Anda di halaman 1dari 18

Sistem Standardisasi

Nasional

Nina Hairiyah, S.TP., M.Si


Latar Belakang

1. Menghadapi era perdagangan bebas


 dalam rangka menjamin terciptanya
perdagangan yang adil dan jujur serta
menunjang produk nasional dan
perlindungan masyarakat dalam hal
keselamatanm keamanan, kesehatan dan
fungsi lingkungan hidup
2. Meningkatkan keunggulan kompetitif
produk nasional
Kelembagaan

Lembaga yang berwenang untuk menyusun


Sistem Standardisasi Nasional adalah :
1. Badan Standardisasi Nasional
2. Komite Akreditasi Nasional (KAN)
3. Komite Standar Nasional untuk Satuan
Ukuran (KSNSU)
Badan Standardisasi Nasional

 Koordinator penyusunan standardisasi


nasional dengan pada para stakeholder
(pemerintah, pelaku usaha, konsumen dan
kaum profesional (ilmuwan)), KAN, dan
KSNSU
KAN

 Melakukan akreditasi terhadap lembaga


sertifikasi, lembaga inspeksi dan
laboratorium, baik yang berlokasi di dalam
negeri maupun di luar negeri
 Hasil akreditasi ini akan dikoordinasikan
kepada Badan Standardisasi Nasional
 Lembaga yang sudah diakreditasi akan diberi
logo KAN
Cakupan Akreditasi

1. Lembaga sertifikasi sistem manajemen mutu


2. Lembaga sertifikasi sistem manajemen lingkungan
3. Lembaga sertifikasi produk
4. Lembaga sertifikasi personel
5. Lembaga sertifikasi sistem HACCP
6. Lembaga inspeksi
7. Laboratorium penguji
8. Laboratorium kalibrasi
9. Lembaga sertifikasi sistem pengelolaan hutan lestari
10. Lembaga pelatihan
Lembaga Sertifikasi

 Melakukan kegiatan penilaian kesesuaian


terhadap persyaratan tertentu
 Hasil penilaian dinyatakan dengan sertifikat
(sistem manajemen mutu, sistem
manajemen lingkungan, produk, personel,
sistem keamanan pangan, sistem
pengelolaan hutan lestari, dan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja)
Lembaga Inspeksi

 Melakukan pemeriksaan kesesuain barang


dan/atau jasa terhadap persyaratan tertentu
Laboratorium

 Laboratorium penguji dan atau kalibrasi yang


melakukan kegiatan pengujian dan atau
kalibrasi
KSNSU

 Berdasarkan Keppres No 79/2001, penglolaan


teknis ilmiah standar nasional untuk satuan
ukuran dilakukan oleh unit kerja di
lingkungan Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) yang bertugas di bidang
metrologi
Metrologi

 Dalam rangka menjamin kebenaran hasil


pengukuran dan pengujian
 Standar untuk satuan ukuran meliputi :
1. Standar pengukuran
2. Standar internasional untuk satuan ukuran
3. Standar nasional untuk satuan ukuran
4. Standar primer
5. Standar sekunder
6. Standar acuan
7. Standar kerja
Organisasi Penyusunan Metrologi

 International Vocabulary of Basic and General


Terms in Metrology disusun oleh :
1. Bureau International des Poids et Mesures
(BIPM)
2. International Electrotechnical Commision (IEC)
3. International Organozation for
Standardization (ISO)
4. Organisation Internationale de Metrologie
Legale (OIML)
Perumusan Standar dan Pedoman

 Standar Nasional Indonesia disusun dimulai


dari Rancangan Standar Nasional Indonesia
 RSNI disusun oleh panitia teknis perumusan
SNI yang meliputi semua stakeholder
 Apabila panitian teknis belum terbentuk,
maka RSNI dapat dibuat oleh instansi teknis
 RSNI ditetapkan menjadi SNI oleh BSN
Perumusan Standar dan Pedoman

 Standar disusun dengan memperhatikan :


1. Kebijakan pembangunan nasional
2. Keselamatan, keamanan dan kesehatan
konsumen
3. Perkembangan dan kebutuhan perdagangan
nasional dan internasional
4. Kemampuan dan kebutuhan industri dalam
negeri
5. Perkembangan teknologi mutakhir
6. Kelestarian fungsi lingkungan hidup
Falsafah Perumusan Standar

1. Pendekatan pragmatis yaitu mengadopsi atau


mengadaptasi sebagian atau keseluruhan standar
negara lain atau standar internasional yang sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi di Indonesia
2. Sejauh mungkin dirumuskan selaras dengan
standar internasional atau regional
3. Memetik pengalaman negara lain yang memiliki
kondisi sosio ekonomi sama
4. Mempertimbangkan kemampuan industri nasional
5. Memenuhi syarat notifikasi (pemberitahuan)
Kaji Ulang SNI

 Kaji ulang sedikitnya sekali dalam lima tahun


Penerapan SNI

berlaku diseluruh wilayah R.I;


bersifat sukarela;
dalam hal berkaitan dengan
keselamatan, keamanan, kesehatan,
pelestarian fungsi lingkungan hidup
dan/atau pertimbangan ekonomi dapat
diberlakukan wajib oleh instansi teknis
yang terkait;
tata cara pemberlakuan SNI wajib di atur
dengan Keputusan Pimpinan Instansi
Teknis
Tugas

 Carilah SNI untuk masing-masing orang


berbeda
 Lakukan pembahasan :
1. Mengapa SNI untuk permasalahan tersebut
perlu dibuat ?
2. Apakah masyarakat pengguna dapat
menerapkannya secara sempurna ?
3. Apakah perlu ada perbaikan terhadap SNI
tersebut ?

Anda mungkin juga menyukai