Uum Sumpena
b. Lahan sawah
2. Tidak langsung:
menularkan penyakit
virus (60 jenis
a) Gunakan benih sehat. Jangan menggunakan biji cabai yang sudah terinfeksi, karena
spora jamur tersebut dapat bertahan pada benih cabai.
b) Tanamlah varietas cabai yang lebih tahan patek, biasanya rawit lokal lebih tahan
terhadap penyakit patek
c) Gunakan agensia hayati antagonis atau memanfaatkan mikroba Pseudomonas
flourencens dan Bacillus subtilis.
d) Lakukan perendaman biji dalam air panas (sekitar 55 derajat Celcius) selama 30 menit
atau perlakuan dengan fungisida sistemik yaitu golongan triazole dan pyrimidin (0.05-
0.1%) sebelum ditanam atau menggunakan agen hayati.
e) Lakukan penyemprotan dengan fungisida atau agen hayati yang tepat terutama tanaman
berumur 20 hari di persemaian atau 5 hari sebelum dipindahkan kelapangan.
f) Perawatan di lingkungan sekitar tanaman mutlak dilakukan, terutama cabang air
(wiwilan), penyiangan gulma dan pengaliran air yang tergenang. Semua faktor tersebut di
atas merupakan bagian dari tindakan pencegahan, yang ditujukan agar lingkungan
sekitar tanaman tidak lembab, mengingat Pethek(Antracnose) disebabkan oleh jamur
yang perkembangannya sangat didukung oleh lingkungan yang lembab.
Kekeringan (Drought)
Menggunakan mulsa plastik dan pembuatan embung penampung air
Melakukan grafting antara batang bawah yang toleran terhadap kekeringan misalnya bangsa
terong-terongan liar dengan cabai
Memberikan air langsung ke bahagian perakaran tanaman (drip irrigation)
Menggunakan varietas tahan kering
Banjir (Floading)
Grafting juga bertujuan untuk mengatasi penyakit soil born diseases ( penyakit tular tanah)
yang biasanya endemik pada daerah mudah tergenang air.
Membuat guludan-guladan lebih tinggi dan memperbaiki sistem drainase
Menggunakan varietas yang toleran terhadap banjir misalnya Cabai varietas Kencana dan
Ciko.
Menggunakan shadding net
Pengairan cara manual
Pengairan cara irigasi tetes
Haturnuhun