Anda di halaman 1dari 55

TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN PASCA

PANEN KRISAN RAMAH LINGKUNGAN

Ir. Nurjanani, M.Si.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan,


Jl. Perintis Kemerdekaan Km 17,5, Makassar, Sulsel
Pengertian Dasar
Ada 3 hal yang harus benar-benar dipahami pada
tanaman krisan:
1. Tanaman krisan berasal dari daerah subtropika
2. Merupakan tanaman hari pendek
3. Dibudidayakan di dalam rumah lindung
• Lokon Kulo dan Lokon Ririh diTomohon  tanpa RL
• Di Brastagi, krisan di budidayakan di lahan terbuka
Tahapan Kegiatan Budidaya Krisan:
1. Penyiapan sarana dan Prasarana Produksi
1.1. Pempersiapkan rumah lindung
1.2. Menyiapkan instalasi listrik
1.3. Menyiapakan sarana irigasi
2. Penyiapan lahan budidaya
2.1. Memilih dan mengolah lahan
2.1. Memberikan pupuk dasar
2.3. Menyiraman bendengan dengan air
2.4. Pemasangan jaringan penegak tanaman
3. Penanaman setek berakar
3.1. Mempersiapkan jarak tanam
3.2. Cara tanam setek
3.3. Menyulam tanaman
4. Pemeliharaan tanaman
4.1. Pemberian cahaya tambahan
4.2. Penyiangan tanaman
4.3. Pengendalian hama penyakit
4.4. Pemberian pupuk susulan
4.5. Penaikan posisi jaringan
4.6. Disbuding

5. Pemanenan Bunga
5.1. Waktu dan kriteria panen
5.2. Cara memanen bunga
1. Penyiapan Sarana dan Prasarana Produksi
1.1. Mempersiapkan Rumah Lindung

 Fungsi:
 Melindungi dari intensitas matahari yang
berfluktuasi,
 Guyuran air hujan (peny. Karat, bakteri)
 Bunga krisan yang terkena air hujan akan mudah
busuk dan rusak.
• Cukupnya intensitas cahaya matahari yang masuk,
jenis atap naungan yang digunakan ( UV 10-
12%, solartap, fiber, etc)
 Temperatur dan kelembaban udara di dalam rumah
lindung tidak jauh berbeda dengan di luar rumah
lindung  pengaturan sirkulasi udara di dalam
rumah lindung
Bentuk dan macam rumah lindung

RL permanen:
• Tiang beton cor
• Konstruksi atap dari besi
• Atap dari fiber

Rumah plastik ala Poncokusumo


Konstruksi atap knockdown import
tidak tahan angin !
Bali

Lembang (Bandung Barat)

Fentilasi udara di atap RL

Tomohon (Sulut)

Ciwidey (Bandung)
• Konstruksi rumah lindung non permanen sederhana
yang biasa dibuat di Balithi ada 2 bentuk:
• Miring tunggal
• Miring ganda
• bambu betung (besar) atau beton bertulang untuk tiang
penyangga dan batang bambu untuk konstruksi atap.
• Beton bertulang lebih kuat dan tahan lama.

Arah angin

3m
3m
2m 2m 2m

5-7m 5-7m 5-7m

• Lebar rumah lindung tergantung panjang bambu yang tersedia


•Tipe pemasangan atap UV (6% atau 12 %):
• Biasa
• Zigzag

Zigzag 1-1

tahan angin
Telah teruji..!

