Anda di halaman 1dari 12

ADMINISTRASI PUBLIK DALAM

RUANG LINGKUP KEBIJAKAN


PUBLIK DAN IMPLEMENTASI
KEBIJAKAN PUBLIK
Disusun oleh:
Nama : M. Raga Surya
NIM : 22.11.044
Kelas : 3A Reg. Pagi
MK : Kebijakan Publik
Administrasi Publik dan
Perumusan Kebijakan Publik
Administrasi publik merupakan salah satu bagian dari ilmu administrasi yang erat kaitannya
dengan proses politik, terutama kaitannya dengan perumusan berbagai kebijakan negara,
sehingga administrasi publik itu, sudah dikenal sejak keberadaan sistem politik di suatu negara.
Oleh karena itu, administrasi publik sangatlah berpengaruh tidak hanya terhadap tingkat
perumusan kebijakan, karena memang administrasi publik berfungsi untuk mencapai tujuan
program yang telah ditentukan oleh pembuat kebijakan politik (Kasim, 1994: 8).
Proses administrasi sebagai proses politik seperti dikemukakan oleh Dimock (1996: 40),
merupakan bagian dari proses politik suatu bangsa (the administration process is an integral
part of the political process of nation). Hal ini bisa dipahami, karena berdasarkan
perkembangan paradigma administrasi, administrasi publik berasal dari ilmu, yang ditujukan
agar proses kegiatan kenegaraan dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
(Suradinata, 1993: 33)
Administrasi Publik dan
Perumusan Kebijakan Publik
Hubungan antara kebijakan administrasi publik dan kebijakan negara, yang pada prinsipnya
menurut Silalahi (1992: 21) dapat dilihat dari fungsi sebagai berikut:
1. Tingkat perumusan haluan negara; Tingkat di sini menunjukkan kepada kelembagaannya
sedangkan makna perumusan adalah mencanangkan dan menetapkan lembaga yang
berperan sebagai perumusan kebijakan dengan diuraikan hal-hal sebagai berikut:
a. Mempunyai wewenang untuk menetapkan atau menentukan kebijakan (yang harus
diikuti oleh pemerintah);
b.Mempunyai wewenang untuk menyatakan kehendak publik dalam bentuk hukum;
c. Secara penuh memegang political authority;
2. Tingkat pelaksanaan haluan negara Dalam pengertian administrasi negara tingkat
pelaksanaan haluan negara sering disebut sebagai tingkat administrasi.
Kebijakan Publik dan
Implementasi Kebijakan Publik
Terminologi kebijakan publik (public policy) itu, ternyata banyak sekali, tergantung dari sudut
mana kita mengartikannya. Easton (dalam Islamy, 2001: 19) sebagai misal, memberikan definisi
kebijakan publik sebagai pengalokasian nilai-nilai secara paksa kepada seluruh anggota masyarakat
(The authoritative allocation of values for the whole society). Berdasarkan definisi ini, Easton
menegaskan bahwa hanya Pemerintahlah yang secara sah dapat berbuat sesuatu pada
masyarakatnya dan pilihan Pemerintah untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu
tersebut, diwujudkan dalam pengalokasian nilai-nilai kepada masyarakat. Bahkan Dye (dalam
Ramto, 1997: 9) menegaskan bahwa kebijakan publik adalah apa saja yang dipilih oleh pemerintah
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu (public policy is whatever government choose to do
or not to do).
Kebijakan Publik dan
Implementasi Kebijakan Publik
Anderson (dalam Miftah Toha, 1999: 3) menyebutkan bahwa terdapat implikasi-implikasi dari adanya
pengertian kebijakan negara tersebut, yaitu:
1. Bahwa kebijakan publik itu selalu mempunyai tujuan tertentu atau merupakan tindakan yang
berorientasi kepada tujuan.
2. Bahwa kebijakan itu berisi tindakan-tindakan atau pola-pola tindakan pejabat-pejabat pemerintah.
3. Bahwa kebijakan itu adalah merupakan apa yang benarbenar dilakukan oleh pemerintah, jadi bukan
merupakan apa yang pemerintah bermaksud akan melakukan sesuatu atau menyatakan akan
melakukan sesuatu.
4. Bahwa kebijakan publik itu bersifat positif dalam arti merupakan beberapa bentuk tindakan
pemerintah mengenai suatu masalah tertentu atau bersifat negatif dalam arti merupakan keputusan
pejabat pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu.
5. Bahwa kebijakan pemerintah setidak-tidaknya dalam arti yang penting didasarkan atau selalu
dilandaskan pada peraturan-peraturan perundangan yang bersifat memaksa.
Kebijakan Publik dan
Implementasi Kebijakan Publik
Mazmanian dan Sabatier (dalam Solichin, 2001: 68) menyebutkan bahwa:
Implementasi adalah pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang,
namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau keputusankeputusan eksekutif yang penting atau
badan peradilan lainnya, keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah yang ingin diatasi,
menyebutkan secara tegas tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dengan berbagai cara untuk
menstruktur atau mengatur proses implementasinya.
Peran penting dari analisis implementasi kebijakan publik, adalah mengidentifikasi variabel-variabel
yang mempengaruhi tercapainya tujuan-tujuan formal pada keseluruhan proses implementasi antara lain
meliputi:
a. Mudah tidaknya masalah yang akan digarap dikendalikan.
b. Kemampuan keputusan kebijakan untuk menstrukturkan secara tepat proses implementasi.
c. Pengaruh langsung berbagai variabel politik terhadap keseimbangan dukungan bagi tujuan yang
memuat dalam keputusan kebijakan tersebut.
Kebijakan Publik dan
Implementasi Kebijakan Publik
Secara garis besar, kita dapat mengatakan bahwa fungsi implementasi itu, adalah untuk membentuk
suatu hubungan yang memungkinkan tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran kebijakan publik diwujudkan,
sebagai hasil akhir (outcome) kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah (Solichin, 1990: 123).
Dengan demikian, implementasi kebijakan merupakan terjemahan kebijakan publik yang pada umumnya
masih berupa pertanyaanpertanyaan umum yang berisikan tujuan, sasaran ke dalam program-program
yang lebih operasional (program aksi) yang kesemuanya dimaksudkan untuk mewujudkan tujuan-tujuan
atau sasaran-sasaran yang telah dinyatakan dalam kebijakan tersebut.
Terdapat beberapa kebijakan yang bersifat “self executing” artinya dengan dirumuskannya kebijakan itu
sekaligus (dengan sendirinya) kebijakan itu terimplementasikan (Islamy, 2001: 102).

Gambaran mengenai kerangka konseptual proses implementasi kebijakan publik itu terdapat dilihat
secara jelas pada Gambar berikut ini
Peranan Kebijakan Publik
Setiap hal yang ada di dunia pasti ada tujuannya. Demikian pula kebijakan publik, hadir dengan tujuan
tertentu, yaitu untuk mengatur kehidupan bersama seperti yang dikemukakan di atas dan untuk
mencapai tujuan (misi dan visi) bersama yang telah disepakati.

Masyarakat pada Masyarakat pada masa Masyarakat yang


masa awal transisi dicita-citakan
Peranan Kebijakan Publik
Gambar di samping menjelaskan bahwa kebijakan publik adalah jalan mencapai tujuan bersama yang
dicita-citakan. Jika cita-cita bangsa Indonesia adalah mencapai masyarakat yang adil dan makmur
berdasarkan Pancasila (Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Demokrasi, dan Keadilan) dan UUD 1945
(Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan hukum dan tidak semata-mata kekuasaan),
kebijakan publik adalah seluruh prasarana (jalan, jembatan, dan sebagainya) dan sarana (mobil, bahan
bakar, dan sebagainya) untuk mencapai “tempat tujuan” tersebut.
Dari sini kita bisa meletakkan peran atau fungsi “kebijakan publik” sebagai “manajemen pencapaian
tujuan nasional”. Dapat disimpulkan bahwa:
1. Kebijakan publik mudah dipahami karena maknanya adalah “hal-hal yang dikerjakan untuk
mencapai tujuan nasional”.
2. Kebijakan publik mudah diukur karena ukurannya jelas, yakni sejauhmana kemajuan pencapaian
cita-cita sudah ditempuh
Peranan Kebijakan Publik
Namun, bukan berarti kebijakan publik mudah dibuat, mudah dilaksanakan, dan mudah dikendalikan
karena kebijakan publik menyangkut faktor politik.
Secara ideal, politik adalah cara untuk memperebutkan kekuasaan memimpin pencapaian tujuan bangsa
tersebut. Tujuan bangsa Indonesia adalah sudah jelas! Masyarakat adil makmur berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945. Akan tetapi, paradigma atau cara memandang dunia yang dipergunakan oleh Presiden
Soekarno berbeda dengan Presiden Soeharto, Presiden Habibie, Presiden Abdurrahman Wahid, Presiden
Megawati, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Joko Widodo.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai