“DAULAH”, yang artinya KEKUASAAN TERTINGGI. Pengertian Kedaulatan itu sendiri adalah Kekuasaan Yang Tertinggi Utk Membuat Undang-Undang, dan Melaksanakannya Dengan Semua Cara Yang Tersedia. ISTILAH-ISTILAH KEDAULATAN
SOVEREIGNITY (BHS INGGRIS)
SOUVEREINTEIT (BHS PERANCIS) SUPREMUS (BHS LATIN) DAULAH (BHS ARAB) SOVRANITA (BHS ITALIA) KEDAULATAN = KEKUASAAN YANG TERTINGGI KEDAULATAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA UUD THN 1945, PASAL 1: Ayat 1; “ Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang Berbentuk Republik”. Ayat 2; “ Kedaulatan berada di tangan Rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”. Ayat 3; “Negara Indonesia adalah Negara Hukum”. PEMBAGIAN KEKUASAAN NEGARA MENURUT MONTESQUIEU
KEKUASAAN LEGISLATIF: MPR, DPR, DPD
~ Membuat Undang-Undang KEKUASAAN EKSEKUTIF: PRESIDEN ~ Melaksanakan/ Menjalankan Undang- Undang KEKUASAAN YUDIKATIF: MA, MK, KPK, KY ~ Mengadili Pelanggaran Undang-Undang EMPAT (4) SIFAT POKOK KEDAULATAN MENURUT JEAN BODIN
ASLI : Kekuasaan Tidak Berasal dari Kekuasaan
lain yang Lebih Tinggi. PERMANEN : Kekuasaan itu Tetap Ada Sepanjang Negara Tetap Berdiri, walaupun Pemerintah sudah berganti. TUNGGAL (BULAT) : Kekuasaan itu Merupakan Satu-Satunya dalam Negara, dan Tidak Dibagikan kepada Badan-Badan lain. TIDAK TERBATAS (MUTLAK) : Kekuasaan itu Tidak Dibatasi oleh Kekuasaan lain. DUA BENTUK KEDAULATAN (KEKUASAAN TERTINGGI) KEDAULATAN KE DALAM: Bahwa Bangsa yang merdeka memiliki kekuasaan utk Menyusun dan Mengatur Organisasi Pemerintahan sendiri, serta Kekuasaan utk Mengelola semua yang ada di wilayahnya yg mengandung Sumber Daya Alam, baik di darat, laut, udara, dan utk kemakmuran rakyat tanpa Campur Tangan Negara lain. KEDAULATAN KE LUAR: Mempunyai Kekuasaan utk Berhubungan dan Bekerja sama dengan Bangsa lain tanpa terikat oleh Kekuasaan lain, (Contoh: Mengadakan Perjanjian dengan Negara lain, Menyatakan Perang, Perdamaian, Ikut serta dalam Organisasi Internasional). TEORI KEDAULATAN TUHAN Merupakan Teori Kedaulatan yang Pertama dalam sejarah. Teori ini mengajarkan Bahwa Negara dan Pemerintah mendapat Kekuasaan Tertinggi dari Tuhan sebagai asal segala sesuatu (Causa Prima). Kekuasaan yg berasal dari Tuhan itu diberikan kepada tokoh2 Negara terpilih, yg secara kodrati ditetapkan-Nya menjadi Pemimpin Negara dan berperan selaku wakil Tuhan di Dunia. Teori ini dianut Raja Mesir Kuno, Kaisar Jepang, Kaisar Tiongkok, Raja Belanda, Raja Ethiopia. Pelopor teori: Agustinus, Thomas Aquino, F.Hegel, F.J. Sthal. TEORI KEDAULATAN RAJA Pada Abad Pertengahan: Teori Kedaulatan Tuhan berkembang menjadi Teori Kedaulatan Raja. Bahwa Raja bertanggung jawab terhadap Dirinya Sendiri. Kekuasaan Raja berada di atas Konstitusi. Seorang Raja bahkan Tidak Perlu menaati hukum moral agama. Justru karena statusnya sbg Representasi atau Wakil Tuhan di Dunia, maka pada saat itu Kekuasaan Raja berupa TIRANI bagi Rakyatnya. Teori ini diterapkan oleh Raja Louis XIV di Perancis Peletak Dasar teori : Niccola Machiavelli, melalui Karyanya II Principle. TEORI KEDAULATAN NEGARA
Kekuasaan Tertinggi terletak pada NEGARA.
Sumber kedaulatan adalah Negara yang merupakan lembaga tertinggi kehidupan suatu bangsa. Kedaulatan timbul bersamaan dgn berdirinya suatu negara. Para penganut teori ini melaksanakan Pemerintahan Tirani, dan Kepala Negara tsb bertindak sbg Diktator. Peletak Dasar teori: Jean Bodin, F. Hegel, G. Jellinek, Paul Laband. TEORI KEDAULATAN HUKUM Menurut Teori ini : Bahwa Kekuasaan Pemerintah berasal dari Hukum Yang Berlaku. Hukumlah yg membimbing Kekuasaan Pemerintah. Kekuasaan Hukum merupakan kekuasaan tertinggi dalam negara. Hukum bersumber dari Rasa Keadilan dan Kesadaran Hukum. Negara melindungi Hak2 warga negara dan mewujudkan Kesejahteraan Umum. Pelopor teori : Hugo de Groot, Krabbe, Immanuel Kant, Leon Duguit. TEORI KEDAULATAN RAKYAT
Bahwa Rakyat merupakan KESATUAN yang
dibentuk oleh Suatu Perjanjian Masyarakat. Sebagai pemegang Kekuasaan Tertinggi; Rakyat memberikan sebagian Kekuasaannya kepada Penguasa yg dipilih oleh Rakyat, dan Penguasa tsb harus Melindungi Hak-Hak Rakyat. Pelopor teori: Montesquieu, J.J.Rousseau. BENTUK DAN PRINSIP KEDAULATAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Pembukaan UUD Thn 1945, Alinea keempat,
yaitu “.... maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang- Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat....” Pasal 1 ayat (2) UUD Thn 1945, menegaskan “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”. NEGARA INDONESIA MENGANUT TEORI KEDAULATAN HUKUM UUD Thn 1945, Psl 1 ayat (3), menyatakan: “Negara Indonesia adalah Negara Hukum”. UUD Thn 1945, Psl 27 ayat (1), “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan, dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”. Jadi berdasarkan psl diatas, bahwa pelaksanaan Kedaulatan Rakyat oleh Lbg Negara tidak Bersifat Mutlak (Tanpa Batas), melainkan dilaksanakan sesuai dgn Peraturan Perundang2an yg berlaku. PRINSIP-PRINSIP KEDAULATAN NEGARA RI: Negara Indonesia adalah Negara KESATUAN yang berbentuk REPUBLIK. Kedaulatan berada di Tangan Rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Negara Indonesia adalah Negara Hukum. Presiden Tidak Dapat Membekukan dan/atau Membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat. Menteri-Menteri Diangkat dan Diberhentikan oleh Presiden. MPR hanya dapat Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut UUD. KEDAULATAN RAKYAT YANG DEMOKRASI Prinsip Kedaulatan Rakyat, memiliki Hubungan yang erat dengan Makna Demokrasi. Demokrasi berasal dari kata “DEMOS” dan “KRATEIN”. Demos berarti Rakyat. Kratein berarti Pemerintahan. Secara harfiah, demokrasi memiliki pengertian PEMERINTAHAN RAKYAT. Abraham Lincoln mengartikan; Bahwa demokrasi sebagai Pemerintahan Dari Rakyat, Oleh Rakyat, dan Untuk Rakyat. Jadi, dlm Negara Demokrasi, Rakyat yang memiliki kekuasaan untuk Mengatur Pemerintahan, atau Kekuasaan ada di Tangan Rakyat. Hal ini sejalan dengan Makna Kedaulatan Rakyat. PEMERINTAHAN DEMOKRATIS DIBAWAH RULE OF LAW: Perlindungan Konstitusional. Badan Kehakiman yang Bebas dan Tidak memihak. Pemilihan Umum yang Bebas. Kebebasan untuk Menyatakan Pendapat. Kebebasan untuk Berserikat / Berorganisasi dan Beroposisi. Pendidikan Kewarganegaraan. DEMOKRASI PANCASILA
Demokrasi Pancasila memiliki makna:
Demokrasi yang dijiwai oleh Nilai2 Pancasila sbg Satu Kesatuan. Demokrasi yg dijiwai oleh Nilai Ketuhanan YME, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. ASAS (PRINSIP) UTAMA DEMOKRASI PANCASILA Asas utama Demokrasi Pancasila, yaitu Pengambilan Keputusan melalui Musyawarah Mufakat. Musyawarah berarti Pembahasan utk menyatukan pendapat dlm penyelesaian masalah bersama. Mufakat adalah sesuatu yg telah disetujui sbg keputusan berdasarkan kebulatan pendapat. Jadi, musyawarah mufakat berarti Pengambilan suatu keputusan berdasarkan kehendak orang banyak (Rakyat), sehingga tercapai Kebulatan Pendapat. MUSYAWARAH MUFAKAT BERPANGKAL TOLAK PADA: Musyawarah Mufakat: Bersumberkan inti Kerakyatan yg dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan. Pengambilan keputusan: Harus berdasarkan Kehendak Rakyat melalui Hikmat Kebijakasaan. Cara mengemukakan Hikmat Kebijaksanaan: Harus berdasarkan Akal Sehat, Hati Nurani Luhur, serta mempertimbangkan Persatuan, Kesatuan Bgs, serta Kepentingan Rakyat. Keputusan yg diambil: Harus dapat dipertanggungjawabkan secara Moral kepada Tuhan, serta menjunjung tinggi Nilai Kemanusiaan dan Keadilan. Keputusan: Harus dilaksanakan secara Jujur dan Bertanggung jawab. NILAI LEBIH DEMOKRASI PANCASILA Penghargaan terhadap Hak Asasi Manusia. Penghargaan terhadap Hak-Hak Minoritas. Keputusan dalam Demokrasi Pancasila mengutamakan Kepentingan seluruh Masyarakat, Bangsa, dan Negara. Kelompok Minoritas maupun Mayoritas Memiliki Kedudukan yang sama dalam Demokrasi Pancasila. LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA YANG MENJALANKAN TUGAS KEDAULATAN RAKYAT:
A.LEGISLATIF; MPR, DPR, DPD, DPRD TKT
1, DPRD TKT 2. B.EKSEKUTIF; PRESIDEN, WAPRES, MENTERI, GUBERNUR, BUPATI, WALI KOTA. C.YUDIKATIF; MA, MK, KOMISI YUDICIAL, P.TINGGI, P.NEGERI KETERLIBATAN RAKYAT SBG PELAKSANA KEDAULATAN RAKYAT DALAM UUD 1945:
1. MENGISI KEANGGOTAAN MPR, KARENA AGT MPR YANG
TERDIRI ATAS ANGGOTA DPR DAN ANGGOTA DPD DIPILIH MELALUI PEMILIHAN UMUM (PSL 2 AYAT 1). 2. MENGISI KEANGGOTAAN DPR MELALUI PEMILIHAN UMUM (PSL 19 AYAT 1) 3. MENGISI KEANGGOTAAN DPD (PSL 22 C AYAT 1). 4. MEMILIH PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DALAM SATU PASANGAN SECARA LANGSUNG (PASAL 6 A AYAT 1). MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT (MPR):
PASAL 2 AYAT 1, UUD 1945, MENYATAKAN:
BAHWA MPR TERDIRI ATAS ANGGOTA DPR DAN ANGGOTA DPD, YANG DIPILIH MELALUI PEMILIHAN UMUM, DAN DIATUR LEBIH LANJUT DENGAN UNDANG-UNDANG.
JUMLAH AGT DPR BERDASARKAN PSL 21 UU No. 10 THN
2008, TTG PEMILIHAN UMUM AGT DPR, DPD, dan DPRD DITENTUKAN SEBANYAK 560 ORG. SEDANGKAN JLH AGT DPD DITENTUKAN, BHW AGT DPD DARI SETIAP PROVINSI DITETAPKAN SEBANYAK 4 ORG, DAN JUMLAH SELURUH AGT DPD TIDAK LEBIH DARI 1/3 JUMLAH AGT DPR. ASAS-ASAS PEMILU MENURUT UU NO. 7 THN 2017 LANGSUNG UMUM BEBAS RAHASIA JUJUR ADIL DEMOKRASI PARLEMENTER 1945- 1959 Pada Periode Thn 1945 – 1949 menurut UUD 1945 bhw Demokrasi yg harus dilaksanakan di Indonesia adalah Demokrasi Pancasila dgn Sistem Pemerintahan Kabinet Presidensial.
Namun dgn keluarnya MAKLUMAT PEMERINTAH tgl 14
Nov 1945, maka berubah menjadi Demokrasi Parlementer. Jadi dgn Maklumat tsb maka: 1. Tanggungjawab Pemerintahan berada ditangan Perdana Menteri dan Menteri. 2. Presiden tidak lagi mengurus Pemerintahan, Presiden hanya sbg Simbol Kepala Negara. DEMOKRASI PARLEMENTER DI INDONESIA THN 1945 - 1959
Pada kurun waktu UUD RIS 1949, Indonesia menganut Sistem Pemerintahan Demokrasi Parlementer. Pemerintahan dijalankan oleh Perdana Menteri, sedangkan Presiden hanya Sebagai Lambang. Pada masa UUDS 1950, Demokrasi Parlementer masih tetap dipertahankan, namun pada kenyataannya Demokrasi ini Tidak Cocok dengan Jiwa Bangsa Indonesia. SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI PARLEMENTER 1945 - 1959
Tanggung Jawab Pemerintahan adalah di Tangan Perdana
Menteri. Perdana Menteri bertanggung jawab pada Perwakilan Rakyat, yaitu KNIP. Kabinet Presidensial Pertama: 2 Sep 1945 – 14 Nov 1945. Kabinet Syahrir I: 14 Nov 1945 – 12 Mrt 1946. Kabinet Syahrir II: 12 Mrt 1946 – 20 Okt 1946. Kabinet Syahrir III: 20 Okt 1946 – 27 Jun 1947. Kabinet Amir Syarifuddin I: 3 Jul 1947- 11 Nov 1947. Kabinet Amir Syarifuddin II: 11 Nov 1947- 29 Jan 1948. Kabinet Hatta I: Presidensial: 29 Jan 1948- 4 Ags 1948. Kabinet Darurat (PDRI): 19 Des 1948- 13 Jul 1949. Kabinet Hatta II: 4 Ags 1949- 20 Ags 1949. DEMOKRASI TERPIMPIN DI INDONESIA THN 1959 - 1966
Pada masa ini yang digunakan adalah UUD 1945.
Pengertian Demokrasi Terpimpin pd Sila Keempat Pancasila, yaitu: “Dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan. Akan tetapi Presiden menafsirkan “Terpimpin”, yaitu Pimpinan terletak ditangan “Pemimpin Besar Revolusi”. Dengan demikian, pemusatan kekuasaan di tangan Presiden. Hal ini menimbulkan penyimpangan dan penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD 1945. DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959
Pembubaran Badan Konstituante.
Memberlakukan kembali UUD 1945, dan Tidak Berlakunya UUDS 1950. Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS). Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS). DEMOKRASI PANCASILA DI INDONESIA THN 1966 - 1998
Periode ini dikenal dgn Pemerintahan ORDE
BARU, yg bertekad melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara Murni dan Konsekwen. Demokrasi berpangkal dari Kekeluargaan dan Gotong Royong. Sehingga Demokrasi Pancasila berarti Kedaulatan Rakyat yg berdasarkan Kerakyatan yg dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan. KEUNGGULAN DEMOKRASI PANCASILA Mengutamakan Pengambilan Keputusan dgn Musyawarah Mufakat dlm Semangat Kekeluargaan. Mengutamakan Keselarasan dan Keseimbangan antara Hak dan Kewajiban, antara Kepentingan Pribadi dan Kepentingan Umum. Lebih mengutamakan Kepentingan dan Keselamatan Bangsa di atas Kepentingan Pribadi dan Golongan. PENYELEWENGAN DEMOKRASI PANCASILA Dalam pelaksanaan Demokrasi Pancasila, bahwa Kekuasaan dan Masa Jabatan Presiden tidak dibatasi Periodenya, maka Kekuasaan Menumpuk pada Presiden, sehingga terjadilah Penyalahgunaan Kekuasaan. Hal tersebut ditandai dengan tumbuh suburnya Budaya Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Lahirlah Gerakan Reformasi yg dipelopori Mahasiswa. Puncaknya adalah pernyataan Pengunduran Diri Soeharto sbg Presiden, dan kemudian digantikan oleh B.J. Habibie. DEMOKRASI PANCASILA MASA REFORMASI THN 1998 - Sekarang Demokrasi yg dilaksanakan pd Masa Reformasi adalah Demokrasi Berdasarkan pada Pancasila dan UUD Thn 1945, dengan Penyempurnaan Pelaksanaannya dan perbaikan peraturan-peraturan yg Tidak Demokratis. Meningkatkan peran Lembaga-lembaga Negara sesuai Fungsi, Wewenang, dan Tanggung jawabnya. Demokrasi Pancasila dimulai dgn terbentuknya DPR – MPR hasil Pemilu 1999, yg memilih Presiden dan Wkl Presiden, serta terbentuknya Lembaga2 Tinggi yg lain. SISTEM PARLEMENTER
Sistem Parlementer adalah Sebuah Sistem
Pemerintahan, dimana Parlemen (DPR) memiliki peranan penting dalam pemerintahan. Parlemen (DPR) memiliki wewenang dalam mengangkat Perdana Menteri, dan Perlemen pun dapat Menjatuhkan Pemerintahan yaitu dengan cara Mengeluarkan Mosi Tidak Percaya. SISTEM PARLEMENTER KELEBIHAN: Adalah Kefleksibilitasannya, dan Tanggapannya kepada Publik. KELEMAHAN: Adalah Sering mengarah ke Pemerintahan yang Kurang Stabil, seperti terjadi pada masa kurun waktu Tahun 1945 – 1959. Sistem Parlementer biasanya Memiliki Perbedaan yg jelas antara Kepala Pemerintahan dan Kepala Negara. Kepala Pemerintahan dipegang oleh Perdana Menteri, sementara Penunjukan Kepala Negara hanya sebatas Seremonial dengan sedikit Kekuasaan. CIRI-CIRI SISTEM PARLEMENTER
Adanya pemisahan yg jelas antara Kepala
Pemerintahan dgn Kepala Negara. Kepala Pemerintahan adalah Perdana Menteri, dan Kepala Negara adalah Presiden /Raja /Sultan /Kaisar. Kepala Pemerintahan dipilih oleh Parlemen/ DPR. SISTEM SEMI PARLEMENTER
Menteri diangkat oleh Presiden.
Perdana Menteri di intervensi oleh Presiden. Kabinet dibentuk oleh Presiden. Menteri2 secara Perorangan dan Keseluruhan bertanggung jawab kepada Parlemen. Presiden berkedudukan sbg Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan. Sistem ini berlaku sejak tgl 27 Desember 1949, sejak disahkannya UUD RIS. SISTEM PRESIDENSIAL ATAU SISTEM KONGRESIONAL Adalah merupakan Sistem Pemerintahan Negara Republik. Pada sistem ini, Kekuasaan Eksekutif Dipilih melalui PEMILU, dan Terpisah dgn Kekuasaan Legislatif. Presiden sebagai Kepala Negara, dan sekaligus sebagai Kepala Pemerintahan. Tanggung jawab Pemerintahan ada ditangan Presiden. CIRI-CIRI PEMERINTAHAN SISTEM PRESIDENSIAL Presiden berkedudukan sbg Kepala Pemerintahan, sekaligus sbg Kepala Negara. Kekuasaan Eksekutif Presiden diangkat berdasarkan Demokrasi Rakyat, dan Dipilih Langsung oleh Mereka, atau melalui Badan Perwakilan Rakyat. Presiden memiliki Hak Prerogatif (Hak Istimewa) utk mengangkat dan memberhentikan Menteri2 yg Memimpin Departemen dan Non Departemen. Menteri2 hanya Bertanggung jawab kepada Presiden. Presiden Tidak Bertanggung jawab kepada Kekuasaan Legislatif. SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL MENURUT UUD 1945 Psl 4 ayat (1): Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD. Psl 17 ayat (1,2,3,4): a. Presiden dibantu oleh Menteri2 Negara. b. Menteri2 itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. c. Setiap Menteri Membidangi Urusan Tertentu dalam Pemerintahan. d. Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran Kementerian Negara diatur dalam Undang2. PRINSIP-PRINSIP PEMERINTAHAN SISTEM PRESIDENSIAL Indonesia adalah negara yg berdasarkan pada Hukum. Pemerintahan berdasar atas Sistem Konstitusi. Kedaulatan ada di tangan Rakyat dan dilaksanakan menurut UUD. Presiden adalah penyelenggara pemerintahan tertinggi. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR. Menteri Negara adalah Pembantu Presiden dan bertanggung jawab kepada Presiden. Kekuasaan Tidak Tak Terbatas. SISTIM PEMERINTAHAN INDONESIA (SEBELUM AMANDEMEN UUD 1945) SISTIM PEMERINTAHAN INDONESIA (SETELAH AMANDEMEN UUD 1945)