Anda di halaman 1dari 10

KELOMPOK3

OKTAVIA DE ANDRADE SERAN (41200005)


YOSEVA PAULINA R. MALO (41200008)
MARIA KLARISA PRATIWI (41200011)
AURELIA GRACIA USBOKO (41200012)
DONNA ELISABETH SANIT (41200014)
ANNA LORENZA K. OLIN (41200016)
ARNOLDA GRACIANI SEUK KLAU (41200025)
STEFANUS LUAN (41200027)
ALBERTUS ALINO ALUPAN (41200120)
ELFIRA NATASYA KAESNUBE (41200131)
RAINELDIS TAHONI (41210037)

BIAYA BAHAN
A. PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN
Tujuannya :
- Untuk menekan (meminimumkan biaya)
- Untuk memaksimumkan laba dalam waktu tertentu dan dengan dana tertentu.

Masalah-masalah dalam Perencanaan dan Pengendalian Bahan

1. Penentuan Kuantitas yang Akan Dibeli Dalam Periode Akuntansi Tertentu.


Faktor-faktor yang menentukan:
• Jumlah kuantitas persediaan awal bulan
• Jumlah produksi ekuivalen yang akan dihasilkan dalam periode tertentu
• Kuantitas bahan yang diperlukan untuk menghasilkan satu buah produk
• Jumlah kuantitas persediaan akhir bahan yang diinginkan perusahaan
(Contoh Soal hal. 389-390)

2. Menentukan Kuantitas Bahan yang Dibeli Seriap Kali Dilakukan Pembelian


Yang mempengaruhi harga perolehan bahan:
• Harga faktur termasuk biaya angkut dari setiap satuan (cost per unit) bahan yang dibeli.
• Biaya Pemesanan atau disebut procurement cost atau set up cost atau ordering cost
(Biaya yang terjadi dalam rangka melaksanakan kegiatan pemesanan bahan).
Biaya pemesanan dikelompokkan menjadi :
- Biaya Pemesanan Tetap
- Biaya Pemesanan Variabel
• Biaya Penyimpanan (Storage Cost/Carrying Cost)
Biaya Penyimpanan dikelompokkanmenjadi ;
- Biaya Penyimpanan Tetap
• Dari elemen yaang mempengaruhi atau membentuk harga perolehan bahan tersebut di
muka, faktor yang menentukan berapa kali dan berapa jumlah setiap kali pembelian
bahan adalah biaya pemesanan variabel dan biaya penyimpanan variabel Agar biaya
pemesanan variabel dan biaya penyimpanan variabel dpat ditekan serendah mungkin,
dapat digunakan rumus “Kuantitas Pesanan Paling Ekonomis (KPPE)” atau disebut
“Economic Order Quantity (EOQ)”
Contoh soal hal. 394-396

3. Penentuan Waktu Pemesanan Kembali Bahan (Re Orde Point).


• Waktu yang diperlukan dari saat pemesanan s/d bahan datang di perusahaan (Lead Time)
• Tingkat pemakaian bahan rata-rata / hari atau satuan waktu lainnya
• Persediaan besi / safety stock (Jumlah persediaan bahan yang minimum harus ada untuk
menjaga kemungkinan keterlambatan datangnya bahan yang dibeli agar perushaaan
tidak mengalami “stock out” / gangguan kelancaran kegiatan produksi karena kehabisan
bahan.

Rumus:
ROP = ( LT x AU ) + SS
ROP = Re Order Point
LT = Lead Time
AU = Average Usage (pemakaian rata-rata dalam satuan waktu tertentu)
SS = Safety Stock
Contoh Soal hal. 398
4. Penentuan Minimum dan Maksimum Kuantitas Persediaan Bahan
• Persediaan yang diselenggarakan paling banyak sebesar titik maximum, yaitu pada saat bahan yang dibeli
datang. Tujuannya adalah agar dana yang tertanam dalam persediaan bahan tidak berlebihan.
Rumus:
MS = SS + EOQ
Dimana :
MS = Maximum Inventory Point
SS = Safety Stock ( minimum inventory point) / minimal sesaat sebelum pembelian bahan datang
EOQ = Economic Order Quantity ( kuantitas pemesanan paling ekonomis )
Contoh soal hal. 399-400

5. Pengawasan Persediaan
• Menyediakan bahan yang diperlukan dengan cara efisien dan dapat menghindari terganggunya kegiatan
perusahaan karena keterlambatan datangnya bahan.
• Menjamin adanya persediaan bahan yang cukup untuk melayani permintan langganan yang bersifat
mendadak.
• Menyelenggarakan jumlah persediaan yang agak longgar untuk menghadapi kelangkaan penawaran bahan
di pasar dalam jangka pendek karena faktor musiman, sikli, pemogokan dan kemungkinan kenaikan harga.
• Menyelenggarakan penyimpanan bahan yang dapat menekan biaya dan waktu pengolahan bahan dan
menjaga dari kemungkinan kebakaran, pencurian, penyelewengan, dan bentuk kerugian yang lainnya.
• Menjaga agar persediaan yang rusak, usang dan kelebihan yang tidak terpakai dapat ditekan serendah
mungkin
• Menentukan jumlah investasi dana yang tepat dalam persediaan bahan secara tepat sesuai dengan
kebutuhan untuk operasi dan rencana manajemen perusahaan.
Bagian di dalam organisasi perusahaan yang sangat erat hubungan nya dengan pengawasan dan pengelolaan baahan adalah :
a. Bagian Teknik, Perencanaan dan Rute Produksi
b. Bagian Pembelian
c. Bagian Penerimaan
d. Bagian Gudang Bahan
e. Bagian Akuntansi

6. Pengawasan Selektif atas Bahan dengan Rancangan ABC


Rancangan ABC sering disebut dengan istilan analisa nilai (value analysis) atau sistem bagian proporsional. Rancangan ini
menggunakan pendekatan analisa statistik yang didasarkan kepada statistika rata-rata yang menggolongkan atau memisahkan
elemen persediaan bahan persediaan umumnya ke dalam :
A. Adalah elemen persediaan yang mempunyai nilai tinggi, dimana memerlukan pengawasan lebih ketat dan memerlukan
tanggungjawab karyawan dengan pengetahuan dan pengalaman yang tinggi.
B. Adalah elemen persediaan yang mempunyai nilai sedang atau menengah, dimana pengawasan yang diperlukan tidak
begitu ketat dibandingkan dengan golongan A dan memerlukan tanggungjawab karyawan dengan pengetahuan dan
pengalaman rata-rata.
C. Adalah elemen persediaan yang mempunyai nilai rendah, dimana pengawasan phisik atas persediaan mudah dilakukan,
sehingga hanya memerlukan tanggungjawab karyawan yang lebih rendah dibanding golongan A dan B.
Prosedur untuk menggolongkan bahan dalam pengawasan selektif dengan rancangan ABC melalu langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Menaksir kuantitas pemakaian bahan untuk periode yang akan datang
b. Memproyeksikan harga perolehan satuan setiap jenis bahan.
c. Mengalikan kuantitas pemakaian bahan yang ditaksir dengan proyeksi harga perolehan satuan.
d. Mengurutkan elemen bahan atas dasar jumlah harga perolehan dalam suatu daftar atau tabel.
e. Menghitung persentase setiap elemen bahan dari jumlah totalnya.
f. Menggambarkan persentase tersebut di dalam grafik.

Contoh soal hal. 404-406


B. PENENTUAN HARGA POKOK YANG DIBELI
• Menurut prinsip akuntansi, harga faktur ditambah biaya lainnya yang terjadi dalam rangka
perolehan bahan, baik yang berhubungan dengan biaya pemesanan / penyimpanan sampai dengan
bahan siap dipakai dalam kegiatan produksi dikurangi potongan pembelian, rabat, dan subsidi
langsung atas pembelian.

