Anda di halaman 1dari 43

ANALISIS FEMINISME DALAM

NOVEL ALKUDUS KARYA ASEF


SAEFUL ANWAR MELALUI
TEORI HERMENUTIKA
WILHEML DILTHEY
Wiwid S. Apriadi
E1C116070
Bab 1
1.1 Latar Belakang Masalah
Karya sastra
Karya sastra merupakan hasil dari renungan atau
pengalaman pengarang yang dituangkan dalam bentuk
tulisan sehingga menjadi sebuah karya yang dapat
dinikmati oleh khalayak umum. Namun, pada dasarnya
karya sastra belum selesai pada tataran harfiahnya saja
karena di balik karya sastra terdapat konteks sejarah di
mana pengarang bisa sampai pada karya tersebut.
feminisme
Secara etimologis, feminisme berasal dari kata femme
(woman) yang berarti perempuan (tunggal) memiliki
tujuan untuk memperjuangkan hak-hak perempuan di
ranah sosial. Kesadaran bahwa setiap manusia memiliki
hak yang sama baik laki-laki maupun perempuan untuk
mengakses kedudukan dalam mengambil keputusan baik
di ranah politik maupun sosial.
Hermeneutika
Hermeneutik berasal dari bahasa Yunani hermeneuein
yang berarti menafsirkan, dan kata hermeneia yang
berarti tafsir. Dalam tradisi Yunani kuno kata
hermeneuein dan hermeneia sering digunakan dalam tiga
makna, yaitu, mengatakan, menjelaskan, dan
menerjemahkan.
Karya sastra
Gaya baru dalam penulisan
novel
Hermeneutika
Metode interpretasi yang pada
awalnya erat kaitannya
dengan kitab suci
Feminisme
Isu urgen yang sedang banyak
diperbincangkan
1.2 Rumusan masalah

01 Bagaimana feminisme dalam novel


Alkudus?

02 Bagaimana makna feminisme


dalam Novel Alkudus melalui teori
hermeneutika Wilhelm Dilthey?
1.3 Tujuan Penelitian

01 Mendeskripsikan feminisme dalam Novel


Alkudus karya Asef Saeful Anwar.

02 Mendeskripsikan makna feminisme


dalam Novel Alkudus melalui teori
hermeneutika Wilhelm Dilthey.
1.4 manfaat penelitian

01 Manfaat Teoretis

a. Menambah pengetahuan mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa


dan Sastra Indonesia, dan penikmat sastra dalam penelitian karya
sastra dengan menggunakan teori hermeneutika.

b. Menambah pengetahuan mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa


dan sastra Indonesia dalam menganalisa feminis menggunakan
hermeneutika Wilhelm Dilthey.

c. Menjadi referensi yang relevan untuk penelitian selanjutnya bagi


mahasiswa yang akan meneliti karya sastra menggunakan analisis
hermeneutika.
1.4 manfaat penelitian

02 Manfaat Praktis

a. Memperkenalkan kepada pembaca serta penikmat karya sastra


tentang Analisis feminisme dalam Novel Alkudus karya Asef Saeful
Anwar melalui teori hermeneutika Wilhelm Dilthey.

Membantu penikmat Novel mengapresiasikan Alkudus karya Asef


b. Saeful Anwar melalui teori hermeneutika Wilhelm Dilthey.
BAB II
Kajian Pustaka
2.1 Penelitian Relevan

Penelitian yang berupa teori-teori, informasi atau temuan yang diperoleh


dari hasil penelitian sebelumnya merupakan hal penting yang dapat
dijadikan data pendukung dalam penelitian, salah satu data pendukung
yang perlu diperhatikan adalah penelitian terdahulu yang dianggap
punya keterkaitan atas penelitian terkini serta hubungan atau setidaknya
relevansi dengan permasalahan yang sedang dibahas dalam penelitian
ini. Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini
diantaranya adalah:
Representasi Tokoh dalam Novel Alkudus Karya Asef Saeful Anwar: Kajian
Tindakan Sosial Max Weber oleh Widodo dan Sudikan (2021).

1. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tindakan sosial tokoh dalam novel


Alkudus yang kemudian diklasifikasikan
2. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa tindakan sosial yang paling
mendominasi justru diperlihatkan dalam bentuk tindakan rasionalitas subjektif
dan baru kemudian pada urutan kedua adalah tindakan rasionalitas nilai dan
tindakan afektif.
3. Persamaan penelitian sama-sama menggunakan Alkudus sebagai objek
penelitian dan juga sama-sama menggunakan hermeneutika sebagai
pendekatan penelitian.
4. Perbedaannya terletak pada fokus analisis
2.1
landasan Teori
Pada bagian ini dijelaskan teori yang akan digunakan untuk melakukan sebuah
analisis feminism dalam novel Alkudus karya Asef Saeful Anwar melalui teori
hermeneutika Wilhelm Dilthey, di antaranya:
2.2.1 Kritik Sastra Feminis
1. Kritik sastra feminis adalah paham tentang kedudukan dan ketidakadilan
gender.
2. Kritik sastra juga sering diartikan sebagai sebuah kritik tentang perempuan.
Namun, bukan dalam arti mengkritik perempuan secara umum, melainkan
sebuah paham tentang konstruksi sosial gender yang mendorong perempuan
untuk memenuhi hak-hak mereka sebagai manusia.
Secara garis besar Culler (1983) menyebutnya
sebagai reading as a woman, membaca sebagai
perempuan

(Sugihastuti, 2002: 5).


Pada dasarnya kritik sastra feminis merupakan sebuah kritik yang dilandasi oleh
berbagai metode. Hal ini dikatakan oleh Kolodny bahwa hanya dengan
mempergunakan bemacam-macam metode kita dapat melindungi diri dari godaan
atau kesalahan dalam memahami teks.

Kritik sastra feminis yang diartikan membaca sebagai perempuan bepandangan


bahwa kritik ini tidak mencari metodologi atau model konseptual tunggal, tetapi
bahkan sebaliknya menjadi pluralis dalam teori dan praktiknya, menggunakan
kebebasan dalam metodologi dan pendekatan yang dapat membantu pelaksanaan
kritiknya. Cara ini berpijak dari sudut pandang yang mapan dan
mempertahankannya secara konsisten kesadaran pembaca bahwa ada perbedaan
jenis kelamin yang mempengaruhi dunia sastra
hermeneutika
2.2.2
Hermeneutika adalah sebuah
metode penafsiran klasik yang
dulunya digunakan sebagai
metode interpretasi Bibel.
Namun, seiring berkembangnya
● Secara etimologi, kata
pengetahuan, hermeneutika
“hermeneutik” berasal
mengalami perubahan sehingga
dari bahasa Yunani
penggunaan hermeneutika
hermeneuein yang berarti
bukan saja pada kitab suci,
“menafsirkan”. Maka,
melainkan sastra, teks kuno
kata benda hermeneia
atau biografi seseorang dan
secara harfiah dapat
lain-lain
diartikan sebagai
Beberapa tokoh pencetus awal hermeneutika
yang memberikan sumbangan besar terhadap
fondasi hermeneutika, yaitu: Friedrich Daniel
Ernst Schleiermacher; Wilhelm Dilthey; Hans-
Georg Gadamer; Jürgen Habermas.
Friedrich Daniel Ernst
Schleiermacher

hermeneutika adalah bagian dari seni berpikir


dan bersifat filosofis. Baginya hermeneutik
bersifat filosofis karena merupakan bagian
Book dari seni berpikir. Menurut Schleiermacher

title
ada dua tugas utama hermeneutika, yaitu
interpretasi gramatikal dan interpretasi
psikologis.
Friedrich Daniel Ernst Schleiermacher
interpretasi gramatikal
syarat berpikir setiap orang

interpretasi psikologis
memungkinkan penafsir
menangkap ide pribadi penulis
Hans-Georg Gadamer
Baginya pemahaman dan
sebagai seorang penulis kontemporer hermeneutik hanya dapat
dalam bidang hermeneutik beranggapan diberlakukan sebagai suatu
bahwa hermeneutik bukanlah sebuah karya seni.
proses mekanis, melainkan sebuah seni.
Karena jika pemahaman adalah sebuah
nilai sentral dalam hermeneutik, maka (Sumaryono, 1999: 77)
pemahaman tidak akan dapat dijadikan
sebagai pelengkap dalam proses
mekanis
2.2.2. Hermeka
Wilhelm Dilthey
Wilhelm Dilthey adalah seorang filsuf berkebangsaan
jerman yang cukup terkenal. Dilthey lahir di Wiesbaden,
Biebrich, Jerman pada 19 November 1833 dan wafat
pada 30 September 1911.
Hermeneutika Dilthey pada dasarnya bersifat
menyejarah. Ini berarti bahwa makna itu sendiri
tidak pernah berhenti pada satu masa, tetapi selalu
berubah menurut modifikasi sejarah. Jika demikian,
maka interpretasi bagaikan benda cair, senantiasa
berubah-ubah. Tidak akan pernah ada suatu kanon
atau hukum untuk interpretasi

—(Sumaryono, 1999:56)
Hermeneutika tampak seperti suatu proses yang melingkar
karena setiap bagian dari sebuah karya sastra dapat ditangkap
melalui keseluruhannya, dan keseluruhan hanya bisa
ditangkap melalui bagian-bagiannya. Sehingga kita
mendapatkan suatu lingkaran pemahaman yang logis.
penginterpretasian suatu karya sastra menurut
Dilthey dapat dipahami melalui tiga proses
(1) memahami sudut pandang atau gagasan
para pelaku asli. (2) memahami arti atau
Book makna kegiatan-kegiatan mereka pada hal-hal
yang secara langsung berhubungan dengan
title peristiwa sejarah. (3) menilai peristiwa-
peristiwa tersebut berdasarkan gagasan yang
berlaku pada saat sejarawan itu hidup.
Hardiman menyebutkan Ausdruck
bahwa inti dari hermeneutika Ungkapan
Dilthey mencakup konsep
segitiga

Erlebnis Verstehen
Pengalaman Yang Hidup Pemahaman
Erlebnis
merupakan proses kejiwaan yang melibatkan
penghayatan yang mendalam dan proses perenungan
yang mendalam terhadap hidup yang dialami manusia
dalam suatu periode masa tertentu
Ausdruck
Bagi Dilthey, sebuah ekspresi terutama bukanlah
merupakan pembentukan perasaan seorang namun lebih
sebagai sebuah “ekspresi hidup”, segala sesuatu yang
merefleksikan produk kehidupan dalam manusia
Verstehen
Verstehen dipersiapkan sebagai aktivitas operasional
pemikir memperoleh “pemikiran” dari orang lain. Dalam
pernyataan singkat dan sangat terkenal dari Dilthey
tentang pemikiran ini: “kita menjelaskan hakikat orang
yang harus kita pahami”. Dengan begitu, pemahaman
merupakan proses jiwa di mana kita memperluas
pengalaman hidup manusia.
Karya sastra memiliki beberapa bentuk, salah
satunya adalah novel. Novel merupakan cerita
fiksi dalam bentuk tulisan atau kata-kata. Novel
biasanya menceritakan tentang kehidupan
Novel manusia dalam berintaraksi dengan lingkungan
dan sesamanya. Seorang pengarang mampu
mengarang sebuah karya fiksi termasuk novel
yang baik dan biasanya tema yang diangkat
diambil dari kehidupan yang pernah pengarang
alami sendiri, pengalaman orang lain yang
pengarang lihat dan dengar, ataupun hasil
imajinasi pengarang. Istilah novel berasal dari
bahasa Itali novella, yang mengandung makna
harfiah sebuah barang baru yang kecil, yang
kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam
bentuk prosa.
BAB
MetodeIII
penelitian
Jenis p
eneliti
diguna an yan
g
peneli kan adalah
3.1 peneli
tian ku
alitatif
m en g h t ian ya ,
a si ng
l
Jenis penelitian deskri k a
ptif be n data-data
kalima rup
t tertu a kata atau
lis ma
lisan. upun
3.2 Data dan sumber data

