Anda di halaman 1dari 22

PEMBERIAN BANTUAN HUKUM BAGI

TERDAKWA DALAM SUATU


PERSIDANGAN
DI PENGADILAN NEGERI BIREUEN
01 BAB 1
Pendahuluan
KUHAP mengatur hak pembelaan terdakwa dan
Seorang tersangka harus dijadikan subjek hukum
hak terdakwa untuk bantuan hukum, seperti
yang dilindungi hak-haknya sebagai warga negara
pembelaan atau pendampingan oleh advokat
berdasarkan hak asasi manusia. Kesalahan
atau penasihat hukum, selama persidangan
tersangka diadili oleh pengadilan dan putusannya
diatur dalam Pasal 56 KUHAP. Bantuan hukum
wajib dilaksanakan oleh tersangka. Mereka berhak
cuma-cuma memiliki ketentuan yang
mendapatkan bantuan hukum pada setiap tingkat
disesuaikan dengan regulasi hukum pidana.
pemeriksaan untuk membuktikan kebenaran atau
Asas-asas hukum adalah dasar yang tidak bisa
kesalahan mereka.
disangkal.
Tersangka / Terdakwa diberi kewenangan
menentukan penasihat hukumnya, baik melalui
penunjukan Posbakum maupun secara pribadi.
Undang – undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang
Bantuan hukum ini jaminan perlindungan hak
Bantuan Hukum dibentuk untuk memastikan orang
dari Negara. Pasal 28D ayat 1 UUD NKRI
miskin mendapatkan akses keadilan dan kesamaan
menyatakan setiap orang berhak pada
di hadapan hukum.
pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
kepastian hukum yang adil dan perlakuan yang
sama di hadapan hukum.
Pemberi Bantuan Hukum adalah lembaga atau
Bantuan hukum adalah hak konstitusional warga organisasi yang memenuhi persyaratan berbadan
negara untuk perlindungan dan persamaan di hukum, terakreditasi, memiliki kantor, pengurus,
depan hukum. Ini merupakan pengakuan dan program bantuan hukum. Penting dalam
terhadap HAM dan akses terhadap keadilan. sistem hukum. Bantuan hukum memberikan
Bantuan hukum dihubungkan dengan welfare kesamaan dan jaminan untuk semua masyarakat
state. Undang – undang No. 16 tahun 2011 dalam perlindungan hukum dari tindakan yang
mendefinisikan bantuan hukum sebagai jasa tidak adil. Hak ini dimiliki oleh semua warga
hukum gratis bagi orang miskin. negara, baik yang berpangkat atau dari kalangan
bawah.
Orang – orang tidak mampu bahkan tidak
Bantuan hukum yang diberikan oleh Advokat
mengerti hukum terkadang tidak tahu hak – hak
kepada terdakwa adalah untuk mendampingi
mereka, karena mereka menganggap membela
terdakwa dalam menyampaikan kebenaran
hak – hak mereka membutuhkan biaya besar. Ini
hukum dari tahap penyelidikan hingga
dilatarbelakangi oleh minimnya sosialisasi
persidangan. Hal ini sulit dilakukan jika
mengenai hak – hak mereka terkait kasus hukum,
terdakwa adalah golongan masyarakat tidak
terlebih lagi adanya stigma mahalnya biaya jasa
mampu yang tidak mengerti hukum.
advokat atau pengacara.
Penegakan prinsip kedudukan yang sama di
hadapan hukum dan perlindungan hukum bagi
Dalam hukum pidana, pelaku tindak pidana tetap
warga negara termasuk memberikan akses yang
memiliki hak – hak hukum dan dianggap tidak
sama bagi setiap warga negara dalam
bersalah sampai ada putusan pengadilan yang
menyelesaikan perkara hukumnya serta hak untuk
menyatakan kesalahannya. Hak – hak pelaku
didampingi advokat dalam proses litigasi dan
tindak pidana sebagai manusia wajib dihormati..
nonlitigasi. Pelaksanaan peradilan, terutama dalam
hukum pidana di Indonesia, diatur dalam KUHAP.
Berdasarkan judul penelitian diatas, maka permasalahan yang akan
diangkat atau dibahas dalam proposal ini dapat dirumuskan sebagai
berikut :

Rumusan
1. Bagaimana Pemberian Bantuan Hukum bagi Terdakwa dalam suatu

proses persidangan?
Masalah
2. Bagaimana Upaya Terdakwa untuk memperoleh Pemberian Bantuan

Hukum dalam proses Persidangan?

3. Faktor – faktor apa yang menjadi hambatan terdakwa dalam

memperoleh pemberian Bantuan Hukum?


Ruang Lingkup
● Ruang lingkup penelitian ini adalah merupakan kajian dalam Hukum
Pidana yang mana membahas tentang kewajiban pemberian bantuan
hukum kepada ter dakwa dalam proses persidangan. Dalam penelitian
ini penulis melakukan pembatasan dalam pembahasan masalah
dengan menitik beratkan pada masalah tinjauan hukum serta tidak
menutup kemungkinan untuk juga membahas hal – hal lain yang
berhubungan dengan permasalahan.
Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana Pemberian Bantuan Hukum bagi

Terdakwa dalam suatu proses persidangan. Penelitian


2. Untuk mengetahui Upaya Terdakwa memperoleh Pemberian Bantuan

Hukum (Penasehat Hukum) dalam proses Persidangan.

3. Untuk mengetahui faktor – faktor apa yang menjadi hambatan

terdakwa dalam memperoleh Pemberian Bantuan Hukum.


BAB 2
Kerangka Teoritis 02
Pengertian Bantuan Hukum

Bantuan hukum dalam pengertian yang paling luas dapat diartikan sebagai upaya unuk membantu golongan
yang tidak mampu dalam bidang hukum. Bantuan hukum merupakan instrument penting dalam sistem
peradilan pidana karena merupakan bagian dari perlindungan hak asasi manusia bagi setiap individu.
Bantuan hukum adalah hak yang dimiliki oleh tersangka dan terdakwa untuk kepentingan pembelaannya
dalam proses peradilan pidana. Melalui pemberian bantuan hukum, diharapkan dapat tercapai peradilan
pidana yang adil dan tidak memihak (due process of law).
Didunia Barat pada umumnya, pengertian bantuan hukum mempunyai ciri-ciri dalam isitilah yang
berbeda, seperti yang dilihat dibawah ini :

Legal Aid Legal Assistance Legal Service


yang berarti pemberian jasa di yang mengandung pengertian lebih Legal Service dapat kita
bidang hukum kepada seseorang luas dari Legal Aid, karena pada terjemahkan dengan perkataan
yang terlibat dalam suatu kasus atau Legal Assistance disamping “pelayan hukum”. Pada umumnya
perkara : mengandung makna dan tujuan kebanyakan orang lebih cenderung
a. Pemberian jasa bantuan hukum memberi jasa bantuan hukum : memberi pengertian yang lebih luas
dilakukan dengan cuma-cuma. a. Baik kepada mereka yang kepada konsep dana makna Legal
b. Bantuan jasa hukum dalam membayar prestasi. Service dibandingkan dengan
Legal Aid lebih dikhususkan b. Maupun pemberian bantuan kepada
konsep dana tujuan Legal Aid atau
bagi yang tidak mampu dalam rakyat yang miskin secara cuma -
Legal Assistance.
lapisan masyarakat miskin. cuma.
Dasar Hukum Terkait Bantuan Hukum

Terkait dasar hukum mengenai bantuan hukum


Pasal 54 ini sangat erat hubungannya dengan Pasal 56
terdapat dalam KUHAP Pasal 54 yang berbunyi
KUHAP dimana dalam pasal ini terdapat unsur
“guna kepentingan pembelaan, tersangka atau
diskriminasi karena bantuan hukum diberikan hanya
terdakwa berhak mendapat bantuan hukum dari
kepada terdakwa tidak mampu yang diancam pidana
seorang atau lebih penasehat hukum selama
diatas 5 tahun sedangkan terdakwa yang tidak mampu
dalam waktu dan pada setiap tingkat
yang diancam dibawah 5 tahun tidak dijelaskan seperti
pemeriksaan, menurut tata cara yang ditentukan
yang tercantum dalam Pasal 56 ayat 1 KUHAP.
dalam undang-undang ini”.
Dasar Hukum lainnya terkait bantuan hukum dapat
Terlebih lagi, negara Indonesia secara konstitusi pada
dilihat pada Pasal 27 ayat (1) Undang – Undang
Pasal 34 ayat (1) Undang – Undang Dasar 1945
Dasar 1945 yang sudah ditetapkan atau termaktub
dengan pernyataan bahwa setiap warga negara menyatakan bahwa fakir miskin dan anak terlantar

memiliki kedudukan yang sama dihadapan hukum diperlihara oleh negara. Makna kata “dipelihara” bukan
yang dikenal dengan prinsip equality before the law, sekedar memberikan kebutuhan akan pangan dan
konsekuensi dari prinsip equality before the law sandang saja, namun juga termasuk kesempatan
adalah seseorang berhak untuk diperlakukan sama memperoleh akses hukum dan keadilan (access to law
dihadapan hukum, termasuk bagi rakyat miskin yang and justice).
sedang bermasalah dengan hukum.
• Mendapatkan Bantuan Hukum hingga masalah
hukumnya selessai dan mempunyai kekuatan hukum
tetap, selama penerima bantuan hukum yang
bersangkutan tidak mencabut surat kuasa.
• Mendapatkan bantuan hukum sesuai dengan standar
Landasan hukum lain mengenai bantuan hukum diatur
lebih rinci dalam Undang-undang Nomor 16 Tahun 2011
bantuan hukum atau Kode Etik Advokat.

Tentang Bantuan Hukum pasal 12 dan pasal 13 yang • mendapatkan informasi dan dokumen yang berkaitan
berisi hal terkait hak dan kewajiban penerima dan dengan pelaksanaan pemberian bantuan hukum
pemberi bantuan hukum yang berbunyi “Penerima sesuai dengan ketentuan pearaturan perundang-
Bantuan Hukum berhak :
undangan.
• Penerima bantuan hukum wajib menyampaikan
bukti, informasi, atau keterangan perkara secara
benar kepada pemberi bantuan hukum, dan
membantu kelancaran pemberian bantuan hukum”.
Pengertian Terdakwa

Pasal 1 ayat 15 KUHAP pengertian terdakwa ialah Pengertian seorang terdakwa dapat dipastikan
seorang tersangka yang dituntut, diperiksa dan bahwa ia seorang tersangka, sedangkan seorang
diadili di sidang pengadilan. Status terdakwa adalah tersangka belum tentu ia berubah menjadi terdakwa,
didasarkan pada alat-alat bukti yang sah serta misalnya perkaranya dihentikan penuntutannya.
didasarkan pada berkas perkara hasil penyidikan Status tersangka baru berubah menjadi terdakwa
yang menurut penilaian penuntut umum sudah setelah penuntut umum melimpahkan perkara
memenuhi persyaratan untuk dilimpahkan ke tersangka ke pengadilan negeri (Pasal 1 butir 7
pengadilan. junto Pasal 143 ayat (1) KUHAP). Dengan
perkataan lain status tersangka berubah menjadi
terdakwa setelah ada tindakan penuntut umum.
Posbakum Keadilan Tanah Rencong sebagai Penyedia Layanan Hukum di pengadilan Negeri Bireuen

Pos Bantuan Hukum atau yang selanjutnya disebut Oleh sebab itu, peraturan ini juga disebut sebagai
sebagai Posbakum merupakan suatu lembaga yang wujud konkrit dari jaminan pemberian bantuan
sengaja dibentuk sebagai pelaksana pemberi hukum oleh negara sebagaimana dinyatakan dalam
layanan bantuan hukum yang tersedia pada tiap-tiap Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16
pengadilan negeri tingkat pertama. Istilah Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum.
Posbakum dengan jelas digunakan dalam Peraturan
Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Layanan
Hukum bagi Masyarakat Tidak Mampu di
Pengadilan.
BAB 3
Metode Penelitian 03
1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah


bersifat Yuridis Empiris (Yuridis Sosiologis).

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kualitatif yang merupakan


pendekatan yang menciptakan gambaran kejadian yang diteliti secara
deskriptif dan naratif.

3. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian adalah di Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Bireuen.

4. Populasi Penelitian

Populasi yang diperlukan dalam penelitian ini adalah Terdakwa, Penasihat


Hukum atau Advokat, Akademisi yang paham di Bidang Hukum, dan
Pegawai Layanan Posbakum di Pengadilan Negeri Bireuen.
5. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Purposive Sampling, dimana


sampel ini peneliti sendiri yang menentukan sampelnya sesuai ketetapan
tertentu.

6. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan studi


pustaka atau data sekunder, yaitu dengan mengadakan studi penelaah
terhadap Bantuan Hukum bagi terdakwa dalam proses persidangan, juga
menggunakan buku – buku, catatan – catatan, dan laporan – laporan yang
ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.

7. Analisis Data

Analisis hasil penelitian ini dilakukan dengan cara data kualitatif –


normatif yaitu data yang tidak berbentuk angka yang dapat diperoleh dari
rekaman, pengamatan, seperti Undang – Undang, dokumen, buku dan
sebagainya.
Thanks

CREDITS: This presentation template was


created by Slidesgo, including icons by Flaticon,
and infographics & images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai