Askep Stroke Kel 8
Askep Stroke Kel 8
OLEH KELOMPOK 8 :
1. TRESLIA GULTOM
3. HUSNA FITRI
5. EMMY SIREGAR
6. SAURMAIDA SILALAHI
PENDAHULUAN
DEFINISI
Stroke adalah terjadinya gangguan
fungsional otak fokal maupun global
secara mendadak dan akut yang
berlangsung lebih dari 24 jam akibat
gangguan aliran darah otak (WHO, 2012).
PENYEBAB
• Trombosis (bekuan
cairan di dalam
pembuluh darah
otak)
• Embolisme
cerebral (bekuan
darah atau material
lain )
MANIFESTASI KLINIS
• Kehilangan motorik
• Apraksia
• Kehilangan penglihatan
• Defisit sensori
Lemak yang
sudah nekotik
dan bergenerasi
Penimbunan
lemak atau
kolesterol yang
meningkat dalam
darah
Infiltrasi limfosi
Penyempitan
Pembuluh darah
Arterisclerosis pembuluh
menjadi kaku
darah
Kompresi
Stroke Non Stroke
Emboli jarinngan Turbulensi
Herogik Hemorogik
otak
Eritrosit
bergumpal
Endotel rusak
Cairan plasma
hilang
Proses
metabolis Edema
dalam otak cerebral
terganggu
Penurunan
suplai darah Gangguan Perfusi Peningkatan
Nyeri
& O2 ke Jaringan Cerebral TIK
otak
Arteri
Arteri carotis
vertebra Aretri cerebri media
interna
basilaris
Perubahan
ketajaman
Kelemahan Kehilangan sensori, Proses Penurunan Kegagalan
anggota fungsi tonus penghidung, menelan aliran darah ke menggerakkan
gerak otot fasial penglihatan, tidak efektif retina anggota badan
dan
pengecapan
Gangguan Gangguan
Gangguan Gangguan mobilitas
Mobilitas komunikasi Refluks Kebutaan
Sensori fisik
Fisik verbal
Tirah
baring lama
Resiko
Disfagia Kerusakan Defisit Perawatan Diri
Menelan
Miring
kanan/kiri
Gangguan
Kebutuhan
Nutrisi
Luka tekan
Gangguan
Integritas Resiko Jatuh
Kulit
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Angiografi serebral
• Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT)
• CT scan
• MRI (Magnetic Imaging Resonance)
• EEG
• Pemeriksaan laboratorium
• Lumbal pungsi
• Pemeriksaan darah rutin (glukosa, elektrolit, ureum, kreatinin)
• Pemeriksaan kimia darah
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN. I DENGAN GANGGUAN SISTEM
PERSYARAFAN : STROKE NON HAEMORAGIC DI RUANG ANGGREK
RSUD. PANDAN
Status Oksigenasi Pasien tidak ada keluhan sesak, pasien batuk berdahak
tapi tidak produktif pasien sulit mengeluarkan
dahaknya. RR : 22x/m, SpO2 : 95%
Pemeriksaan Fisik
• Keluhan : Lemah ekstremitas tubuh sebelah kanan, tidak bisa
bicara
• TD :119/82 mmHg
• N : 108 x/m
• P : 22 x/m
• S : 36,2 oC
• SpO2 : 95 %
• BB/TB : 45 kg / 160 cm
Pemeriksaan fisik
Mulut/Gigi/Lidah
Mulut tampak mencong ke sebelah kanan, mukosa mulut tampak
bersih, tidak ada sariawan, tidak ada menggunakan gigi palsu. Pasien
mengalami afasia sehingga tidak dapat bicara dan tidak dapat
mengontrol air liurnya.
Kardiovaskular
Pasien memiliki riwayat Hipertensi dan Rematik. Pasien tidak memiliki
riwayat penyakit Jantung. Bunyi Jantung S1 & S2 normal, tidak ada
mur mur, tidak ada palpitasi dan suara Jantung tambahan. Irama
Jantung Reguler, Frekuensi 108x/m. Tidak ada nyeri dada, tidak ada
cyanosis, CRT < 2 detik. Terdapat edema di tangan kanan karena posisi
tangan kanan tertindih oleh tubuh pasien, tidak terdapat Hematoma
.
Neurologis
Muskuloskeletal
Keluhan nyeri pada otot atau tulang tidak dapat dikaji, karena pasien
tidak dapat bicara, tidak dapat menunjukkan lokasi nyeri dan tidak
kooperatif. Sebelum sakit, pasien memiliki riwayat penyakit Rematik.
Tidak ada kaku sendi, tidak ada bengkak sendi, tidak ada fraktur, tidak
ada alat bantu. Pasien mengalami kelemahan ekstremitas tubuh sebelah
kanan dan semua aktivitas pasien dilakukan di tempat tidur, mobilisasi
dibantu oleh orang lain.
Kekuatan otot : 0 3
0 3
Program Terapi
IVFD RL / 22 tpm
Injeksi Omeprazole 2 x 40 mg
Injeksi Ceftriaxone 1 x 2 mg
CPG 1 x 75mg
Risperidone 1 x 1 tab (k/p)
Simvastatin 1 x 10mg
Acetylcysteine 3 x 200mg
Paracetamol 3 x 500mg
Sucralfat 3 x 15cc
Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah
Kerusakan komunikasi
verbal
No. Data Etiologi Masalah
kanan
Iskemik
• Terpasang bed decubitus
• Lengan kanan pasien tampak bengkak
Defisit neurologis
karena tertindih tubuh pasien
• Terdapat luka lecet di bagian tubuh sebelah
Immobilisasi
kanan
• Tampak perubahan warna kulit di bagian
Kerusakan intergritas
tubuh sebelah kanan (kemerahan) mulai dari kulit
No. Data Etiologi Masalah
Hemiparese/plegi
kanan
Gangguan Mobilitas
Fisik
Diagnosa Keperawatan
1. Perfusi jaringan serebral tidak adekuat berhubungan
dengan emboli diserebral/aliran darah ke otak tersumbat
1. Perfusi jaringan serebral tidak efekti Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x 24 jam. 1. Monitor tekanan darah, nadi, suhu dan status pernafasan dengan
berhubungan dengan emboli diserebral / aliran Perfusi jaringan dapat teratasi dengan kreteria : tepat
darah ke otak tersumbat. 1. Tekanan intracranial deviasi ringan dari kisaran normal (4) 2. Monitor status neurologis
2. Tekanan darah sistolik deviasi ringan dari kisaran normal 3. Monitor kualitas dan karakteristik gelombang TIK
3. Tekanan darah diastolic deviasi ringan dari kisaran normal 5. Sesuaikan kepala tempat tidur untuk mengoptimalkan perfusi
(4) serebral
4. Sakit kepala sedang (3) 6. Monitor efek rangsangan lingkungan pada TIK
5. Kegelisahan sedang (3) 7. Berikan ruang untuk perawatan agar meminimalkan elevasi TIK
6. Penurunan tingkat kesadaran sedang (3) 8. Berikan agen farmakologis untuk mempertahankan TIK dalam
peraturan perawatan.
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam, kerusakan 1. Catat karakteristik luka tekan setiap hari meliputi ukuran, tingkatan
tekanan pada tonjolan tulang, di tandai integritas kulit dapat diatasi, dengan kriteria hasil : luka, lokasi, eksudat, granulasi, dan epitelisasi kulit
dengan : 1. Granulasi besar (4) 2. Monitor warna, suhu, oedem, kelembaban, dan kondisi area sekitar
3. Peradangan luka terbatas (4) 3. Jaga agar luka tetap lembab dan berikan pelembab di sekitar area
5. Nekrosis tidak ada (5) 4. Bersihkan sekitar luka dengan sabun yang lembut dan air
6. Lubang pada luka tidak ada (5) 5. Lakukan pembersihan luka dengan gerakan sirkuler dari dalam
10. Ajarkan pasien dan keluarga akan adanya tanda kulit yang abnormal
LANJUTAN INTERVENSI
3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam, hambatan 1. Jelaskan adanya alasan diperlukannya tirah baring
dengan penurunan kekuatan otot mobilitas fisik tidak terjadi dengan kriteria hasil : 2. Tempatkan matras atau kasus teraupetik secara tepat
1. Koordinasi cukup terganggu (3) 3. Jaga kain linen tetap bersih , kering dan bebas kerutan
2. Gerakan otot cukup terganggu (3) 4. Gunakan pengaman tempat tidur dengan tepa
3. Gerakan sendi cukup terganggu (3) 5. Balikkan tubuh pasien sesuai dengan kondisi
4. Bergerak dengan mudah sedikit menggangu (4) 6. Balikkan pasien yang tidak bisa mobilisasi setiap 2 jam
4. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, 1. Monitor proses kognitif anatomis dan fisiologis terkait dengan
dengan kerusakan pada N. VII dan N. XII kerusakn komunikasi verbal dapat teratasi, dengan kriteria kemampuan bicara (misalnya, memori, pendengaran dan bahasa)
1. Menggunakan bahasa yang tertulis cukup terganggu anatomis, dan fisiologi yang terlibat dalam kemampuan bicara
2. Menggunakan foto dan gambar cukup terganggu (3) atau respon – respon lain disebabkan karena adanya gangguan
kemampuan bicara
3. Menggunakan bahasa isyarat cukup terganggu (3) 4. Kenali emosi dan perilaku fisik (pasien sebagai bentuk komunikasi )
4. Menggunakan bahasa nonverbal cukup terganggu (3) 5. Sediakan metode alternative untuk berkomunikasi dengan berbicara
kunjungan)
efektrif
TERIMAKASIH