3.2.1 Data

. Data dalam penelitian ini berupa ayat-ayat atau


kutipan, dialog-dialog tokoh yang terdapat dalam novel
Alkudus karya Asef Saeful Anwar yang berkaitan dengan
feminisme.
3.2.2 Sumber Data
Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah novel Alkudus karya Asef
Saeful Anwar. Identitas novel yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:

Judul : Alkudu
Penulis : asef saeful anwar
Penerbit :basabasi
Cetakan : pertama April, 2017
Tebal : 268 halaman
ISBN :978-602-61160-0-0
Metode Pengumpulan Data
3.3

3.3.1 Studi Pustaka


Penelitian ini menggunakan metode studi
pustaka karena penelitian ini menggunakan
berbagai sumber acuan seperti buku-buku teori
sastra, jurnal, skripsi serta website untuk
menunjang penelitian.
3.3.2 Studi Dokumenter

Penggunaan metode dokumenter dalam penelitian ini


didasari oleh keberagaman informasi yang melekat pada objek
penelitian. Dapat dikatakan bahwa metode dokumenter
merupakan metode pengumpulan data dengan mengumpulkan
serta menganalisis dokumen-dokumen dalam bentuk tulisan,
lisan, gambar, ataupun audio video.
3.3.3 baca catat
Teknik baca merupakan merupakan teknik yang penting
dalam peneleitian ini, karena data tidak dapat dihasilkan tanpa
melalui proses pembacaan terlebih dahulu. (Ratna, 2010:245)
Mengatakan bahwa membaca dalam karya ilmiah dilakukan
dengan cara memberikan perhatian yang benar-benar terfokus

pada objek.
Teknik catat dilakukan untuk mencatat temuan data
hasil pembacaan. Teknik catat adalah mencatat
beberapa bentuk yang relevan bagi penelitian dari
penggunaan bahasa secara tertulis
3.4 Instrument Pengumpulan Data
Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri
dengan segenap kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
untuk melakukan analisis terhadap suatu karya sastra. Peneliti
melakukan pembacaan dengan cermat terhadap ayat-ayat yang
terdapat pada novel Alkudus kemudian diklasifikasikan
menggunakan kritik sastra feminis. Dari hasil klasifikasi ayat-
ayat feminis tersebut, kemudian dianalisis Kembali
menggunakan teori hermeneutika Wilhelm Dilthey

No Kutipan Hal Keterangan

1
2
3.5 Metode Analisis Data

Merujuk pada metode kualitatif, maka data yang sudah


terkumpul dalam penelitian ini dianalisis menggunakan
metode kualitatif deskriptif dengan mendeskripsikan akta-
fakta yang kemudian dianalisis.

adapun langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini


sebagai berikut:
1. Tahap pengelompokan data

2. Tahap identifikasi data

3. Tahap analisis data


3.6 Metode Penyajian Hasil Data

Setelah data terkumpul dan hasil telah didapatkan, maka tahap


berikutnya adalah menyajikan hasil dari pengolahan data tersebut.
Penyajian hasil dibuat untuk memudahkan pembaca dalam melihat
hasil dari data yang telah dikumpulkan dan dianalisis sesuai
metode yang digunakan. Penyajian hasil dalam penelitian ini
dilakukan dalam bentuk deskriptif. Bentuk deskriptif yaitu
penyajian hasil penelitian dalam bentuk kata-kata, paragraf atau
kalimat yang menerangkan nilai dan pesan yang terkandung dalam
novel Alkudus.
Thanks!
Do you have any questions?

addyouremail@freepik.com
+91 620 421 838 yourcompany.com

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai