Anda di halaman 1dari 50

STANDARDISASI PERTAMBANGAN

MINERAL DAN BATUBARA

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


PENGAWAS OPERASIONAL MADYA (POM)
OUTLINE

Definisi

Dasar Hukum

Jenis Standar

Perumusan Standar

Pengembangan Standardisasi

Tantangan dan Strategi


DEFINISI
Standardisasi
Proses merencanakan, merumuskan, menetapkan, menerapkan, memberlakukan,
memelihara, dan mengawasi Standar yang dilaksanakan secara tertib dan bekerja sama
dengan semua Pemangku Kepentingan.

Standar
Spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan, termasuk tata cara dan metode yang
disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat
keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, pengalaman, serta perkembangan masa kini dan masa depan untuk memperoleh
manfaat yang sebesar-besarnya

(Pasal 1 UU No 20 tahun 2014 tentang standarisasi dan penilaian kesesuaian)


DASAR HUKUM
 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian
 Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional
 Permenaker No. 2 Tahun 2016 tentang Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional
 Permenaker No. 3 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia
 Peraturan Menteri ESDM Nomor 42 Tahun 2016 tentang Standardisasi Kompetensi Kerja di
Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara
 Peraturan Menteri ESDM Nomor 43 Tahun 2016 tentang Penetapan dan Pemberlakuan Standar
Kompetensi Kerja Khusus Pengawas Operasional di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara
 Peraturan Menteri ESDM No. 26 Tahun 2018 Tentang Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang
Baik Dan Pengawasan Pertambangan Mineral Dan Batubara
 Kepmen ESDM No. 1827 K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik
Pertambangan Yang Baik
JENIS STANDAR

SNI STANDAR
INTERNASIONAL

STANDAR
NASIONAL

SKKK SKKNI PROSEDUR


OPERASIONAL
STANDAR
JENIS STANDAR
1. Standar Nasional Indonesia (SNI)

Standar yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan


berlaku di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Tujuan: Meningkatkan perlindungan kepada pelaku usaha, tenaga kerja dan


masyarakat baik untuk keselamatan, keamanan, kesehaatan, maupun lingkungan

Saat ini Indonesia telah memiliki 158 (seratus lima puluh delapan) SNI terkait
kegiatan pertambangan mineral dan batubara
JENIS STANDAR
2. Standar Kompetensi Kerja
a. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
Rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau
keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang
ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

b. Standar Kompetensi Kerja Khusus


Rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan dan/atau
keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang
dikembangkan dan digunakan khusus di bidang pertambangan mineral dan batubara

1. Pengawas Operasional Pertama


2. Pengawas Operasional Madya
3. Pengawas Operasional Utama
JENIS STANDAR
c. Standar Kompetensi Kerja Internasional
Standar Kompetensi Kerja yang berlaku Internasional dan ditetapkan oleh Badan Multinasional

3. Prosedur Operasi Standar atau Standard Operating Procedure (SOP)


serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses
penyelenggaraan aktifitas organisasi, bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana
dan oleh siapa dilakukan
PERUMUSAN SNI
Persetujuan Program
Usulan Nasional Perumusan
RSNI Standar (1)

SNI ≥ 5 tahun Kaji Ulang SNI Rapat Teknis

RSNI 2

Penerapan SNI Rapat Konsensus RSNI

RSNI 3

Penetapan SNI Jajak Pendapat

SNI RSNI 4
PROSES PENYUSUNAN SNI
1. Penyusunan : Konseptor, Komtek, Stakeholder
2. Rapat Teknis : Konseptor, Komtek, Stakeholder (Bisa beberapa kali)
3. Konsensus : Konseptor, Komtek, TAS, Stakeholder
4. Jajak Pendapat : BSN
5. Penetapan SNI : BSN
Komposisi Komite Teknis (Komtek) SNI
No STAKEHOLDERS JUMLAH PERSENTASE (%)
1 Pemerintah 2 18,18
2 Produsen 3 27,27
3 Konsumen 3 27,27
4 Pakar 3 27,27
TOTAL 11 100,00
PENGEMBANGAN STANDARDISASI (SNI)
Pengembangan SNI memperhatikan beberapa hal:
1. Kebijakan nasional di bidang standardisasi
2. Kebutuhan pasar
3. Perkembangan standardisasi internasional
4. Kesepakatan regional dan internasional
5. Kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi

Pedoman Standardisasi Nasional (PSN) 01: 2007 menetapkan program


pengembangan SNI yang meliputi program nasional perumusan SNI : pelaksanaan
perumusan, penetapan, publikasi dan pemeliharaan SNI.
PENGEMBANGAN STANDARDISASI (SNI)

Konsensus Penetapan Pemeliharaan


Pengusulan Perumusan
Nasional SNI SNI
(BSN) (KOMTEK) (STAKEHOLDER) (Ka. BSN) (KOMTEK)

Pengusulan
program SNI

Kebutuhan Rancangan SNI  Kaji ulang > 5 tahun


 Menjaga kesesuaian SNI
pasar
STANDAR KOMPETENSI

KOMPETE
NSI

Pengetahuan Sikap

Keterampilan
TUJUAN

• Menjamin terlaksananya penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik


1

• Mewujudkan peningatan kompetensi tenaga kerja


2
• Mewujudkan tertib pelaksanaan pekerjaan berbasis kompetensi dan sertifikasi
3 kompetensi kerja dalam kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara

Permen ESDM No. 42 Tahun 2016 Pasal 3


PROSES PENYUSUNAN SKKNI/SKKK
1. Penyusunan : Konseptor, Stakeholder
2. Pra Konvensi : Konseptor, Stakeholder
3. Konvensi : Konseptor, Stakeholder, Kemenaker
4. Penetapan SKKNI : Kemenaker

Inisiasi pengembangan SKKNI berasal dari masyarakat, asosiasi industri, asosiasi profesi,
lembaga sertifikasi profesi, lembaga pendidikan vokasi/keterampilan, lembaga pelatihan
kerja, instansi teknis dan/atau pemangku kepentingan lainnya.
PENGEMBANGAN SKKNI/SKKK
RIP
PEMETAAN SKKNI
KEBUTUHA
N SKKNI

KAJI ULANG SKKNI PERUMUSAN RSKKNI

PENERAPAN SKKNI VERIFIKASI RSKKNI =


RSKKNI 1

PENETAPAN SKKNI VALIDASI > PRA KONVENSI


= RSKKNI 2

PEMBAKUAN > KONVENSI VERIFIKASI – RSKKNI 2


= RSKKNI 3
PENGEMBANGAN SKKNI/SKKK
KOMITE STANDAR KOMPETENSI (KSK) SKKNI
Tugas dan Fungsi KSK:
• Penyusunan RIP SKKNI
• Pembentukan Tim Perumus dan Tim Verifikasi SKKNI/KKNI
• Penilaian usulan penyusunan SKKNI
• Pengembangan SKKNI dan KKNI
• Penyelenggaraan Prakonvensi dan Konvensi Rancangan SKKNI dan KKNI
• Pemantauan dan kaji ulang SKKNI dan KKNI

17
PENGEMBANGAN STANDARDISASI (SKKNI)
Diarahkan pada tersedianya SKKNI yang memenuhi prinsip :
1. Relevan dengan kebutuhan pengguna dunia usaha atau industri di masing-masing
sektor atau kategori lapangan usaha
2. Valid terhadap acuan dan/atau pembanding yang sah
3. Dapat diterima oleh para pemangku kepentingan
4. Fleksibel untuk diterapkan dan memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan
5. Dapat dibandingkan dan/atau disetarakan dengan standar kompetensi lain, baik
secara nasional maupun internasional
PENERAPAN SNI
Penerapan SNI
• Penerapan SNI bersifat sukarela untuk diterapkan oleh pelaku usaha
• Dapat diberlakukan secara wajib, diatur lebih lanjut dengan Keputusan
Pimpinan instansi teknis sesuai dengan bidang tugasnya (berkaitan dengan
kepentingan keselamatan, keamanan, kesehatan masyarakat atau
pelestarian lingkungan dan/ atau pertimbangan ekonomis)

PP No. 102 tahun 2000


PENERAPAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

1
• Pendidikan vokasi/keterampilan

2
• Pelatihan kerja

3
• Sertifikasi Kompetensi
Data SNI/SKKNI/SKKK
S N I (158)
• KT 13.05 Perlindungan Lingkungan : 15 SNI
• KT 13.06 K3 Pertambangan : 24 SNI
• KT 73.01 Komoditas Pertambangan : 95 SNI
• KT 73.02 Teknik Pertambangan : 24 SNI
Telah dikaji ulang 85 SNI :
 Perlindungan Lingkungan Pertambangan Minerba : 7 SNI
 K3 Pertambangan Minerba : 20 SNI
 Komoditas Pertambangan Minerba : 45 SNI
 Teknik Pertambangan Minerba : 13 SNI
S K K N I (15) SKKK
• 12 SKKNI Sudah Ditetapkan Pengawas Operasional di Bidang Pertambangan
• 3 RSKKNI Sedang Proses Penetapan Mineral dan Batubara
Data SNI/SKKNI/SKKK
SKKNI MINERBA
1. Perencanaan Tambang Terbuka Jangka Panjang level 6 Gen. Spv. dan level 7 Gen. Supt. (Tahun
2008)
2. Pemetaan Tambang Terbuka level 3 Survey Technician (Tahun 2009);
3. K3 level 6 Gen. Spv. Health and Safety (Tahun 2010)
4. Ventilasi Tambang Bawah Tanah level 3 Operator Ventilasi (Tahun 2012);
5. Penyanggaan level 3 Teknisi Penyanggaan (Tahun 2012);
6. Survei Tambang Bawah Tanah level 3 Operator Survei (Tahun 2012);
7. Lingkungan Pertambangan level 5 Spv. Enviroment (Tahun 2012); dan
8. Pengeboran untuk Peledakan pada Tambang Bawah Tanah level 3 Operator Pengeboran
Peledakan (2014).
9. Pengawasan Kegiatan Pengeboran & Peledakan pada Tambang Terbuka (2014).
10. Pelaksanaan Peledakan Pada Tambang Terbuka untuk Pertambangan Minerba (2015).
11. Pengoperasian Mesin Bor untuk Lubang Ledak pada Tambang Terbuka Minerba (2015).
12. Pengoperasian Penyaliran Tambang Terbuka pada Kegiatan Pertambangan Minerba (2015)

22
ROADMAP 4 TAHUN
TAHUN
SNI SNI > 5
HASIL KU TH
NO KOMITE TEKNIK
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 BELUM BELUM
REVISI KU

13-05
BARU
Perlindungan KU
1 KU REVISI DAN 1 12
lingkungan (12 SNI)
REVISI
pertambangan minerba

13-06
KU REVISI
2 K3 pertambangan KU REVISI BARU* REVISI 11 9
(9 SNI)
minerba

73-01 BARU
3 Komoditas RSNI KU KU DAN REVISI REVISI 29 66
pertambangan minerba REVISI

73-02 BARU
4 Teknik pertambangan KU REVISI REVISI DAN 1 12
minerba REVISI
KETERPADUAN SERTIFIKASI KOMPETENSI PROFESI
PENDIDIKAN & SERTIFIKASI
REGISTRASI/
PELATIHAN BERBASIS KOMPETENS
KOMPETENSI
LISENSI PROFESI
I

