Anda di halaman 1dari 36

PANCASILA

PPKN KELAS XI
SMAN 1 CILEUNGSI TA. 2023/2024

Disusun Oleh : Afifah Aliyah, S.Sos


CAPAIAN
• Memetakan pemikiran para pendiri bangsa tentang dasar negara, termasuk hubungan
PEMBELAJARAN
agama dan negara.
• Menelaah penerapan nilai- nilai Pancasila dalam kehidupan bernegara
• Memetakan peluang dan tantangan penerapan Pancasila dalam kehidupan Global
• Meningkatkan peluang sekaligus menghadapi tantangan penerapan Pancasila di
kehidipan Global
• Membangun tim dan mengelola kerja sama untuk mencapai tujuan bersama sesuai
dengan target yang sudah ditentukan serta menyinkronkan kelompok agar para
anggota kelompok dapat saling membantu satu sama lain memenuhi kebutuhan
mereka, baik secara individual maupun kolektif
• Mengupayakan memberi bantuan kepada orang yang membutuhkan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbanhsa, dan bernegara serta masyarakat lebih luas (regional dan
global)

SMAN 1 CILEUNGSI
PETA KONSEP

12
Peta Pemikiran Pendiri Bangsa tentang Pancasila

Konsep Pancasila Soekarno


1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan
3. Mufakat / Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan

KONSEP TRISILA
1. Sosio-Nasionalisme Konsep Ekasila
2. Sosio- Demokratis GOTONG ROYONG
3. Ketuhanan
Peta Pemikiran Pendiri Bangsa tentang Pancasila
Moh. Yamin

Usulan Lisan
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan rakyat

Usulan Tulis
1. Ketuhanan YME
2. Kebangsaan persatuan Indonesia
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Peta Pemikiran Pendiri Bangsa tentang Pancasila

Soepomo
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat
Peta Pemikiran Pendiri Bangsa tentang Pancasila

Terkait Moral :
1. Ketuhanan yang maha Esa
Terkait Aspek Politik :
• Kemanusiaan
• Persatuan Indonesia
• Demokrasi kerakyatan
• Keadilan sosial Moh. Hatta
Perdebatan hubungan agama dan negara mewarnai sidang BPUPK, dimana
sebagian menghendaki Islam sebagai dasar negara, sebagian lainnya
berpandangan tidak perlu menjadikan agama sebagai dasar negara. Akhirnya
Dinamika Panitia sembilan menyepakati preambule dari persetujuan bersama antarkalangan
yang berbeda pendapat. ini adalah potret sebuah demokrasi yang indah,
Perumusan perdebatan dan perbedaan pendapat bukanlah sesuatu permusuhan, melainkan
bagian dari ikhtiar bersama untuk mencari rumusan dasar negara Indonesia yang
Pancasila tepat.

Penghapusan 7 Kata dalam Preambule pada sidang


PPKI 18 Agustus 1945

"dengan kewajiban menjalankan syariat Islam


bagi pemeluk- pemeluknya"
Siapakah tokoh Kelompok Nasionalis dan Islamis ?
Moh. Yamin
Soekarno Achmad Soebarjo

Agus Salim
Moh. Hatta
A.A Maramis

KH. Wahid Hasyim


M.Natsir

Ki Bagus Hadikusumo
Abdul Kahar Muzakkir
Nasionalis Sekuler
Vs
Nasionalis-Islam

Nasionalis Sekuler Nasionalis-Islam


Memandang bahwa negara Indonesia tidak bisa didasarkan pada
agama/Islam. Karena, agama dan negara memiliki domaim yang berbeda. Memandang bahwa Islam bukan saja mencakup moral, tetapi juga
Agama berkaitan dengan urusan pribadi dengan Tuhan YME, memiliki berkaitan dengan sosial politik. Islam tidak hanya mengatur hubungan
kebenaran absolut, dan bersifat suci. Sedangkan negara menyangkut manusia dengan Tuhan, tetapi juga mengatur hubungan 66manusia dengan
persoalan dunia dan kemasyarakatan. Jadi negara tidak memiliki kewenangan manusia. Menurut Natsir Islam memiliki nilai- nilai sempurna bagi
untuk mengatur urusan internal agama masing- masing, apalagi memaksa kehidupan bernegara dan dapat menjamin keragaman hidup dengan penuh
kepada warga negaranya toleransi. Terlebih islam adalah agama mayoritas bangsa Indonesia
UNIT 2
Penerapan Pancasila dalam
Konteks Berbangsa dan
Bernegara
TATARAN NILAI MENURUT
PANCASILA MOERDIONO
Nilai Dasar Nilai Instrumental Nilai Praksis

Nilai yang bersifat kontekstual, penjabaran


Merupakan prinsip yang kebenarannya
dari nilai- nilai Pancasila, berupa arahan Nilai yang terdapat dalam
bersifat absolut, berkenaan dengan
kinerja untuk kurun waktu tertentu dan untuk
eksistensi sesuatu, cita- cita, tujuan, kenyataan hidup sehari- hari, baik
kondisi tertentu. Nilai ini harus disesuaikan
tatanan dasar dan ciri khasnya. Nilai dasar dalam konteks kehidupan
dengan tuntutan zaman. Nilai instrumental :
inilah yang ditetapkan oleh pendiri bermasyarakat maupun
kebijaksanaan, strategi, organisasi, sistem,
bangsa, sehingga Pancasila disepakati bernegara.
rencana, program, proyek
sebagai dasar negara
Nilai Dasar Ketuhanan

• UUD 1945, Pasal 28E


Nilai Instrumental
• UUD 1945, Pasal 29

• Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan


ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing- masing
• Percaya dan taqwa terhadap Tuhan YME sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing- masing
• tidak melakukan penistaan dari suatu agama seperti melakukan
Nilai Praksis
pembakaran rumah- rumah ibadah
• Membina kerukunan hidup diantara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan YME
• Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
YME kepada orang lain.
Nilai Dasar Kemanusiaan

UUD 1945
• Pasal 14
• Pasal 28A
Nilai Instrumental • Pasal 28B
• Pasal 28G
• Pasal 28I
• Pasal 28J

• Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajibanasasi setiap


manusia tanpa membedakan
• Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
Nilai Praksis martabatnya sebagai makhluk Tuhan YME
• Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia
• Tidak semena- mena terhadap orang lain
• Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
Nilai Dasar Persatuan

UUD 1945
• Pasal 25A
• Pasal 35
Nilai Instrumental
• Pasal 36
• Pasal 36A
• Pasal 36B

• Mengembangkan sikap saling menghargai


• Membina hubungan baik dengan semua unsur bangsa
• Memajukan pergaulan demi peraturan bangsa
Nilai Praksis
• menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan Indonesia
• Mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan
pribadi atau golongan
Nilai Dasar Kerakyatan

UUD 1945
• Pasal 2
Nilai Instrumental • Pasal 3
• Pasal 6A
• Pasal 19

• Menghindari aksi "walk out" dalam suatu musyawarah


• Menghargai hasil musyawarah
• Ikut serta dalam Pemilu, Pilpres, dan Pilkada
• Memberikan kepercayaan kepada wakil- wakil rakyat yang
Nilai Praksis
telah terpilih dan yang menjadi wakil rakyat juga harus
mampu membawa aspirasi rakyat
• Tidak memaksakan kehendak kita kepada orang lain
• Menghormati dan menghargai pendapat orang lain
Nilai Dasar Keadilan

UUD 1945
Nilai Instrumental • Pasal 33
• Pasal 34

• Suka melakukan perbuatan dalam rangka mewujudkan


kemajuan dan keadilan sosial
• Mengembangkan perbuatan- perbuatan yang luhur yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan
Nilai Praksis
• Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
• Menghormati hak- hak orang lain
• Suka memberi pertolongan kepada orang lain
• Tidak bersifat boros, dan suka bekerja keras
• Tidak bergaya hidup mewah
STUDI
KASUS
1 Belajar Toleransi dari kaki Gunung Kawi, warga beragam
agama gotong royong membangun Masjid

2 Penculikan aktivis 1998, Pembunuhan Munir

Penggunaan bendera Merah Putih, bahasa Indonesia, dan


3 lambang negara Garuda Pancasila

4
H2
Kegiatan Pemilu

Pemerataan bantuan dan jaminan kesehatan serta fasilitas


5 umum lainnya
UNIT 3
Peluang dan Tantangan
Penerapan Pancasila dalam
Kehidupan Global
TANTANGAN BERPANCASILA
DALAM KEHIDUPAN GLOBAL

