Anda di halaman 1dari 6

DIMENSI STRATEGIS

ADMINISTRASI
PUBLIK
KELOMPOK 4 :
Bella Monisa 1901155552
Dea Ayu Febiola 1901110124
Maudya Dahniar 1901112684
Nadia Yulia Lestari 1901113626
Natasya Risky Pramesti 1901113510
Nova Sutriani 1901124647
Nurhafizah 1901113382
Sarah Azkha Syafanah 1901112834
DIMENSI MORAL DAN ETIKA

Moral atau moralitas, merupakan istilah Etika berasal dari bahasa Yunani
yang berasal dari bahasa latin Mos yaitu Ethos, bisa diartikan sebagai
(jamak mores) berarti kebiasaan. nilai-nilai yang dianut oleh
Moralitas ini dilandasi oleh nilai-nilai seseorang atau sekelompok orang
tentang yang diyakini oleh seseorang dalam berinteraksi dengan
atau organisasi tentang sebagai sesuatu lingkungannya. Etika biasanya
yang baik atau buruk, sehingga dapat digunakan untuk mengatur perilaku
membedakan mana yang baik dan mana masyarakat agar dapat tercipta
yang buruk. keteraturan.
Dimensi moral dan etika dianalogikan
dengan sistem sensor didalam administrasi
publik. Dimensi ini dianggap sebagai dimensi
strategis dalam administrasi publik. Moral
dan Etika publik merupakan refleksi tentang
standar/norma yang menentukan baik/buruk,
benar/salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan
publik dalam menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik. Maka yang di maksudkan
dengan etika pelayanan publik adalah suatu
praktek administrasi publik dan atau
pemberian pelayanan publik (delivery
system) yang didasarkan tuntutan perilaku
kode etik yang mengatur hal-hal yang “baik”
yang harus dilakukan.
Pelayanan Publik
Indikator Etika Publik

Adanya kode etik, yang merupakan Sopan santun,merupakan sikap


aturan-aturan yang mengatur tingkah yang berdasarkan pada aspek
laku dalam suatu kelompok khusus, nilai dan norma saat melayani
Keramahan dalam bersikap publik sehingga meningkatkan
sudut pandangnya hanya ditujukan
akan membuat orang lain kualitas pelayanan publik.
padahal hal prinsip dalam bentuk
merasa dihargai dan dihormati.
ketentuan-ketentuan tertulis.
Kesimpulan
Etika dapat menjadi suatu faktor yang mensukseskan tetapi
juga sebaliknya menjadi pemicu dalam menggagalkan
tujuan kebijakan, struktur organisasi, serta manajemen
publik. Bila moralitas para penyusun kebijakan rendah,
maka kualitas yang dihasilkanpun sangat rendah.
Kebobrokan moralitas atau etika dari mereka yang
merencanakan, mengimplementasikan, dan memonitor serta
mengevaluasi pelayanan publik akan sangat berpengaruh
pada hasil akhir. Tingkat moralitas atau etika para pemberi
pelayanan publik akan mempengaruhi pencapaian hasil.
THANK YOU !

Anda mungkin juga menyukai