MEMASTIKAN
MEMASTIKAN
MENGEMBANG KESESUAIAN
DAN UNTUK
KAN
KOMPETENSI MEMELIHARA TUJUAN
KOMPETENSI PENERAPAN WAJIB

Ijazah (pendidikan)
Sertifikasi Kompetensi Registrasi/Lisensi Personil
& Sertifikat Pelatihan
OTORITAS
LEMBAGA PENDIDIKAN LSP
& LEMBAGA PELATIHAN KOMPETEN
PROSES SERTIFIKASI KOMPETENSI
6 MEMBENTUK LSP
3
MENUNJUK 5
ASSESSOR LAPORAN

8
7 REKOMENDASI ASSESSMEN

PEMBERIAN SERTIFIKAT KOMPETENSI


KOMITE TEKNIK* TIM ASSESSOR KOMPETENSI

4 ASSESSMEN

PESERTA di TUK
1 MENGAJUKAN
PERMOHONAN
9
2 SURVAILEN
Memilih TUK
PESERTA UJI KOMPETENSI
TANTANGAN SNI

Kesadaran stakeholder untuk menggunakan SNI rendah

Informasi mengenai SNI dan cara mendapatkan SNI terbatas

Peraturan perundang undangan yang mendorong penggunaan


SNI terbatas
STRATEGI SNI
1. Meningkatkan komunikasi dengan instansi/lembaga dan lintas Kementerian serta
para pemangku kepentingan lainnya
2. Membuat program pengembangan SNI, antara lain:
 Road Map SNI periode 4 tahun-an
 Forum Group Discussion
 Evaluasi Kinerja dan Anggota Komite Teknik
3. Sosialisasi Standardisasi, berupa:
 SNI Corner
 Seminar
 Pembinaan Pemerintah Daerah dan Perusahaan Pertambangan
4. Mengusulkan aspek terkait standardisasi di dalam rancangan suatu peraturan
perundang undangan
5. Mengusulkan anggaran yang sesuai dengan kebutuhan kegiatan pengembangan
SNI
TANTANGAN SKKNI
1. Informasi terkait SKKNI kepada stakeholder terbatas
2. RIP SKKNI belum ditetapkan
3. MEA
4. Jumlah LSP dan ruang lingkupnya terbatas
5. Pemanfaatan standar kompetensi sebagai alat kebijakan perusahaan dalam
kegiatan usaha pertambangan belum optimal
6. Partisipasi para pemangku kepentingan dalam pengembangan dan penerapan
SKKNI masih kurang
7. Anggaran terbatas
STRATEGI SKKNI
1. Meningkatkan pelayanan informasi terkait SKKNI, melalui:
 Standard Corner, website resmi DJMB, penyampaian surat resmi ke
instansi/lembaga yang berkepentingan
 Pembinaan pada Pemerintah Daerah
 Pembinaan dan pengendalian SKKNI terhadap industri/perusahaan, asosiasi
profesi, kelembagaan pendidikan vokasi/keterampilan, kelembagaan pelatihan
kerja dan LSP
2. Meningkatkan koordinasi untuk mempercepat penetapan SKKNI yang sudah di
ajukan
3. Mendorong para pemangku kepentingan untuk membentuk LSP baru
4. Terus mengusulkan anggaran yang sesuai dengan kebutuhan kegiatan
pengembangan SNI
5. Mengusulkan aspek pembinaan dan pengendalian SKKNI di dalam rancangan
suatu peraturan perundang undangan atau pedoman
Kepmen ESDM No. 1806/2018
PENGAWASAN PELAKSANAAN STANDAR
Administratif dan inspeksi teknis : penerapan dan pengembangan.

