Anda di halaman 1dari 20

KERAJAAN

ISLAM DI
MALUKU
Kelompok 5
Sejarah

Azka Indira Sumayya


Nadhirah Khairunisa Shoffi

Khallisa
Dea Fadillah Alfath Yasa Nadya
Andani Sitepu Alqatani
1. Kerajaan
Tidore
Kesultanan Tidore adalah kerajaan Islam
yang berpusat di wilayah Kota Tidore,
Maluku Utara, Indonesia sekarang.
Pada masa kejayaannya (sekitar abad
ke-16 sampai abad ke-18), kerajaan
ini menguasai sebagian besar Pulau
Halmahera selatan, Pulau Buru, Pulau
Seram, dan banyak pulau-pulau di
pesisir Papua barat.
Daftar Nama Raja Kesultanan
Tidore
Kolano Syahjati alias Muhammad Naqil bin Jaffar S Paparangan J ou Barakati Nuku (1797-
AssidiqKolano BosamawangeKolano Syuhud alias SubuKolano 1805) Sultan Zainal Abidin (1805-1810)
BalibungaKolano Duko Sultan Motahuddin Muhammad Tahir
adoyaKolano Kie MatitiKolano SeliKolano (1810-1821)
Matagena Kolano Nuruddin (1334-1372) Sultan Achmad Syaifuddin Alting (1821-
Kolano Hasan Syah (1372-1405) 1856) Sultan Achmad Fatahuddin Alting
Sultan Ciriliyati alias Djamaluddin (1372-1405) (1892-1894)
Sultan Al Mansur (1512-1526) Sultan Achmad Kawiyuddin Alting alias
Sultan Amiruddin Iskandar Zulkarnain (1526-1535) Shah J uan (1894-1906)
Sultan Kiyai Mansur (1535-1569) Sultan Zainal Abidin Syah (1947-1967)
Sultan Iskandar Sani (1569- Sultan Djafar Syah; pembangunan kembali Kadato Kie
1586) Sultan Gapi Baguna (1999-2012) Sultan Husain Syah (2012-sekarang)
(1586-1600)
Sultan Mole Majimo alias Zainuddin (1600-1626)
Sultan Ngora Malamo alias Alauddin Syah (1626-
1631) Sultan Saidi (1642-1653)
Sultan Mole Maginyau alias Malikiddin (1653-
1657) Sultan Saifuddin alias J ou Kota (1657-
1674) Sultan Hamzah Fahruddin (1674-1705)
Sultan Abdul Fadhlil Mansur (1705-1708)
Sultan Hasanuddin Kaicil Garcia (1708-
1728)
Sultan Amir Bifodlil Aziz Muhidin Malikul Manan (1728-
Sultan HairulMuhammad
1757) Sultan Alam Kamaluddin Asgar (1784-1797)
Mashud Jamaluddin (1757-1779
SultanSyaidul
Sultan Patra Alam
Jehad(1780-1783)
Amiruddin Syaifuddin Syah Muhammad El Mab’us
Kehidupan
Politik
Setelah mundurnya Spanyol dari wilayah tersebut
pada tahun 1663 karena protes dari pihak Portugal
sebagai pelanggaran terhadap Perjanjian
Tordesillas 1494, Tidore menjadi salah satu
kerajaan paling merdeka di wilayah Maluku.
Kehidupan
Ekonomi
Kehidupan rakyat Maluku yang utama adalah
pertanian dan perdagangan. Tanah di kepulauan
Maluku yang subur dan diliputi oleh hutan rimba,
banyak memberikan hasil berupa cengkih dan pala.
Cengkih dan pala merupakan rempah-rempah
yang sangat diperlukan untuk ramuan obat-obatan
dan bumbu masak, karena mengandung bahan
pemanas.
Oleh karena itu, rempah-rempah banyak
diperlukan di
daerah dingin seperti di Eropa. Dengan hasil
rempahrempah maka aktivitas pertanian dan
perdagangan rakyat Maluku maju dengan
pesat.
Kehidupan Sosial
Budaya Sejak dulu kala Tidore telah menjadi
pusat pengembangan agama Islam di
kawasan timur Indonesia. Kuatnya
pengaruh agama Islam dalam kehidupan
mereka, maka para ulama memiliki status
dan peran yang penting di masyarakat. Kuatnya
relasi antara masyarakat Tidore dengan Islam
tersimbol dalam ungkapan adat mereka:
Adat ge mauri Syara, Syara mauri
Kitabullah (Adat bersendi Syara, Syara
bersendi Kitabullah). Perpaduan ini
berlangsung harmonis hingga saat ini.
Bukti peninggalan Kesultanan
Tidore

