Anda di halaman 1dari 17

Hemoragik Stroke & Non

Hemoragik Stroke

KELOMPOK V :

MARDIANA (C1914201246)
MARINI VANESSA(C1914201247)
MARNI (C1914201248)
MONIKA TANGKI’ (C1914201250)
Pengertian Stroke
Stroke atau cerebro vaskuler accident (CVA) adalah
kondisi otak yang mengalami kerusakan karena aliran
atau suplai darah ke otak terhambat oleh adanya
sumbatan (iskemik stroke) atau pendarahan (hemoragik
stroke) (Arum, 2015)
Stroke adalah kehilangan fungsi otak diakibatkan oleh
berhentinya suplai darah ke bagian otak, biasanya
merupakan akumulasi penyakit cerebrovaskuler selama
beberapa tahun yang timbulnya secara mendadak
Etiologi Stroke
HS NHS

Faktor presipitasi Faktor presipitasi


1. Hipertensi 1. Hipertensi

2. Stress 2. Penyakit Jantung


3. Diabetes Mellitus
3. Diabetes mellitus
4. Obesitas
4. Alkohol
5. Merokok

Faktor predisposisi
Faktor predisposisi
1. Usia
1. Usia
2. Jenis kelamin
2. Jenis Kelamin
3. Gen
3. Riwayat Keluarga
4. Ras
Klasifikasi
Stroke iskemik atau Stroke hemoragic
Penyumbatan atau pendarahan
Stroke iskemik disebabkan jenis penyebab Stroke
karena adanya penyumbatan Hemoragik, yaitu aneurisma dan
pada pembuluh darah yang AVM merupakan kelainan
menuju ke otak. anatomis pembuluh darah yang
1. karena adanya penebalan pada terbawa sejak lahir terbagi atas:
dinding pembuluh darah 1. Perdarahan Subaraknoid
(aterosklerosis), dan
2. Perdarahan intrakranial
pembekuan darah bercampur
lemak yang menempel pada 3. Perdarahan intraventrikel.

dinding pembuluh darah yang


dikenal dengan thrombus
2. akibat tersumbatnya pembuluh
darah otak oleh emboli, yaitu
bekuan darah yang berasal
dari thrombus di jantung.
Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala stroke Gejala-gejala CVA
tergantung dari sisi atau muncul akibat daerah
bagian mana yang tertentu tak berfungsi
terkena, rata-rata yang disebabkan oleh
serangan, ukuran lesi dan terganggunya aliran
adanya sirkulasi kolataral.
darah ke tempat
Pada hemoragik stroke
tersebut. Gejala itu
tanda dan gejala dapat
berupa mual/muntah dan muncul bervariasi,
kejang. tergantung pada bagian
otak yang terganggu.