Zigzag 2-1

Biasa
Insect Screen
 Sebagai dinding penutup
sekeliling RL
 Fungsi:
 Mencegah masuknya
serangga ke dalam rumah
lindung
 Menjaga suhu di dalam RL
tidak jauh berbeda dengan
di luar
 Mengurangi tiupan angin
1.2. Mempersiapkan Instalasi Listrik
 Penambahan cahaya ini
dapat dengan pemasangan
lampu dengan sumber listrik
2.5m
dari PLN atau Genset.
 Kebutuhan cahaya
1m 2.5m 2.5m
tambahan minimal adalah
40 - 100 lux untuk lampu
1.5m
essential (18 - 23 watt) atau
7m
lampu pijar 75-100 watt).
1m
= lampu essential 18 -  Ketinggian lampu 1.5 - 2 m
23 watt (biasa atau
tornado)
Bahan yang diperlukan:
• Kabel tunggal 1x2.5/
kabel NYM 2x1.5
• Kabel serabut
• Piting
• Stop kontak
• Steker
• NCB 5-10 A
• Timer
• Isolasiban
• Lampu essential 18-23
watt atau pijar 75-100
watt
• Untuk mengatur menyala dan matinya
lampu secara otomatis diperlukan pusat
kontrol lampu dengan timernya
• Bermacam jenis Timer Manual dan Digital
• Max 500 watt

Sebaiknya gunakan
NCB (yg bagus=mahal)
1.3. Pembuatan sistem irigasi

• Sumber air dapat berasal dari mata air atau sumur


pompa
• Jika debit air sedikit dan keperluan yang banyak
maka sebaiknya dibuat bak penampungan air
(tandon atau bak semen)
• Dari bak penampungan dengan bantuan pompa air
listrik dialirkan dengan selang ke lahan pertanaman
• Agar tidak memadatkan tanah dan penyiram yang
merata dan butiran air yang kecil-kecil pada ujung
selang ditambahan sower.
2. Penyiapan Lahan
2.1. Mengolahan Lahan
• Penggemburan tanah
pertama mencangkul
sedalam 30 cm dan
membalikannya. (1-2
minggu sblm tanam)
 Penggemburan tanah
kedua dilakukan dan
membentuk bendengan
berukuran lebar 100 cm
– 120 cm, tinggi 20 cm –
30 cm, panjang sesuai
kebutuhan
 Jarak antar bendengan
40 cm – 50 cm.
Pemasangan Jaring Penegak
• Pasang jaring/net penegak tanaman yang sesuai
dengan jarak tanam,
• artinya setiap lubang net yang dipasang satu
tanaman tepat di tengah-tengahnya .
PENANAMAN
 Satu sampai dua hari sebelum tanam bedengan
disiram sampai mencapai kapasitas lapang
 Buat lubang tanam dengan tugal kayu atau bambu.
Pada tengah lubang jaring.
 Dianjurkan pada saat tanaman juga diberikan
Furadan sebanyak 6 – 10 butir/lubang.
 Populasi ideal untuk krisan produksi 64 bibit/m2
dengan jarak tanam 12.5 cm x 12.5 cm.
Karena pertimbangan ekonomi, maka skrg menjadi
100 bibit/m2 (10 cm x 10 cm)  banyak digunakan
 Penanaman bibit sebaiknya dilakukan pada sore hari
dimana suhu udara sudah tidak terlalu panas.
 Segera setelah tanam dilakukan penyiraman agar
bibit yang baru ditanam terikat dengan tanah dan
tidak rebah.
• Penyulaman sebaiknya paling lambat dilakukan 2
minggu setelah penanaman, agar pertumbuhannya
bisa mengejar yang lainnya
Cara Penyulaman Seimbang:
• Kadang-kadang penyulaman harus dilakukan lebih
dari 2 minggu setelah tanam, dg alasan:
• Masih banyak tanaman yang mati setelah itu
• Agar populasi tidak berkurang banyak
• Caranya dengan menanam bibit yang untuk
penyulaman pada baris pinggir bendengan dengan
jumlah yang diperkirakan cukup
• Dengan demikian pertumbuhan bibit untuk sulaman
masih dapat mengejar tanaman lainnya ketika
dipindahkan sebagai tanaman pengganti
• Jika sudah tidak dibutuhkan lagi, maka bibit untuk
sulaman harus dibuang atau dicabut.
X X X X X X X x

