Anda di halaman 1dari 12

Cara resusitasi bayi baru lahir

APRILIA
AZURA
22140543002
Dosen pengampu: Fifi ria Ningsih safari,
SST, M.Kes
Pengertian

Resusitasi adalah bantuan yang diberikan


setelah bayi lahir agar ia bisa bernapas,
biasanya dilakukan setelah tali pusat
dipotong.
Tujuan
Tujuan resusitasi bayi baru lahir juga
termasuk mencegah angka kematian
dan kesakitan bayi terkait cedera otak,
jantung, dan ginjal.
Kondisi yang membuat bayi
membutuhkan resusitasi
• bayi lahir prematur,
• ibu mengalami preeklampsia,
• ketuban pecah dini (KPD),
• cairan amnion tidak bening,
• lahir setelah menjalani persalinan yang lama, dan
• lahir dari ibu yang menerima obat penenang selama
tahap akhir persalinan.
Bayi baru lahir yang membutuhkan resusitasi umumnya
dinilai dengan empat kondisi berikut ini:
• Apakah bayi lahir pada usia kandungan
cukup bulan?
• Apakah cairan ketuban bersih dari
mekonium dan tanda infeksi?
• Apakah bayi bernapas atau menangis sesaat
setelah lahir?
• Apakah bayi memiliki kerja otot yang
baik?
Langkah awal yang dilakukan saat
resusitasi yaitu:

• Memberikan kehangatan pada bayi.


• Memposisikan bayi dengan baik menghadap ke atas.
• Memastikan kepala bayi sedikit ke atas untuk membantu membuka jalan napas.
• Meletakkan lipatan kain di bawah bahu bayi untuk mempertahankan posisi ini.
• Membersihkan saluran napas bayi jika diperlukan.
Pembersihan di atas termasuk melakukan pengisapan
di mulut dan kemudian di hidung untuk
menghilangkan mekonium.
Prosedur ini dilakukan menggunakan tabung isap
untuk dilakukan secara bergantian di mulut dan
hidung.
Langkah berikutnya adalah merangsang bayi
untuk bernapas.

Hal ini bisa dilakukan


dengan cara menyentil atau
menepuk telapak kaki bayi,
serta menggosok dengan
lembut punggung, kaki, dan
tangan bayi.
Ventilasi
Ini adalah salah satu tindakan resusitasi yang
bertujuan untuk memasukkan udara ke paru-
paru bayi.
Tindakan ventilasi dilakukan dengan cara
memasang sungkup (masker oksigen) dengan
ukuran yang sesuai dengan wajah bayi sampai
menutupi dagu, mulut, dan hidung bayi.
Jika dada bayi naik setelah dilakukan 2-3 kali ventilasi, artinya
tekanan ventilasi mungkin cukup diberikan pada bayi.
Namun, jika dada bayi tidak naik, mungkin ada masalah, seperti:
• Saluran napas bayi tersumbat,
• Pemasangan sungkup tidak benar,
• Tekanan kurang kuat, dan
• Posisi bayi tidak benar.
Memberikan tekanan di dada bayi
Hal ini dilakukan sementara untuk meningkatkan
sirkulasi dan pengiriman oksigen ke organ-organ
penting bayi.
Tekanan dada atau pijat jantung diberikan disertai
dengan ventilasi, untuk memastikan agar sirkulasi darah
yang beredar dalam tubuh bayi cukup mendapatkan
oksigen.
Setelah penekanan dada dilakukan selama 30-45 detik,
dokter akan menilai detak jantung bayi.
Jika detak jantung bayi kurang dari 60 kali per menit
penekanan dada harus dilanjutkan (setelah pemberian
suntikan epinefrin).
Pemberian epinefrin
Pemberian epinefrin dilakukan ketika ventilasi dan penekanan
dada tidak bekerja dengan baik.
Tolak ukurnya adalah ketika ventilasi dan penekanan dada
lebih dari 45 detik tidak mendapat respon dari bayi.
Kondisi ini juga ditandai dengan detak jantung bayi tetap
kurang dari 60 kali per menit dan tidak ada peningkatan.
Tidak semua bayi perlu mendapatkan resusitasi. Semuanya
tergantung pada kondisi kesehatan si kecil saat dilahirkan.

Anda mungkin juga menyukai