Hemarogic Stroke Non Hemarogic Stroke


Patofisologi

Otak sangat tergantung pada oksigen


dan tidak mempunyai cadangan
oksigen. Jika aliran darah kesetiap
bagian otak terhambat karena
thrombus, emboli dan
thromboemboli.Thrombus disebabkan
karena adanya penyumbatan lumen
pada pembuluh darah otak karena
thrombus yang makin lama makin
menebal sehingga aliran darah menjadi
tidak lancar. Penurunan aliran darah ini
dapat menyebabkan iskemia.
Tromboemboli (artery to artery embolus),
terjadi akibat lepasnya plak aterotrombolik yang
disebut sebagai emboli, yaitu akan menyumbat
arteri disebelah distal dari arteri yang mengalami
proses aterosklerotik. Emboli yang timbul dari lesi
ateromatus yang terletak pada pembuluh yang
lebih distal. Gumpalan-gumpalan kecil dapat
terlepas dari thrombus yang lebih besar dan
dibawah ke tempat-tempat lain dalam aliran
darah. Bila embolus mencapai arteri yang terlalu
sempit untuk dilewati dan menjadi tersumbat,
aliran darah akan terhenti dan akan
mengakibatkan infark jaringan otak karena
kurangnya nutrisi dan oksigen.
kekurangan oksigen dalam waktu yang lebih lama dapat
menyebabkan edema berdasarkan perluasan yang mengalami
infark karena pendarahan yang luas akan lebih sering
menyebabkan herniasi otak.
Kematian dapat disebabkan oleh kompresi batang otak dan
pendarahan batang otak sekunder atau ekstensi perdarahan ke
batang otak. Perembesan darah ke ventrikel otak terjadi pada
sepertiga kasus perdarahan otak dinukleus kaudatus, thalamus
dan pons. Selain merusak parenkim otak, akibat volume
perdarahan yang relatif banyak akan mengakibatkan
peningkatan tekanan intrakranial dan penurunan tekanan
perfusi otak serta gangguan drainase otak. Elemen-elemen
vasoaktif darah yang keluar dan kaskade iskemik akibat
menurunnya tekanan perfusi, menyebabkan saraf diarea yang
terkena darah dan sekitarnya tertekan lagi.
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang diperlukan dalam
membantu menegakkan diagnosa klien stroke
meliputi :
1. Angiografi serebri
2. Lumbal fungsi
3. CT Scan
4. Magnetik Imaging Resonance (MRI)
5. USG Doppler
6. EEG
7. Pemeriksaan darah rutin dan kimia darah.
Komplikasi
HS NHS
1. Peningkatan 1. Bekuan Darah
tekanan 2. Dekubitus
intrakranial 3. Pneumonia
2. Hermiasi otak 4. Altrofi dan
3. Gagal nafas kekakuan sendi
4. Iskemik cerebri 5. Depresi dan
5. Malnutrisi kecemasan
6. Peningkatan TIK
Penatalaksanaan Medis Untuk menurunkan edema otak,
1. Mengendalikan hipertensi dan dilakukan hal-hal sebagai berikit :
menurunkan TIK : Meninggikan kepala
15-30 menghindari flexi dan rotasi
1. Naikkan posisi kepala dan badan
kepala yang berlebihan bagian atas setinggi 20-30o
2. Pengobatan : 2. Hindarkan pemberian cairan
Anti koagulan: heparin untuk intravena yang berisi glukosa atau
menurunkan kecenderungan perdarahan cairan hipotonik.
pada fase akut, contoh obat warfarin. 3. Pengobatan konservatif :
Obat anti trombotik: pemberian ini Terapi Trombotik
diharapkan mencegah peristiwa Cara kerja: mengencerkan bekuan
trombolitik/emboilik, contoh obat
alteplase.
darah yang menghambat aliran
darah.
Diuretika: untuk menurunkan edema
serebral, Antikoagulan: Heparin
Neuroproktekto dapat diberikan kecuali Untuk mencegah terjadinya bekuan
yang bersifat vasodilator, contoh obat darah embolisasi thrombus.
citicoline. Antihipertensi: Catropil, antagonis
Pada perdarahan subraknoid, dapat kalsium.
digunakan antagonis kalsium
(nimodipin) atau tindakan bedah (ligasi,
embolisasi, ekstirpasi maupun gamma
knife).
3. Pembedahan
Non Hemarogic Stroke
Hemarogic Stroke
Pengkajian
Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
DS: Adanya penyakit jantung (rematik, penyakit jantung vaskuler), polisitemia, riwayat
hipotensi postural.
DO: Hipertensi arterial (dapat ditemukan/ terjadi pada cedera serebrovaskuler) sehubungan
dengan adanya emboli.
Pola nutrisi metabolik
DS: Nafsu makan hilang, mual muntah selama fase akut, kehilangan sensasi (rasa kecap) pada
lidah, pipi dan tenggorokan, disfagia, adanya riwayat diabetes, peningkatan lemak dalam
darah.
DO: Kesulitan menelan (gangguan pada refleks palatum dan faringeal), obesitas.
Pola eliminasi
DS: Perubahan pola berkemih, seperti inkontinensia urine, anuria, distensi abdomen (distensi
kandung kemih berlebihan), bising usus negatif (ileus paralitik).
Pola aktivitas dan latihan
DS: Merasa kesulitan untuk melakukan aktivitas karena kelemahan,kehilangan sensasii atau
paralisis (hemiplegia), merasa mudah lelah susah untuk beristirahat (nyeri/ kejang otot).
DO: Gangguan tonus otot (flaksid, spastis), paralitik (hemiplegia) dan terjadi kelemahan
umum dan gangguan tingkat kesadaran.
Pola tidur dan istirahat
DS: Susah untuk beristirahat
DO: Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan pada otot.
Pola persepsi kognitif
DS: Sinkope/ pusing, sakit kepala, kelemahan/ kesemutan, mati/ lumpuh.
Penglihatan menurun seperti buta total, kehilangan daya lihat sebagian,
penglihatan ganda atau gangguan lain.
DO: Status mental/ tingkat tingkat kesadaran, pada wajah terjadi paralisis atau
parese (ipsilateral), afasia (gangguan atau gangguan dalam bahasa), kehilangan
kemampuan menggunakan motorik saat pasien ingin menggerakkkan.
Pola persepsi dan konsep diri
DS: Perasaan tidak berdaya, perasaan putus asa.
DO: Emosi yang labil dan ketidaksiapan untuk marah, sedih dan gembira,
kesulitan untuk mengekspresikan diri.
Pola peran dan hubungan dengan sesama
DO: Gangguan atau kehilangan fungsi bahasa (kesulitan untuk mengungkapkan
parasaan)
DS: Masalah bicara, ketidakmampuan untuk berkomunikasi.
Pola reproduksi dan seksualitas
DO: Ketidak adanya gairah seksual
DS: Kelemahan tubuh dan gangguan persepsi seksual
Pola mekanisme stres dan koping
DS: Perasaan tidak berdaya
DO: Emosi yang stabil dan ketidaksiapan untuk marah.
Pola sistem nilai dan kepercayaan
Gangguan persepsi dan kesulitan untuk mengekspresikan diri.
Diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
berhubungan dengan gangguan aliran
darah arteri atau vena.
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan
dengan gangguan neuromuskuler
3. Hambatan komunikasi verbal
berhubungan dengan gangguan sistem
saraf pusat.
Embolik (seperti lemak = hiperkolesterol)
yang menyebabkan penurunan aliran darah =
hipotensi
Trombolik (sumbatan, anurisma) yang
menyebabkan pecahnya pembuluh darah
diotak. Biasanya pada pasien hipertensi
Unisokor = tidak sama mata kiri dan kanan
Intervensi

Microsoft Word
Document

Anda mungkin juga menyukai