Anda di halaman 1dari 20

Pendidikan Khusus Profesi Advokat

Pkpa
Fakultas Hukum
Universitas Atma Jaya
Yogyakarta

HUKUM ACARA PIDANA


MATERI III
(Teknikal Advokasi Perkara Pidana)

Al. Wisnubroto
PRAKTIK HUKUM = SENI
BAGAIMANA MENGOLAH:
• FAKTA (inconcreto) + HUKUM (inabstracto)
• Bukti Faktual  Bukti Yuridis
• Komunikasi Personal  Bahasa Hukum
• Kepentingan Klien + Kepentingan Penegakan Hukum

============ Bagaimana memadukan


LOGIKA + KEPEKAAN
RASIO + HATI NURANI
POSISI ADVOKAT DALAM
PERKARA PIDANA

DOUBLE AGENT
Membela kepentingan Klien tanpa harus mengorbankan nilai-nilai etika,
moral dan hukum

Ingat pendapat Trapman:


Subjectieve beoordeling van en objectieve positie
P
MODAL DASAR R
O
Penguasaan Materi F
(sempit: Hukum; luas: Multidisiplin ilmu)
E
Keterampilan Praktek/Aplikasi S
Kemampuan Beradaptasi I
O
(fleksibel & kreatif) N
Keberanian Bertindak (progresif) A
L
Keteguhan Berprinsip (idealisme) I
Pengendalian diri S
M
E
PERLU DIKUASAI SEBELUM
PENDAMPINGAN:
Pokok Masalah/Perkara
Keadaan Klien saat terjadinya tindak pidana
Posisi Klien (pelaku/korban)
Unsur Perbuatan Pidana
Kekhususan Perbuatan Pidana
Fase/tahap Pemeriksaan
Bukti yang ada
ADVOKAT SEBAGAI PENASEHAT HUKUM
TERSANGKA/TERDAKWA

LANDASAN YURIDIS:
Pasal 28D & 28I UUD 1945; Pasal 56-57 UU No. 48/2009; Pasal 54, 69-74 UU No.
8/1981; UU No 18/2003; UU 16/2011

Pasal 56 UUKK:
“(1) Setiap orang yang tersangkut perkara berhak memperoleh
bantuan hukum; (2) Negara menanggung biaya perkara bagi
pencari keadilan yang tidak mampu”
Pasal 70 ayat (1) KUHAP:
“Penasehat hukum berhak berbicara dengan tersangka pada
setiap tingkat pemeriksaan dan setiap waktu untuk kepentingan
pembelaan perkara”
Article 14 sub 3 d
The International Convenant on Civil and Political Right:

“Kepada tersangka/terdakwa diberikan jaminan diadili


dengan kehadiran terdakwa, membela diri secara
pribadi atau dengan bantuan penasehat hukum menurut
pilihannya sendiri, diberitahukan tentang hak-haknya jika
tidak mempunyai penasehat hukum dan jika untik
kepentingan peradilan perlu untuk itu, dan jika ia tidak
mampu untuk membayar penasehat hukum, ia
dibebaskan dari pembayaran”
PERAN PENASEHAT HUKUM PADA FASE
PENYELIDIKAN & PENYIDIKAN
Prinsip:
Menempatkan KUHAP sebagai “Policing the Police”
dalam arti tidak boleh menyimpangi KUHAP tetapi harus
kritis terhadap kelemahan KUHAP
Syarat subjektif penahanan sering dipakai untuk menekan
tersangka  perjuangkan penangguhan penahanan
Sifat fakultatif dan pasif dalam pemberian bantuan hukum pada
pemeriksaan pendahuluan  aktif persuatif pada tersangka dan
penyidik
Tidak ada batas waktu lamanya penyidikan (jika terdakwa tidak
ditahan)  perjuangkan hak-hak keperdataan tersangka
PERAN PENASEHAT HUKUM PADA FASE
PENUNTUTAN

Tidak adanya ketentuan yang membatasi berapa kali


Prapenuntutan  perjuangkan kepastian proses
perkara
Proses penuntutan yang cenderung tertutup  aktif
melakukan pemantauan

Apabila perlu mekanisme kontrol yang


diperkenankan oleh hukum seperti Praperadilan
atau Protes atau Laporan pada Instansi yang
PERAN PENASEHAT HUKUM PADA FASE
PERSIDANGAN
Secara aktif membela hak-hak terdakwa yang dilindungi oleh
undang-undang
Memanfaatkan hak dan kesempatan dalam proses persidangan:
Mengajukan Eksepsi
Mengajukan Perlawanan terhadap Putusan Sela
Mengajukan, menolak, memeriksa segala alat bukti
Mengajukan Pembelaan/Klemensi
Mengajukan Duplik
Menanggapi Putusan (Upaya Hukum)
SECARA CERMAT, JELAS DAN KOMPREHENSIF
KUNCI KEMAHIRAN
ANALISIS FAKTA
Ingat!!!
Pembuktian dalam perkara pidana bertujuan untuk mencari
KEBENARAN MATERIEL
Diperlukan:
Kemampuan mengekplorasi informasi dari bukti-bukti
Kemampuan mengolah (me-manage) informasi tsb
Kemampuan melakukan “CROSS CHECK EXAMINATION”
Kemampuan menganalisis dan mengkonstruksi informasi
dari bukti-bukti dalam rangka mengungkap fakta
Kemampuan me-manage fakta yang terungkap guna
kepentingan pembelaan
KUNCI KEMAHIRAN ANALISIS YURIDIS
Ingat !!!
Asas Legalitas (nullum delictum pravia sine lege poenali)
Asas Culpabilitas (geen straf zonder schuld)
Diperlukan:
Kemampuan legal audit & legal opinion
Kemampuan menguraikan dan mengkorelasikan unsur-unsur
perbuatan (sesuai dengan fakta yang terungkap) dengan unsur-
unsur hukum (sesuai dengan rumusan aturan)
Kemampuan memahami berbagai aspek yang melatarbelakangi
hukum positif (LEGAL SPIRIT OF LAW)
Kemampuan berpikir silogisme untuk kepentingan pembelaan
ADVOKAT SEBAGAI
KUASA HUKUM KORBAN
KUHAP sekarang lebih mengakomodasi kepentingan Tersangka &
Terdakwa  muncul UU. No. 13 Tahun 2006 tentang
Perlindungan Saksi dan Korban jo. UU No. 31 Tahun 2014
telah ada payung hukum sekalipun masih ada kelemahan dan
hambatan pelaksanaan
Diperlukan improvisasi Advokat untuk mengadvokasi kepentingan Korban
Tindak Pidana
Dalam mendampingi korban, sedapat mungkin mengusahakan agar rasa
keadilan korban dapat terakomodasi dalam setiap fase pemeriksaan
Advokat sebagai Kuasa Hukum Korban setidaknya harus mampu
meyakinkan kepada setiap pejabat pemeriksa (khususnya penyidik)
mengenai peran dan kepentingan korban dalam penyelesaian perkara
pidana
Mengupayakan agar korban memperoleh perlakuan yang layak dan
perlindungan yang optimal (meyakinkan LPSK)
TINDAKAN NYATA
YANG DAPAT DILAKUKAN
Antara lain:
Mengupayakan pemberdayaan korban  agar korban
memiliki keberanian dan meyakini tindakannya benar
Memperjuangkan hak-hak keperdataan korban  misalnya
berkaitan dengan penyitaan barang bukti, ganti rugi,
kompensasi dll.
Menjaga agar jalannya proses peradilan pidana tidak
merugikan korban, misalnya: tuntutan target penyelesaian
perkara memaksa menempatkan korban semata-mata menjadi
objek pemeriksaan  lawyer harus mampu meyakinkan pejabat
pemeriksa mengenai kondisi psikologis kliennya & arti penting
perlindungan korban
PENANGANAN KASUS TINDAK
PIDANA KHUSUS

SECARA UMUM PRINSIP = SAMA dengan penanganan


kasus pidana umum
YANG PERLU DIPERHATIKAN:
KEKHUSUSAN yang berkaitan dengan
penyimpangan/pengecualian pada HUKUM PIDANA
MATERIEL & FORMIL
Asas-asas
Rumusan perbuatan & sanksi
Prosedur
ASAS PENTING:
Asas Legalitas
Asas Culpabilitas
Asas Lex Specialis Derogat Legi Generalis
Asas Lex Priori Derogat Legi Posteriori
Dll.
IKUTI PERKEMBANGAN ASAS, DOKTRIN, ILMU
dan REALITAS SOSIAL serta NILAI-NILAI
Peran Advokat/Pengacara tidak terbatas sebagai “Penasehat
hukum” yang bertugas mendampingi Tersangka/Terdakwa/-
Terpidana, tetapi juga sebagai “Kuasa Hukum” bagi Individu,
Masyarakat, Lingkungan atau Kelompok Kepentingan tertentu yang
menjadi korban atau potensial menjadi korban tindak pidana tertentu
SUMBER HUKUM PIDANA POSITIF
UMUM KHUSUS

KODIFIKASI UU yg
merubah, UU
UU Hukum
KUHP menambah,
menghapus
Tindak
Pidana
Pidana
Administrasi
ketentuan Khusus
KUHAP dlm KUHP

JAKSA PU

PENASEHAT
HUKUM
SUMBER HUKUM PIDANA “ADAT”
(Customary Law)

Penerapan asas legalitas


tidak mengurangi
berlakunya HUKUM
YANG HIDUP DALAM  Nilai Normatif
MASYARAKAT  Nilai Spesifik/khusus
sepanjang sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila  Nilai Luhur Bangsa
dan/atau prinsip-prinsip  Nilai Universal/Global
hukum umum yang
diakui oleh masyarakat
bangsa-bangsa
KASUS (PIDANA) STRUKTURAL

PERKARA YANG DIBALUT KEPENTINGAN


POLITIK
Sulit  perlu strategi khusus
Pendekatan yuridis  tidak cukup
Perlu menggalang kekuatan publik, misalnya
membangun kerjasama antar lembaga masyarakat
prodemokrasi dan mass media
Opini publik harus dibangun sebagai alat penekan
bagi aparat penegak hukum
TANTANGAN PENEGAKAN HUKUM
• Perubahan paradigma keilmuan
• Perkembangan Realitas Sosial
• Perkembangan sistem kejahatan

CARA BERHUKUM

LEGAL- HUKUM
POSITIVISM PROGRESIF

Anda mungkin juga menyukai