Anda di halaman 1dari 49

MANAJEMEN KAS

Dr. Sri Nawangsari


Pengertian Kas

Kas merupakan salah satu bagian dari


aktiva yang memiliki sifat paling lancar
(paling likuid) dan mudah berpindah
tangan dalam suatu transaksi.
Kas dibutuhkan untuk operasi perusahaan
sehari-hari (dalam bentuk modal kerja) dan
untuk pembelian aktiva tetap yang
memiliki sifat kontinyu ( pembelian bahan
baku, bayar upah, gaji ,dll) dan tidak
kontinyu ( bayar hutang, angsuran, dll).
Kebutuhan kas untuk pembayaran tersebut
merupakan aliran kas keluar (cash outflow)
atau pembelanjaan aktif.
Sedangakn aliran kas masuk (cash inflow )
termasuk dalam pembelanjaan pasif yang
merupakan aliran sumber dari mana kas
diperoleh.
Aliran kas masuk mempunyai sifat
kontinyu ( penjualan produk, penerimaan
piutang, ).
Yang tidak kontinyu ( sewa gedung,
penerimaan hutang, penerimaan bunga,
dll).
Tujuan perusahaan menyimpan uang :
1. Kebutuhan kas untuk transaksi
2. Kebutuhan kas untuk berjaga-jaga
3. Kebutuhan kas untuk berspekulasi
• Kas adalah satu unsur modal kerja yang paling tinggi
tingkat likuiditasnya. Makin tinggi tingkat jumlah kas
maka perusahaan semakin likuid (sebaliknya).

• Jumlah kas yang paling ideal sampai saat ini belum


ada standar umumnya, tetapi telah terdapat
beberapa pedoman untuk menentukan jumlah kas
perusahaan. Hal ini dikemukaan oleh H.G
Guthmann bahwa jumlah kas yang ada di
perusahaan yang ‘well finance’ hendaknya antara
5%-10% dari jumlah aktiva lancar.
(perusahaan manufactur).
Semakin besar jumlah kas yang tersedia,
semakin tinggi pula likuiditasnya. Namun
persediaan kas yang terlalu besar yang
berarti likuiditasnya tinggi bukan berarti
perusahaan tersebut baik. Adanya kas yang
terlalu besar berakibat pemanfaatan kas
tersebut kurang efisien karena kas tersebut
menganggur dan tidak menghasilkan
keuntungan menjadi rendah.
• Jumlah kas dapat pula dihubungkan dengan salesnya
(penjualan). Perbandingan antara sales dengan jumlah
kas rata-rata menggambarkan tingkat perputaran kas
(cash turnover). Makin tinggi turnovernya makin baik
Karena berarti makin efisien penggunaan kasnya

• Seperti halnya sediaan, kas juga memiliki persediaan


bersih atau persediaan minimal yang disebut sebagai
“safety cash balance” (merupakan jumlah kas minimal
dari kas yang harus dipertahankan oleh perusahaan
agar dapat memenuhi kewajiban finansiilnya sewaktu-
waktu.
Persediaan kas minimal bertujuan untuk
menjaga agar kelangsungan operasi
perusahaan tetap terjamin dan dapat
memenuhi kewajiban finansial perusahaan
apabila sewaktu waktu harus dibayar.
(berupa hutang lancar dan biaya-tetap dan
variabel).
PERSEDIAAN KAS MINIMAL
Faktor yang memenuhi besar kecilnya
persediaan bersih kas:
1. Perimbangan antara aliran kas masuk dan kas
keluar
2. Penyimpangan terhadap aliran kas yang
diperkirakan
3. Adanya hubungan yang baik dengan bank
MODEL MANAJEMEN KAS
1. Model Persediaan (Model Baumol)
William Baumol (1952) mengidentifikasikan
bahwa kebutuhan akan kas dalam
perusahaan mirip dengan pemakaian
persediaan. Apabila perusahaan memiliki
saldo kas yang tinggi, perusahaan akan
mengalami kehilangan kesempatan untuk
menginvestasikan dana tersebut pada
kesempatan investasi yang lain yang lebih
menguntungkan (sebaliknya).
• Konsep pemesanan persediaan yang paling
ekonomis (EOQ/Economic Order Quantity)
bertujuan untuk meminimumkan biaya
persediaan (biaya simpan dan biaya pesan).

C = 2 (F) (T)
k
Dimana :
C = Jumlah kas yang optimal
F = Biaya tetap untuk memperoleh pinjaman
T = Jumlah kas untuk transaksi selama periode
k = Biaya kesempatan dari kas yang dimiliki

Biaya kesempatan merupakan penghasilan


yang seharusnya dapat diperoleh dari kas yang
menganggur.
Contoh :
Suatu perusahaan mengeluarkan biaya tetap
berupa bunga / tahun Rp 150.000.
Jumlah kebutuhan kas untuk kegiatan
perusahaan / minggu Rp 1.000.000 sehingga
setahun = 52 x 1.000.000 = 52.000.000
Besarnya penghasilan investasi yang diharapkan
sebesar 15% / tahun. Sehingga jumlah kas
optimal yang diperlukan perusahaan adalah :
Rp 10.198.039
Jadi kas optimal perusahaan sebesar
Rp 10.198.039. Jumlah frekuensi transaksi
yang harus dilakukan sebanyak
Rp = 52.000.000 / 10.198.039 = 5 kali.
Sedangkan rata-rata saldo kas =
Rp 10.198.039 : 2 = Rp 5.099.019,5
Model Miller dan Orr

2. Miller and Orr mengasumsikan bahwa aliran


kass masuk dan keluar tidak konstan
(berfluktuasi). Miller and Orr menentukan
batas pengendalian atas dan batas
pengendalian bawah serta saldo kas yang
ditargetkan.
Rumus yang disajikan Miller and Orr

Z = [ (3 T σ2 )]1/3
4i
T = biaya tetap untuk melakukan transaski
σ2 = variance arus kas masuk bersih harian
i = bunga harian untuk investssi pada sekuritas
Contoh :
Suatu perusahaan mengeluarkan biaya transaksi sebesar Rp
5.000 setiap kali transaksi. Deviasi standar (σ ) aliran kas
masuk Rp 100.000. Tingkat bunga per tahun sebesar 12%.
Batas minimal kas tersedia sebagai batas bawah sebesar
nol rupiah. 1 th = 360 hari.
Maka jumlah persediaan kas yang diinginkan
perusahaan adalah : Rp 482.745
[ 3(5000)(100.000)2]1/3
4 x (12%)/360
Jumlah kas yang diinginkan perusahaan sebesar Rp
482.745. Nilai batas atas adalah 3 Z yaitu =
3(482.745) = Rp 1.448.235 . Batas atas menunjukkan
batas maksimal kas yang optimal tersedia di
perusahaan. Ketika kas mencapai batas atas tersebut
( Rp 1.448.235) maka perusahaan harus merubah
sebagian kas tersebut sebesar (Rp 965.490) dari
( 1.448-235– 482.745) menjadi surat berharga agar
saldo kas kembali sebesar Rp 482.745 sesuai dengan
yang diinginkan perusahaan. Sedangkan ketika kas
perusahaan sampai batas minimal = 0 maka
perusahaan harus menjual surat berharga sebesar Rp
482.745 agar saldo kas kembali ke jumlah Rp 482.745
sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.
3. Model Stone
• Model Stone mirip dengan Miller dan Orr akan
tetapi lebih memberikan perhatian pada
manajemen saldo kas daripada penentuan ukuran
transaksi kas yang optimal. Ketika saldo mencapai
batas pengendalian tertinggi atau batas
pengendalian terendah tidak secara otomatis
akan melakukan investasi atau disinvestasi
sekuritas tetapi melihat terlebih dahulu harapan
adanya aliaran kas masuk/keluar beberapa hari
yang akan datang.
ANGGARAN KAS
Anggaran kas adalah estimasi terhadap
posisi kas untuk suatu periode tertentu
yang akan datang. Hal ini penting karena
berkaitan dengan likuiditas perusahaan,
juga akan diketahui kapan perusahaan
mengalami defisit dan kapan surplus.
Budget kas dapat dibedakan dalam dua bagian:
1. Estimasi penerimaan kas yang berasal dari :
hasil penjualan tunai, piutang yang
terkumpul, penerimaan bunga dividen, hasil
penjualan aktiva tetap, dan penerimaan lain
2. Estimasi pengeluaran kas : pembelian bahan
mentah, pembayaran utang-utang, pembayaran
upah buruh, pembayaran bunga, dividen, pajak,
dll
Tujuan penyusunan anggaran kas bagi pimpinan
perush adalah mengetahui :
1. Kemungkinan posisi kas sebagai hasil rencana
operasinya perusahaan
2. Kemungkinan adanya surplus dan defisit karena
rencana operasi perusahaan
3. Besarnya dana beserta saat/kapan dana
tersebut
dibutuhkan untuk menutup defisit kas
4. Saat kapan kredit dibayar kembali.
Tahap penyusunan budget kas:
1. Penyususun estimasi penerimaan dan
pengeluaran menurut rencana operasionil
perusahaan (transaksinya adalah transaksi
operasional).
2. Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan
dana atau kredit dari bank atau sumber-
sumber dana lainnya yang diperlukan untuk
menutup defisit kas karena rencana operasinya
perusahaan. Juga disusun estimasi pembayaran
bunga kredit tersebut beserta waktu
pembayarannya kembali (transaksinya adalah
transaksi finansiil).
3. Menyusun kembali estimasi keseluruhan
penerimaan dan pengeluaran setelah adanya
transaksi finansil dan budget kas yang final ini
merupakan gabungan dari transaksi
operasional dan transaksi finansial yang
menggambarkan estimasi penerimaan dan
pengeluaran kas keseluruhan
Contoh :
Pada tahun 2001 Perusahaan “X” akan menyusun
anggaran kas . Rencana penerimaan dan pengeluaran kas
selama enam bulan pertama (januari s/d juni) adalah sbb :
1. Rencana penerimaan
Penerimaan dari penjualan yang dilakukan
secara tunai sebanyak 25% dan secara kredit
75% dari penjualan. Dari penjualan kredit 60%
diterima pada satu bulan setelah bulan penjualan
dan sisanya diterima 2 bulan setelah bulan penjualan.

Total penerimaan piutang bulan januari dan februari


masing-masing Rp 1.900.000 dan Rp 2.600.000.
Adapun rencana penerimaannya adalah :
a. Besarnya penjualan yaitu :
Januari Rp 4.000.000 April Rp 5.200.000
Februari 5.500.000 Mei 6.000.000
Maret 5.600.000 Juni 6.500.000

b. Penerimaan lain-lain :
Januari Rp 400.000 April Rp 1.200.000
Februari 900.000 Mei 1.400.000
Maret 1.000.000 Juni 1.500.000
2. Rencana pengeluaran
a. Pembelian bahan baku :
Januari Rp 1.000.000 April Rp 2.200.000
Februari 1.500.000 Mei 2.000.000
Maret 1.600.000 Juni 2.100.000
b. Pembelian bahan penolong
Januari Rp 200.000 April Rp 500.000
Februari 300.000 Mei 400.000
Maret 200.000 Juni 500.000
c. Pembayaran gaji dan upah
Januari Rp 2.500.000 April Rp 2.800.000
Februari 2.500.000 Mei 3.000.000
Maret 2.600.000 Juni 3.200.000
d. Biaya Transport dan komisi penjualan
Januari Rp 300.000 April Rp 600.000
Februari 500.000 Mei 500.000
Maret 400.000 Juni 500.000
e. Biaya administrasi dan lainnya
Januari Rp 300.000 April Rp 550.000
Februari 550.000 Mei 450.000
Maret 450.000 Juni 550.000

3. Rencana lain :
a. Saldo kas akhir pada bulan Desember tahun
sebelumnya Rp 300.000
b. Apabila terjadi defisit, perusahaan akan
melakukan pinjaman ke bank pada permulaan
bulan dan pengembaliannya juga pada permulaan
bulan dengan bunga sebesar 2% per bulan.
c. Pinjaman ke bank pada bulan januari sebesar
Rp 1.000.000 dan bulan Februari sebesar Rp
500.000. Pembayaran angsuran pinjaman
akan dilakukan pada bulan april sebesar Rp
600.000, bulan mei sebesar Rp 300.000 dan
sisanya sebesar Rp 600.000 akan dibayar pada
bulan Juni .
d. Persediaan besi (kas minimal ) sebesar
Rp 200.000
Dari informasi data tersebut dapat disusun
anggaran kas untuk bulan Januari sampai Juni
2001 secara bertahap yaitu anggaran kas untuk
transaksi operasi (transaksi usaha) , transaksi
finansial dan transaksi secara keseluruhan.
Penyelesaian :
1. Menyusun anggaran kas untuk transaksi operasi
(transaksi usaha).
Anggaran kas untuk transaksi operasi
menggambarkan penerimaan dan pengeluaran
kas dari usaha operasi perusahaan. Penerimaan
yang berasal dari penjualan dibedakan menjadi
penjualan tunai dan penerimaan dari penagihan
piutang.
Kedua penerimaan tersebut dapat dihitung sbb :
• Penerimaan dari hasil penjualan tunai setiap
bulannya adalah :
Januari = 25% x 4.000.000 = 1.000.000
Februari = 25% x 5.500.000 = 1.375.000
Maret = 25% x 5.600.000 = 1.400.000
April = 25% x 5.200.000 = 1.300.000
Mei = 25% x 6.000.000 = 1.500.000
Juni = 25% x 6.500.000 = 1.625.000
• Penerimaan hasil penjualan tunai dan
penagihan piutang dari penjualan kredit setiap
bulannya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1 :
Penerimaan Kas dan Hasil Penjualan Tunai dan
Pengumpulan Piutang dari Penjualan Kredit
Bulan Januari s/d Juni 2001
(dalam ribuan rupiah)
No. Keterangan Januari Februari Maret April Mei Juni

1 Total penjualan 4.000 5.500 5.600 5.200 6.000 6.500

2 Penjualan tunai (25%) 1.000 1.375 1.400 1.300 1.500 1.625

3 Penjualan kredit (75%) 3.000 4.125 4.200 3.900 4.500 4.875

4 Penerimaan piutang:
60% dari penjualan kredit - 1.800 2.475 2.520 2.340 2.700
40% dari penjualanm kredit 1.900 800 1.200 1.650 1.680 1.560

5 Total dari piutang 1.900 2.600 3.675 4.170 4.020 4.260

6 Total kas masuk (2+5) 2.900 3.975 5.075 5.470 5.520 5.885
Tabel 2 :
Anggaran Transaksi Operasi bulan Januari-Juni 2001
(Penerimaan dan Pengeluaran Kas )
(dalam ribuan rupiah)
Keterangan Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni
Rencana penerimaan:
Penjualan tunai 1.000 1.375 1.400 1.300 1.500 1.625
Penerimaan piutang 1.900 2,600 3.675 4.170 4,020 4.260
Penerimaan lain 400 900 1.000 1.200 1.400 1.500
Jumlah penerimaan 3.300 4.875 6.075 6.670 6.920 7.385
Rencana pengeluaran:
Pembelian bahan mentah 1.000 1.500 1.600 2.200 2.000 2.100
Pem.bahan penolong 200 300 200 500 400 500
Pembayaran gaji/upah 2.500 2.500 2.600 2.800 3.000 3.200
Pemb.transpot/komisi 300 500 400 600 500 500
Pemb.adm.dan lainnya 350 550 450 550 450 550
Jumlah pengeluaran 4.350 5.350 5.250 6.650 6.350 6.850
Surplus/defisit (1.050) (475) 825 20 570 535
Tabel 3 :
Anggaran Transaksi Finansial bulan Januari-Juni 2001
(Penerimaan Pinjaman dan Pengembalian)
(dalam ribuan rupiah)

Keterangan Bulan

Januari Februari Maret April Mei Juni

Saldo kas awal 1) 300 230 225 1.020 422 680

Penerimaan pinjaman 2) 1.000 500 - - - -

Pembayaran angsuran 3) _ - - 600 300 600

Kas yang tersedia 4) 1.300 730 225 420 122 80

Surplus (defisit) 5) (1.050) (475) 825 20 570 535

Pembayaran bunga 6) (20) (30) (30) (18) (12) -

Saldo kas akhir bulan 7) 230 225 1.020 422 680 615

Sisa pinjaman kumulatif 8) 1.000 1.500 1.500 900 600 0


Penjelasan tabel :
1) Saldo kas awal bulan merupakan saldo kas akhir bulan
2) Penerimaan pinjaman bulan Januari Rp 1.000.000 dan Februari Rp
500.000
3) Pembayaran angsuran pinjaman dilakukan apabila perusahaan memiliki
saldo kas yang cukup (persediaan besi kas Rp 200.000) . Dalam contoh
pembayaran sudah ditentukan yaitu bulan April Rp 600.000, bulan Mei
Rp 300.000, dan bulan Juni Rp 600.000
4) Kas yang tersedia merupakan penjumlahan dari saldo kas awal ditambah
penerimaan pinjaman dikurangi angsuran pinjaman
5) Surplus (defisit) dari transaksi sebelumya
6) Pembayaran bunga sama dengan besarnya dengan besarnya bunga (2%)
di kalikan dengan sisa pinjaman
7) Saldo kas akhir = kas yang tersedia - surplus (defisit) – pembayaran bunga
8) Pinjaman kumulatif merupakan sisa pinjaman yang masih ada di
perusahaan.
Tabel 4 :
Anggaran kas Final (Transaksi Operasi dan Transaksi Finansial)
Bulan Januari – Juni 2001
(dalam ribuan rupiah)
Keterangan Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni
Saldo kas awal bulan 300 230 225 1.020 422 680
Rencana penerimaan:
Penjualan tunai 1.000 1.375 1.400 1.300 1.500 1.625
Penerimaan piutang 1.900 2.600 3.675 4.170 4.020 4260
Penerimaan pinjaman 1.000 500 - - - -
Penerimaan lain 400 900 1.000 1.200 1.400 1.500
Jumlah penerimaan 4.300 5.375 6.075 6.670 6.920 7.385
Jumlah kas tersedia 4.600 5.605 6.300 7.690 7.342 8.065
Rencana pengeluaran:
Pembelian bahan mentah 1.000 1.500 1.600 2.200 2.000 2.100
Pem.bahan penolong 200 300 200 500 400 500
Pembayaran gaji/upah 2.500 2.500 2.600 2.800 3.000 3.200
Pemb.transpot/komisi 300 500 400 600 500 500
Pemb.adm.dan lainnya 350 550 450 550 450 550
Pembayaran bunga 20 30 30 18 12 -
Pembayaran angsuran - - - 600 300 600
Jumlah pengeluaran 4.370 5.380 5.280 7.268 6.662 7.450
Saldo kas akhir bulan 230 225 1.020 422 680 615
SEKIAN
QUIZ…..
Pada tahun 2001 Perusahaan “X” akan menyusun anggaran
kas Rencana penerimaan dan pengeluaran kas selama enam
bulan pertama (Juli s/d Agustus) adalah sbb :
1. Rencana penerimaan
Penerimaan dari penjualan yang dilakukan
secara tunai sebanyak 40% dan secara kredit
60% dari penjualan. Dari penjualan kredit 30%
diterima pada satu bulan setelah bulan penjualan
dan sisanya diterima 2 bulan setelah bulan penjualan.

Total penerimaan piutang bulan Juli dan Agustus


masing-masing Rp 2.900.000 dan Rp 3.600.000.
Adapun rencana penerimaannya adalah :
a. Besarnya penjualan yaitu :
Juli Rp 5.000.000 Oktober Rp 6.200.000
Agustus 6.500.000 Nopember 6.400.000
September 6.600.000 Desember 6.500.000

b. Penerimaan lain-lain :
Juli Rp 500.000 Oktober Rp 1.400.000
Agustus 900.000 Nopember 1.500.000
September 1.100.000 Desember 1.600.000
2. Rencana pengeluaran
a. Pembelian bahan mentah :
Juli Rp 2.500.000 Oktober Rp 2.400.000
Agustus 2.400.000 Nopember 2.500.000
September 2.600.000 Desember 2.600.000

b. Pembelian bahan penolong


Juli Rp 200.000 Oktober Rp 500.000
Agustus 300.000 Nopember 400.000
September 200.000 Desember 600.000
c. Pembayaran gaji dan upah
Juli Rp 2.500.000 Oktober Rp 2.400.000
Agustus 2.400.000 Nopember 2.500.000
September 2.600.000 Desember 2.600.000

d. Biaya Transport dan komisi penjualan


Juli Rp 300.000 Oktober Rp 600.000
Agustus 500.000 Nopember 500.000
September 400.000 Desember 700.000
e. Biaya administrasi dan lainnya
Juli Rp 850.000 Oktober Rp 950.000
Agustus 950.000 Nopember 850.000
September 850.000 Desember 750.000

f. Pajak akan dibayar bulan Nopember sebesar 1.000.000

3. Rencana lain :
a. Saldo kas akhir pada bulan Juni 2001 tahun sebesar Rp 400.000
b. Apabila terjadi defisit, perusahaan akan melakukan pinjaman
ke bank pada permulaan bulan sebesar 150% dari besarnya
defisit tersebut dan pengembaliannya akan dilakukan pada
akhir ketika persediaan kas telah cukup . Tingkat bunga
pinjaman 2% per bulan.
c. Pembeyaran angsuran pinjaman akan dilakukan pada saat
saldo kas perusahaan mencukupi dan selalu menjaga kas
minimalnya.
d. Persediaan kas minimal sebesar 250.000
Dari informasi data tersebut buatlah :
1. Anggaran kas untuk transaksi operasi bulan
Juli s/d Desember 2001
2. Anggaran kas untuk transaksi finansial bulan
Juli s/d Desember 2001
3. Anggaran kas final (keseluruhan) bulan Juli-
Desember 2001
JAWAB:

Anda mungkin juga menyukai