Anda di halaman 1dari 48

TEKNIK PERBANYAKAN BENIH KRISAN

(Dendranthema grandiflora Tzeelev)

Ir. Nurjanani, M.Si

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan


Jl. Perintis Kemerdekaan, Km 17,5 Makassar, Sulsel
PENDAHULUAN
 Produksi bunga potong krisan selama beberapa tahun
terakhir cenderung meningkat. Pada tahun 2007, 2008,
2009, 2010 dan 2011 produksi krisan di Indonesia yaitu
berturut-turut 66.979.260, 99.158.942, 107.847.072,
185.232.970 dan 305.867.882 tangkai (Dir. Jend. Horti,
2012).
350,000,000 305,867,882

300,000,000

250,000,000
185,232,970
200,000,000
107847072
150,000,000 99,158,942

100,000,000 66,979,260

50,000,000

2007 2008 2009 2010 2011


Anggrek: 15.309.964 ; Gerbera: 10.543.445 ;
3.2% 2.2% Gladiol: 5.448.740 ;
Sedap Malam: 62.535.465 ;
1.1%
12.8%

Lainnya: 12.646.319 ;
2.6%

Mawar: 74.319.773 ;
15.3% Krisan: 305.867.882 ;
62.8%
Produksi bunga potong (tangkai) krisan, mawar, sedap
malam, anggrek, gerbera, gladiol dan lainnya pada tahun
2011 (sumber: Direktorat Jendral Hortikultura, 2012).
Pemahaman Dasar
Ada 3 hal penting yang harus dipahami
dalam budidaya krisan, yaitu:

1. Tanaman krisan berasal dari daerah subtropika


2. Merupakan tanaman hari pendek
3. Dibudidayakan di dalam rumah lindung
(Lokon Ririh & Lokon Kulo  tanpa RL)

Rumah lindung yaitu:


• Rumah kaca
• Rumah plastik
• Rumah sere
• Green house
Syarat Tumbuh Krisan
 Ketinggian tempat 700 m – 1200 m dpl. (tan. Kelapa tdk berbuah)
 Suhu udara 200 C – 260 C untuk pertumbuhan dan antara 160C –
180C untuk pembungaan
 Kelembaban udara antara 70% – 80%.
 Pengakaran dan saat awal pertumbuhan kelembaban 90% - 95%.
 pH tanah 6,2 – 6,7.

 Tanaman hari pendek (short day plant) segera berbunga jika


mendapat penyinaran kurang dari 14,5 jam (13 – 16 jam)
 Indonesia panjang hari siang rata-rata sekitar 12 jam, jadi …

Perlu penambahan cahaya (buatan)


• Jika tidak, tanaman krisan akan langsung memasuki fase generatif
Tujuan penambahan cahaya:
◦ Memperpanjang fase vegetatif, sehingga…
◦ Bagian tanaman cukup kuat mendukung pembungaan, dan…
◦ Mengatur ketinggian tanaman

 Intensitas penambahan cahaya minimal (yang sampai ke tanaman)


untuk mempertahankan fase vegetatif adalah 70 lux

 Penambahan cahaya ini setara dengan penggunaan :


◦ Lampu pijar 75 – 100 watt
◦ Neon philip SL 18 - 23 watt
Tornado lebih terang
◦ Neon balast 40 watt

 Lama penyinaran selama 4 jam setiap malam (pk 22 sd 02)

 Intensitas cahaya yang optimal untuk pertumbuhan tanaman dan


perkembangan bunga adalah 32 Klux (siang hari).
TEKNIK PERBANYAKAN BENIH KRISAN
Tahapan-tahapan:

1. Penyiapan sarana dan prasarana produksi:


1.1. Mempersiapkan rumah lindung
1.2. Menyiapkan instalasi listrik
1.3. Menyiapkan sarana irigasi
2. Persiapan lahan tanaman induk:
2.1. Memilih dan mengolah lahan tanaman induk
2.2. Memberi pupuk dasar
2.3. Menyiraman bedengan dengan air
3. Penanaman tanaman induk:
3.1. mempersiapkan jarak tanam pada bendengan
3.2. cara tanam tanaman induk
3.3. Penyulaman tanaman
4. Pemeliharan tanaman induk:
4.1. Pemberian cahaya tambahan
4.2. Penyiraman tanaman induk
4.3. Penyiangan tanaman induk
4.4. Pengendalian hama da penyakit
5. Pemanenan setek pucuk:
5.1. Waktu panen pucuk
5.2. Cara panen pucuk
5.3. Sortasi dan perompesan
6. Pengakaran setek pucuk dan pemeliharaan:
6.1. Penyiapan media pengakaran
6.2. Cara menanam setek pucuk
6.3. Pemeliharaan
7. Pemanenan setek pucuk berakar:
7.1. Mempersiapkan pemanenan setek pucuk
7.2. Memanen setek pucuk
7.3. Pengemasan setek pucuk
1. Penyiapan Sarana dan Prasarana Produksi
1.2. Mempersiapkan Rumah Lindung

 Fungsi:
 Melindungi dari intensitas matahari yang
berfluktuasi,
 Guyuran air hujan (peny. Karat, bakteri)
 Bunga krisan yang terkena air hujan akan mudah
busuk dan rusak.
• Cukupnya intensitas cahaya matahari yang masuk,
jenis atap naungan yang digunakan ( UV 10-
12%, solartap, fiber, etc)
 Temperatur dan kelembaban udara di dalam rumah
lindung tidak jauh berbeda dengan di luar rumah
lindung  pengaturan sirkulasi udara di dalam
rumah lindung
Bentuk dan macam rumah lindung

RL permanen:
• Tiang beton cor
• Konstruksi atap dari besi
• Atap dari fiber

Rumah plastik ala Poncokusumo


Konstruksi atap knockdown import
tidak tahan angin !
Bali

Lembang (Bandung Barat)

Fentilasi udara di atap RL

Tomohon (Sulut)

Ciwidey (Bandung)
• Konstruksi rumah lindung non permanen sederhana
yang biasa dibuat di Balithi ada 2 bentuk:
• Miring tunggal
• Miring ganda
• bambu betung (besar) atau beton bertulang untuk tiang
penyangga dan batang bambu untuk konstruksi atap.
• Beton bertulang lebih kuat dan tahan lama.

Arah angin

3m
3m
2m 2m 2m

5-7m 5-7m 5-7m

• Lebar rumah lindung tergantung panjang bambu yang tersedia


•Tipe pemasangan atap UV (6% atau 12 %):
• Biasa
• Zigzag

Zigzag 1-1

tahan angin
Telah teruji..!

Zigzag 2-1

Biasa
Insect Screen
 Sebagai dinding penutup
sekeliling RL
 Fungsi:
 Mencegah masuknya
serangga ke dalam rumah
lindung
 Menjaga suhu di dalam RL
tidak jauh berbeda dengan
di luar
 Mengurangi tiupan angin

 Screen yg dijual kebanyakan


warna hijau, kenapa ya…?
1.2. Mempersiapkan Instalasi Listrik
 Penambahan cahaya ini
dapat dengan pemasangan
lampu dengan sumber
2.5m
listrik dari PLN atau
Genset.
1m 2.5m 2.5m  Kebutuhan cahaya
tambahan minimal adalah
1.5m
40 - 100 lux untuk lampu
7m
essential (18 - 23 watt)
atau1m lampu pijar 75-100
= lampu essential 18 -
23 watt (biasa atau
watt).
tornado)
 Ketinggian lampu 1.5 - 2
m
Bahan yang diperlukan:
• Kabel tunggal 1x2.5/
kabel NYM 2x1.5
• Kabel serabut
• Piting
• Stop kontak
• Steker
• NCB 5-10 A
• Timer
• Isolasiban
• Lampu essential 18-23
watt atau pijar 75-100
watt
• Untuk mengatur menyala dan matinya
lampu secara otomatis diperlukan pusat
kontrol lampu dengan timernya
• Bermacam jenis Timer Manual dan Digital
• Max 500 watt

Sebaiknya gunakan
NCB (yg bagus=mahal)
1.3. Pembuatan sistem irigasi

• Sumber air dapat berasal dari mata air atau sumur


pompa
• Jika debit air sedikit dan keperluan yang banyak
maka sebaiknya dibuat bak penampungan air
(tandon atau bak semen)
• Dari bak penampungan dengan bantuan pompa air
listrik dialirkan dengan selang ke lahan pertanaman
• Agar tidak memadatkan tanah dan penyiram yang
merata dan butiran air yang kecil-kecil pada ujung
selang ditambahan sower.
2. Penyiapan Lahan Tanaman Induk
2.1. Mengolahan Lahan Tanaman Induk
• Penggemburan tanah
pertama mencangkul
sedalam 30 cm dan
membalikannya. (1-2
minggu sblm tanam)
 Penggemburan tanah
kedua dilakukan dan
membentuk bendengan
berukuran lebar 100 cm
– 120 cm, tinggi 20 cm –
30 cm, panjang sesuai
kebutuhan
 Jarak antar bendengan
40 cm – 50 cm.
2.2. Pemupukan dasar
 Pupuk kandang yang sudah jadi, daun bambu dosis
30 ton/ha dan 10 ton/ha.
 Untuk pupuk dasar digunakan urea 200 kg/ha, KCl
350 kg/ha dan SP36 300 kg/ha serta kapur pertanian
1-2 kg/m2 yang diaplikasikan bersamaan dengan
pemberian pupuk kandang.
 Sterilisasi tanah jika tanah tersebut diduga
mengandung hama dan penyakit tular tanah.
 Sterilisasi dapat menggunakan Basamid dengan
dosis sesuai anjuran. Selanjutnya bedengan ditutup
dengan plastik kedap udara selama 2 – 3 minggu.
2.3. Penyiraman

• Satu sampai dua hari sebelum tanam bedengan


disiram sampai mencapai kapasitas lapang
• Jika perlu penyiraman dapat dilakukan 2-3 x
karena kadang-kadang pada awal penyiraman
bagian yang basah hanya pada permukaan tanah
sedang bagian dalamnya masih kering

• Untuk mencegah
pemadatan tanah
gunakan sower (ujung
embrat) agar butiran air
yang keluar lebih halus
dan merata.
3. Penanaman tanaman induk:
3.1. Jarak tanam
• Jarak tanam 20 cm x 20 cm (25 tan / m2) 
tan induk perlu ruang untuk pertumbuhan
tajuk
• pembuatan lubang tanam dengan tugal kayu
atau bambu.
• Sangat dianjurkan pada saat tanam juga
diberikan Furadan sebanyak 6 – 10
butir/lubang.
3.2. Penanaman

• Bibit krisan ditanam pada lubang tanam dengan


kedalaman sampai sedikit diatas pangkal batang
• Segera setelah tanam dilakukan penyiraman 
bibit yang baru ditanam terikat dengan tanah dan
tidak rebah.
• Segera tegakan bibitan krisan yang rebah sehabis
disiram
3.3. Penyulaman

• Beberapa hari setelah tanam:


• Bibit yang mati segera dicabut
• lakukan penyulaman dengan bibit yang
seumur
• Segera disiram agar akar segera menyatu
dengan tanah dan dapat menyerap air 
tinggkat stess dapat dikurangi
4. Pemeliharan tanaman induk:
4.1. Pemberian cahaya tambahan
• Pemberian sinar tambahan pada malam hari untuk
tanaman induk krisan selama 4 jam.
• Pukul 22.00 – pukul 02.00 dini hari
• Dilakukan sepanjang umur produktif tanaman
induk krisan.
• Untuk mempertahankan fase vegetatif tanaman
induk agar tetap memproduksi tunas-tunas baru.
• Perlu pengontrolan pada saat menyala apakah
sesuai dengan yang diprogramkan.
• Minimal 2x seminggu
4.2. Penyiraman

• Pada 1 minggu setelah tanam penyiraman


dilakukan setiap hari
• Setelah itu dilakukan sesuai dengan keadaan
lapang
• Penyiraman sangat dianjurkan dilakukan pada
pagi sampai menjelang siang hari
• Biasanya dilakukan 3x seminggu pada hari
senin, Rabu dan jumat.
• Penyiraman harus merata agar pertumbuhan
tanaman / pucuk juga merata.
4.3. Penyiangan
• Penyiangan dilakukan sesuai dengan keadaan
lapang
• Penyiangan dilakukan secara manual
• Penyiangan dilakukan pada bendengan dan antar
bendengan
• Setelah tajuk tanaman induk menyatu frekuensi
penyiangan dalam bendengan akan semakin
berkurang
• Penyiangan antar bendengan harus tetap
dilakukan
• Gulma: kompetesi dengan tanaman induk krisan
akan hara juga dapat menjadi inang untuk hama
dan penyakit tertentu
4.4. Pengendalian hama dan penyakit

• Mengamati setiap hari ada tidaknya gejala serangan


hama penyakit
• Jika ada gejala serangan lakukan aplikasi
pengendalian hama dan penyakit secara bijaksana
• Umumnya untuk pencegahan setiap minggu
diaplikasikan fungisida dan insektisida secara rutin
dengan dosis anjuran
• Terutama untuk penyakit karat pengendalian jangan
sampai terlambat

• ==== lihat bagian pengendalian hama penyakit ====


4.5. Pemupukan tanaman induk

 Pemupukan pada tanaman induk bertujuan agar


produksi pucuk optimal, karena ditujukan
pertumbuhan pucuk maka komposisi-nya
sebaiknya lebih banyak N.
 Pemupukan tanaman induk yang biasa dilakukan
di KP Cipanas
 15 g Urea dan 25 g KNO3 per m2 dalam
larikan setiap bulan
 semprot pupuk mikro Growmore/gandasil
hijau 32-10-10 konsentrasi 2 g/l air setiap
minggu.
Asal Kultur Jaringan

Tanaman induk krisan


UPBS Balithi
5. Panen pucuk:
5.1. Waktu panen
• Waktu setek pk 07.30 – 10.00
• Gunakan alat panen yang baik (tajam) dan bebas
HPT
• Setek pertama (pucuk pertama) biasanya
dibuang  kurang baik untuk setek
5.2. Cara panen

• Setelah tumbuh tunas aksilar  setelah pucuk


mempunyai 6-7 daun sempurna.
• Pengambilan setek diatas daun keempat dari
pangkal bawah dan setek telah mempunyai 2-3
daun sempurna
• Dari 4 daun yang ditinggalkan diharapkan tetap
mempunyai laju fotosintesis yang tinggi untuk
pertumbuhan 2 tunas lateral.
• Penyetekan selanjutnya dilakukan setelah tunas
lateral mempunyai 7-8 daun sempurna (setiap 2
minggu), Demikian seterusnya sehingga tanaman
induk akan menjadi tinggi dan bercabang-cabang.
• Tiap tanaman induk dapat menghasilkan sekitar 10
setek per bulan dan dapat dipelihara selama 4-6
bulan, tetapi disarankan umur produktif 4 bulan demi
menjamin kualitas bibit yang baik. Karena:
 Tan induk sudah terlalu tua, stek yang
dihasilkan lebih liat, lambat berakar
 Akumulasi virus/viroid, kadang tidak terlihat di
tan induk tetapi akan terlihat di tan produksi
 Produktifitas pucuk menurun
 Tan induk terlalu tinggi, jarak menjadi rapat,
pemeliharaan ribet
5.3. Sortasi dan perompesan
• Setek-setek yang sudah dipanen dibawa ke
ruang perompesan / sortasi
• Setek-setek diratakan dengan ukuran panjang 5-
6 cm, mempunyai 2-3 daun sempurna. Bekas
potongan di pangkal setek harus lurus, tidak
pecah dan terkelupas kulit:
• menjamin pertumbuhan akar merata di
seputar bekas potongan tersebut
• Menurunkan resiko terserang penyakit busuk
batang
• Segera setelah dipotong, pangkal setek
dicelupkan ke dalam tepung Rootone-F, IBA
Rootmone atau Root Up (masih basah tepung
ZPT dapat menempel sempurna)
• Setek dikumpulkan pada wadah disusun rapih
6. Pengakaran Setek Pucuk dan Pemeliharaan
6.1. Mempenyiapan Media Pengakaran

• Ruang pengakaran setek krisan harus steril,


bebas dari hama dan penyakit.
• dinding ruang pengakaran dipasang insect screen
dan pada bagian atas dipasang paranet 60 %
untuk mengurangi intensitas cahaya matahari.

• Kebersihan alat dan pekerja di ruang


pengakaran juga harus dijaga
• Tempat pengakaran berupa bak-bak yang
berukuran lebar 1 meter dan panjang sesuai
kebutuhan.
Instalasi lampu juga harus dipasang di ruang
pengakaran. Susunan lampu sama seperti pada
lahan tanaman induk dan tanaman produksi.
Penambahan penyinaran selama 4 jam setiap
malam dan dilakukan dari mulai tanam setek
sampai panen setek berakar
Bak pengakaran diisi dengan media pengakaran
berupa arang sekam. Ketebalan media sekitar 7-
10 cm.
Media pengakaran dibasahi air bersih dan untuk
menghindari penyakit pada setek selama
pengakaran
Media pengakaran sebelum tanam disiram
dengan fungisida Dithane 2 g/l, Previcur 1 cc/l
dan Bactocyl 1 cc/l
6.2. Cara Menanam Setek Pucuk
• Ratakan media yang sudah di aplikasikan
pestisida
• Buat jalur/baris tanam dengan jarak 5 cm
• Tancapkan setek pucuk dengan pelahan sedalam
1-2 cm
• Jarak antar pucuk dalam baris 4.5 cm
• Dengan demikian jarak tanam 4.5 cm x 5 cm atau
populasi 450 setek/m2

6.3. Penyiraman Setek Pucuk


• Penyiraman dilakukan segera setelah tanam
setek dan selanjutnya setiap hari sekali atau
tergantung cuaca.
• Penyiram dikurangi jika setek telah tumbuh akar,
misalnya 3-4 hari sekali.
6.5. Pengendalian HPT Setek Pucuk
• jika terlihat ada serangan hama penyakit cukup
signifikan maka dapat digunakan pestisida
dengan dosis dan konsentrasi rendah untuk
menjaga akar setek tidak terbakar.
• Jika ada setek yang sudah mati segera dibuang
agar tidak menular ke setek lainnya.
7. Pemanenan Setek Pucuk Berakar
• Setek pucuk dapat dipanen pada umur 2 minggu
• Pertumbuhan akar merata dan panjangnya
mencapai 2-4 cm dengan jumlah daun 3-5 daun
sempurna.
• Panen dengan mencabut setiap secara hati agar
akar tidak putus
• Sortasi setek pucuk yang sehat, bebas hama
penyakit dan pertumbuhan agak merata
• Untuk memudahkan transportasi, setek pucuk
yang telah disortasi disimpan dalam kantong
plastik yang telah diberi lubang udara.
• Ukuran kantong 20 cm x 20 cm
• Tiap kantong dapat memuat 50 setek pucuk
berakar
• Beri label nama varietas pada setiap kantong
plastik
Nongkojajar
Pasuruan

Bandungan

Poncokusumo
Tanaman induk krisan
Petani Lembang

Pembuatan rak pembibitan dg


konstruksi bambu ala petani
lembang:

Alas dilapisi
screen
Cidahu, Sukabumi

Anda mungkin juga menyukai