Arah bendengan
Jalur pemupukan
X X X X X X X x

X X X X X X X x

X X X X X X X x

X X X X X X X x
PERLAKUAN PANJANG HARI
 Penambahan cahaya tambahan dapat dilakukan
selama 4 jam mulai pukul 22.00 sampai pukul
02.00 pagi.
 Lamanya pemberian cahaya tambahan:
 tanaman telah berumur 30 hingga 35 hari
tergantung varietas krisan atau…
 tanaman telah mencapai tinggi 30 cm untuk
varietas krisan pertumbuhan cepat sampai 55
cm untuk varietas krisan dengan pertumbuhan
lambat.
Penyiraman
• Penyiraman pada tanaman krisan muda sampai
berumur 1 minggu dilakukan setiap hari sekali
• Pada minggu selanjutnya penyiraman dilakukan
melihat kondisi tanah.
• Biasanya penyiraman dilakukan 3x seminggu
• Penyiraman harus merata agar pertumbuhan
krisan dapat serempak dan sebaiknya dilakukan
pagi sampai siang hari.
• Agar penyiraman merata pola penyiram harus
berbeda setiap kali siram, artinya
• Jika penyiraman sekarang misalnya dimulai dari
arah timur maka penyiraman selanjutnya dimulai
dari arah barat
• Jika penyiraman tidak merata maka dalam satu
bendengan tinggi tanaman akan bergelombang
dan yang tinggi adalah tanaman yang paling
banyak penyiramannya.
PEMUPUKAN LANJUTAN
 Pupuk Urea, KNO3 dan SP36:
 Pada 2, 4 dan 6 minggu setelah tanam
diaplikasikan pupuk urea sebanyak 1,5 g/m2 dan
KNO3 sebanyak 6 g/m2 dengan cara disiram atau
melalui irigasi.
 Pada minggu ke 8 pemupukan menggunakan
urea 1,5 g/m2. KNO3 6 g/m2 dan SP36 6 g/m2 .
ketiga pupuk ini ditabur merata dalam larikan dan
ditutup kembali.
PENGENDALIAN GULMA
 Pembersihan gulma dilakukan 2 minggu sekali atau
tergantung pertumbuhan gulma.
 Pada tanaman krisan yang sudah tinggi dan tajuknya
sudah saling menutupi biasanya gulma sudah jarang
tumbuh sehingga pembersihan gulma dapat
diperjarang.  antar bendengan tetap harus
dibersihkan
 Bersamaan dengan pembersihan gulma dilakukan juga
 Perompesan: membuang daun-daun yang sudah tidak
produktif, karena:
 Fotosintesis negatif
 Lingkungan jadi lembab  potensi HPT

 Penggemburan tanah dan tanahnya dikumpulkan di


pangkal batang tanaman krisan.
2/3 tinggi

Perompesan 1/3 tinggi


Pengendalian Hama dan Penyakit
 Hama dan penyakit yang menyerang tanaman krisan dapat
berubah-ubah sesuai dengan perubahan musim.
 Keadaan ini menyebabkan pola pengendaliannya harus
mengikuti sesuai dengan keadaan saat itu.
 Pada saat musim hujan atau berkabut penyakit yang
paling banyak menyerang adalah karat daun (white
rust). Penyakit ini sangat berbahaya karena
penyebarannya sangat cepat.
 Pada saat musim kemarau dimana suhu udara panas
dan kelembaban rendah, harus diwaspadai adalah
serangan Red Spider.
 Serangan ulat pengorok daun akan meningkat bila
terjadi hujan dan panas secara bergantian (musim
pancaroba).
 Umumnya untuk pencegahan pestisida yang digunakan
adalah fungisida dan insektidida. Penggunaan akarisida,
bakterisida dilakukan jika ada serangan.
Penaikan Net Penyangga
Net penyangga dalam satu musim tanam krisan dinaikkan
sebanyak 3-4 kali.
Penaikkan net penyangga sebaiknya jangan sampai
terlambat  batang menjadi bengkok

I II

III IV
Disbudding pada Krisan Spray
Disbudding pada Krisan Standar
2 MST
Saat tanam

Pengolahan lahan

4 MST

Bunga di-Contong
Krisan standar dekoratif
Pertanaman Krisan di
Sukaresmi, Cipanas
PANEN BUNGA POTONG
 Tanaman krisan berbunga antara 90 sampai 120
hari tergantung jenis varietas dan lokasi
penanaman.
 Krisan tipe standar biasanya umur panen lebih lama
dari krisan tipe spray.
 Krisan yang ditanaman di daerah yang lebih tinggi
(di atas 1000 m dpl.) panen akan lebih lama karena
pengaruh suhu yang lebih rendah dan intensitas
cahaya matahari sehingga pertumbuhan lebih
lambat.
• Saat panen yang tepat untuk krisan standar adalah
bila bunga telah mekar penuh.
• Biasanya sebelum mekar penuh setiap bunga
standar dibungkus satu per satu agar mahkota
bunga tidak rusak dengan kertas berbentuk kerucut
(contong)
• krisan spray saat panen yang tepat adalah bila
terdapat 60% - 75% dari seluruh kuntum bunga
dalam satu tangkai telah mekar penuh dan untuk
jenis bunga yang berpolen jangan sampai polennya
pecah.
• Sebaiknya sebelum dipanen tanah disiram sampai
basah agar tanaman yang akan dipanen menjadi
segar.
• Cara pemanenan dengan memotong bagian
pangkalnya (10 cm dari permukaan tanah)
• kemudian segera dimasukkan dalam ember berisi
air bersih dengan posisi pangkai tangkai bunga
teremdam air.
Seleksi Panen
 Grade I
 Bunga mekar, segar, tidak bergerombol, tidak
ada serangan HPT
 Batang besar, tegar, lurus, min 75 cm
 Bentuk bunga normal, tidak ada penyimpangan
dari aslinya
 Grade II
 Bunga mekar, segar, tidak ada serangan HPT
 Batang boleh agak kecil, lurus, min 50 cm
 Masih dapat diterima jika ada serangan HPT
tidak terlalu parah, misalnya hanya di bagian
bawah saja
Pasca Panen Bunga Potong Krisan
Sortasi Bunga
 Memotong akar bersama pangkal batang
1. Membawa bunga potong yang sudah
dipanen ke tempat bangsal pengemasan
2. Memegang tangkai bunga dan
memotong akar bersama bangkal batang
dengan menggunakan pisau atau gunting
yang tajam
3. Membuang bekas potongan ke wadah
sampah yang telah disiapkan
 Membuang daun-daun yang kotor/kena
hama dan penyakit :

1. Memeriksa daun-daun yang kotor/kena


hama dan penyakit
2. Memegang tangkai bunga sambil
membuang daun.
3. Membuang daun-daun tadi ke wadah
sampah yang telah disediakan
Grading (Pengelompokan) Bunga
 Mengelompokan bunga potong berdasarkan
panjang tangkai
1. Menyiapkan meja yang sudah diberi
ukuran berdasarkan grade bunga potong
2. Mengelompokan bunga potong
berdasarkan grade yaitu :
- Grade AA, panjang tangkai min. 76 cm
- Grade A, panjang tangkai 70-75 cm
- Grade B, panjang tangkai 61-69 cm
- Grade C, panjang tangkai asalan
3. Memisahkan bunga berdasarkan kelompoknya
pada wadah yang berbeda
 Mengelompokan bunga potong berdasarkan
kualitas bunga
1. Mengelompokkan bunga potong
berdasarkan keseragaman varietas
2. Mengelompokkan bunga potong
berdasarkan kesegaran bunga
3. Mengelompokan bunga potong
berdasarkan kerusakan bunga
4. Menempatkan bunga pada wadah yang
berbeda sesuai dgn pengelompokannya
 Pengikatan Tangkai Bunga
Mengelompokan bunga potong berdasarkan
kesamaan varietas :
1. Mengelompokan bunga potong berdasarkan
kesamaan varietas
2. Mengelompokan bunga dalam grade yang
sama
3. Menyimpan bunga sesuai gradenya pada
tempat yang telah disiapkan
 Mengikat sesuai dengan grade dan jumlah
tangkai
1. Menghitung bunga 10 tangkai pada setiap
grade yang sama
2. Menyatukan setiap 10 tangkai bunga dalam
grade yang sama
3. Mengikat bunga setiap 10 tangkai yang telah
disatukan dengan menggunakan karet gelang
pada posisi 10 cm dari pangkal batang
4. Menyimpan bunga sesuai gradenya pada
tempat yang telah disiapkan
 Mengikat sesuai dengan grade dan jumlah
tangkai
1. Menghitung bunga 10 tangkai pada setiap
grade yang sama
2. Menyatukan setiap 10 tangkai bunga dalam
grade yang sama
3. Mengikat bunga setiap 10 tangkai yang telah
disatukan dengan menggunakan karet gelang
pada posisi 10 cm dari pangkal batang
4. Menyimpan bunga sesuai gradenya pada
tempat yang telah disiapkan
 Perendaman Tangkai Bunga
1. Menyiapkan ember yang bersih bebas
kontaminan
2. Menyiapkan air bersih untuk
perendaman tangkai bunga,
3. Ketinggian air pada kisaran 15 cm
setelah bunga direndam
4. Merendam tangkai bunga yang telah
diikat dalam ember berisi air bersih
 Pra-perlakuan Bunga
Pre cooling/pendinginan untuk menurunkan
panas lapang
1. Meletakan bunga yang sudah dalam
ember berisi air bersih ditempat ruang
berpendingin AC atau
2. Meletakan bunga yang sudah dalam
ember berisi air bersih ditempat teduh
tidak terkena cahaya matahari atau
3. Meletakan bunga yang sudah dalam
ember berisi air bersih diluar rumah semalam
 Merendam dalam larutan pulsing :

1. Menyiapkan ember berisi air bersih yang


ditambahkan bayclin 1 sendok teh per
liter air
2. Merendam tangkai bunga dalam larutan
yang sudah ditambahkan bayclin
semalam
 Merendam dalam larutan pulsing :

1. Menyiapkan ember berisi air bersih yang


ditambahkan bayclin 1 sendok teh per
liter air
2. Merendam tangkai bunga dalam larutan
yang sudah ditambahkan bayclin
semalam
 Merendam dalam larutan holding:

1. Menyiapkan bahan preservative bunga


2. Melarutkan bahan preservative bunga
dalam air bersih dalam ember sesuai
takaran
3. Merendam tangkai bunga dalam larutan
yang sudah ditambahkan bahan pengawet
 Pengemasan Bunga
 Pembungkusan dengan menggunakan kertas
koran atau kertas putih
1. Menyiapan kertas pembungkus berupa kertas
koran atau kertas putih atau kertas berlabel
perusahaan (ukuran 60x120 cm).
2. Membungkus bunga yang sudah diikat dengan
kertas yang sudah disiapkan
3. Meletakkan kemasan bunga pada posisi tegak
dalam wadah
4. Meletakan wadah dalam ruang berpendingin
AC atau ruang khusus atau ruangan yang tidak
terkena cahaya matahari
 Pemberian label pada kemasan
1. Menyiapkan label sesuai yang diperlukan
2. Menuliskan nama perusahaan/eksportir,
nama varietas, kelas mutu, kelas ukuran,
jumlah bunga dalam kemasan, berat kotor,
berat bersih, identitas pembeli, tempat
tujuan, tanggal panen dan perkiraan
ketahanan simpan, petunjuk penanganan
3. Menempelkan label pada kemasan
 Pengemasan dalam box atau keranjang bambu
1. Menyiapkan box berukuran 80x40x40 cm,
pada bagian bawah dilapisi kertas bersih
2. Meletakan bunga yang telah dibungkus dalam
box dengan teratur
3. Menutup box dengan menggunakan selotip
4. Menyiapkan keranjang bambu berukuran
60x100cm, bagian bawah dilapisi daun pisang
5. Meletakan bunga yang telah dibungkus dalam
keranjang dengan teratur
6. Menutup keranjang dengan baik
 Transportasi/Pengiriman Bunga
 Pengiriman dengan menggunakan mobil
berpendingin
1. Menyiapkan mobil dan pendukungnya
dalam kondisi baik
2. Memasukkan kemasan bunga dalam mobill
3. Mengatur kemasan dalam mobil dengan
baik
4. Memberangkatkan mobil ke tempat tujuan
Penjual bunga potong krisan
di Rawa Belong, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai