Anda di halaman 1dari 36

TUGAS DAN FUNGSI TIM PENDAMPING

KELUARGA DAN REMAJA DALAM


PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
Peningkatan Kapasitas Organisasi
Kemasyarakatan untuk Pencegahan Stunting
Bagi Organisasi Wanita dan Kelompok Remaja
Tingkat Kecamatan Cilacap Selatan
Tahun 2023
Disampaikan oleh:
Diah Puspaningrum, S.KM
Penyuluh KB Ahli Muda
1. TUGAS DAN FUNGSI
TIM PENDAMPING
KELUARGA
KEDUDUKAN TPK
dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting
PENDAMPINGAN KELUARGA
Serangkaian kegiatan pendampingan yang dilakukan terhadap
keluarga yang memiliki:

1. Calon 2. Ibu hamil 3. Ibu pasca 4. Anak usia 0-59


pengantin/calon persalinan bulan.
pasangan usia subur,

Dalam rangka deteksi dini faktor risiko stunting dan melakukan upaya
untuk meminimalisir atau pencegahan faktor risiko stunting
TIM PENDAMPING KELUARGA
Yang dilakukan TPK:
Melakukan Pelayanan:

1. Identifikasi Faktor risiko stunting


(Surveilans/pengamatan berkelanjutan)
2. KIE / Penyuluhan
3. Fasilitasi pelayanan kesehatan dan rujukan
4. Fasilitasi penerimaan bantuan sosial
5. Pelayanan lainnya untuk melakukan pencegahan
kepada keluarga dengan risiko melahirkan anak-
anak stunting
Bidan Kader PKK Kader KB
KOMPOSISI & KRITERIA TIM PENDAMPING KELUARGA

Bidan
1. Minimal memiliki Ijazah pendidikan bidan
2. Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik
3. Memiliki kemampuan menggunakan gadget
Kader PKK
1. Memiliki SK atau Surat Tugas sebagai pengurus atau anggota PKK
2. Berdomisili di desa yang bersangkutan
3. Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik
4. Memiliki kemampuan menggunakan gadget

Kader KB
5. Merupakan PPKBD/Sub PPKBD/Kader Poktan/Tenaga Penggerak Desa/Kader KB di
Desa/Kelurahan
6. Memiliki SK atau Surat Tugas sebagai pengurus atau anggota IMP/kader KB
7. Berdomisili di desa yang bersangkutan
8. Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik
9. Memiliki kemampuan menggunakan gadget
TUGAS TIM PENDAMPING KELUARGA
UMUM
Melaksanakan pendampingan kepada sasaran prioritas pendampingan keluarga yang meliputi penyuluhan,
fasilitasi pelayanan rujukan dan fasilitasi penerimaan program bantuan sosial serta surveilans/pengamatan
berkelanjutan untuk mendeteksi dini faktor risiko stunting.

KHUSUS
1. Melakukan skrining 3 (tiga) bulan kepada catin, memberikan edukasi serta memfasilitasi catin yang memiliki faktor
risiko stunting mengatasi faktor tersebut.
2. Melakukan pendampingan kepada semua ibu hamil dengan pemeriksaan kehamilan/pemantauan secara berkala
sampai Persalinan.
3. Bidan menolong persalinan normal, melakukan deteksi dini faktor risiko, mendampingi dan merujuk persalinan
dengan risiko pada fasyankes tingkat rujukan.
4. Melakukan asuhan dan pendampingan pasca salin dengan promosi, KIE KB pasca salin, ibu pasca salin mengunakan
KBPP MKJP dan melakukan deteksi dini kategori resiko dan komplikasi masa nifas, serta memfasilitasi rujukan jika
diperlukan.
5. Melakukan asuhan bayi baru lahir dan pendampingan pengasuhan dan tumbuh kembang anak dibawah 5
tahun (balita) dengan melakukan skrining penilaian faktor resiko stunting, memfasilitasi bayi mendapat ASI
ekslusif selama 6 bulan, dan pemberian MPASI pada bayi diatas usia 6 bulan dengan gizi cukup dan imunisasi
dasar lengkap sesuai jadwal.
6. Memfasilitasi keluarga mendapatkan bantuan sosial
PERAN TIM PENDAMPING KELUARGA

