Latar Belakang Latar belakang timbulnya Qadariyah ini sebagai isyarat menentang kebijaksanaan politik Bani Umayyah yang dianggapnya kejam. Apabila aliran Ajbariyah berpendapat bahwa khalifah Bani Umayyah membunuh orang, hal itu karena sudah ditakdirkan Allah dan hal ini berarti merupakan topeng kekejaman Bani Umayyah, maka aliran Qadariyah mau membatasi qadar tersebut. Mereka mengatakan bahwa kalau Allah itu adil, maka Allah akan menghukum orang yang bersalah dan memberi pahala kepada orang yang berbuat kebaikan. Manusia harus bebas dalam menentukan nasibnya sendiri dengan memilih perbuatan yang baik maupun yang buruk. Jika Allah itu telah menentukan lebih dahulu nasib manusia, maka Allah itu zalim. Karena itu manusia harus merdeka memilih atau ikhtiar atas perbuatannya (kholiqul af'al). Manusia harus memiliki kebebasan berkehendak. Orang-orang yang berpendapat bahwa amal perbuatan dan nasib manusia itu hanyalah bergantung pada qadar Allahh saja, selamat atau celakanya seseorang itu telah ditentukan oleh Allah sebelumnya, pendapat tersebut adalah sesat Pengertian Qadariyah adalah sebuah ideologi di dalam Islam yang muncul pada pertengahan abad pertama Hijriah di Basrah, Irak . Kelompok ini memiliki keyakinan mengingkari takdir yaitu bahwasanya perbuatan mahluk berada diluar kehendak Allah dan juga bukan ciptaan Allah . Istilah “qadariyah”, dalam konteksnya dengan aliran Teologi Islam, merupakan kata musytarak. Di satu sisi kata qadariyah merujuk kepada golongan yang meniadakan qadar Tuhan dan menetapkannya untuk manusia, dan di sisi lain menunjuk kepada golongan kebalikannya yang menetapkan qadar bagi Tuhan dan meniadakannya dari manusia. Terhadap hal ini, Harun Nasution menegaskan bahwa sebutan qadariyah berasal dari pengertian manusia itu memiliki qudrah atau kekuasaan untuk mewujudkan kehendaknya, dan bukan dari pengertian manusia majbur atau terpaksa. Tokoh Qadariyah
Paham qodariyah ini disebarkan oleh Ma'bad Al juhani dan Ghailan Al
Dimasqi sekitar tahun 70 H / 689 M pada masa pemerintahan Khalifah Abdul Malik bin Marwan ( 685- 705 M) Dasar Ajaran Dalam Al-Qur'an terdapat ayat-ayat yang dijadikan dasar paham qadariyah seperti QS. Ar Ra'adn (13 ) : 11 yang berbunyi : " sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan diri mereka sendiri" pokok-pokok ajaran 1.Orang yang berdosa besar itu bukanlah kafir dan bukanlah mukmin tapi fasik dan orang fasik itu masuk neraka 2. Allah tidak menciptakan amal perbuatan manusia malaikat manusia lah yang menciptakan nya dan karena itulah maka manusia akan menerima pembalasan baik (surga) dan menerima balasan buruk (siksa Neraka 3. Kaum Qodariyah katakan bahwa Allah itu maha esa atau satu dalam arti bahwa Allah tidak memiliki sifat-sifat asali seperti ilmu kudrat,hayat , mendengar dan melihat yang bukan dengan satnya sendiri. Menurut mereka Allah SWT itu mengetahui, berkuasa, hidup, mendengar dan melihat dengan zatunya 4. Kaum berpendapat bahwa akal manusia mampu mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk walaupun Allah tidak menurunkan agama. Sebab, katanya segala sesuatu ada yang memiliki sifat yang menyebabkan baik dan buruk - Terima Kasih -