Hoaks dan Post Tantangan Global


Tantangan Ideologi Truth

Radikalisme, ekstremisme, Masyarakat yang mudah di Krisis lingkungan,


konsumerisme dan provokasi dan pemanasan global,
terorisme menimbulkan kebencian pandemi, kekerasan, perang
dan permusuhan global

Kita berada pada abad 21, yang ditandai dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat dan membawa tantangan
tersendiri karena dengan mudahnya akses dan penyebaran informasi yang cepat dan luas.
ANALISIS SWOT
Perkembangan Teknologi dan Penerapan Pancasila

Strength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan)

Opportunity (Kesempatan) Threats (Tantangan)


PELUANG BERPANCASILA
DALAM KEHIDUPAN GLOBAL

Meningkatkan
Bangsa yang keterampilan diri
religius, ramah Pancasila sebagai
dan damai kekuatan Kolaborasi, komunikasi,
literasi, dll.

Kita perlu terus menampilkan nilai- nilai luhur Pancasila dalam konteks global sehingga Pancasila dapat hadir
memberikan solusi atas masalah- masalah yang dihadapi dalam kehidupan Global.
UNIT 4
Proyek Gotong Royong
Kewarganegaraan
Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu
membangun tim dan mengelola Peserta didik mampu
kerja sama untuk mencapai mengupayakan memberi
tujuan bersama sesuai dengan bantuan kepada orang
target yang sudah ditentukan, yang membutuhkan
serta menyinkronkan kelompok dalam kehidupan
agar para anggota kelompok bermasyarakat, berbangsa
dapat saling membantu satu dan bernegara, serta
sama lain memenuhi kebutuhan masyarakat yang lebih
mereka, baik secara individual luas (regional dan global)
maupun kolektif
PERTANYAAN
KUNCI
Bagaimana cara membangun sebuah tim untuk mencapai tujuan

1 bersama berdasarkan target yang telah ditentukan ?

Bagaimana cara membangun kerjasama tim yang


2 solid ?

Kegiatan penting dan berharga seperti apa yang dapat


3 dilakukan untuk masyarakat luas ?
Gotong Royong

Gotong royong berasal dari Jawa, Gotong (Pikul)


dan Royong (bersama- sama). Jadi Gotong royong
adalah mengangkat beban secara bersama sama
agar beban menjadi ringan (tolong-menolong,
bantu- membantu)
Jenis Gotong Royong
(Koentjaraningrat)

Tolong Menolong Kerja Bakti


Bersifat individual misalnya menolong tetangga kita Biasanya dilakukan untuk mengerjakan suatu hal yang
yang sedang mengadakan pestapernikahan, upacara sifatnya untuk kepentingan umum seperti bersih-
kematian, dll bersih desa, memperbaiki jalan, dll.
Makna Penting Gotong Royong

Menguatkan Solidaritas Menghindari kehidupan jauh dari Secara historis spirit gotong royong
konflik berkontribusi besar dalam perjuangan
kemerdekaan bangsa Indonesia

Gotong royong juga merupakan salah satu nilai praksis yang terkandung dalam Pancasila, yaitu sila
ketiga tentang persatuan Indonesia.

Selain itu, gotong royong mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia yang mengutamakan
kebersamaan, kesejahteraan bersama, dan solidaritas sosial.
Proyek
Gotong Royong
BERSAHABAT

p a
DENGAN
Sa m h !
Video Pembelajaran
Fakta Kondisi Sampah di Indonesia

• Kota metropolitan dan kota besar adalah penghasil sampah terbesar


• 69% sampah di Indonesia hanya ditimbun di TPA
• Sampah rumah tangga mendominasi sampah nasional (sampah
makanan 13 juta ton per tahun/ Rp27 T per tahun)
• Jumlah sampah plastik meningkat dalam 10 tahun terakhir (66 juta ton per
tahun)
• Indonesia penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia (terurai 100 – 500
tahun)

Kurangnya kesadaran lingkungan yang terjadi pada


masyarakat Indonesia, sehingga menyebabkan sampah
tidak dibuang dengan baik.
Proyek
Gotong Royong

KANTIN !
Ke j u j u r a n
Thank You
For Your Attention

Anda mungkin juga menyukai