Bidan

Pemberi pelayanan kesehatan sekaligus sebagai koordinator tim pendamping

keluarga dalam upaya percepatan penurunan stunting

Kader PKK

Mediator sekaligus pendamping keluarga dalam upaya percepatan penurunan stunting

Kader KB

Pendamping keluarga dalam upaya percepatan penurunan stunting


PENDAMPINGAN KELUARGA OLEH
BIDAN (1)
Pendampingan sekaligus pelayanan Kesehatan kepada Calon Pengantin/Calon
Pasangan Usia Subur:

❑ Menjelaskan resume hasil skrining risiko stunting berdasarkan Output


Aplikasi Pendampingan Keluarga
❑ Menjelaskan treatment (perawatan/penanganan) untuk menurunkan
faktor risiko stunting sesuai outputAplikasi Pendampingan Keluarga.
❑ Menjelaskan treatment (perawatan/penanganan) pencegahan stunting
sesuai rekomendasi Aplikasi Pendampingan Keluarga.
❑ Memantau dan memastikan kepatuhan catin dalam mengkonsumsi
suplemen zat besi dan vitamin A sesuai anjuran
❑ KIE dan Komunikasi Antar Pribadi/Konseling terhadap PUS baru yang
belum layak hamil untuk menunda kehamilan dengan menggunakan
kontrasepsi (Pil atau Kondom)
PENDAMPINGAN KELUARGA OLEH
BIDAN (2) Ibu Bersalin
Ibu Hamil ❑ Melakukan deteksi dini faktor resiko,
❑ Skrining awal kondisi kesehatan Melakukan pertolongan persalinan,
dan kehamilan. ❑ Melakukan rujukan jika diperlukan dan melakukan
❑ Pemeriksaan kesehatan kehamilan pendampingan pada kasus rujukan
berkoordinasi dengan dokter
(minimal 6 kali selama kehamilan) Ibu Pasca Salin
❑ Pendampingan Ibu hamil dalam ❑ Kunjungan Nifas dan Kunjungan Neonatal/KN
pencegahan faktor risiko stunting dan KF minimal 3 kali,
melalui surveilans ibu hamil dan
janin minimal 5 kali; ❑ Memastikan ibu pascasalin menggunakan KBPP
❑ KIE dan Komunikasi Antar MKJP,
Pribadi/Konseling tentang ❑ Deteksi dini faktor risiko dan komplikasi masa
kehamilan sehat. nifas,
❑ Fasilitasi rujukan dan koordinasi
dengan tim pelayanan ANC ❑ Rujukan jika diperlukan dan pendampingan
terpadu pada kasus rujukan,
❑ KIE dan Komunikasi Antar
Pribadi/Konseling serta pelayanan KBPP
(utamakan MKJP)
PENDAMPINGAN KELUARGA OLEH BIDAN (3)

Bayi baru lahir 0 – 59 bulan:

❑ Melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir,


Melakukan skrining awal faktor risiko stunting pada bayi.
❑ Melakukan pendampingan tumbuh kembang bayi baru
lahir minimal 3 kali (saat lahir, usia 6 bulan dan 5 tahun)
untuk verifikasi, validasi dan memfasilitasi rujukan jika
diperlukan
PENDAMPINGAN KELUARGA OLEH KADER PKK (1)

Calon Pengantin / Calon PUS


❑ Menginformasikan dan memastikan calon pengantin/calon Pasangan Usia Subur
mendaftarkan pernikahan paling sedikit tiga bulan sebelum menikah.
❑ Menginformasikan dan memastikan calon pengantin/calon PUS melakukan registrasi di
Aplikasi Pendampingan Keluarga.
❑ Menghubungkan calon pengantin/calon PUS kepada fasilitas kesehatan dan memastikan
untuk mendapatkan fasilitasi dalam melakukan treatment (perawatan/penanganan)
pencegahan stunting seperti suplemen untuk meningkatkan status gizi dalam
mempersiapkan kehamilan yang sehat.
❑ Menginformasikan dan memastikan calon pengantin mengikuti kelas dan/atau
mendapatkan materi bimbingan perkawinan di institusi agamanya masing-masing.
❑ Melakukan KIE kepada PUS baru yang belum layak hamil menunda kehamilan
dengan menggunakan kontrasepsi (Pil atau Kondom)
PENDAMPINGAN KELUARGA OLEH KADER PKK (2)
IBU PASCA PERSALINAN
❑ KIE tentang pemberian ASI Ekslusif.
❑ KIE tentang 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
❑ Membantu penyaluran program bansos stunting
tepat sasaran. KIE tentang KBPP (utamakan MKJP).

IBU HAMIL
BAYI BARU LAHIR 0-59 BULAN
❑ Memastikan dan memfasilitasi ibu hamil
❑ Melakukan pendampingan pola asuh
melakukan ANC 6 kali dan memiliki buku KIA.
tumbuh kembang anak.
❑ Memastikan kepatuhan ibu hamil terhadap
❑ Memastikan bayi mendapatkan ASI
saran dokter, Bidan dan tenaga kesehatan
Ekslusif selama 6 bulan.
lainya.
❑ Memastikan bayi diatas 6 bulan
❑ Memastikan pemenuhan asupan gizi
mendapatkan MPASI dengan gizi cukup
ibu hamil. KIE tentang gizi dan
(gizi seimbang dan bervariasi).
kesehatan reproduksi
❑ Memastikan bayi mendapatkan imunisasi
❑ Membantu ibu hamil resiko menerima
dasar lengkap sesuai jadwal.
penyaluran program bansos stunting.
❑ membantu penyaluran bansos stunting
❑ Memasang/Menempel Stiker P4K (Perencanaan
kepada bayi baru lahir 0-59 bulan.
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) bahwa
❑ Melakukan koordinasi dengan Kader Posyandu
dirumah tersebut terdapat ibu hamil.
dan Kader BKB (Bina Keluarga Balita).
❑ Koordinasi dengan keluarga ibu hamil untuk
melakukan persiapan dana persalinan
PENDAMPINGAN KELUARGA OLEH KADER KB (1)

CALON PENGANTIN / CALON PUS


❑ KIE dan fasilitasi Pelayanan Program Bangga Kencana dan pembinaan keluarga
❑ KIE tentang pencegahan stunting pada fase calon pengantin/calon PUS dan
memastikan mereka mendapatkan informasi pencegahan stunting secara
menyeluruh.
❑ Menginformasikan dan memastikan catin/calon PUS melakukan pemeriksaan
kesehatan ke fasilitas pelayanan kesehatan.
❑ Memfasilitasi dan memastikan calon pengantin/calon PUS memasukkan/meng-
input hasil pemeriksaan kesehatan di Aplikasi Pendamping Keluarga secara
benar.
❑ mengecek dan memastikan calon pengantin/calon PUS mengetahui kondisi risiko
stunting sesuai resume skrining dari outputAplikasi Pendamping Keluarga.
❑ Mengecek dan memastikan calon pengantin/calon PUS mengetahui treatment
(perawatan/penanganan) yang harus dilakukan untuk menurunkan faktor risiko
stunting sesuai rekomendasi Aplikasi Pendamping Keluarga.
❑ Melaporkan pelaksanaan pendampingan catin melalui aplikasi, termasuk status
kesehatan, pelaksanaan rekomendasi, dan KIE calon pengantin secara berkala
(minimal 2 kali atau lebih sesuai kebutuhan).
❑ Melaporkan kondisi keluarga kepada Pemerintah Desa/Kelurahan dan TPPS
Desa/Kelurahan
PENDAMPINGAN KELUARGA OLEH KADER KB (2)
IBU BERSALIN
❑ Memastikan ibu bersalin untuk mendapat
pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan sesuai ketentuan SPM
IBU PASCA PERSALINAN
IBU HAMIL
❑ KIE tentang pemberian ASI Ekslusif.
❑ Memastikan dan memfasilitasi ibu
❑ KIE tentang 1.000 Hari Pertama
hamil mendapatkan pemeriksaan
Kehidupan (HPK).
kehamilan dengan skema 2,1,3 dan
❑ KIE tentang KBPP (utamakan MKJP).
mendapat pelayanan dokter 1 kali
❑ Membantu penyaluran bansos
pada TRIMESTER 1 dan 1 kali pada
stunting kepada bayi baru lahir 0-59
TRIMESTER 3.
bulan.
❑ Memastikan asupan gizi ibu
hamil dan mendapat akses air
bersih yang layak.
❑ KIE tentang gizi dan kesehatan
reproduksi.
❑ KIE dan komunikasi antar
pribadi/konseling tentang KBPP
(utamakan MKJP).
❑ Membantu Program Bansos tepat
sasaran dan tepat guna
PENDAMPINGAN KELUARGA OLEH KADER KB (3)

BAYI BARU LAHIR 0 - 59 BULAN:


❑ Memastikan bayi mendapatkan ASI Ekslusif selama 6 bulan.
❑ Memastikan bayi diatas 6 bulan mendapatkan MPASI dengan gizi
cukup (gizi seimbang dan bervariasi).
❑ Memastikan bayi mendapatkan imunisasi dasar
lengkap sesuai jadwal. membantu penyaluran
bansos stunting kepada bumil beresiko stunting.
❑ Melakukan pendampingan kepada keluarga balita untuk melakukan
pengasuhan sesuai dengan usia anak.
❑ Memastikan anak mendapatkan stimulasi sesuai usia agar tumbuh
kembangnya optimal. Melakukan koordinasi dengan Kader
Posyandu dan Kader BKB (Bina Keluarga Balita)
2. CARA MELAKUKAN
PENDAMPINGAN
KELUARGA
ALUR PENDAMPINGAN KELUARGA
MASA
1 CALON PENGANTIN PASANGAN USIA SUBUR 3 KEHAMILAN
1. Pendampingan skrining awal
1. Skrining kelayakan menikah 1. Skrining kelayakan calon ibu hamil 2. Pendampingan ketat kehamilan
3 bulan sebelum hari H
2. Pendampingan dan pelayanan kontrasepsi risiko stunting dan patologis
2. Pendampingan ketat bagi 3. Pendampingan kehamilan sehat
untuk menunda kehamilan
catin tidak lolos skrining 4. Pendampingan janin terindikasi
3. Penajaman Promosi, KIE dan Komunikasi
risiko stunting
Antar Pribadi/Konseling 5. Deteksi dini setiap penyulit
BALITA 0-23 BULAN 5 MASA NIFAS 4 4

1. Skrining awal bayi baru lahir


1. Memastikan KBPP, ASI ekslusif,
2. Pendampingan Tumbuh imunisasi, asupan gizi busui, dan
Kembang bayi lahir sehat tidak ada komplikasi masa intes
3. Pendampingan dan pelayanan 2. Memastikan kunjungan postnatal
bayi 0- care (PNC)
23 bulan dengan risiko stunting

6 BALITA 24-59 BULAN


1. Pengasuhan
2. Pemantuan tumbuh kembang
balita agar optimal
PENDAMPINGAN BERKELANJUTAN
MASA
1 CALON PENGANTIN PASANGAN USIA SUBUR 3 KEHAMILAN

BALITA 0-23 BULAN 5 MASA NIFAS 4

6 BALITA 24-59 BULAN


SARANA DAN PRASARANA
Menggunakan Sarana dan Prasarana yang telah tersedia
di layanan-layanan masyarakat atau fasilitas Kesehatan
Rujukan dan Bantuan Sosial

Bila saat pendampingan ditemukan ibu hamil yang


dideteksi akan melahirkan dengan sulit, maka TPK
melakukan rujukan/fasilitasi ke puskesmas utk
RUJUKAN memastikan ibu hamil tersebut bisa ditolong persalinan
nya di puskesmas rawat inap atau RSUD daerah.

TPK hanya memastikan keluarga miskin atau yang


memiliki baduta mendapatkan bansos pemerintah,
Fasilitasi bilamana ada di temukan maka TPK harus mencatat dan
Bansos melaporkan ke TPPS desa/kelurahan untuk dimasukan
dalam DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) sehingga
3 bulan ke depan bisa dapat bansos
3. APLIKASI ELSIMIL
ALUR PENDAMPINGAN CATIN
Peran Duta Edukasi sebagai Anak Muda Penting

Mengenali Mengajak Publisitas melalui


Stunting teman dan gank media sosialnya

Sosialisasi keluarga
Membantu
besar dan
Kader
tetangga

Agen Sosialisasi

34
Undang-Undang Undang-Undang
No. 16 Tahun 2019 tentang
No.1 th 1974
Perubahan Atas UU 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan
tentang Perkawinan

1974 2019

Telah terjadi
perubahan regulasi
minimal Laki-Laki
Perempuan
:19 th
:16 th
Laki-Laki
Perempuan
: 19 tahun
: 19 tahun

boleh melakukan Dengan catatan, perkawinan yang dilakukan di bawah usia 21


perkawinan tahun harus melalui persetujuan orang tua.
Perbaiki “Pabrik” SDM

Kalau kita ingin punya Pemuda yang unggul, maka


yang harus disentuh adalah “pabriknya” SDM, yaitu
Pasangan Usia Subur.

Ibarat mobil, kalau kita ingin mobil yang berkualitas,


maka perbaikan harus dimulai dari proses produksi
di pabriknya, bukan di bengkelnya.

Pasangan usia subur harus diberi pengetahuan


bagaimana bisa melahirkan insan yang berkualitas.
PERNIKAHAN DINI
Adalah pernikahan yang dilakukan pada saat salah satu atau keduanya belum memenuhi usia
ideal untuk menikah

Usia ideal menikah untuk perempuan


adalah 21 tahun

Usia ideal menikah untuk laki-laki


adalah 25 tahun
STUNTING: ancaman utama

Anak yang stunting (gagal tumbuh) bukan hanya


terganggu pertumbuhan fisiknya, melainkan juga
terganggu perkembangan otaknya, yang akan sangat
mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah,
serta produktivitas dan kreativitas di usia-usia
produktif.

Perempuan yang pada masa remajanya tidak


tercukupi kebutuhan gizinya dan hamil/melahirkan
di usia muda memiliki potensi untuk melahirkan
anak yang stunting.
Terdapat 12.972 anak yang melakukan perkawinan selama
tahun 2020.
Tampak bahwa anak perempuan lebih banyak mengalami
perkawinan di usia anak (11.301 anak)
dibanding laki-laki (1.671 anak).

Sumber Data:
Kanwil Kemenag Jawa Tengah
RISIKO MENIKAH DI USIA
ANAK
KESEHATAN FISIK KESEHATAN MENTAL

Risiko gangguan kesehatan Usia anak belum cukup stabil


pada anak karena belum emosinya dalam
matang organ reproduksinya Perempuan lebih menghadapi persoalan
banyak menanggung rumah tangga
risiko buruk ketika
KEKERASAN KELUARGA MISKIN
menikah di usia anak
Emosi anak yang labil Rendahnya pendidikan anak
meningkatkan risiko terjadinya karena perkawinan
kekerasan dalam rumah tangga menjadikannya tenaga kerja
yang kurang terampil

TERHAMBATNYA HAK ANAK


Pendidikan, Kesehatan, Pengasuhan, Partisipasi, Perlindungan,dll

Anak yang lahir dari orang tua yang menikah di usia anak sangat berisiko
mengalami gangguan kesehatan secara fisik dan mental.
HASIL YANG DIHARAPKAN REMAJA DAPAT MELALUI
5 TRANSISI KEHIDUPAN

PENDIDIKAN
SETINGGI
MUNGKIN

POLA HIDUP
PEKERJAAN
SEHAT SEHARI-
HARI
REMAJA KOMPETITIF
MENJADI
GENERASI
EMAS

AKTIF DALAM
MENIKAH
KEHIDUPAN
TERENCANA
MASYARAKAT

▫ #REMAJA ITU BANGUN BANGSA
▫ #BUKAN RUMAH TANGGA

▫ Salam GenRe!

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
Terima kasih
BERENCANA ITU KEREN
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Jl. Permata No. 1 Halim Perdana Kusuma, Jakarta

PUSDIKLAT KEREN

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana

Anda mungkin juga menyukai