Anda di halaman 1dari 10

TEOLOGI ISLAM

QADARIYAH dan
JABARIYAH
MUHAMMAD RAYHAN FANSYURI (2314140060)
HERPRADITYA SINAR PANGGALIH (231414006)
SHAFRATUL AZ-ZAHRA (2314140048)
Apa kita berdiri sekarang ini
karena takdir Allah? Atau
karena usaha-usaha kita? Atau
mungkin, keduanya?
TOPIK PEMBAHASAN
• Definisi Qadariyah dan Jabariyah
• Sejarah Perkembangan Qadariyah
dan Jabariyah
• Pemikiran Teologis Qadariyah dan
Jabariyah
• Kontekstualisasi Qadariyah dan
Jabariyah di Indonesia
Definisi Qadariyah dan
QADARIYAH
Qadariyah berasal dari kata qadara yang mempunyai dua
Jabariyah
arti yaitu keberanian mengambil keputusan dan keberanian
mempunyai kekuatan dan kemauan. Sedangkan istilah
qadariyah yang dimaksud mazhab ini adalah pengertian
bahwa manusia
JABARIYAH mempunyai kebebasan berkehendak dan
kemampuan bertindak.
Dalam bahasa Jabariyah berasal dari kata Jabara
yang artinya kekuasaan. Dalam persoalan Jabariyah
berarti menolak perbuatan manusia dan
mengandalkan Allah dalam segala perbuatannya.
Dengan kata lain, manusia berbuat karena paksaan
(majbur)
Sejarah dan Perkembangan Qadariyah dan Jabariyah
QADARIYAH
Menurut keterangan ahli teologi Islam, paham qadariah dibuat
pertama kali oleh seorang bernama Ma’bad al-Juhani dan
temannya Ghailan al-Dimasyqi. Menurut Ghailan, manusia
berkuasa atas perbuatan-perbuatan- nya; manusia sendiri yang
melakukan perbuatan-perbuatan baik atas kehendaknya dan
JABARIYAH
manusia pula melakukan atau menjauhi perbuatan-perbuatan
jahat atas kemauannyq
Ada pendapat sendiri
bahwa pemahaman ini diperkirakan sudah
muncul sebelum Islam masuk ke masyarakat Arab. Analogi
kehidupan masyarakat Arab yang diselimuti gurun Sahara
membawa dampak yang besar terhadap cara hidup mereka.
Dalam hal ini, masyarakat Arab tidak melihat adanya cara untuk
mengubah kondisi di sekitar mereka agar sesuai dengan
Pemikiran Teologis Qadariyah dan
Qadariyah
Jabariyah
Paham Qadariah yang pokok antara lain adalah
manusia mempunyai kemampuan untuk bertindak
(qudrah) dan memilih atau berkehendak (iradah).
Karena itu, manusialah yang menentukan
perbuatannya, apakah ia ingin melakukan kebaikan
atau kejahatan. Manusia pulalah yang
Jabariyahitu
mempertanggungjawabkan perbuatannya
Paham Jabariah
dihadapan bertolak belakang dengan paham
Allah SWT
Qadariah. Menurut Jabariah, manusia tidak
mempunyai kemampuan untuk mewujudkan
perbuatannya, dan tidak memiliki kemampuan
untuk memilih. Segala gerak dan perbuatan yang
dilakukan manusia pada hakikatnya adalah dari
Allah semata. Walau begitu, manusia tetap
mendapatkan pahala atau siksa karena perbuatan
baik atau jahat yang dilakukannya.
Kontekstualisasi Qadariyah dan Jabariyah di Indonesia
Dalam kitab Al-
milal wa An-nihal, Sedangkan menurut
masalah Qadariyah kaum Qadariyah
disatukan berpendapat bahwa
pembahasannya setiap perbuatan
dengan manusia itu
pembahasan merupakan ciptaan
kontekstualisasi dan pilihan manusia
Mu tazilah, itu sendiri, bukan
sehingga ciptaan atau pilihan
perbedaan antara Allah SWT. Adapun
kedua ini kurang pemikiran dari
jelas. Namun kaum aliran Mu’tazilah
Jabariyah ini yang juga
berpendapat menempatkan posisi
bahwa apapun akal sebagai segala-
yang dilakukan galanya dalam
KESIMPULA
Dari pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa
N
aliran Jabariyah dan aliran Qadariyah adalah
faham yang saling bertentangan meskipun
keduanya berpegang pada Al-Qur’an. Qadariyah
berpendapat bahwa setiap orang berkuasa atas
dirinya, ia dapat berbuat dan meninggalkan
sesuatu atas kehendaknya sendiri. Sedangkan
Jabariyah berpendapat bahwa setiap perbuatan
manusia telah ditentukan dari semula qada dan
qadar Allah SWT. Hal ini menunjukan bahwa
terdapat sebuah perbedaan pendapat dalam islam.

Namun pendapat mana yang lebih baik tidak bisa


dinilai sekarang. Penilaian yang sesungguhnya
akan diberikan oleh Allah SWT pada hari akhir
Referensi
Nasution, Harun. Teologi Islam, 2013
Aliran Qadariyah: Sejarah, Definisi, dan
Pemikirannya. (2023). Diambil September 28,
2023, dari gramedia.com/literasi/aliran-qadariyah/
Al-Ubudiyah: Jurnal Pendidikan dan Studi Islam.
(2023). Diambil 25 September,2023, dari
http://jurnal.staiddimakassar.ac.id/index.php/aujpsi
Asmuni, M. Yusran. 1994. Ilmu Tauhid, PT.
RajaFrafindo Persada, Jakarta
Asmuni, M. Yusran. 1994. Ilmu Tauhid,
RajaFrafindo Persada, Jakarta
Rozak, Abdul. Ilmu Kalam, Bandung; Pustaka Setia,
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai