Kondensor merupakan alat penukar kalor (heat exchanger) yang berfungsi sebagai media terjadinya
proses kondensasi. Proses kondensasi di dalam kondensor terjadi dengan cara penurunan temperatur dari
salah satu fluida kerjanya. Di dalam kondensor terjadi proses perpindahan panas dari uap yang berperan
sebagai fluida panas dan air yang berperan sebagai fluida dingin. Dalam proses pengolahan sampah
menggunukan metode pirolisis perlu melalui proses kondensasi.
Kondensasi merupakan proses yang terjadi ketika uap jenuh bersentuhan dengan suatu permukaan yang
suhunya lebih rendah (Kreith, 1991: 524). Dalam proses kondensasi terjadi proses pelepasan kalor dari
suatu sistem yang menyebabkan uap (vapor) berubah menjadi cair (liquid). Kondensor merupakan alat
penukar kalor (heat exchanger) yang berfungsi sebagai media terjadinya proses kondensasi. Proses
kondensasi di dalam kondensor terjadi dengan cara penurunan temperatur dari salah satu fluida kerjanya.
Di dalam kondensor terjadi proses perpindahan panas dari uap yang berperan sebagai fluida panas dan air
yang berperan sebagai fluida dingin.
RUMUSAN MASALAH
1. Penelitian oleh (Yunianto et al., 2013) yang berjudul “Pengaruh Perubahan Debit Aliran Fluida Panas Dan Fluida Dingin Terhadap
Efektifitas Pada Penukar Kalor Tipe Plat Aliran Silang” mengatakan bahwa Nilai efektivitas yang terbaik pada proses penelitiannya
adalah sebesar 41 % pada temperatur air panas 70 ºC dan pada saat laju fluida panas 5 lt/min dan debit fluida dingin sebesar 11 lt/min.
Sedangkan efektifitas terendah adalah 23 % terjadi pada debit air dingin 5 lt/mnt dengan temperatur 50 ºC.
2. Penelitian oleh (Ridhuan & Juniawan, 2014) yang berjudul “Pengaruh Media Pendingin Air Pada Kondensor Terhadap Kemampuan
Kerja Mesin Pendingin” mengatakan bahwa semakin kecil debit semakin besar temperatur airnya dan sebaliknya semakin besar debit
semakin kecil temperatur airnya dan pada debit 0,06L/s temperatur air mencapai 38 ºC dan debit 0,075 L/s temperatur air mencapai 35 ºC
dan debit 0,09L/s temperatur air mencapai 33 ºC.
3. Penelitian oleh (Ahmad & Anis, 2018) yang berjudul “Pengaruh Debit Air Pendingin Dan Posisi Kondensor Terhadap Hasil Kondensasi
Pirolisis Getah Pinus” mengatakan bahwa temperatur air pendingin kondensor mengalami penurunan pada setiap kenaikan variasi debit
air pendingin dan untuk posisi kondensor semakin besar sudut kemiringan kondensor terhadap posisi horizontal maka semakin besar
temperatur air pendingin. Variasi debit 2 L/menit dengan posisi kondensor vertikal menghasilkan temperatur paling tinggi dengan nilai
32,6 ºC, dan pada variasi debit 5 L/menit dengan posisi kondensor horizontal menghasilkan temperatur paling rendah dengan nilai 29,6
ºC.
METODOLOGI PENELITIAN
Proses Simulasi
Simulasi menggunakan
Analisis
Pembuatan Geometri software Simscale
Kondensor dengan
solidwork
Penentuan Hasil Berhasil
Kecepatan pada Pipa
Penentuan Model kondensor Ya
Conjugate Heat
Transfer
Hasil Dan
Tidak Pembahasan
Proses Mesh Parameter Pengujian
Selesai
GEOMETRI
Spesifikasi :
- Material Stainless Steel AISI 304 untuk tabung dan copper untuk pipa
Diameter pipa 1.5 inchi, tabung 400 mm
Tinggi 600 mm.
Ketebalan pipa 2mm
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ac = π D
( T h , 𝑖 − T 𝑐 ,𝑜 ) − ( T h ,𝑜 −T 𝑐 ,𝑖 )
2
∆ Tlm= =¿
As = pL = πDL ln ( T h , 𝑖 −T 𝑐 ,𝑜 ) / ( T h ,𝑜 −T 𝑐 ,𝑖 )
Q = V.Ac
ṁ= ρ.Q
Ch = ṁh Cp
Cmin = Ch
Content Here
Q̇ max = Cmin(Th,in – Tc,in)
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
1. Pada variasi debit air pendingin 2 liter/menit, 4 liter/menit, 6 liter/menit nilai temperatur tertinggi
terdapat pada variasi debit air pendingin 2 liter/menit dengan nilai sebesar 66.076 ºC, sedangkan
temperatur output terendah terdapat pada variasi debit air pendingin 6 liter/menit dengan nilai
sebesar 63.1209 ºC.
2. Pada variasi debit air pendingin 2 liter/menit, 4 liter/menit, 6 liter/menit nilai kecepatan tertinggi
terdapat pada variasi debit air pendingin 2 liter/menit dengan nilai sebesar 1.32271 m/s, sedangkan
kecepatan output terendah terdapat pada variasi debit air pendingin 6 liter/menit dengan nilai
sebesar 1.14623 m/s.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, A., & Anis, S. (2018). Pengaruh Debit Air Pendingin Dan Posisi Kondensor Terhadap Hasil Kondensasi Pirolisis
Getah Pinus. Sainteknol : Jurnal Sains Dan Teknologi, 16(1), 13–20.
Priyono, A., & Kreith, F. (1991). Prinsip-prinsip perpindahan panas. Edisi Ke, 3.
Ramadhan, A., & Ali, M. (2011). Pengolahan sampah plastik menjadi minyak menggunakan proses pirolisis. Jurnal
Ilmiah Teknik Lingkungan, 4(1Universitas).
Welty, J. R., Wicks, C. E., Wilson, R. E., & Rorrer, G. (2004). Dasar-dasar fenomena transport. Edisi Keempat
Terjemahan. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Mafruddin, M., Dharma, U. S., & Nuryanto, A. (2017). PENGARUH GEOMETRI PIPA KONDENSOR TERHADAP
PERPINDAHAN PANAS PADA DESTILASI MINYAK PLASTIK. Turbo: Jurnal Program Studi Teknik Mesin, 6(2).
Cengel, Y. A. (2002). Heat Tasfer a Partical Approach with EES CD. New York: McGraw-Hill Science Engineering.
Yunianto, B., Cahyo K, D., & Arijanto. (2013). Pengaruh Perubahan Debit Aliran Fluida Panas Dan Fluida Dingin
Terhadap Efektifitas Pada penukar Kalor Tipe Plat Aliran Silang. Rotasi Jurnal, 4, 13–16.
THANK YOU