1. Masjid Sultan Tidore 2. Kadato Kie 3. Benteng Torre Dan


(Istana Kie) Tahula
2. Kesultanan
Bacan
Kesultanan Bacan merupakan salah
satu kerajaan yang berada di
Kepulauan Maluku. Meski berada di
Maluku, wilayahnya cukup luas hingga
ke wilayah Papua Barat. Banyak kepala
suku di wilayah Waigeo, Misool yang
terletak di Raja Ampat dan beberapa
daerah lain yang berada di bawah
administrasi pemerintahan Kesultanan
Bacan. Hal ini membuat Kesultanan
Bacan sedikit banyak berperan dalam
proses masuknya Islam ke tanah
Papua.
Daftar Nama Raja Kesultanan
Bacan
Said Muhammad Bakir/Said Husin (1333-
1343) Muhammad Hasan (1343)
Kolano Said Hasan
(1343-...) Zainal Abidin
(1522) Kasiruta/ Bayanu
Sirullah Sultan Alauddin
I/ Don J oao Sultan
Muhammad Ali (1577)
Sultan Alauddin II (1660-
1706)
Sultan Malikiddin/Kaisil Musa (1706-1715)
Sultan Nasruddin (1715-1732)
Sultan Tarafannur (1732-1741)
Sultan Muhammad Sahiddin (1741-
1780) Sultan Iskandar Alam (1780-
1788)
Sultan Muhammad Badaruddin (1788-
1797) Sultan Qamarullah (1797-1826)
Sultan Muhammad Hayatuddin Syah (1826-1861)
Sultan Muhammad Sadik Syah (1862-1889)
Kekosongan kekuasaan (1889-1900)
Sultan Muhammad Usman Syah (1900-1935)
Sultan Muhammad Muhsin Syah (1935-1983)
Kehidupan
Politik
Kesultanan Bacan diperintah oleh seorang sultan, yang
bertindak sebagai raja yang memegang kekuasaan
tertinggi. Sistem pemerintahan kerajaan ini mirip
dengan Ternate dan Tidore, tetapi di Bacan terdapat
Lembaga Sekretaris Kesultanan yang mempunyai tugas
membantu sultan dalam pemerintahan.
Jabatan penting lainnya terdiri dari kapita laut (panglima
angkatan perang kesultanan), kapala bangsa
(penanggung jawab/pelaksana kesultanan), imam juru
tulis, katib juru tulis, modin juru tulis, imam ngofa,
khatib ngofa, dan dano.
Kehidupan
Ekonomi Kerajaan Bacan memiliki peran penting
dalam bidang ekonomi terutama dalam
proses produksi cengkeh dan pala di wilayah
Maluku yang akan dikirim ke Eropa, selain
itu Kerajaan Bacan juga menjadi pusat
rempah-rempah di wilayah timur Indonesia.
Kesultanan Islam Bacan juga bekerjasama dalam
bidang ekonomi dengan Roterdam Belanda)
yang dikenal sekarang dengan istilah investasi.
Selain itu, antara Kesultanan Islam Bacan
dengan Ratu Yuliana Belanda dilakukan
kerjasama mata uang bersama.
Kehidupan Sosial
Budaya
Mayarakat Bacan terdiri dari tiga golongan, di
antaranya: Kerabat raja dan kaum bangsawan
Rakyat yang dinamakan bala (terdiri dari
kelompok beragama dan tidak beragama)
Soa ngongare yang terdiri dari para budak.
Bukti Peninggalan Kesultanan
Bacan

1. Masjid 2. 3. Bongkahan
Kesultanan Kedaton Batu
Bacan
3. Kesultanan
J ailolo
Kesultanan Jailolo adalah salah satu
kesultanan yang pernah berkuasa di
Kepulauan Maluku.
Kesultanan Jailolo adalah satu-satunya
kesultanan di Maluku Utara yang pusat
pemerintahannya berada di Pulau Halmaher
a. Kesultanan Jailolo telah berdiri sejak abad
ke-13 Masehi.
Kesultanan Jailolo didirikan kembali secara
adat
setelah era reformasi dimulai pada tahun
1998. Bersamaan dengan itu, komunitas ada
t Moloku Kie Raha dibentuk kembali. Selam
a periode 2002–2017, telah terpilih empat
Daftar Nama Raja Kesultanan
Jailolo
1380: Ruler of Jailolo becomes Jikoma Kolano, swapping styles with the ruler
of Ternate.
1557 – 1796: State under Ternate
sovereignty. 1803 – ….: State under Ternate
sovereignty.
1832: Abolished.
1875 – 1876: Brief restoration, terminated by the
Dutch. 2002: Royalty restored.
Penguasa J ikoma
Kolano 1605 – 1613:
Doa
1613 – 1656:
Saiuddin
1656 – 1684: Alam
1684 – 17.. ….:
(unknown) Sultan
(J ikoma Kolano)
1784 – 1805:
Muhammad Arif Bila
1805 – 1808: Vacant
Kehidupan
Politik
Kehidupan politik Kesultanan Jailolo dari 2002 sampai 2017
cenderung lebih berorientasi pada masalah legitimasi geneologis
para sultan, di mana masing-masing mengklaim kepemilikan yang
sah atas singgasana Kesultanan Jailolo.
Kontroversi mengenai status Sultan Jailolo di masa kini sesungguhnya
menggambarkan fenomena yang relatif sama ketika Sultan Nuku
mengangkat Arif Billah sebagai Sultan Jailolo pada 1796. Demikian juga
dengan pengganti Muhammad Arif Billa, yakni Sultan Muhammad
Asgar dan Sultan Muda Hajudin yang diasingkan ke Cianjur Jawa
Barat pada 1832. Kesultanan Ternate yang berperan penting dalam
menghidupkan kembali Kesultanan Jailolo turut mewarnai dinamika
sosial-politik di Kesultanan Jailolo. Hal ini tergambar dari sikap pro
dan kontra terhadap salah satu versi dan kelompok pendukung
Sultan Jailolo tersebut.
Kehidupan
Ekonomi Kesultanan Jailolo merupakan salah satu pusat
perdagangan cengkih di Pulau Halmahera pada
abad ke-15. Wilayahnya merupakan penghasil
rempah- rempah sehingga menjadi tempat persin
ggahan para pedagang asing. Para pedagang asing
ini berasal dari Arab, Eropa, Gujarat, Cina, Melayu,
Jawa, dan Makassar. Wilayah pesisir barat Pulau
Halmahera menjadi pusat bandar-bandar
perdagangan Kesultanan Jailolo.
Kehidupan Sosial
Budaya
Kesultanan Jailolo merupakan salah satu pusat perkembangan
kekuasaan Islam yang paling awal di Maluku Utara. Kesultanan
Jailolo menjalankan syariat Islam dalam kehidupan
masyarakatnya.
Al-Qur'an dan nasihat para leluhur menjadi sumber hukum
utama
dalam menjalankan hubungan sosial. Kehidupan masyarakat
sepenuhnya diatur oleh adat yang dikenal sebagai Adat Se
Atorang.
Bukti Peninggalan Kesultanan
J ailolo

1. 2. Masjid 3. Nisan-nisan
Benteng Gammalamo Kuno
Gamlamo

Anda mungkin juga menyukai