Objek:
1. STANDAR
 Sistem manajemen (ISO, OHSAS, SMKP/SMK3, dan lainnya)
 Penerapan standar (SNI Sektor pertambangan Minerba, Standar Internasional,
lainnya)
 Penerapan dokumen standar kerja operasional (SOP, JSA, WI, format daftar
periksa/checklist)
 Sistem Dokumentasi dan Kontrol Dokumen Standar Kerja Operasional (misal
revisi dan pembuatan baru)
PENGAWASAN PELAKSANAAN STANDAR
2. STANDAR KOMPETENSI KERJA
 Penerapan Standar Kompetensi Kerja (SKKNI, Standar Kompetensi Kerja
Khusus, Standar Kompetensi Kerja Internasional)
 Sistem dokumentasi dan kontrol dokumen standar kompetensi kerja (jika ada
yang digunakan)
 Struktur Organisasi (struktural dan fungsional)
 Skema rekruitmen, Tenaga Kerja Bersertifikat, Program Diklat, Modul Diklat,
Pelatih, Tempat diklat dan sarana pendukungnya
 TKA dan TKI Pendamping
TERIMA KASIH
LATAR BELAKANG
2003 2004 2006 2007 2015 2016

UU Ketenagakerjaan Permenakertrans No.31 ASEAN ECONOMIC PERMEN ESDM No.42


PP No.23 Tahun 2004 31 Desember 2015 Tahun 2016
No. 13 Tahun 2003 Tahun 2006 COMMUNITY
(Singapore, 20
November 2007) Pasal 4 – Standar
Pasal 11 : BNSP merupakan Peningkatan kualitas AEC (Asean Economic Kompetensi Kerja :
Setiap tenaga kerja lembaga independen tenaga kerja terdiri 3 Comunity) / MEA 1.Setiap tenaga kerja yang
berhak untuk yang dibentuk untuk pilar Utama : 1. Menuju single (Masyarakat Ekonomi
market & production bekerja dibidang
memperoleh dan / atau mengatur sertifikasi Asean) diberlakukan pertambangan mineral dan
meningkatkan dan/atau kompetensi kerja di 1. Standar kompetensi base (bebas barang
dan jasa, bebas batubara wajib memiliki
mengembangakan Indonesia kerja kompetensi kerja dibidang
kompetensi kerja 2. Pelatihan berbasis investasi, bebas
tenaga kerja, dan pertambangan mineral dan
melalui pelatihan kerja standar kompetensi batubara
3. Sertifikasi oleh bebas modal
2. Penciptaan kawasan 2.Kompetensi kerja dibidang
lembaga yang pertambangan mineral dan
Pasal 18 : ayat (4) independen ekonomi regional
yang berdaya saing batubara sebagaimana
Untuk melaksanakan (dibawah BNSP) dimaksud ayat (1) mengacu
sertifikasi kompetensi tinggi
3. Kawasan dengan pada :
kerja dibentuk Badan a.SKKNI
Nasional Sertifkasi pembangunan
ekonomi yang b.SKKK
Profesi yang c.SKKI
Independen merata
4. Integrasi penuh pada
ekonomi global 16 Mei 2016

Penandatanganan kesepakatan
Kelanjutan dari Kesepakatan :
- AFTA (Singapore, Th 1992) MRA (Mutual Recognition
- ACFTA (Pnom Penh, Th 2002) Agreement) oleh Menaker
ASEAN
TAHAP PERUMUSAN SNI
TAHAPAN PERTAMBANGAN
Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian,
pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi:
1. Penyelidikan umum
2. Eksplorasi
3. Studi kelayakan
4. Konstruksi
5. Penambangan
6. Pengolahan dan pemurnian
7. Pengangkutan dan penjualan
8. Pascatambang.
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)

Serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai


proses penyelenggaraan aktifitas organisasi, bagaimana
dan kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa
dilakukan.
TUJUAN SOP
1. Untuk memberikan panduan bagi seluruh karyawan dalam mengidentifikasi,
menyusun, mendokumentasikan, mengembangkan, memonitor serta
mengevaluasi pelaksanaan tugas sesuai dengan visi dan misi organisasi.
2. Agar petugas/pegawai menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas/pegawai
atau tim dalam organisasi atau unit kerja.
3. Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi.
4. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas/pegawai
terkait.
5. Melindungi organisasi/unit kerja dan petugas/pegawai dari malpraktek atau
kesalahan administrasi lainnya.
6. Untuk menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan,duplikasi, dan inefsiensi.
PENYUSUNAN SOP
1. Persiapan,
Pembentukan tim yang terdiri dari :
a) Tim penyusun SOP organisasi bertanggungjawab secara keseluruhan proses
penyusunan sop.
b) Tim penyusun SOP unit kerja mandiri.

2. Penilaian kebutuhan SOP


3. Pengembangan SOP
4. Penerapan Sop
5. Monitoring dan evaluasi SOP
SOSIALISASI STANDAR
Metode Sosialisasi:
1. Kampanye
2. Pertemuan
3. Pendidikan dan pelatihan

Faktor-faktor Pemilihan Metode Sosialisasi:


4. Faktor peserta
 Perbedaan jenjang pendidikan
 Latar belakang
 Tingkat intelektualitas
1. Faktor Materi
2. Faktor Waktu
3. Faktor Media Penyampaian
JENIS – JENIS SOP
1. SOP teknis
Ciri-ciri SOP teknis
pelaksanaan berjumlah satu orang atau satu kesatuan tim kerja atau jabatan meskipun
dengan pemangku yang lebih dari satu.
Berisi langkah rinci atau cara melakuakan pekerjaan atau langkah detail
pelaksanaan kegiatan.

2. SOP administratif
Ciri-ciri SOP administratif
Pelaksanaan berjumlah banyak atau lebih dari satu karyawan atau lebih dari satu jabatan
dan bukan merupakan satu kesatuan yang tunggal.
Berisi tahapan pelaksanaan kegiatan atau langkah-langkah pelaksanaan kegiatan yang
bersifat makro ataupun mikro yang tidak menggambarkan cara melakukan kegiatan
MANFAAT SOP
1. Sebagai standarisasi cara yang dilakukan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan
yang menjadi tugasnya.
2. Mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yang mungkin dilakukan oleh karyawan dalam
melaksanakan tugas.
3. Mengurangi tingkat kesalahan yang mungkin dilakukan karyawan dalam melaksanakan
tugas.
4. Meningkatkan efsiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab individual
karyawan dan organisasi secara keseluruhan.
5. Membantu karyawan menjadi lebih mandiri dan tidak bergantung pada intervensi
manajemen, sehingga akan mengurangi keterlibatan pimpinan dalam pelaksanaan proses
sehari-hari.
6. Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan tugas.
7. Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan karyawan cara konkrit
untuk memperbaiki kinerja serta membantu mengevaluasi usaha yang telah dilakukan.
8. Memastikan pelaksanaan tugas sehari-hari dapat berlangsung dalam berbagai situasi.
MANFAAT SOP
9. Memberikan informasi mengenai kualifikasi kompetensi yang harus dikuasai oleh
karyawan dalam melaksanakan tugasnya.
10. Memberikan informasi bagi upaya peningkatan kompetensi karyawan.
11. Memberikan informasi mengenai beban tugas yang dipikul oleh seorang karyawan
dalam melaksanakan tugasnya.
12. Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas.
13. Membantu penelusuran terhadap kesalahan prosedural dalam menjalankan tugas.
14. Membantu memberikan informasi yang diperlukan dalam penyusunan standar kerja,
sehingga sekaligus dapat memberikan informasi bagi kinerja tugas sehari-hari
PRINSIP PENYUSUNAN SOP
1. Ditulis secara jelas, sederhana dan tidak berbelit-belit sehingga mudah dimengerti
dan diterapkan untuk satu kegiatan tertentu.
2. Dapat menjadi pedoman yang terukur baik mengenai norma waktu, hasil kerja
yang tepat dan akurat, maupun rincian biaya pelayanandan tata cara pembayaran
bila diperlukan adanya biaya pelayanan
3. Memberikan kejelasankapan dan siapa yang harus melaksanakan kegiatan, berapa
lama waktu yang dibutuhkan dan sampai dimana tanggung jawab masing-masing
pegawai/pejabat.
4. Sudah dirumuskan dan selalubisa menyesuaikan dengan kebutuhan dan
perkembangan kebijakan yang berlaku.
5. Menggambarkan alur kegiatan yang mudah ditelusuri jika terjadi hambatan
PENERAPAN SOP
1. Perencanaan Penerapan SOP
Pengembangan atau perubahan SOP harus disertai dengan rencana penerapan yang tepat.
2. Pemberitahuan (Notification)
3. Distribusi dan Aksesibilitas
Salinan/copy dari berbagai SOP yang dikembangkan harus tersedia untuk semua pelaksana
yang terkait dalam SOP tersebut.
4. Pelatihan Pemahaman SOP
Pelatihan bisa dalam bentuk formal atau informal, dilaksanakan dalam kelas ataupun pada
pelaksanaan tugas sehari-hari.
Mempertimbangkan empat komponen utama: motivasi, alih informasi, kesempatan untuk
melatih keterampilan baru, dan peningkatan kemampuan.
Pemberian pelatihan dimulai dengan penilaian kebutuhan pelatihan, penyusunan materi
pelatihan, pemilihan peserta pelatihan, pemilihan instruktur, serta penjadwalan dan
pengadministrasian pelatihan.
5. Supervisi
Perlu dibentuk tim.
FUNGSI SOP

1. Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.


2. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.
3. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.
4. Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama berdisiplin dalam bekerja.
5. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.
FORMAT SOP
Faktor yang dapat dijadikan dasar dalam penentuan format penyusunan SOP yang akan
dipakai oleh suatu organisasi yaitu:
 Banyaknya keputusan yang akan dibuat dalam suatu prosedur.
 Banyaknya langkah dan sub langkah yang diperlukan dalam suatu prosedur.
 Siapa yang dijadikan target sebagai pelaksana Standard Operating Prosedure (SOP)
 tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan Standard Operating Prosedure (SOP) ini.

Ada 4 jenis format umum Standard Operating Prosedure (SOP):


1. langkah sederhana (simple steps)
2. Tahapan berurutan (/ierarchical steps)
3. Grafik (graphic)
4. Diagram alir (Flow charts) : Linear flow charts (diagram alir linier) dan Branching flow
charts (diagram alir bercabang)
ASAS PENYUSUNAN SOP
1. Asas pembukaan, yaitu disusun berdasarkan tata cara yangbentuk yang telah dibakukan
sehingga dapat menjadi acuan yang baku dalam melakukankan suatu tugas.
2. Asas pertanggung jawaban, hal ini harus dapat dipertanggung jawabkan baik dari sisi
isi, bentuk, prosedur, standar yang ditetapkan maupun dari sisi keabsahannya.
3. Asas kepastian, yakni adanya keseimbangan hak dan kewajiban antara aparatur
dan masyarakat sehingga masing-masing pihak mempunyai tanggung jawab yang sama.
4. Asas keseimbangan, yakni adanya keseimbangan hak dan kewajiban antara aparatur
dan masyarakat sehingga masing-masing pihak mempunyai tanggung jawab yang sama.
5. Asas keterkaitan, yaitu harus terkait dengan kegiatan administrasi umum baik secara
langsung maupun tidak langsung.
6. Asas kecepatan dan kelancaran, yakni yang dapat menjamin terselesaikannya suatu
tugas pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, tepat sasaran, menjamin
kemudahan dan kelancaran secara prosedural.
7. Asas keamanan, yaitu harus dapat menjamin kepentingan semua pihak yang
terlibat dalam pelaksanaan tugas.
8. Asas keterbukaan, yaitu keberadaan SOP dapat menciptakan transparansi dalam
pelaksanaan tugas
TERIMA KASIH

SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai