, DPT-HB-hib,IPV Sesuai kebutuhan, DT, Td
dan MR)
4. Safety box Sesuai kebutuhan
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN
Kegiatan pelayanan imunisasi terdiri dari:
1. Perencanaan
a. Perencanaan sasaran
b. Perencanaan target cakupan
c. Perencanaan kebutuhan vaksin
2. Pelaksanaan
a) Persiapan petugas
b) Persiapan masyarakat
c) Pemberian layanan imunisasi
a. Pelayanan imunisasi dasar dan lanjutan di dalam gedung (Puskesmas Pogalan,
Puskesmas Pembantu Wonocoyo, Puskesmas Pembantu Ngadirenggo, puskesmas
pembantu Ngadirejo, puskesmas pembantu Kedunglurah, Polindes Kedunglurah,
polindes Bendorejo, Ponkesdes Ngetal)
b. Pelayanan imunisasi dasar dan tambahan luar gedung backlog fighting/ crash progam
( 24 Posyandu)
c. Pelayanan imunisasi dasar lanjutan anak sekolah (…. SD…. SMPN)
d. Kegiatan imunisasi masal untuk antigen tertentu dalam waktu tertentu dan dalam
wilayah tertentu (PIN, Sub Pin).
d) Koordinasi
3. Pengelolaan rantai vaksin
4. Pengelolaan limbah
5. Pencatatan dan pelaporan

B. METODE
Metode pelayanan imunisasi sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan kondisi di klinik imunisasi
UPT Puskesmas Pogalan yaitu :
Metode imunisasi IDL (HB-0, BCG, DPT, POLIO, IPV, MR) :
1. Memanggil orang tua/keluarga masuk ke klinik imunisasi.
2. Melakukan anamnesa dan mencatat di CM, buku KIA dan buku register imunisasi.
3. Menyiapkan alat dan bahan
4. Memberitahu manfaat dan efek samping setelah penyuntikan imunisasi dan cara
menanggulanginya
5. Mencuci tangan dan memakai APD
6. Membersihkan lengan kanan atas bayi dengan kapas air DTT
7. Melakukan penyuntikan dilengan kanan atas dengan cara intra cutan
8. Melakukan desinfektan dengan kapas air DTT
9. Mencuci tangan
10. Memberi tahu orang tua/keluarga bahwa bayinya sudah disuntik
11. Memberitahu kapan harus kembali imunisasi
C. LANGKAH KEGIATAN
Langkah-langkah kegiatan imunisasi:
1. Perencanaan
Perencanaan sasaran dilakukan di setiap tahun kegiatan
2.
BULAN
NO KEGIATAN Sumber dana
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
1. Pengambilan vaksin rutin √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Rekap laporan imunisasi rutin √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Validasi data imunisasi √ √ √
4. Pengambilan vaksin untuk peserta calon Haji  V  V
5. Pengambilan vaksin untuk BIAS √ √
6. Melaksanakan kegiatan BIAS ke SD/MI √ √
7. Rekap laporan hasil kegiatan BIAS √ √
BAB IV
LOGISTIK

Ketersediaan logistik, yang antara lain berupa form-form pelaporan maupun sarana yang
dibutuhkan untuk pencatatan dan pelaporan maupun yang dibutuhkan untuk meningkatkan
pelayanan program imunisasi. Oleh karena itu program imunisasi harus membuat usulan anggaran
untuk memenuhi kebutuhan logistik ini kepada kepala puskesmas/pimpinan BLUD untuk dapat
dianggarkan dalam RBA BLUD. Adapun kebutuhan logistik program imunisasi antara lain :
Logistik dalam pelayanan Imunisasi meliputi :
A. Vaksin
1. Vaksin BCG Strain Danish Vial Vaksin BCG
2. Vaksin Pentabio Vial Vaksin DPT-HB-Hib
3. Vaksin Jerap Td Vial Vaksin Tetanus Difteri
4. Vaksin Jerap DT Vial Vaksin Difteri Tetanus
5. Vaksin Oral Polio Vaccine (BOPV) Vial Vaksin Polio
6. Meales Rubella
7. Vaksin IPV Vial
8. Vaksin Hepatitis HB 0
B. Bahan habis pakai
1. Pelarut Melales RubellaVial
2. Pelarut Vaksin BCG Vial
3. Kapas Biji
4. ADS (Auto Distruct Syringe)0,05 ml, 0,5 ml, 5,0 ml Dos
5. Safety Box Volume 5 ltr Biji
C. Adminitrsasi
1. Buku laporan imunisasi perdesa
2. Buku rekapan hasil imunisasi
3. Buku bon vaksin
4. Buku stok pelarut vaksin
5. Buku pengeluaran vaksin
6. Buku pemantauan suhu lemari vaksin
7. ATK
8. Laporan imundaskap
9. Laporan Batita
10. Laporan stok vaksin
11. Laporan TT WUS dan BUMIL
12. Laporan KIPI ringan
13. Laporan imunisasi dasar
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGAM

A. Pengertian
Keselamatan Pasien (Patient Safety) adalah suatu sistem dimana puskesmas
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
1. Asesmen Resiko
2. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien
3. Pelaporan Dan Analisis Insiden
4. Kemampuan Belajar Dari Insiden Dan Tindak Lanjutnya
5. Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :
12. Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
13. Tidak mengambil tindakan yang seharusnya tidak diambil
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di puskesmas
2. Meningkatnya akuntabilitas puskesmas terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di puskesmas
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN (KTD)
Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan cedera
pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien.
Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis
karena tidak dapat dicegah.
KEJADIAN NYARIS CEDERA (KNC)
Adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambill (omission), yang dapat
mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi :
1. Karena “keberuntungan”
2. Karena “pencegahan”
3. Karena “peringanan”
KESALAHAN MEDIS
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan
atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien.
C. Tata Laksana
1. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada pasien
2. Melaporkan pada dokter
3. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter
4. Mengobservasi keadaan umum pasien
5. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir “Pelaporan Insiden Keselamatan”.
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGAM

A. Pengertian
Keselamatan Pasien (Patient Safety) adalah suatu sistem dimana puskesmas membuat asuhan pasien
lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
1. Asesmen Resiko
2. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien
3. Pelaporan Dan Analisis Insiden
4. Kemampuan Belajar Dari Insiden Dan Tindak Lanjutnya
5. Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :
1. Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
2. Tidak mengambil tindakan yang seharusnya tidak diambil
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di puskesmas
2. Meningkatnya akuntabilitas puskesmas terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di puskesmas
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD)
KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN (KTD)
Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan cedera
pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien.
Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis
karena tidak dapat dicegah.
KEJADIAN NYARIS CEDERA (KNC)
Adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambill (omission), yang dapat
mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi :
1. Karena “keberuntungan”
2. Karena “pencegahan”
3. Karena “peringanan”
KESALAHAN MEDIS
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkanatau berpotensi
mengakibatkan cedera pada pasien.
C. Tata Laksana
1. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada pasien
2. Melaporkan pada dokter
3. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter
4. Mengobservasi keadaan umum pasien
5. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir “Pelaporan Insiden Keselamatan”.
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGAM

A. Pengertian
Keselamatan Pasien (Patient Safety) adalah suatu sistem dimana puskesmas membuat
asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
1. Asesmen Resiko
2. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien
3. Pelaporan Dan Analisis Insiden
4. Kemampuan Belajar Dari Insiden Dan Tindak Lanjutnya
5. Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko

Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :


1. Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
2. Tidak mengambil tindakan yang seharusnya tidak diambil

B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di puskesmas
2. Meningkatnya akuntabilitas puskesmas terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di puskesmas
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD)

KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN (KTD)


Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan cedera pasien akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan bukan
karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau
bukan kesalahan medis karena tidak dapat dicegah.

KEJADIAN NYARIS CEDERA (KNC)


Adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambill (omission), yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius
tidak terjadi :
1. Karena “keberuntungan”
2. Karena “pencegahan”
3. Karena “peringanan”
KESALAHAN MEDIS
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera pada pasien.
C. Tata Laksana
1. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada pasien
2. Melaporkan pada dokter
3. Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter
4. Mengobservasi keadaan umum pasien
5. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir “Pelaporan Insiden Keselamatan”.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak langsung dengan
pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus tentunya mempunyai resiko terpajan infeksi, oleh
sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya dari resiko tertular
penyakit agar dapat bekerja maksimal.
I. Tujuan
a. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat melindungi diri sendiri,
pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
b. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai resiko tinggi
terinfeksi penyakit menular dilingkunagn tempat kerjanya, untuk menghindarkan paparan
tersebut setiap petugas harus menerapkan prinsip “Universal Precation”.

II. Tindakan Yang harus di lakukan


a. Cuci tangan yang kurang benar.
b. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
c. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman.
d. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman.
e. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat.
f. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.

III. Prinsip Keselamatan Kerja


Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja adalah menjaga
hygiene sanitasi individu, hygienie sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip tersebut
dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan pokok yaitu:
a. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang.
b. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna mencegah kontak
dengan darah serta cairan infeksi yang lain.
c. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai.
d. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan.
e. Pengelolaan imbah dan sanitasi ruangan.
BAB V111
PENGENDALIAN MUTU

Untuk menjamin pengendalian mutu program imunisasi maka yang harus dilakukan adalah:
1. Seluruh bidan melaksanakan seluruh kegiatan yang sudah direncanakan dan menepati jadwal
pelaksanaan kegiatan yang sudah ditetapkan
2. Bidan desa bertanggung jawab terhadap tugasnya masing-masing dan memastikan bahwa seluruh
kegiatannya dapat berjalan dengan baik.
3. Bidan koordinatormenganalisis masalah yang muncul dari program ini kemudian
merekomendasikan solusi pemecahan masalah dan melaporkan kepada kepala puskesmas.
4. Pimpinan BLUD/ Kepala puskesmas membahas permasalahan dan rekomendasi pada forum
minilokakarya puskesmas maupun tinjauan manajemen
5. Pimpinan puskesmas melakukan monitoring dan evaluasi pada kegiatan program IMUNISASI
BAB VI
PENUTUP

Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan di Puskesmas


maka pelaksanaan kegiatan program IMUNISASI merupakan salah satu progran yang penting untuk
diperhatikan.Melalui program ini diharapkan dapat lebih meningkatkan kepercayaan masyarakat
terhadap puskesmas Pogalan. Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan. Semoga program ini
dapat menjadi salah satu yang memberi nilai positif bagi peningkatan mutu pelayanan di puskesmas
Pogalan.

Anda mungkin juga menyukai