Cara perlakuan terhadap elemen-elemen yang berhubungan dengan pemilikan atau perolehan bahan :
1. Potongan Pembelian Bahan
Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia ( PAI ) ; mengurangi harga faktur bahan yang dibeli.
Terdiri atas 2 yaitu :
2. Hutang dicatat jumlah bersihnya
3. Hutang dicatat jumlah kotornya
Dibagi atas 2 yaitu :
- Potongan tunai pembelian diperlakukan sebagai pengurang biaya overhead pabrik
- Potongan tunai pembelian diperlakukan sebagai penghasilan di luar usaha.
Contoh soal hal. 407-409

2. Kemasan atau Kontainer Bahan


Jika harus dikembalikan kepada supplier bahan tersebut, misalnya tabung gas, maka perusahaan
yang membeli bahan tersebut (gas) harus menyerahkan uang jaminan kemasan bahan. Uang
jaminan untuk kemasan bahan yang akan dikembalikan tidak boleh menambah harga perolehan
bahan.
Contoh soal hal. 410
3. Biaya Angkutan Pembelian
Biaya angkutan bahan yang dibeli tetapi ditanggung oleh supplier tidak menambah harga
perolehan bahan. Biaya angkutan atas bahan yang dibeli dan ditanggung pembeli
diperlakukan sebagai penambah harga peroleh bahan yang dibeli. Biaya angkutan bahan yng
dikembalikan kepada supplier dan ditanggung oleh pembeli, umumnya diperlakukan sebagai
elemen biaya angkutaan lain-lain jadi tidak mempengaruhi harga perolehan bahan.

Beberapa perlakuan dari biya angkutan ini dapat digunakan beberapa metode yaitu :

A. Biaya angkutan bahan sesungguhnya diperlakukan sebaga elemen harga perolehan


bahan
Dasar alokasi biaya angkutan bahan dapat digunakan 2 dasar yaitu:
1. Perbandingan harga faktur bahan yang dibeli
2. Perbandingan kuantitas phisik bahan.
Contoh soal hal. 411

B. Biaya angkutan bahan dibebankan ke dalam elemen harga perolehan bahan atas
dasar tarif biaya angkutan yang ditentukan di muka
Contoh soal hal. 412

C. Biaya angkutan bahan dipelakukan sebagai elemen biaya overhead pabrik


Contoh soal hal. 414
4. Biaya Bagian –Bagian Pengelolaan Bahan
Bagian-bagian yang berhubungan dengan pengelolaan bahan meliputi bagian pembelian,bagian
penerimaan,bagian gudang bahan,bagian akuntansi persediaan bahan.
Beberapa metode yang digunakan ada 2 :

A. Biaya bagian-bagian pengelolaan bahan diperlakukan sebagai elemen harga perolehan


bahan.
Contoh Hal.415-417

B. Biaya bagian-bagian pengelolaan bahan diperlakukan sebagai elemen biaya overhead


pabrik.
Dasar tarif biaya overhead pabrik yang ditentukan dimuka dibagi menjadi 2 :
1. Perusahaan menggunakan pembebanan biaya overhead pabrik atas dasar biaya sesungguhnya.
2. Perusahaan menggunakan pembebanan biaya overhead pabrik atas tarif yang ditentukan
dimuka.
C. PERHITUNGAN HARGA POKOK BAHAN YANG DIPAKAI.

Tujuan akuntansi pnentuan harga pokok bahan yang dipakai adalah :


1. Untuk penentuan harga pokok bahan yang dipakai dan harga pokok persediaan bahan dengan lebih
adil dan teliti.
2. Untuk tujuan pengendalian atau pengewasan atas bahan.

Faktor yang menentukaan harga pokok bahan yang dipakai adalah :


3. Metode akuntansi persediaan
Dibagi menjadi dua bagian yaitu :
a. Metode persediaan phisik
b. Metode persedian abadi

2. Metode aliran harga pokok bahan


Dibagi menjadi delapan bagian yaitu :
a. Metode identifikasi khusus
b. Metode pertama masuk,pertama keluar.
c. Metode rata-rata
d. Metode terakhir masuk,pertama keluar
e. Metode harga pokok standar
f. Metode persegiaan dasar
g. Metode harga beli terakhir
h. Metode masuk kemudian,pertama keluar.
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai